Tumgik
ceritasannah · 20 days
Text
Sejak nabi Adam hingga nabi Muhammad dilanjutkan para ulama hingga diri kita, yang diserukan tetap sama.
“Sembahlah Allah taati seluruh perintah Nya”.
Tapi manusia tak mau dengar, membuka mata berarti mengetahui kebenaran yang sering kali tak sejalan dengan kenikmatan.
Padahal Islam itu ibadah dan kepemimpinan, jihad dan dakwah, politik dan juga sosial. Apakah dapat dikatakan bahwa kita telah mempraktikkan Islam, jika kita hanya menghidupkan salah satu dari Syari'at Allah saja?
Apakah kita dapat disebut telah merealisasikan Islam seutuhnya, jika mengabaikan beberapa Syari'at Allah lainnya seperti mengabaikan Syari'at penegakkan Khilafah sebagai Tajul Furudh (Mahkota kewajiban) sebagai Muslim.
0 notes
ceritasannah · 20 days
Text
Bukan tanpa alasan kita saling mempercayakan hati kita di jalan ini, setelah berkali-kali kaki salah melangkah, buruk prasangka pada pencipta, tapi kini terjawab sudah tatkala kita mengambil bagian menjadi orang-orang yang Allah lebihkan nikmat dengan melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
Tersenyumlah, walau sedang dalam tekanan yang besar menjadi Ghuroba' di tengah-tengah umat yang sedang kehilangan jati dirinya. Sebab jalinan cinta dan kasih karena Allah sangat kuat ikatannya hingga kedua kaki kita menginjaki tanah surga.
0 notes
ceritasannah · 3 months
Text
Kalo ditanya soal kriteria pasangan sama orang yang selalu nanyain kapan nikah, kalo aku sih jawabnya mudah aja,
“Yang bisa menangkis meteor, bisa berjalan di atas air dan bisa berlari melawan Cheetah”.
0 notes
ceritasannah · 3 months
Text
Saat yang lain berpikir bahwa, menjemput kebahagiaan seorang perempuan dengan menikahinya, kemudian memberikan bentuk penghormatan dengan kemegahan dan kemewahan walimahnya. Membiarkan ia bersolek sedemikian indah dan memamerkannya pada khalayak ramai dengan hati yang bahagia dan bangga.
Justru aku berpikir sebaliknya,
“Kebahagiaan pernikahan itu tidak akan aku dapatkan jika sedari awal pasanganku dengan hati ridha membiarkan aku memaksiati Allah dalam prosesi walimahan.”
Menikah itu bukan hanya untuk kebahagiaan kita semata, tetapi menikahnya kita untuk Allah. Katanya menikah sebagai wasilah menuju surga, tapi kenapa kita ridha membiarkan maksiat sebagai pembuka pintu gerbangnya.
1 note · View note
ceritasannah · 4 months
Text
Ada yang sering luput dari kita, bahwa masalah Palestina hanya sekedar persoalan agama. Akhirnya ada orang awam yang tidak bergelar alim ulama tiba-tiba speak up tentang Palestina di sosial media di cap fomo, ikut-ikutan doang.
Padahal inilah bukti bahwa Jihad melawan kedzaliman kuffar laknatullah mampu membuka pikiran dan menjadikan setiap mata tertuju pada kekejian yang terjadi pada Palestina.
Sehingga menghadirkan kalimat tanya pada setiap benak kita, “Mengapa penderitaan ini tak kunjung usai dan kekejaman semakin membabi buta menjadikan umat Islam sebagai objek pembantaian.”
Akhirnya membuat pikiran kita berjibaku memecahkan segala persoalan yang dialami oleh umat Islam hari ini.
0 notes
ceritasannah · 4 months
Text
Belajar keberanian menyampaikan dan menawarkan Islam dari keberanian pedagang kerupuk kemplang keliling.
Sering lihat pedagang kerupuk kemplang yang selalu nyodorin dagangannya ke orang lain, bikin aku iri. Kok bisa aku gak punya keberanian seperti itu hanya karena takut ditolak dan takut tidak didengarkan oleh orang yang ingin aku tawarkan pemikiran Islam.
0 notes
ceritasannah · 5 months
Text
Sekarang kita sedang dipertontonkan kemegahan sejarah yang sebenarnya. Siapa pun yang masih berasumsi bahwa Gaza lemah, Gaza kalah. Lihatlah,
“Gaza selalu berhasil, tak pernah gagal membuat kita bertekuk malu untuk menyerah dengan keadaan.”
Mereka menjadi generasi yang imannya setara baja, prasangka baik kepada Allah selalu hadir karena suasana keimana senantiasa meliputi cita-cita pembebasan di tengah menghirup debu-debu jihad meski jiwa mereka sedang kehilangan. Kesulitan hidup dan kekuatan akidah yang shahih membentuk mentalitas kokoh tak tergoyah.
“Mereka tidak memelas apalagi mengemis kemerdekaan dari kaum kuffar namun disisi lain mereka tak pernah putus asa.”
0 notes
ceritasannah · 6 months
Text
Semoga kelak aku menemukan rumah yang disana kutemukan diriku yang menangis tanpa harus menyembunyikan air mata.
0 notes
ceritasannah · 7 months
Text
Parameter sebuah keberhasilan tidaklah dilihat dari seberapa besar pencapaian yang sudah kita raih pada masa kini.
Melainkan dilihat dari seberapa besar nilai-nilai itu tetap terjaga dan memberikan petunjuk serta arahan yang jelas. Agar estafet kepemimpinan berpikir ini tetap akan hidup dan lestari hingga generasi selanjutnya.
[ Syaikh Muhammad Taqiyyuddin An-Nabhani ]
2 notes · View notes
ceritasannah · 8 months
Text
Tumblr media
❤️
153 notes · View notes
ceritasannah · 8 months
Text
Sejak nabi Adam hingga nabi Muhammad dilanjutkan para ulama hingga diri kita, yang diserukan tetap sama.
“Sembahlah Allah taati seluruh perintah Nya”
Tapi manusia tak mau dengar, membuka mata berarti mengetahui kebenaran yang sering kali tak sejalan dengan kenikmatan.
0 notes
ceritasannah · 8 months
Text
Islam itu ibadah dan kepemimpinan, jihad dan dakwah, politik dan juga sosial. Apakah dapat dikatakan bahwa kita telah mempraktikkan Islam, jika kita hanya menghidupkan salah satu dari Syari'at Allah saja?
Apakah kita dapat disebut telah merealisasikan Islam seutuhnya, jika mengabaikan beberapa Syari'at Allah lainnya seperti mengabaikan Syari'at penegakkan Khilafah sebagai Tajul Furudh (Mahkota kewajiban) sebagai Muslim.
Tentu saja tidak!
0 notes
ceritasannah · 8 months
Text
Aku itu udah di fase, “Terserah deh, gimana orang lain memandang aku, tapi yang pasti semoga Allah tetap teguhkan langkah dalam menyerukan kebenaran.”
Semoga hanya kematian yang mampu menutup mulut ku dari menyampaikan kemuliaan dan keagungan Islam.
0 notes
ceritasannah · 8 months
Text
Tumblr media
Sistem Demokrasi Tidak Akan Pernah Mampu Menghadirkan Sosok Pemimpin yang Amanah
[ Nur Hasannah | @ceritasannah ]
“Apakah ada yang bisa menjamin adanya sosok pemimpin yang tidak akan menjual aset bangsa ini dalam sistem Demokrasi?”
Kalau boleh jujur, justru memang Demokrasi itu sendirilah yang mengizinkan penjualan aset tambang dan hutan yang berujung pada kesengsaraan bukan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Maka sehebat serta sekuat apapun calon pemimpin pilihan hati nurani yang katanya dipilih karena lebih sedikit mudharatnya pun,
Tidak akan pernah mampu menghentikan dan menghapuskan kebebasan kepemilikan yang digaungkan oleh sistem ekonomi kapitalisme yang digandeng oleh sistem Demokrasi ini.
Maka tidak perlu kaget, jika bukan para pemimpin Demokrasi yang menjadi pemainnya maka merekalah yang menjadi pembantunya.
Kebiasaan kita adalah menelan Demokrasi bulat-bulat tanpa ilmu, sehingga kita tidak lagi mau turut mengkritisi karena menganggap bahwa kita sudah mengenal Demokrasi, padahal nyatanya belum.
Sistem Demokrasi Sumber Kerusakan!
Ini bukan tentang siapa individu sebagai calon pemimpinnya, akan tetapi ini tentang sistem kepemimpinannya. Sistem Demokrasilah yang mengemas seseorang sebaik apapun untuk ikut menjadi bagian melanggengkan kejahatan sistem Demokrasi.
Demokrasi hadir atas dasar “Kebebasan Kepemilikan”, sehingga akan selalu hadir sosok pemimpin yang menjadi bumper bagi para konglomerat yang haus kekayaan.
Dengan cara apapun sosok pemimpin dalam sistem Demokrasi akan melanggengkan kepentingan para konglomerat yang berada dibelangkang mereka.
“Tidak ada makan siang yang gratis!”
Maka segala cara akan dilakukan demi untuk mewujudkan kepentingan, entah dengan korupsi atau menjual aset bangsa yang berimbas pada perampasan dan merampok ruang hidup rakyat, sampai tega melakukan berbisnis pada dunia kesehatan juga pendidikan yang mencekik batang leher rakyat.
7 notes · View notes
ceritasannah · 8 months
Text
Tumblr media
Krisis Idealis dan Rendahnya Taraf Berpikir Kritis Mengerdilkan Makna Aktivis Bagi Mahasiswa Muslim dalam Bayangan Benefit Kampus Merdeka
[ Nur Hasannah | @ceritasannah ]
“Untuk apa kecerdasan seorang Muslim kalau bukan didesain untuk ikut serta dalam misi meninggikan agama Nya.”
Benefit kurikulum Kampus Merdeka memang begitu sangat menggiurkan bagi para mahasiswa. Mahasiwa bisa magang mendapatkan bayaran lalu terbutakan oleh bahagia menjadi bagian dari tikus percobaan dan permainan para korporat.
Kurikulum perkuliahan di tengah gebrakan Kampus Merdeka mampu mengkonversikan segala aktivitas Mahasiswa menjadi SKS, termasuklah dalam ranah organisasi. Mahasiswa digenjot akalnya untuk berpikir kritis pada cita-cita sebatas profesi yang digadang-gadang sebagai cita-cita terbaik.
Padahal dalam Islam cita-cita bukan yang seperti itu. Akal seorang pemuda Muslim harusnya dimaksimalkan pada hal-hal besar yang melahirkan keseriusan berpikir yang menghasilkan manfaat untuk kehidupan umat bukan hanya untuk kehidupan pribadi.
Maka tidak perlu heran, jika kampus-kampus kini mulai sunyi dari pekikan suara mengkritik kebijakan nyeleneh penguasa dzalim.
Gila! Gimana mau mengkritik sedangkan benefit Kampus Merdeka jauh lebih asik dan menggelitik dompet mahasiswa
Berapa banyak mahasiswa yang merasa dirinya aktivis ketika ikutan nimbrung dalam organisasi, tapi setelah masa jabatannya usai maka usailah pula idealisnya sebagai seorang aktivis.
Dan lebih parahnya, berapa banyak mahasiswa yang dengan lantang menyematkan pada dirinya bahwa dia adalah seorang aktivis Muslim atau aktivis dakwah dan embel-embelnya malah ikut tergiur dan mempromosikan kurikulum Kampus Merdeka tanpa mau mengkaji lebih dalam sebenarnya benefit apa yang ditawarkan oleh kurikulum kampus Merdeka.
Sungguh ini musibah besar, jika sekelas mahasiswa yang memiliki keilmuan dan kecerdasan memilih “diam pada kedzaliman”.
Akal yang Allah anugerahkan pada pemuda Muslim malah dimaksimalkan pada hal remeh temeh. Akhirnya kebutaan berpikir kritis untuk mengkritisi segala kedzaliman dengan ranah keilmuan menghampiri mahasiswa sebagai satu-satunya harapan umat dalam urusan menyambung lidah menyampaikan hak-hak mereka yang dirampas oleh dzalimnya penguasaan.
Memahami Makna Aktivis
Aktivis merupakan orang-orang yang siap menjadi penyambung lidah rakyat kepada para pemegang kekuasaan. Dan para aktivis seharusnya tidak bersifat sementara tetapi harus terus menerus menjadi penyambung lidah yang siap mengkritik dan mengoreksi setiap kebijakan penguasa dengan ketajaman akal mereka karena mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi sebagai “Mahasiswa”.
Hadirnya aktivis sebagai garda terdepan dalam mengkoreksi penguasa demi membela ratusan juta nyawa manusia, maka setiap perkataannya penuh makna dan tidak bisa diremehkan.
Walau para aktivis sering dituntut untuk memberikan tindakan nyata karena hanya bersuara dan menyampaikan koreksi pada kekeliruan penguasa dengan perkataan. Namun justru keberanian perkataannya, berbicaranya, bersuaranya merupakan bentuk dari tindakan sesungguhnya.
1 note · View note
ceritasannah · 8 months
Text
Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku wanita yang menjadi fitnah bagi laki-laki baik disekitar ku.
Jangan biarkan aku mudah menampakan diri dan menarik perhatian laki-laki disekitar ku.
Bantu aku meredam rasa ingin diperhatikan sedangkan letak mulia ku ada pada rasa malu.
0 notes
ceritasannah · 8 months
Text
Akhirnya ketakutan yang menjerumuskan para penantang Islam kewalahan pada seruan Khilafah. Mereka mencoba menutup mata terhadap problematika umat Islam yang mereka desain sendiri. Mereka mendesain umat Islam untuk hancur dan terus hancur.
Tapi mereka lupa, inilah esensi mengapa dakwah Islam menjadi solusi yang dinanti dan diharapkan oleh umat Islam seluruh dunia. Mengapa seruan kepada Khilafah membasuh kerinduan dihati umat. Karena umat Islam terus menjadi korban dan sasaran kelicikan tiran kafir laknatullah!
“Dakwah Islam makin relevan dan diterima diruang publik dan virtual tanpa bisa dikendalikan!”
0 notes