Tumgik
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
7 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
yang tahu kita itu cocoknya sama siapa, Allah . yang tahu, dengan bersamanya ketaatan kita bertambah, Allah . yang tahu, dengan bersamanya kita akan merasa aman dan tenang, Allah . yang tahu, siapa yang bisa menerima setiap inci kekurangan dan kelebihan diri kita, Allah . yang tahu, siapa yang bisa membahagiakan kita sungguh-sungguh, Allah . yang tahu, siapa yang mampu bertahan dengan kita yang moodswing kalau lagi dapet, Allah . jadi, kepada siapalagi kita menyerahkan segalanya kalau bukan Allah? . sabar, biar Allah yang tunjukkan jalan, Allah yang pilihkan, siapa yang paling baik buat kita, cukup berserah diri dan berusaha sesuai rambu-rambu, rayu Allah dg ibadah-ibadah sunnah, 'merengek' pada Allah di waktu-waktu mustajab untuk berdo'a dan perbanyak sabar serta senantiasa berprasangka baik . Allah, yang menciptakan langit dan bumi, mempergilirkan malam dan siang, pencipta, pemberi rezki seluruh makhluk, mudah sekali bagi-Nya mendatangkan jodoh untuk kita, hanya saja kita yang kadang ndak mau menuruti skenario Allah, tidak sabaran dan 'main belakang' cari jalan lain . Sabar ya, sayangku :)
9 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
(sambungan 👇🏻) . Selalulah merenungkan diri ini. Sudah bijakkah kita mengelola nikmat yang Allah berikan untuk mengantar kita pada ketaatan? Jangan sampai kita terbuai dan menjadi golongan orang-orang yang menyesal di hari akhir, minta dihidupkan kembali di dunia dan berjanji untuk beribadah sebanyak-banyaknya. . Dua hari ke depan adalah nikmat waktu yang insyaAllah masih diberikan Allah pada kita. Semoga ada niat menuntut ilmu agama di dalamnya. Entah itu mendatangi masjid untuk mendengar kajia atau membaca buku, atau pun hanya streaming dari rumah. Semoga, Allah selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya. Semoga semua nikmat yang Allah berikan tanpa bisa dihitung ini, tidak menjelma jadi musibah hanya karena kita lalai. Semoga di akhir minggu kita memiliki cukup waktu untuk beral saleh. . "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran." - [ al-‘Ashr (103): 1-3]
3 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
Do'a adalah senjata terbaik seorang muslim. Dalam hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yg lebih besar di sisi Allah selain do'a. Maka, do'a dapat menjadi hadiah terbaik pula bagi sesama manusia. Do'a, pada saudaranya yang dimana ia berdo'a dalam keadaan saudaranya tak tahu sedang dido'akan, maka do'a tersebut diaminkan yang serupa oleh malaikat padanya. Hingga, rasanya tak pernah akan rugi jika kita semua saling mendo'akan kebaikan. Agar Allah senantiasa memudahkan apa-apa yang semula sulit, menguatkan setiap kita yang sedetikpun tidak bisa hidup tanpa kekuatan dari Allah. Semoga, malam ini, esok dan seterusnya, Allah selalu mudahkan jalan kita dalam pencapaian segala cita-cinta yang semoga berujung surga. Allah berkahi usia kita, hingga semua nikmat senantiasa menambah taat. Allah, kumohon mudahkan hamba-hambamu yang sedang ditimpa kesulitan, diuji sabar dan kuatnya...
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
Sesuatu itu bisa menjadi rusak, agar ia sungguh-sungguh dijaga . Seperti gigi yang harus disikat supaya tidak berlubang . Seperti shalat yang harus dijaga agar amalan lain tidak rusak . Seperti kepercayaan yang harus dijaga agar hubungan tidak rusak . Seperti perasaan yang harus dijaga agar diri tetap suci . Dan, seperti-seperti lainnya . Jangan merasa aman hanya karena sesuatu bisa diperbaiki . Tidak semua hal bisa kembali sempurna setelah diperbaiki . Seperti gigi yang bisa ditambal hingga mirip sekali dengan bentuk aslinya, tapi kekuatannya pasti sudah berbeda dengan gigi yang asli . Iya, sama halnya dengan kepercayaan, mungkin, kita masih bisa percaya, tapi selalu diikuti dengan debar-debar pertanyaan tiada henti . Memperbaiki sesuatu itu, harganya mahal, membutuhkan banyak waktu, dan belum tentu hasilnya sebaik yang dulu . Nggak percaya? . Coba datang ke dokter gigi . Jadi, berhati-hatilah menjaga sesuatu sebelum ia rusak, jangan lengah dan merasa aman hanya karena sesuatu itu bisa diperbaiki 😊 . Jangan mudah menyakiti dan tidak hati-hati menjaga lisan dan perbuatan, hanya karena di dunia ini tersedia kata "maaf" . #yukkedoktergigi6bulansekali #30dayswritingchallenge
0 notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56) . Dan sesungguhnya, ibadah itu bukan melulu shalat atau mengaji . Pekerjaan kitapun adalah ibadah . Maka, jangan lupa, bekerja untuk mengumpulkan amal, bukan sekedar mengumpulkan rupiah . Karena, seringkali, manusia, terperdaya dunia, mati-matian mengumpulkan hal yang kelak tidak dibawa mati . Maka, jangan lupa, menyiapkan niat 'ibadah terbaik' dalam setiap pekerjaan . Bila kita seorang tenaga medis, maka setiap saat kita menolong pasien dari rasa sakitnya, maka itu bernilai ibadah . Bila kita seorang tekhnisi mesin atau apapun yang dibutuhkan manusia, termasuk mungkin tenaga medis yang menolong pasien, maka kita juga mendapat pahala serupa . Jika kita seorang petani, maka setiap beras dan bahan makanan yang kemudian masuk ke dalam setiap perut orang yang mengonsumsinya, maka kita mendapat pahala . Jika kita seorang ahli IT, yang mengembangkan internet, telpon genggam atau komputer dan sebangsanya, maka setiap manfaat yang lahir darinya, ilmu yang semakin mudah diaksea dan jarak yang diputus dengan sambungan internet, kita pun memanen pahalanya . Maka, bergembiralah kita, ketika pekerjaan kita tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup kita, akan tetapi turut memenuhi tabungan amal di akhirat kelak . "Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” - (HR. Thabrani) . Jadi, apapun pekerjaan kita saat ini, jangan lupa niat 'beribadah' . aku, menolong saudaraku, karena aku ingin kelak Allah menolongku, saat tiada lagi pertolongan selain dari-Nya . #yukibadah #30dayswritingchallenge #30haribercerita2018
2 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
#30dayswritingchallenge #bulirbulirhikmah
0 notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
[hati-hati caption panjang dan melelahkan] Bismillahirrahmaanirrahiim Semua akun media sosial kita, di hari akhir nanti, akan "diaudit". Setiap huruf yang kita tinggalkan di kolom komentar akun orang lain, mulai dari kalimat pujian hingga cercaan, semua akan dihisab, termasuk caption setiap foto-foto kita-seperti tulisan yg sedang kalian baca ini. Termasuk semua akun fake yg kadang sengaja dibuat untuk memata-matai, untuk menghujat-mencerca-menghina orang-orang yg tidak disukai. Setiap foto yang kita pajang, dengan segala maksud dan niat yang tak seorangpun tau, kelak juga akan dipertanggungjawabkan. Adakah riya di dalamnya? Adakah kesombongan, berbangga diri (ujub) menyertai jempol kita saat "mengklik" tombol posting? Yang dimana kita tahu, riya adalah bentuk syirik kecil.... Pun, apa yg kita lihat, aurat perempuan/laki-laki, sesuatu yg buruk, kelak juga akan dihisab. Banyak laki-laki yg lupa, melihat aurat perempuan adalah dosa (begitupun sebaliknya), namun menjadi biasa karena banyak yang memperlihatkannya di media sosial. Entah itu hanya aurat yg dianggap biasa seperti rambut, sampai (maaf) pakaian yang pendek atau ketat-alias "sexy". Laki-laki yg melihat aurat wanita tsb mendapat dosa, perempuan yg dilihat auratnya pun juga panen dosa-padahal bisa saja perempuan tsb sudah meninggal, namun sayang dosanya masih mengalir lantaran auratnya yg masih bisa dilihat banyak mata yg tak berhak memandangnya. Ternyata seperti pahala jariyah, dosa jariyah pun ada. Kitapun, sbg perempuan juga sering lupa. Menjaga izzah terasa semakin susah. Hijab yang tadinya melindungi kita dari diperhatikan banyak mata hilang fungsinya ketika wajah kita ada dimana-mana, lengkap dg dandanan yg memikat mata, tabarruj tiada lagi bisa dihindari. Makna menutup aurat yg tersisa hanya sebatas membungkus rambut. Padahal perempuan dan laki-laki diperintahkan saling menundukkan pandangan (godhul bashor). Namun kini, keduanya saling ingin dipandang. Pada akhirnya wajah cantik kita, tubuh elok kita, suka tidak suka bisa sebebas-bebasnya di zoom-in oleh banyak laki-laki (tanpa kita tahu). Rasa malu seperti yg dimiliki para Sahabiyah, tidak lagi melekat pada diri. Seorang teman pernah menasehati saya dg sangat lembut dan santun, bahkan tanpa gaya "menggurui'. Ia berkata, "seandainya Ibunda Aisyah RA masih hidup, akankah kita bisa menemukan wajahnya dimana-mana?". Semua pasti tahu arah pertanyaan ini kemana. Tentu tidak. Seperti yg kita tahu, semua Istri Rasulullah SAW mengenakan niqab (cadar). Rasa malu menghiasi diri mereka, pertanda iman begitu kuatnya. Dia juga menambahkan, "Apapun yg akan dilakukan di dunia nyata/maya, aku selalu tanya diri sendiri apakah Ibunda Aisyah RA atau para istri Rasulullah SAW yg lain, atau para Sahabiyah, akan melakukan ini?". Ah, saya tidak pernah sedalam ini berpikir ketika hendak melakukan sesuatu. Terlebih darah muda masih mengalir kuat di tubuh ini. Apa yg rasanya membuat bahagia, tampak indah di mata, tampak baik dan biasa bagi banyak orang, akan dilakukan tanpa menimbang pahala dan dosa. Dulu, wajah ini, tubuh ini, juga ada di banyak media sosial yang saya punya. Sampai, akhirnya saya sepenuhnya menyadari bahwa segala-sesuatu yg saya lakukan, termasuk yg saya post di semua media sosial, kelak akan dihisab. Foto-foto yg dipajang itu, semua akan ditanya, "untuk apa?". Sampai skrg pun terkadang sulit rasanya bagi saya untuk menahan diri memasang foto-foto kebersamaan saya dg sahabat-sahabat terdekat. Dg orangtua, apalagi dg suami. Namun, saya (masih) memilih tetap berusaha menahan diri untuk tidak memajangnya dimana-mana, sebab sulit menepis keinginan "ingin dikatakan cantik" ketika foto-foto itu dipajang. Sulit menepis keinginan ingin dipuji, atau menunjukkan eksistensi diri. Maka, karena takut jatuh ke jurang "ujub" itu, saya memilih untuk mundur. Bukan berarti saya menganggap siapapun yg posting wajahnya jadi ujub ya. Sikap berbaik sangka harus selalu dimunculkan, dan kemampuan setiap org mengendalikan rasa ujub dan riya dalam dirinya tentu berbeda-beda. Hanya, untuk diri sendiri, saya merasa sangat belum mampu "memanajemen" rasa itu. Cara menguji diri sendiri apakah ada ujub di hati ini, coba tanya pada diri sendiri, apakah foto ini, entah itu selfie atau bukan, ingin membuat org yg melihatnya menilai kita cantik? Jika ya, maka, hati kita belum bebas dari rasa "ujub" dan mungkin juga "riya". Dan ini sering terjadi tanpa kita sadari. Namun, jika kita bisa merasa biasa-biasa saja mungkin mmg tidak ada riya atau ujub di dalamnya. Tapi jika ada rasa demikian, maka berhati-hatilah.... Tanpa disadari wajah cantik dan tubuh elok kita, atau nikmat lain yg Allah berikan pada kita lalu diperlihatkan di postingan kita, bisa mengundang tatapan kagum, menumbuhkan iri dan dengki dari yg memandangnya sehingga kita terkena penyakit "ain". Penyakit ain adalah sebuah penyakit (yg bisa berupa apa saja) yg muncul karena kekaguman org lain terhadap kita, baik diikuti rasa iri dengki ataupun tidak. Rasulullah juga pernah bilang penyebab umatnya meninggal salah satu ya adalah penyakit ain. Sebagian Ulama bahkan berkata bahwa ain tsb juga bisa menimpa sebuah barang, misal mobil yg membuat org berdecak kagum, atau apa saja, hingga mobil tsb bisa mengalami musibah juga. "Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” - (HR. Muslim) Kini, setidaknya saat hendak memposting sesuatu, saya bertanya pada diri sendiri "berfaedah gak sih ini?". Dan tak jarang, hasilnya, instastory yg sudah susah payah direkam, tak jadi di posting. Foto yg sudah di take berkali-kali dg latar bagus dan ekspresi oke, tidak jadi di upload, padahal captionnya kadang juga sudah ditulis panjang kali lebar. Semuanya disimpan untuk konsumsi pribadi dan keluarga. Saya kemudian sadar bahwa, momen yang diambil dari kamera tetap bermakna meski tak dipajang dimana-mana. Mungkin sebagian org yg membaca ini akan berpikir "yaelah semuanya aja dijadiin serius" atau "ya ampun, nggak 'asyik' bgt hidupnya". Iya, kita memang bisa jadi dan boleh saja berbeda memandang hal ini, tp izinkan saya menjelaskannya sdkt lebih panjang lg. . Bagi saya, hidup memang tak sebercanda itu. Eaaaa. Saya cuma takut saja tidak bisa jawab ketika nanti Allah tanya untuk apa hal yg (bisa jadi) sia-sia itu dilakukan (semacam instastory yg tak berfaedah), terlebih jika niatnya tidak baik (disertai riya dan ujub). Walau kdg cuma buat lucu-lucuan...maksudnya sesuatu yg semenyenangkan apapun, sekecil apapun, nanti dihisab di hari akhir, dan boleh jadi apa yg kita share itu, entah berupa postingan foto, video, atau instastory, belum tentu baik secara "agama". atau bisa saja apa yg dilakukan tidak baik untuk ditiru, walaupun kita tidak memiliki niat memberi contoh. Seperti misal pakaian kita yg belum sesuai syariat, tp karena terlihat menarik, meskipun tidak memenuhi unsur syar'i maka ketika ditiru org lain (yg mungkin ilmu agamanya belum baik-belum tahu mana yg sesuai syariat) rugilah kita....karena dosanya mengalir juga ke kita.. atau, seperti pengalaman ketika melihat foto pre-wedding dg pose-pose romantis, rasanya pengen ikutan bikin juga :( padahal sama-sama kita tahu, bagi seorang muslim nggak ada yg namanya foto pre-wedding :( Karena alasan inilah teman saya mengingatkan bahwa "follower" kita itu adalah sebuah amanah, yg bisa jadi berkah pun bisa juga jadi musibah. Makin banyak follower kita makin besar pula tanggungjawabnya. Sesuatu yang kita posting, baik-buruk (kita sadari ataupun tidak, karena ya itu tadi bisa jadi yg kita pikir baik ternyata buruk) jika ditiru (meskipun tak ada niat memberi contoh) maka di buku amal kitapun turut serta pahala-dosa nya, dg kadar yg sama....nah ini, kenapa yg postingan unfaedah sebaiknya tidak dilakukan :( ngeri euy. Lalu lintas pahala-dosa itu sering tidak kita sadari adanya.... Tanpa kita sadar, kita juga terbawa arus "tren" ketika hidup kita A-Z harus diketahui semua orang. Bukankah itu sbgian kecil yg kita dapat dr instastory? Dan hasilnya apa? Kadang kita malah jd lebih sibuk menonton hidup orang lain. Tak jarang kita jadi kepo, mencari tahu hidup orang lain. Tanpa disadari (setidaknya bagi saya), fitur instastory ini bikin saya jadi "penasaran" sama hidup orang lain......akhirnya apa? kita kadang membanding-bandingkan hidup kita dg org lain, menetapkan standar bahagia kita dr bahagianya org lain, atau membuat kita berpikir bahwa hidup ini jadi ajang lomba-lomba bahagia. Sampai kdg, rasa syukur ini hilang dr dada. Sampai rasanya, kadang muncul sikap "gak mau kalah" dg ikut memposting bahagia-bahagianya kehidupan kita, dan dari sinilah sifat ujub ataupun riya itu muncul perlahan-lahan. Dan jika ini terjadi, maka biasanya saya akan "puasa" instagram dan menetralkan diri....yg diam-diam gak posting apa-apa bukan berarti hidupnya gak bahagia... aduh, maaf, masih bingung ya? Maafkan keterbatasan diri ini menjelaskannya, kurang lebih demikian. Dan, saya akhirnya tak jarang juga ikut memperlihatkan aktivitas hidup sehari-hari, yg padahal bisa saja bikin org lain iri, dengki, atau menyimpan niat buruk. Seperti (maaf) misalnya memperlihatkan mesranya suami-istri, yg belum nikah jd sedih, yg LDM jadi mojok kangen suami, kdg bisa jd ada yg iri, malah merusak hati org lain dan lagi-lagi akhirnya malah menimbulkan penyakit ain tadi. ohya, baru beberapa hari yg lalu saya baca tulisan mengapa ternyata ada baiknya kita menyembunyikan kebahagiaan kita, seperti misal romantisnya suami dg istri, karena pada akhirnya tanpa disadari kita membuat banyak pasangan suami istri lainnya merasa "duh andai suami/istriku seperti ini", atau "ya ampun suami/istri gue kenapa gak kayak gini ya", atau dalam versi lebih parah "seandainya dia adalah suami/istri ku". Jadilah kita tidak bersyukur dan berandai-andai tidak karuan. Nah.....inilah yg akhirnya membuat kita menjadikan standar bahagia org lain diaplikasikan ke hidup kita. Org-org terdekat kita, kita paksa jadi harus seperti org-org yg sering kita lihat di media sosial, hasilnya, kita jd tidak bahagia dg pasangan atau hidup kita. Kita hidup dg bayang-bayang org lain, bukan menjalani hidup sebagaimana kita ingin. Bagi remaja barangkali terlalu banyak lihat instagram atau medsos lainnya tanpa filter yg bijak akan membuat mereka kehilangan jati diri. Mereka tidak lagi paham passion diri sendiri. Tidak lagi menilai baik-buruk dalam melakukan sesuatu, namun menilanya dg "banyak atau gak org seperti ini di medsos". Atau bagi pribadi yg minder, menarik dan indahnya hidup org lain yg dilihatnya di medsos bisa menjadi tekanan tersendiri yg ujung-ujungnya bisa saja membuat depresi, atau jangan" kita sendiri juga bisa mengalami ini. Tak hanya pada pasangan, terkadang kita juga membandingkan anak kita atau keponakan kita dg anak-anak hebat lainnya yg kita temukan di instagram. Lalu, kita jadi menetapkan standar anak hebat itu seperti anak org lain tadi. Lalu kita jadi gak bersyukur sama anak atau ponakan kita, membandingkannya, merusak hati dan kepercayaan dirinya....padahal kita sama-sama tau potensi setiap individu berbeda-beda, terlebih di masa tumbuh kembang Tapi mungkin untuk semua poin ini, tdak semua org akan punya pemikiran yg sama. Semuanya, kembali lg ke diri masing-masing. Postingan ini bukan untuk melarang kita buka instagram dan bikin instastory atau posting sesuatu di medsos manapun. Itu hak masing-masing. Pun, dalam menyikapi postingan org lain sikap kita juga berbeda-beda sehingga dampaknya beda-beda pula. Saya hanya sedikit menggambarkan sisi lain yg sering terabaikan. ada baiknya kita lebih bijak menggunakan medsos, ya sebab itu tadi, semuanya nanti dipertanggungjawabkan. Malaikat yg senantiasa ada di samping kita tidak akan melewatkan satu huruf atau satu fotopun yg kita upload untuk dihisab di hari akhir. Melihat postingan apapun di media sosial juga harus difilter dan diolah dengan hati-hati, jangan sampai bikin kita iri, dengki, atau sedih liat org lain terlihat lebih bahagia (menurut kita). Jangan lupa selalu mendo'akan keberkahan dg mengucapkan "barakallah" dan juga memuji Allah dg mengucapkan "MasyaAllah" saat kekaguman muncul ketika melihat foto yg menyajikan nikamat yg Allah berikan pada orang lain, agar yg bersangkutan terhindar dr penyakit ain. Pun, ketika kita dalam keadaan bahagia, jangan terlalu berlebihan hingga harus memajanganya dimana-mana. Secukup dan sewajarnya saja. Sebab ya itu tadi, hati orang siapa tau, ea~ Media sosial layaknya seperti pisau bermata dua. Membinasakan ketika kita tenggelam di dalamnya, menghabiskan banyak waktu untuk tahu kehidupan org lain, cari-cari aibnya, menyelidiki hidup orang lain, buka akun gosip, lalu tanpa sadar ikut menggibahnya dg teman, minimal hanya dg berkata "eh tau ga lo, artis X kmrin begini-begini sama si Y". Atau membinasakan ketika di dalamnya terpajang aurat kita hingga malah jadi dosa jariyah selama foto tersebut masih dilihat laki-laki...atau jadi membinasakan ketika kita lupa diri, hingga lupa dzikir pagi dan sore, kelamaan mantengin instagram giliran mau tidur jd ngantuk hingga tak jadi baca surat Al-Mulk. Namun di sisi lain, medsos bisa jadi wadah untuk memfasilitasi kita menyerap ilmu agama dari akun dakwah yg semakin banyak (tp ttp difilter ya). Bisa juga sebagai wadah untuk gerakan sosial, galang bantuan, jadi tempat cari informasi, saling berbagi, atau malah tempat jualan hehe. Jadikanlah medsos ini sebagai salah satu sarana memperberat timbangan amal di hari akhir, dg saling menasehati dg cara yg baik, menghidupkan kembali amar ma'ruf nahi mungkar. Semoga, kebaikan-kebaikan yg kita sebar dan diikuti orang lain, menjadi amal jariyah penolong kita di hadapan Allah, iya, saat mulut tak bisa berbicara, berkilah membela diri...saat Allah Dzat yg Maha Melihat menjadi hakim sekaligus saksi bagi kita. Ohya, sekaligus dalam postingan ini, saya minta maaf untuk teman-teman yg ketika "ngetag" foto, saya hide dr profil. Atau ketika udah foto bareng-bareng bagus-bagus, ga di upload. Seperti misal semua teman-teman yg jauh jauh datang ke padang waktu nikah kmrin. Tidak diuploadnya foto-foto kita, adalah bentuk sayangnya aku pada kalian semua :") karena barangkali dalam foto itu ada yg tidak menutup aurat, atau ada yang menutupnya belum sempurna sesuai perintah Allah (termasuk diriku sendiri), sehingga nanti malah teman-teman dapet dosa...kasihan juga laki-laki yg lihat ikut dapat dosa. Masa kita MLM dosa :( "duh serius amat ca masalah pajang foto doang", iya huhu aku memang serius, karena yaumil hisab nanti juga serius, surga neraka juga serius, makanya apapun yg dilakukan dalam hidup ini juga semuanya serius huhuhu Tapi, ya itu, Ku tetap cinta semuanya mesikpun tak ada foto-foto kita di feed instagramku :") Dan, satu lagi, semoga kita juga bijak mengalokasikan waktu, berapa lama yg bisa dihabiskan untuk buka instagram atau yg lain. Jangan sampai, waktunya lebih banyak kalau dibandingin sama waktu kita baca Qur'an. Jangan sampai, waktu kita belajar ilmu agama kalah banyak sama waktu kita melihat-lihat hidup orang lain di berbagai medsos. Jangan sampai, yg kita bawa menghadap Illahi lebih banyak hal yg sia-sia.......jangan sampai dunia maya merusak dunia nyata kita (nasehat ini juga untuk diri sendiri) Semoga, kita lebih sibuk memperbanyak amal dan hati-hati sekali bermedia sosial. Menimbang perlu tidak perlu, dosa tidak dosa, ketika akan memposting apapun di dunia maya :) Semoga Allah mengampuni dosa-dosa seluruh medsos kita, atas pengaruh buruk yg kita sebarkan, atas aurat laki2/perempuan yg tanpa sadar kita zoom-in, atas semua unfaedah post yg telah kita posting :") Ku juga minta maaf atas semua postinganku yg unfaedah, atau postingan yg merusak hati siapapun yg melihatnya :") wallahu a'lam bishawab mohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisan ini dan tolong ingatkan daku ;)
4 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
-tentang syukur- . suatu hari saya dipertemukan Allah dengan anak ini, usianya sekitar 6 atau 7 tahun (saya lupa), tubuhnya kecil (jika tidak boleh disebut ringkih), wajahnya sendu, kehilangan riangnya masa kanak-kanak, dan kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya bukan "baby shark do do do do" tapi "Mama papa di penjara"-padahal saya waktu itu tanya di panti dia makan apa, malah dijawab begitu . saya sampai kehabisan cara mengajaknya ngobrol, sebab yang keluar dari mulutnya hanya sepatah dua patah kata, saat ditanya makanan kesukaannya jawabannya "apa aja yang ada di panti" (jawaban ini menampar saya karena dia sudah tak peduli "makanan kesukaan/favorit", baginya apa yang bisa dia makan hari itu di panti terpaksa jadi makanan yang disukainya), saya jadi urung bertanya banyak hal, karena jujur saya semakin sulit mengontrol rasa empati saya (sejujurnya satu dari alasan kenapa saya lebih memilih jadi dokter gigi ketimbang dokter adalah sulitnya diri ini mengontrol empati, yang ternyata walaupun memilih jadi dokter gigi, sewaktu stase bedah mulut di rumah sakit persahabatan saya diambang "nangis" waktu anamnesa pasien kanker nasofaring, gimana kalo jadi dokter ya?) . kembali ke anak tadi. Di foto bisa dilihat jelas, pakaiannya robek (jika tidak bisa dikatakan compang-camping). Bajunya robek pada bagian lengan depan dan belakang, di foto tidak terlihat yang bagian depan, lumayan bagian depan robekannya dikasih peniti sehingga tidak terlihat "menganga", sementara di bagian belakang dibiarkan begitu saja (mungkin pantinya juga kehabisan peniti ya?) Iya, ternyata, di sekitar kita, anak-anak seperti ini masih ada . jika kita mau mengeluh dengan kehidupan kita, barangkali kita hanya lupa menengok ke kanan kiri, mereka yang hidupnya lebih susah. Waktu kita mengeluh kuliah susah, kita lupa banyak yang tidak seberuntung kita bisa punya kesempatan sekolah tinggi. . Saat kita mengeluh soal kerjaan di kantor, kita lupa banyak yang tak punya pekerjaan . (bersyambung)
3 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
-Menulis- . Buku pertama, sebelah kiri, dengan judul Ayah Dalam Sebuah Buku, ditulis tahun 2014. Buku ini adalah kisah perjalanan hidup Papa, dari kecil, melawan kemiskinan, memperbaiki nasib, bertemu dan berjuang untuk bisa menikahi Mama hingga akhirnya memiliki kami sebagai anak-anaknya. Buku ini berawal dari pesan singkat yang dikirim oleh Papa setiap hari tentang perjalanan hidupnya, yang kemudian diam-diam kutulis menjadi buku, hingga menjadi sebuah kisah yang utuh, lengkap dengan penambahan latar tempat dan kejadian, bermodal dari imajinasiku yang tentu masih sangat pas-pasan. Disinilah aku sadar, aku masih harus banyak belajar soal menulis, tidak cukup hanya banyak membaca karya tulis orang lain sebagai bahan belajar. . Buku ke dua, sebelah kanan, diselesaikan tahun 2017, di awal agustus, beberapa hari menjelang pernikahanku. Buku ini tidak berbentuk kisah, melainkan kumpulan tulisan untuk Mama, yang ditulis dari tahun 2011-2017, baik yang pernah dikirim langsung kepada beliau ataupun yang masih tersimpan rapih di dalam laptop. Buku ini dipersembahkan sebagai kado pernikahanku untuk Mama. . Dan buku ke tiga, dengan warna cover pink menyala itu, adalah buku tentang diri sendiri saat tertatih-tatih hijrah hingga menikah. Buku ini ditulis dari bulan september dan masih diperbaiki hingga sekarang. Semoga, buku ini kelak menemukan para pembacanya 😊 . Bagiku, menulis bukan hanya soal menyusun kalimat-kalimat manis. Bagiku, menulis adalah salah satu cara mengabadikan kisah, kenangan. Dan sekarang perlu kutambahi, bahwa bagiku, menulis adalah untuk mengabadikan ilmu, yang semoga kelak berguna bagi diri sendiri saat iman terjun bebas, jadi nasihat bagi anak-anakku kelak, dan kuharap juga bisa menjadi teman 'hijrah' bagi banyak orang di luar sana 💞 . jadi, ditunggu yha bukunya!💞
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
-kenapa sih ngebet nikah?- . beberapa kali, saya ditanya 'kok mau sih belum kelar sekolah udah nikah?' atau dg bentuk lain seperti 'nggak pengen praktek dulu? gak pengen nikmatin penghasilan dulu? gak pengen bahagiain orangtua dulu?' atau versi kurang sopan 'kok dadakan bgt nikahnya?' . Sometimes, it breaks my heart. Bukan, bukan karena saya merasa 'dipojokkan' karena menikah muda, tp justru saya sedih kenapa menikah mempersempit segala potensi kebaikan yg bisa kita lakukan dalam hidup, seolah-olah menikah adalah sebuah 'game over' dalam pencapaian cita-cita, menikah adalah titik akhir kita mampu membahagiakan orangtua, dan menikah membuat kita tidak bisa menjalankan passion, menikmati penghasilan, dsb . let me tell you more this time... . saya, ketika ditanya seperti itu, justru akan menjawab dg awalan pertanyaan 'kenapa tidak?' . selama kita menikah dg maksud dan niat baik, tidak berlomba-lomba menikah hanya karena nafsu, hanya karena tetangga udh pada nikah, maka pernikahan akan menjadi awal dr ladang pahala seumur hidup, bahkan buat para istri, kita dapat kunci surga hanya dg "patuh pada suami". Pernikahan adalah ibadah terlama, yg tiap detiknya bisa bernilai pahala, nyapu rumah, cuci piring, sambut suami pulang dg cenyuman aja udh berpahala :") . dg berdua, cita-cita kita semakin terarah, yg semula checklistnya prestasi dunia, dibelokkan imam kita untuk diarahkan ke kampung halaman, akhirat, yg mungkin kalau kita masih sendiri, kita akan lupa untuk hal ini . dg menikah bukan berarti kita tidak bisa membahagiakan orgtua, baik secara materi ataupun tidak. membalas jasa orangtua sampai kapanpun kita juga tidak akan sanggup. dan tidak selamanya membalas jasa bisa dimatematika-kan, dihitung dg angka-angka :( dan kalau ditanya bahagia mana dikasih mobil sama dikasih cucu-cucu soleh solehah, ya jawabannya pasti cucu....di usia mereka yg sudah memasuki usia senja, bahagia ndak lagi ditakar pakai harta, cucu soleh solehah bisa do'akan mereka... . so, a marriage isnt a 'game over' of your dreams or any of your goals, not at all! . selama sudah ada restu dr orgtua, ada calonnya dan kita sukaaaak, diayuk-in aja! . tapiiii, jika memang orgtua kita belum melihat kita mampu untuk menikah, maka 'upgrade' diri untuk dapat izin menikah. tapiii, kalau ternyata keadaan keluarga mmg harus menuntut kita jd tulang punggung (khususnya cowo), ya bersabarlah, smga Allah mudahkan rezkimu, dan coba cari perempuan yg juga mau berjuang sama-sama hihi (jangan lupa banyak puasa ya!) . Tapiii, kalau ternyata disuruh koas dulu baru boleh nikah, bilang sama Mama dan Papa di rumah, nikah nggak nikah koas ya tetep begitu-begitu aja :( wkwkwkwk *canda . Ya. Memang, keadaan semua org tidak sama. yang saya coba sampaikan adalah, cobalah sedikit saja 'broaden your mind' ttg pernikahan, dan yg saya coba sampaikan adalah, pernikahan itu bukan urusan dunia saja, tp lebih ke akhirat malah, karena rumah tangga bisa menjadi tangga menuju surga . jangan jadikan prestasi duniawi sebagai tolak ukur untuk kita bisa menikah, sometimes with the goals we have, we are limiting ourself to do more! menikahlah (klo orgtua ridho dan kita mampu dan ada calon), walaupun koas belum kelar, walaupun s2 nya belum, walaupun mngkin buat cowok, jabatan di kantor masih level paling bawah. Kita ttp bisa sekolah lg kok walaupun udh nikah, tuh liat residen di kampus bnyak yg lg hamil kan? yg udh nikah, beranak dua, tiga, ada yg s2, s3 juga kan? dan bagi laki-laki kenapa jd takut kalau belum mapan? yg penting itu tetap bekerja, bukan pekerjaan tetap, Allah bilang dalam surat An-Nuur ayat 32 "jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka", justru carilah kaya dg menikah 😊 . dalam surat yg saya sampaikan ke org tua waktu minta izin menikah, saya bilang, bahwa 'menikah' sama seperti 'naik haji', dilaksanakan bagi yg mampu, dan ketika sudah mampu lalu kenapa tidak? Umur, tidak ada yg tahu ;) Mungkin pahala sehari jadi istri bisa memberatkan timbangan amal kita kelak. . yg penting, menikahnya dg visi yg jelas dan cara yg baik, insyaAllah dimudahkan. dunia yg keras ini lebih mudah ditaklukan jika berdua, pun surga lebih mudah diraih jika berdua (Rasulullah bilang menikah menyempurnakan stgah agama dan tinggal mengoptimalkan stgah laginya) . Ya, semua kembali ke pribadi masing-masing. Tulisan ini bukan untuk membuka perdebatan tim nikah dulu atau tim S2 dulu, atau tim nikah dulu atau kaya dulu, atau tim-tim lainnya. Kita semua punya 'timeline' hidup kita masing-masing. Yg penting, kita sama-sama punya landasan baik dalam menjalankan hidup. Semoga, apapun rencana-rencana baik kita ke depannya, smga Allah hitung sbg amal ibadah untuk memperberat timbangan amal di hari akhir. . dan sekali lagi, tulisan ini bukan untuk mendebat, bukan juga untuk 'memprovokasi' siapapun untuk menikah, tp tulisan ini hanya untuk 'berbagi' pemikiran, dan sah-sah saja jika kita punya pemikiran berbeda, cheers 😉 . dan, kudo'akan, siapapun yg sdg mencari jodoh, yg sdg menanti restu orgtua, yg sdg menyibukkan diri membalas jasa orgtua, yg sdg ngumpulin modal baik bagi yg sudah ada ataupun ga ada calon, buat yg sdg memperbaiki diri, buat yg sdg menyelesaikan requirement koas nya, atau tbuat yg sdg mikir-mikir untuk move on dr pacaran ke taarufan, buat yg sdg super galau mau berhenti pacaran, may Allah ease everything for you 💞 . berbahagialah bagi yg bercita-cita segera menikah, berapapun usiamu, apapun pekerjaanmu, asal niatmu untuk menjaga kesucian diri, maka insyaAllah akan menjadi salah satu golongan yg PASTI ditolong Allah 😊 . ana uhibbuki fillah saudara-saudariku yg membaca tulisan ini 💞
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
Jangan lupa dibaca setiap hari ya, kelak akan jadi syafaat untuk kita 💞
2 notes · View notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
ingat-ingat ya 😊
0 notes
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
#Repost @rumayshocom (@get_repost) ・・・ Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja [?]
1 note · View note
chakidila · 7 years
Photo
Tumblr media
#Repost @rumayshocom (@get_repost) ・・・ Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat. - Hadits pertama: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohihsebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471) - Hadits kedua: مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470) - Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja⁉
0 notes