Hi! I’m Thara.
and here’s the part where I supposedly describe myself;
on a personal level, i like to describe myself as a Storyteller.
I love putting words together and i get an epiphany when a sentence or a word captures an emotion or a story perfectly.
I love vanilla and big smiles. I love staring at people’s eyes and to figure out everything about them.
I love seafood especially crab (in Singaporean sauce). I love reading underneath a blanket when it’s raining.
I love philosophy and to revel in miracles and dreams. I love jokes and laughing even when it’s not funny.
I love walking and being busy with my thoughts. I love dark colors, owls, and making all things neat.
I love sophisticated quotes and headbands, dresses and boots.
I love writing about the most random things. I love sappy romantic love songs and the way they make me feel.
I love mountains and beaches. I love breezy, cold weather and (sometimes) not having a care in the world.
But I don’t like uncontrollable storms. They make me feel as if the end of the world is coming.
I hate wriggly creepy animals, and I rarely ever watch TV.
I don’t like being in routines and doing nothing.
I am a very intense person and I don’t like expressing what i feel and think to people i can not trust. at least, that’s what my family says about me.
I shudder at the thought of ghosts, and hate cold food.
I hate judgemental person, being lied to, and getting my heart broken.
There are still a lot more, but I’ll keep it short as that. :)
to say the least, myself is partly an accumulation of all my past experiences.
Right now, I am doing the things I love and loving every minute of it. This is it for now.
0 notes
Manusia, Akal dan Hati.
Cukup banyak para visioner dunia yang lahir dari benua India, baik dulu maupun kini. salah satunya adalah pujangga, humanis dan filsuf besar abad ke-20, Allamah Muhammad Iqbal (1873-1938). karyanya sangat menginspirasi kaum terpelajar di pelbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
saya mengenal pemikiran Iqbal semasa kuliah. ketertarikan saya pada pemikirannya, karena ia menawarkan cara baru dan segar dalam memaknai al-Qur'an, terutama pemikirannya tentang akal dan hati manusia, gairah hidup yang mesti dipupuk, kemajuan yang mesti dicapai dan konsepnya tentang gerak sebagaimana yang akan saya tulis berikut ini.
tulisan ini mendasarkan pada bacaan saya atas sajak-sajak tiga karya Iqbal dalam bentuk puisi seperti Asrar-i Khudi (1915), Rumuz-i Bekhudi (1918) dan drama bersajaknya Javid Namah (1932). selain pada karya ilmiahnya Reconstruction of Religious Thought in Islam (1934).
konsep Iqbal tentang manusia, kuat dipengaruhi oleh bacaannya yang sangat luas terhadap filsafat barat. dalam bukunya, ia memang banyak mengutip para filosof barat seperti Descartes, William James, Ernest Renan, Nietzshe, Emmanuel Kant, dan lainnya, meski ia juga menjadikan al-Quran sebagai pijakan utamanya.
bacaannya tentu saja produk zamannya, yakni produk modernisme di mana keunggulan manusia diagungkan dan dipompakan untuk menyemangati umat manusia pada masa itu. dalam merumuskan konsep manusia, Iqbal mengawalinya dengan kutipan ayat al-Quran yang menyatakan bahwa manusia adalah pilihan Tuhan (20:122). kehadirannya di muka bumi ini untuk menjadi pemimpin (2:30).
sebagai pemimpin, ia dituntut untuk menjelmakan sifat yang melekat pada Tuhan sebagaimana yang tercermin dalam Asmaul Husna, yakni al-Khalik (mencipta). Manusia harus mencipta, karena ia bertugas untuk mengelola bumi dan segala isinya dengan kekuatan akal yang dimilikinya.
Dalam kaitan di atas, Iqbal menulis dalam sajaknya:
Kau ciptakan malam, dan aku meneranginya dengan lampu-lampu yang kubuat sendiri.
Kau ciptakan bumi, dan aku membuat tembikar indah darinya.
Kau ciptakan gunung-gunung, hutan-hutan dan belantara, dan aku membuat taman-taman, kebun-kebun dan padang rumput.
Akulah yang membuat cermin dari batu.
Akulah yang membuat racun dalam obat.
tapi dalam pemahaman saya atas pemikiran Iqbal, manusia tidak cukup hanya mengutamakan akal semata. keberadaan hati juga sama utamanya, karena melalui hati, manusia bisa mencapai ketajaman intuisi dan kedalaman pengetahuan yang tak terlihat.
pengalaman kemukzizatan para nabi adalah pengalaman yang bisa didekati dengan hati, bukan dengan akal. sebagaimana peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad yang mampu mendaki langit dari satu tingkat ke tingkat yang lain. bahkan ia dapat menembus singgasana Tuhan yang tak terpikirkan oleh akal.
Iqbal menulis dalam sajaknya:
Suatu hari, akal berkata kepada hati:
Aku membimbing mereka yang tersesat.
Meskipun di atas bumi, aku sangat mengenal langit.
Kau perlu tahu ketinggian apa yang dapat kudaki.
Di dunia, tugasku adalah membimbing.
Seperti Khidir, aku membimbing manusia.
Aku dapat menjelaskan rahasia Kitab Eksistensi.
Tentu saja, aku adalah manifestasi keagungan Allah.
Kau, hai hati, adalah segumpal darah, tapi aku mutiara tak ternilai.
Mendengar ucapan akal seperti itu, hati berkata:
Apa yang kau katakan memang benar.
Tapi, kau juga harus tahu, seperti apakah aku.
Kau hanya tahu rahasia eksistensi.
Tapi aku melihat rahasia itu dengan mataku sendiri.
Kau hanya terkait dengan manifestasi lahiriah.
Tapi aku mengenal jiwa segala sesuatu.
Kau pengetahuan, tapi aku intuisi.
Kau mencari Tuhan, tapi aku dapat tunjukkan jalan kepada Tuhan.
Pengetahuan membimbing ke kegelisahan.
Tapi aku adalah obat bagi penyakit ini.
Kau adalah lilin di kuil kebenaran.
Aku adalah pelita di istana keindahan.
Kau terbatas oleh ruang dan waktu.
Aku dapat terbang ke tempat-tempat yang tak terpikirkan.
Tentu saja, ketinggian adalah tempatku.
Nyatanya, aku adalah singgasana Tuhan Yang Agung.
Sebagaimana yang telah saya tulis di atas, semangat pemikiran Iqbal adalah semangat modernisme, semangat pencerahan (aufklarung). karena itu, pemaknaannya terhadap manusia tak terlepas dari semangat pencerahan tersebut.
hal ini tampak pada gelegar sajak-sajaknya yang menekankan tentang pentingnya manusia mempunyai pencapaian tertinggi dalam hidupnya. seseorang yang memperoleh pencapaian tertinggi, ia ibaratkan seperti burung rajawali.
sementara manusia kerdil yang mematikan akal dan memalingkan hati diibaratkan seperti semut yang merangkak di atas tanah yang mudah terinjak oleh orang yang lewat. ia tak pernah dihargai. seeekor semut merangkak perlahan di atas tanah. ia selalu dalam ancaman terinjak kaki orang yang lewat.
sementara itu, seekor rajawali terbang tinggi di udara. dari ketinggiannya, ia dapat mengawasi burung-burung yang lain. ia terlindung dari kemungkinan bahaya dari pemburuan orang lain.
semut melihat rajawali yang sedang terbang tinggi dengan kekaguman. kepada rajawali itu, semut berkata,
"Aku merangkak di bawah, terhina, terancam bahaya dan selalu sedih. sebaliknya, kau terbang tinggi, terlindung dari bahaya, dan tidak mengenal sedih.
ceritakanlah padaku, bagaimana kedudukanmu bisa lebih tinggi daripada bintang-bintang?"
rajawali menjawab, "itu terjadi karena kau mencari makanan dari tanah di jalan tempat berlalu-lalang, sedangkan aku terbang tinggi dan terpesona oleh ketinggian langit."
Iqbal pun sangat menekankan tentang pentingnya manusia bekerja keras. menurutnya, para pekerja keras akan memenangkan dunia. sebaliknya, para pemalas akan ditinggalkan dunia.
para pemenang yang mampu memaksimalkan potensi dirinya diibaratkan intan yang sangat berharga, sementara para pemalas yang tidak mempunyai kreatifitas dan karya cipta diibaratkan batu bara yang tak berharga.
hilangkan ketakutan, duka dan gelisah. jadilah keras seperti batu, jadilah sebuah intan.
siapa bekerja keras dan menggenggam erat, ia menang di dunia. dan berhasil baik di sini dan di akhirat kelak.
siapa pun yang tak kerja keras dan (tak) berjuang, tak akan pernah dewasa, tak berharga.
kekuatan adalah hidup dan nilai. kelemahan adalah ketakberhargaan.
jika kau ingin mendapat nilai, kerja keraslah dan kembangkan diri.
setiap diri yang tak berkembang, sebanding dengan batu bara yang tak berharga.
tapi diri yang dikembangkan sebanding dengan intan. di dunia, kau harus dambakan menjadi intan.
seiring dengan kerja keras, manusia pun dalam pandangan Iqbal semestinya tak berhenti bergerak. gerak adalah ciri hidup manusia. ia adalah kreativitas dan penciptaan-penciptaan baru: "di jagat raya ini, berhenti sedetik pun merupakan ketidakpatutan. berhenti berarti kematian. siapa yang berjalan, ia melangkah ke depan, sedangkan siapa yang berhenti untuk beristirahat, ia hancur."
dalam lain sajaknya: "Hidup adalah gerakan yang melaju dan menggelombang."
apa yang ditulis Iqbal tentang akal dan hati serta konsep manusia secara umum, itu pula yang agaknya dipraktikkan dalam kehidupan pribadinya. pada dirinya terangkum antara keluasan pengetahuan antara Timur dan Barat; terpadunya rasio dan rasa; imajinasi intelektual yang idealis dan langkah hidup praktis. gagasannya disuarakan untuk warga dunia, tapi dirinya berjejak kuat pada akar kulturalnya sebagai Muslim dan sebagai India-Pakistan sekaligus.
1 note
·
View note