Tumgik
chocohazel · 5 hours
Text
Menihilkan Ekspektasi
Setelah berupaya maksimal, kau tetap harus menjaga hatimu sendiri dari kehancuran dengan meletakkan ekspektasi di titik paling rendah, maka apapun itu — kau akan baik-baik saja.
Sadarilah bahwa ada banyak sekali hal di luar kuasamu sebagai manusia. Maka upayamu tidak akan selamanya berhasil, tapi apapun itu — kau akan baik-baik saja.
Kau tidak akan selalu mendapatkan balasan sebaik apa yang telah kau upayakan. Kau bisa jadi dikecewakan oleh mereka yang selalu kau utamakan, tapi apapun itu — kau akan baik-baik saja.
Sebab kau takkan pernah kehilangan (si)apapun yang menjadi takdirmu maka segala yang luput darimu, sejak awal memang bukan takdirmu.
Maka menihilkan ekspektasi harus kau lakukan untuk menjaga dirimu sendiri. Agar bahagiamu tidak lagi kau gantungkan pada apa yang kau terima — semoga melekatlah bahagiamu pada apa yang kau laku, apa yang kau beri dan apa yang kau upayakan. Sehingga tiadalah penyesalanmu dan besarlah jiwamu.
Tapi apapun itu — kau akan baik-baik saja.
Aulia kepada Aulia
2 notes · View notes
chocohazel · 2 days
Text
Tumblr media
tanpa senjata, tanpa bicara
hatiku terluka;
hari ini baru kutahu bahwa hening bisa sedemikian menyiksa.
2 notes · View notes
chocohazel · 5 days
Text
Aku ingin rumah kecil saja
aku ingin rumah kecil saja, asal kebaikan terus menyala terang menjadi pelita di dalamnya.
aku ingin rumah kecil saja, asal tenang selalu menaungi setiap sisi bangunan kokohnya.
aku ingin rumah kecil saja, asal penghuninya tak perlu banyak berusaha untuk sekadar merasa berharga.
aku ingin rumah kecil saja — sederhana, asal kesederhanaan itu cukup layak untuk kusebut rumah.
1 note · View note
chocohazel · 5 days
Text
Suatu hari…
Suatu hari, semoga kau tidak lagi perlu berusaha dalam setiap relasi yang kau punya. Semoga semakin banyak kau temukan orang-orang yang juga sedia menganggapmu berharga — sebagaimana kau merasa semua orang pun begitu.
Suatu hari, semoga kau tidak lagi perlu menyalahkan dirimu sendiri dan meminta maaf sebab kau adalah dirimu. Semoga bertambahlah penerimaan dan rasa cintamu pada diri sendiri — sebagaimana kau selalu berupaya menerima dan mencintai saudaramu.
Suatu hari, semoga kau selesai dari segala resah yang mengganggu tidur malammu, dari segala rasa yang ingin kau buang jauh sebab kau takut semua orang akan berbalik meninggalkanmu jika mereka mengenalmu sebagaimana kau mengenal dirimu.
Suatu hari, jika tulisan ini kau baca lagi — semoga ketidaknyamanan yang kau lalui hari ini tidak pernah kau rasakan lagi. Sehingga kau tak perlu lagi bersembunyi dari dunia dan kau bisa berkelana lebih jauh.
Suatu hari, semoga hari itu tidak lama lagi.
2 notes · View notes
chocohazel · 13 days
Text
Bisa nggak ya bertahan? Bisa nggak ya melepaskan? Bisa nggak ya ikhlas? Bisa nggak ya berjuang lebih keras lagi?
Bisa sujud dulu aja nggak? Minta petunjuk. Biar Allah yang bukakan jalannya..
Biar Allah yang tunjukkan...
Mohon hindarkan aku dari memutuskan sesuatu, tanpaMu Ya Rabb🥺🤲🏻
380 notes · View notes
chocohazel · 13 days
Text
Tumblr media
Sudah tidak tertarik dengan pencapaian dunia. Mati rasa ketika teman persebayaan mencapai ini-itu. Pintaku hanya satu; yaAllah, berikanlah aku ketentraman hati dan kecintaan untuk melakukan ibadah wajib ataupun sunnah.
Karena kehilangan yang paling membuat rapuh adalah ketika nikmat ibadah telah tercabut.
638 notes · View notes
chocohazel · 14 days
Text
Intinya jangan pernah cape buat ngingetin diri sendiri, kalau Allah ngga akan bawa kamu sejauh ini hanya untuk gagal.
Pemalang, 03 Syawal 1445 H.
188 notes · View notes
chocohazel · 28 days
Text
Seni Menjadi Orang Dewasa : 3. Kecewa Secukupnya
Menjadi dewasa dalam hematku perlu beriringan dengan kesdaran bahwa tidak semua orang bisa mengapresiasi usahamu. Kesadaran bahwa bagi sebagian besar orang, hasil memang selalu lebih penting dibanding segala pengorbanan dan perjuanganmu dalam meraihnya. Kesadaran bahwa orang-orang yang bisa menghargai perjalananmu biasanya hanyalah orang-orang yang sejalan; yang mengerti medannya; yang mengetahui apa yang telah kau lalui sebab mereka juga sempat atau sedang berada jalan yang sama.
Selebihnya, cerita perjuangan memang tidak akan pernah menarik kecuali hingga mereka menyadari betapa bernilai pencapaian yang kau dapati; sesuai standar mereka.
Bagiku menjadi dewasa adalah perjalanan panjang tentang memahami dan menerima bahwa hal penting bagi manusia satu dan yang lain tidak melulu sama, jadi sadarilah bahwa tidak semua yang kau rasa perlu didengar oleh pasang telinga.
Tapi setidaknya, apapun yang kau rasa; terimalah.
Jika perlu, kau bahkan boleh kecewa secukupnya; sekadar untuk memastikan bahwa setidaknya ada satu manusia yang selalu bisa menerima dirimu sendiri berikut dengan segala bising yang terjebak di kepala.
Tidak masalah, menjadi dewasa adalah menyadari bahwa ketidaknyamanan ini juga hanya sementara.
Palembang, 1 April 2024.
Aulia kepada Aulia
3 notes · View notes
chocohazel · 28 days
Text
Aku titip hidupku ya Allah.. Bagaimana jalannya, Engkau yang atur semua. Aku tidak ingin sok tau lagi mengatur hidupku ini. Hidup ini milik-Mu, bagaimana ujungnya ku balikkan pada-Mu.
332 notes · View notes
chocohazel · 1 month
Text
Mengenalmu Lewat Tulisan
Aku mengenalmu lewat tulisan. Lebih tepatnya, mengenal apa isi pikiranmu dan apa isi hatimu. Tulisanmu bagiku adalah profil diri yang sebenarnya, tentang apa yang kamu temui, apa yang kamu baca, apa yang kamu lihat, dan apa yang kamu maknai dari beragam hal yang dilewati.
Aku mengenalmu lewat tulisan. Dari sajak-sajak indah tentang rindu yang tak kunjung bertamu, tentang harapan orang tuamu, tentang semangat dalam menurut ilmu, atau tentang doa dan mimpimu yang melangit.
Semoga siapapun yang akan bertamu denganmu, akan membantumu mewujudkan mimpi yang telah kamu tulis. Mimpi besarmu, yang bukan hanya tentang dunia, tapi juga mimpi tentang bersama hingga surga.
Kang Islah | Jaga Diri Baik-baik
273 notes · View notes
chocohazel · 1 month
Text
💔
Ramadan #9
"Kesungguhanmu untuk mengejar apa yang sudah dijamin untukmu dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu adalah bukti dari rabunnya mata batinmu."
Al Hikam - Ibn Athaillah
Merenung. Lantas memikirkan, kenapa sesungguh-sungguh itu pada hal-hal yang jelas-jelas telah dijamin sama Allah. Bahkan, muncul kekhawatiran atas apa-apa yang telah jelas-jelas dijamin sama Allah. Muncul perasaan ragu dan tidak percaya, padahal itu sudah dijamin sama Allah.
190 notes · View notes
chocohazel · 1 month
Text
Ramadhan Journal : 5. Be The Bridge
Di sela waktu kekosongan nabi dan rasul, diantara masa kenabian Isa ‘alaihissalam dan Rasulullah ﷺ kita mengenal bahwa dakwah tauhid diteruskan oleh 12 orang murid nabi Isa ‘alaihissalam yang dijuluki Hawariyyun sebagai pembawa risalah.
Sebagai murid nabi Isa ‘alaihissalam, tentu saja 12 orang ini merupakan para alim ulama yang tinggi ilmunya, baik adabnya dan membawa risalah yang benar; namun sebagaimana takaran rezeki yang berbeda bagi tiap-tiap manusia, begitu pula dalam kiprah dakwah; setidaknya ada satu kekurangan yang dimiliki para Hawariyyun ketika ingin memperluas dakwahnya yaitu adalah mereka berasal dari satu asal yang sama.
Kisah ini (diyakini) mengambil latar di Antakiya, sebuah kota di negeri Syam; di sudut tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah. Pada masa sekitar tahun 33 hingga 130-an masehi, setelah diangkatnya Isa ‘alaihissalam dan jauh sebelum dakwah Rasulullah ﷺ dimulai, kisah ini diabadikan beberapa ayat pada surah Yasiin.
“(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” — Yasiin : 14
Allah mengutus tiga Hawariyyun kepada mereka, lalu mereka mendustakannya. Pada masa itu dakwah sudah diancam dengan persekusi dan ancaman jiwa — di ayat-ayat selanjutnya dikisahkan bahwa tiga Hawariyyun mendapat ancaman rajam dan siksa yang pedih. Orang-orang tidak mau beriman pada risalah dakwah yang para Hawariyyun sampaikan sebab mereka hanyalah manusia biasa, bukan nabi dan bukan pula orang yang berasal dari kaum mereka.
Kemudian dengan penuh retorika, seorang pemuda dari ujung kota menyeru pada kaumnya,
“Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu! Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku. Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata” — Yasiin : 17-24
Pemuda ini dalam tafsir Ibnu Katsir dijuluki sebagai Habib An Najar (seorang tukang kayu yang dicintai. Tanpa nama, tanpa gelar) ia adalah middle man, perantara, jembatan atas dakwahnya para Hawariyyun dan kaumnya. Yang ia lakukan hanyalah menyampaikan kembali apa-apa yang para Hawariyyun sampaikan yang sebelumnya telah didustakan. Namun atas izin Allah, melalui dakwahnya sebagian kota menjadi beriman.
Kemudian sebagaimana ancaman yang para Hawariyyun dapatkan, Habib An Najar pun menemui syahid setelah diinjak-injak sampai wafat. Kalimat terakhirnya (kepada para Hawariyyun) juga Allah abadikan dalam Al Quran,
“Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku” — Yasiin : 25
Lalu kelak ketika ia akan memasuki surga, Allah Yang Maha Mengetahui telah mengabarkan kepada kita apa yang nantinya akan ia lisankan kepada Allah pada dua ayat selanjutnya
“Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan” — Yasiin : 26-27
Bahkan ketika Allah muliakan ia dengan surga, yang pemuda ini inginkan adalah kembali berdakwah untuk memberi kabar gembira tentang surga bagi kaumnya yang ia cinta, agar dari kaumnya lebih banyak yang mau beriman; agar kaum — yang telah menginjak-injaknya sampai wafat — mendapatkan kenikmatan serupa dengan apa yang ia dapatkan.
Semoga Allah izinkan kita untuk turut berperan dalam dakwah; menyampaikan kembali apa-apa yang telah sampai kepada kita tersebab rasa cinta.
Menjadi jembatan yang menyelamatkan lebih banyak manusia.
6 notes · View notes
chocohazel · 1 month
Text
Ramadhan Journal : 4. Menjadi Manusia Bertakwa
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka”
— Ath Tholaq : 2-3
Sebagai manusia sadarilah bahwa kita terkadang menuntut terlalu banyak daripada apa-apa yang dibebankan kepada kita sehingga hidup akhirnya menjadi rutinitas tak henti yang melelahkan dan tanpa makna.
Akhirnya semua terasa melelahkan sebab tanpa kita sadari kita telah terjebak saat sibuk mengejar “hidup” yang kita definisikan sendiri. Padahal jika boleh kita bersepakat bahwa hidup adalah tentang rangkaian satu ujian menuju ujian lainnya, maka ketahuilah bahwa dalam ragam uji jenis apapun — sebagai manusia yang perlu kita lakukan hanyalah berikhtiar dan tawakal kepada Allah.
Ikhtiar dan tawakal kepada Allah haruslah dilekatkan dengan konjungsi “dan”, yang apabila salah satu diantaranya tidak bernilai benar maka hasilnya pun tidak akan menjadi benar.
Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali kisah tentang bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada hambaNya yang telah memaksimalkan ikhtiar pada saat seolah tidak ada lagi jalan keluar yang dapat ditempuh; kisah Ummu Ismail, Musa dan Maryam ‘alaihimussalam misalnya. Allah memberikan “jalan keluar” yang tidak berhubungan secara kausal dengan apa yang menjadi ikhtiar mereka. Namun benang merah di antara ketiganya adalah mereka merupakan orang-orang yang bertakwa, yang murni imannya, yang telah memaksimalkan usaha sembari terus berserah diri kepada Allah.
Kemudian dalam kisah, kita dapati bahwa Allah “mengambil alih” urusan mereka melalui jalan keluar yang sulit dinalar manusia — tapi selalu mudah bagiNya.
Maka apapun yang tengah kau hadapi, sepelik apapun, walau semua dirasa tidak mungkin sebab seolah pintu-pintu telah tertutup dan yang kau lihat hanyalah punggung-punggung manusia yang berbalik meninggalkanmu; semoga tak pernah membuatmu lupa atas tugasmu yang hanya dua; berikhtiar dan bertawakal kepadaNya;
atau singkatnya menjadi manusia bertakwa.
6 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
Ramadhan Journal : 3. Tentang Cinta dan yang Hadir Setelahnya
“Ketika orang sudah mencintai, dia akan mudah untuk melakukan sesuatu” — Ust. Felix Siauw
Jika “menyusun” jalan hidup boleh diibaratkan serupa merangkai Lego, maka manusia-manusia yang ingin hidupnya berhasil seyogyanya adalah manusia-manusia yang bersemangat untuk diatur. Sebab ia sadar betul bahwa tanpa aturan dan arahan yang jelas maka ia tidak akan pernah sampai pada apa-apa yang dituju.
Hambatan-hambatan yang kita alami ketika sedang menuruti aturan — ketika mengikhtiarkan hal-hal baik atau menghindar dari hal-hal buruk terkadang hadir bukan sebab kita tidak bisa menjalani kehidupan sesuai dengan aturan yang ditetapkan bagi kita — namun bisa jadi sebab kurangnya kecintaan kita terhadapNya; Yang Maha Mengatur.
Sebab orang-orang yang mencintai bahkan tidak lagi butuh alasan untuk menuruti keinginan sesiapa yang ia cinta; sebab ia memahami bahwa cinta hadir satu paket dengan sedia dan menerima.
Semoga Allah mudahkan bagi kita untuk memiliki hati-hati yang peka untuk merasakan cintaNya sehingga bertambah pula kecintaan kita kepadaNya; sehingga laranganNya tak terasa serupa kekang dan perintahNya tak pula menjadi beban.
4 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
Ramadhan Journal : 2. Prasangka
Tumblr media
Maka Allah, ampunilah kami dan seluruh prasangka buruk kami yang kerap menjadikan kami hampir-hampir berputus asa atas rahmatMu yang amat luas.
Ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami untuk selalu berprasangka baik atas diri kami sendiri; atas takdir-takdir baik yang Engkau beri; atas segala yang luput sebab ada yang lebih baik sebagai ganti; atas karunia dan ampunanMu yang tanpa batas.
11 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
Ramadhan Journal: 1. Yang Kau Cari, Mencarimu
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`ān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” — Al-Baqarah: 185
Ketika mendengar kata Ramadhan, ibadah yang pertama terlintas dalam pikiran kita — atau setidaknya kami dan sebagian besar orang adalah puasa. Tanpa mengenyampingkan ibadah puasa sebagai prioritas, ironisnya terkadang kita luput dari amalan lain yaitu berinteraksi dengan Al-Quran. Padahal jika dicermati, ayat perintah puasa yang akan sering kita dengar dan baca selama hari-hari ke depan tidak secara literal menggandeng kata Ramadhan. Sementara kata Ramadhan disandingkan dengan sesuatu yang seharusnya lebih menggembirakan bagi manusia; yaitu sebagai bulan diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk dan pembeda.
Maka momen Ramadhan adalah momen dimana seharusnya kita memperbarui koneksi dengan Al-Quran, memperbaiki yang kurang selama 11 bulan lainnya, memperindah adab dan memperbanyak tadabbur atas ayat-ayat yang Allah jadikan sebagai cara berkomunikasi—lintas dimensi dengan manusia.
Lalu yang menjadi masalah adalah bagaimana jika Al-Quran tidak lagi bisa menyentuh hati kita?
Tenang, selagi nyawa dikandung badan maka akan selalu ada kesempatan. Pertemuan kita dengan bulan Ramadhan tentu bukan sebuah hal yang sia-sia dan tanpa makna, ketika Allah pertemukan kita kembali dengan Ramadhan, sadarilah bahwa Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan segala rahmat dan karuniaNya sedang menginginkan kebaikan bagi kita; manusia.
Sadari, lalu mintalah kepada Allah untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati. Sebab Al-Quran adalah bacaan yang secara fitrah dapat menyentuh hati-hati pembacanya. Tanpa perlu latar belakang keilmuan khusus atau pembelajaran yang panjang, Allah mudahkan hati yang hidup untuk tersentuh oleh Al-Quran.
Apapun keresahan, pertanyaan dan keraguanmu; jawabannya selalu ada disana. Yang perlu kau lakukan hanyalah “menghidupkan” hati dan mulai mencari.
“Sebab yang kau cari, mencarimu” — Rumi
ps. ditulis setelah menyimak kajian YNTV.
7 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
26: Tahun Menghabiskan Ego
Ada banyak hal yang harus kuterima dan kurelakan di sepanjang perjalananku menjadi manusia dewasa. Tentang mimpi-mimpi, harapan, doa yang bertahun kupeluk dan akhirnya kusadari bahwa perlahan beberapa hal perlu kurelakan agar hidupku tidak terlalu dekat dengan kemelekatan.
Jika aku masih boleh berencana, di tahun ini aku ingin mencintai diriku sendiri dengan membentangkan rasa sabar seluas-luasnya terhadap apapun yang sedang dan akan kujalani; dengan rasa percaya yang utuh tanpa putus asa terlepas dari apapun yang kuhadapi; dengan sebaik-baik prasangkaku terhadap takdir.
Aku akan menempatkan aku dan keakuanku di titik yang tepat. Sehingga tiada yang perlu tersakiti; sehingga aku tidak lagi jahat pada diriku sendiri, apalah lagi kepada mereka yang kusayangi.
Aku akan selalu bersyukur dengan mereka yang sejauh ini masih sudi membersamai. Dengan syukur yang memberi konsekuensi bahwa aku rela sedia menurunkan segala ekspektasi dan memudahkan apresiasi atas hal-hal kecil yang kerap luput kusadari.
Selamanya, aku adalah jawaban dari doa kedua orangtuaku yang bertahun-tahun menanti. Maka aku dan hidupku akan selalu berharga terlepas dari segala buruk yang terlintas di pikiranku sendiri.
Terima kasih sudah berusaha yang terbaik, aku. Entah sampai kapan perjalanan ini akan kita lalui, tapi kita masih hidup adalah kabar baik; maka bergeraklah, berbuatlah, berdampaklah, jadilah berkah atas segala yang kau laku; bermanfaatlah dimanapun takdir menempatkanmu.
Palembang | 3 Maret 2024
5 notes · View notes