chsnlchtmh
chsnlchtmh
chsnl
28 posts
hi!
Don't wanna be here? Send us removal request.
chsnlchtmh · 4 years ago
Text
Sedang berada pada fase dmn;
setiap kata yg ingin terucap, sebaiknya difikirkan terlebih dahulu. Apakah kata ini begitu penting untuk dikeluarkan? Apakah kata ini dpt memberikan manfaat atau malah justru hanya menyingkap aib pada diri ataupun orang lain? Apakah kata ini dpt menyinggung atau bahkan melukai perasaan dan harga diri orang lain?
Ya Allah,berikanlah kekuatan pada kami; makhluk ciptaan mu yg disebut perempuan ini, agar kami dpt dengan cermat menyaring setiap kata yg akan kami keluarkan ,akan kami ketik dan disampaikan kpd orang lain:')
5 notes · View notes
chsnlchtmh · 4 years ago
Text
untuk setiap kejadian pada tahun ini, tahun 2020;
Terimakasih :)
Karena kalian, telah mendewasakan diri ini
Meskipun berkali patah,
Meskipun berkali jatuh,
Meskipun berkali tersungkur,
Meskipun berkali kehilangan,
Meskipun berkali putus asa.
Entah pada kapan waktunya diri dapat bertemu hikmah atas segala kejadian ini.
Tapi yg ku tau pasti, Ia telah merancang semua ini dgn sedemikian rupa.
Yg ku tau pasti, rencanaNya selalu yg terbaik.
Yg ku tau pasti, pembagian waktu maupun kuantitasnya selalu tepat.
Yg ku tau pasti, sudah seharusnya bagi seorang hamba agar Ridho atas setiap porsi yg ia tetapkan.
Namun, proses kontemplasi aka muhasabah aka intropeksi sdh seharusnya dilakukan di setiap waktunya.
Tak perlu menyesali, bahkan berandai-andai pada kejadian yg telah berlalu.
Bukankah hal tersebut hanya akan memberikan celah syetan utk terus menggoda dan membiarkan kita terus menerus mengutuk diri ini?
Biarkan, syukuri, lepaskan, ikhlaskan.
Atas setiap keputusan yg mungkin kita sesali hari ini.
Atas setiap kecerobohan yg acapkali dtg pada waktu yg tdk tepat.
Yg terpenting, bagaimana diri agar kedepannya selalu waspada atas setiap kejadian atau bahkan hanya pada suara kata hati yg ingin didengarnya.
Terimakasih, diri.
Kamu sudah semakin dewasa, bukan?
0 notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
More curiosity, less stupidity.
Seorang pesulap yang baru-baru ini masuk Islam, sungguh sangat disayangkan sabarnya belum dipanjangkan tapi malah buat pernyataan yang terkesan merendahkan ulama kebanggan.
Muslim yang sampe sekarang juga bingung, soal syariat pelarangan menyerupai orang kafir dan bingung apakah main HP, naik pesawat, alias manfaatin science & technology yang dibuat/dikembangkan sama orang kafir apakah menyerupai orang kafir atau tidak, tandanya anda butuh keseriusan untuk duduk dikajian.
Saya dulu juga tidak paham, tapi alhamdulillah dikasih kesempatan Allah belajar melalui ustadzah saya.
Berikut yang saya pahami :
Dalam Islam, hukum perbuatan itu ada wajib, sunnah, mubah, makruh, haram, nah hukum benda itu cuma 2 halal/haram.
Benda itu dinilai haram kalau ada nilai lain yang bertentangan dengan akidah Islam/syariah Islam didalamnya, misal kayu pada awalnya halal, tapi akan jadi haram kalau sudah dibentuk jadi salib dan malah muslim pake. Begitupun dengan topi kerucut sekalipun hasil dari manfaatin kertas dsj tapi karena ada nilai didalamnya yang bertentangan dengan Islam ya jadilah ia terlarang. Namun, Selama yang make non muslim ya woles aja, itukan simbol agama dia.
Begitupun perayaan hari-hari raya, ketika perayaan itu ada nilai yang berhubungan dengan akidah lain maka ya kita muslim tidak boleh ikut perayaan itu, itulah kenapa kita gak boleh rayain tahun baru masehi, waisak, natal, kita gak boleh ikut, namun bukan berarti boleh melarang, toleransi dalam Islam adalah membiarkan dan tidak ikut serta perayaan agama lain. Jadi gak perlu cari muka.
Berbicara tentang science & technology, selama hasilnya itu tidak mengandung akidah/nilai/paham yang bertentangan dengan Islam, maka bisa aja kita pake bahkan kembangkan.
Balik ke hukum benda halal selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.
Penjelasan lengkapnya ini sejatinya ada didalam kitab Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani Nidzamul Islam (peraturan hidup dalam Islam) bagian bab Hadharah & Madaniyyah.
Begini ya, hasil science & technology itu, siapapun yang melakukan riset lalu menemukan penemuan hasilnya akan tetap sama mau yang menemukan hasilnya akan kafir, muslim, atau musryik, dari dulu suhu tubuh manusia normal ya sama, reaksi redoks ya sama, dosis standar aman iradiasi pada bahan pangan ya sama aja.
Emang apa kaitan dosis iradiasi, ekstraksi, uji in vitro/vvo, radiasi redoks sama akidah/ajaran teologi agama lain? Ckck.
Kalau ada yang bilang brand-brand tertentu diboikot karena mendukung Israel, ya berarti bukan produknya yang dipermasalahkan tapi dukungannya, selain itu kan tinggal minta bukti valid dukungan sebuah produk ke israel.
Jadi? Kita dilarang menyerupai orang kafir jika suatu perbuatan itu mengandung ajaran yang bertentangan dengan Islam atau memberi perlakuan pada benda yang mengandung nilai yang bertentangan dengan Islam.
Penjelasan Selebihnya, ngaji pak/bu/adek/kakak silahkan kaji Islam ditempat yang tidak liberal.
43 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
SOLUSI PERMASALAHAN HIDUP
Hari ini, buka instagram, liat beberapa rekan posting hal sama, yaitu bicara tentang solusi atas segala permasalah hidup
“Kalau mau mencari solusi atas segala permasalahan hidup, Beribadah yang baik dan benar. Salat tepat waktu, 5 kali sehari, di masjid. Sedekah maksimal, keluarkan semua harta. Salat sunah semua dijalankan, tahajud jangan terlewat satupun. Allah akan membalas segala ibadah kita, dengan kesuksesan di dunia”
Membaca kalimat ini, saya langsung berkomentar di dalam hati.
“Tepat, namun kurang lengkap”
Solusi permasalahan hidup, tidak hanya beribadah baik dan benar, tidak hanya terkait hubungan Allah, namun juga diseimbangi dengan rencana dan ikhtiar kita sebagai manusia.
Coba, jika hari ini kita ingin masuk sebuah kampus, lantas kita hanya fokus ibadah saja, apakah bisa masuk kampus tersebut? jika hari ini kita ingin mendapat pekerjaan, lantas kita hanya berfokus pada ibadah, apakah bisa mendapat pekerjaan? Tidak!
_
Rasulullah saw, sejak awal menjadi Nabi, telah dijanjikan oleh Allah swt bahwa islam akan menguasai Roma dan Persia (Dua kerajaan besar di zaman tersebut).
Pertanyaannya, apakah Rasulullah saw dan para sahabat, hanya fokus pada ibadah? TIDAK! Mereka mengatur berbagai rencana dan strategi untuk mengembangkan islam agar bisa berkembang. Mereka berusaha, berikhtiar, mencari cara, mengumpulkan dana, membuat rencana, mencoba membuat taktik, agar bisa memenangkan islam.
Bagaimana dengan ibadah mereka?  Tentu tidak diragukan lagi, ibadah mereka sangatlah maksimal. Mereka mengamalkan ibadah dengan sangat maksimal, sesuai dengan kapasistas mereka. Namun tetap, mereka tidak menganggap bahwa satu-satunya kunci untuk memenangkan permasalahan hidup hanyalah ibadah, tapi juga ikhtiar manusia.
Namun tetap, ikhtiar manusia, tanpa disertai ibadah yang benar, maka bisa membuat Allah swt tidak menurunkan rezeki, karunia, serta keberkahannya. Maka dari itu, solusi dari permasalahan hidup, tidak hanya beribadah dengan baik dan benar, tapi juga berikhtiar dengan cara membuat langkah yang tepat.
Ketika langkah kita tepat, usaha sudah maksimal, namun ternyata mengalami permasalahan, disitulah kejaiban Allah swt biasanya akan tiba.
SOLUSI PERMASALAHAN HIDUP Bandung, 15 Agustus 2019 @choqi-isyraqi
413 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Nungguin Apa Sih?
Tumblr media
Di usia seperempat abad-an ini rasanya tuh kayak gak sukses-sukses gitu, tapi sebenarnya di dalam kepala sudah ada macam-macam rencana. Kayaknya, gak suksesnya tuh bukan karena rencananya yang kurang bagus, tapi karena eksekusinya yang gak jalan.
Bikin rencana itu susah, eksekusinya lebih susah lagi. Karena gak cuma harus mikir, tapi juga ngalokasiin waktu, tenaga, uang, juga perasaan.
Jadi jangan kesenengan dulu kalo baru cuma punya rencana bagus. Lewat sehari, lewat seminggu, lewat sebulan, lewat setahun, tau-tau udah tua aja.
Sebenernya nungguin apa sih? Nungguin besok? Begitu ketemu besok, besok itu udah bukan besok lagi, tapi udah jadi sekarang. Karena di kepalamu yang kamu tunggu itu besok, akhirnya kamu nungguin besok lagi. Gitu aja terus.
I know, ngelawan magernya itu, kan? Pasti ada aja distraksi yang muncul dan mencuri waktumu tanpa kamu sadari. Gadgetmu itu lho. Youtube-an mulu. Main game mulu. Streaming film mulu. Tau-tau tua.
Duh bang, kapan lagi kalau bukan sekarang? Hajarlah!
Jakarta | Taufik Aulia
577 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
If you're a survivor of abuse, be careful of anything that feels 'normal'
My psychologist told me something once that made me rethink every relationship I had.
"If it feels normal, run"
if it feels effortless and automatic, run.
If it feels easy, run.
If you're trying to overcome an abusive past, your normal is toxic. You are used to toxic. And in many cases, toxic is all you know. That was the case for me. Familiarity brought me a sense of safety and comfort when in reality I had thrown myself into a relationship with all the same patterns I was trying to avoid.
If you're wondering "what do I keep doing wrong" or "is it my fault people treat me this way?" I want you to know
Its not your fault.
You're drawn to the things you're used to.
If it feels strange, new, unknown, or scary... That's GOOD. If it feels new and a little uncomfortable, that means youre outside the toxic comfort zone and exploring into something new.
If it feels strange and new, you're going the right way.
Keep going! You are not cursed to only have toxic relationships and friendships. You're just drawn to the wrong people.
2K notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Belajar dari Orang Lain
Untukmu yang sudah lebih dahulu jatuh bangun dalam lintasan perhijrahan, aku punya sedikit nasihat, yang sebelum ku sampaikan padamu, kusampaikan ini pada diriku sendiri.
Saat kau memilih pasangan, apa yang menjadi pertimbangan dasarmu? apakah itu ibadah semata? atau seonggok harapan ingin mengubah seseorang? atau berharap orang lain ingin mengubah dirimu hmm apakah kau sepenurut itu?
Aku melihat sebuah kenyataan, disebuah negeri berflower, seorang qari muda memunculkan kesan ‘tidak sabar’ menghadapi seorang wanita yang baru masuk lintasan perhijrahan, dan kesan pada seorang perempuan tersebut ‘keras kepala’ ketika dinasihati. Entah kebenarannya seperti apa yang jelas, kau, aku dan kita semua ambil-lah hikmah banyak-banyak dari kisah mereka.
Ini membuatku berfikir, jika kamu hendak menikah pada mereka yang baru memulai hijrah, apakah kamu mampu bersabar untuk menemani perubahan mereka? ketahuilah kebiasaan yang dibentuk dalam waktu bertahun-tahun tidaklah mudah untuk diubah, informasi mengenai baik-buruk didalam kepalanya bukanlah perkara mudah untuk diubah, seperti tembok raksasa yang kau hancurkan memakai palu berkuran kecil.
kemampuanmu dalam menghancurkan ketahuilah hanya sebatas palu berukuran kecil, karena negaramu tidak pernah peduli apakah kamu bermaksiat atau tidak, negaramu hanya peduli apakah kamu membayar pajak atau tidak, apakah kamu mengancam kepentingan penguasa atau tidak, mereka tak pernah peduli dengan ketaatan secara total yang diminta oleh sang Pencipta untuk menjalankannya, CAMKAN ITU BAIK-BAIK. 
Saat kau ingin mengancurkan tembok informasi baik-buruk yang terinstal didalam pemikiran seseorang, kau butuh waktu lama dalam menempanya, pertanyaannya apakah kau akan sabar dengan proses menempa itu? tentu saja setiap proses berbeda, pertanyaannya apakah kau akan sabar menasehati kesalahan yang sama terus menerus dilakukan? ditambah dengan sifat manusia manusia yang suka membantah dan enggan dinasehati.
Jawablah pertanyaan itu pada dirimu sendiri, inipun nasihat bagi diriku, jangan sampai hanya karena sudah bosan dengan pernyataan ‘enggak bosan sendiri?’ menjadikan ajang perkenalan terburu-buru hingga tak mengenal dasar masing-masing diri, tak mengenal kelebihan & kekurangan yang butuh disepakati serta disabari resikonya.
Memang hubungan itu harus perlu dirawat, dijaga, dipupuk agar ia terus bertumbuh, pertanyaanku apakah kau siap dengan resikonya? berumah tangga tidak sesederhana kalau suka langsung datangi ayahnya. 
dan untukmu yang baru memulai lintasan perhijrahan, jika yang kau inginkan bukan yang sekufu denganmu, anggaplah seseorang itu sudah baik dari lahir sudah taat dari lahir dan keluarganyapun keluarga yang menjunjung tinggi nilai Agama, sanggupkah kau untuk menyesuaikan diri dengan ibadah-ibadah yang dia lakukan? atau minimal mendukung kebaikan yang ada pada dirinya? atau sanggupkah kamu ketika dinasihati dalam keadaan lapang dan sempit akibat ketidaktahuan kamu ketika berbuat maksiat? bisakah kamu patuh pada nasihat baiknya sekalipun dia menyampaikan dengan cara yang tidak baik?
Sanggupkah kamu dinasihati dalam keadaan paling tidak mengenakan sekalipun? ketahuilah seseorang yang sudah lebih dulu dalam dunia perhijrahan sampai ia mati, ia akan terus belajar bagaimana cara menasehati orang lain. Kita manusia punya sifat dasar yang sangat jelek, ditambah pola asuh yang tidak semua orang mendapatkan kebaikan.
Berproses menjadi baik, karena masing-masing kita berusaha untuk menjalani definisi baik yang dijelaskan oleh Qur’an & Hadits, sekali-kali pasti kita lupa atau lalai hingga munculkan sifat tidak baik yang kadang menyakiti hati orang lain.
Namun, marilah berfikir sedikit sebelum menjatuhkan pilihan, marilah berdiskusi resiko sebelum memulai perjalanan, marilah memikirkan strategi sebelum memulai cerita bersama.
Siapapun nama yang telah ditakdirkan, semoga Allah membawa kebaikan pada diri masing-masing orang, sesungguhnya tidak ada yang rugi dalam sebuah perkenalan yang diawali dengan kebaikan walaupun tidak sesuai dengan ekspektasi yang kau harapkan.
Allah mengetahui lebih baik untuk hamba-Nya yang ia sayangi.
92 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Tumblr media
Hari kedua .
Kurma+apel+lemon
#resepjsr #7dayschallengejsr
0 notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
"Syukur, puncak tertinggi ketaatan"
Sungguh, begitu terhina rasanya mendengar ceramah ustdazah Halimah Alaydrus pada bab syukur.
Begitu tertohok hati ini, tertampar hingga ratusan kali.
Berapa kali diri ini mengeluh atas apa saja ujian yg Allah berikan padaku?
Berapa kali diri ini kufur atas nikmat yg begitu banyak, namun masih saja diri ini tidak mensyukurinya.
Masih sangat jauh, diri ini dikategorikan taat padanya.
Begitu sedih, diri ini tertipu dengan amalan yg belum tentu diterima olehNya.
Kalo kata ustadzah halimah;
"Masalahnya bukan pada apa yang Allah berikan padamu,tapi bagaimana hati mu menerimanya"
#catatanharianc
1 note · View note
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Tumblr media
Bismillah
Hari 1:
Ketumbar, kurma, jahe
#7dayschallengejsr #jurussehatrasulullah
#catatanharianc
0 notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Katanya, "mulutmu harimau mu"
Kita tidak akan pernah tau, ucapan kita yg mana, yg akan terus diingat oleh orang lain, entah 3,5,10 thn kedepan.
Beruntung lah kita, jikalau ucapan kita tsb akan memotivasi, membuat senyuman, mewarnai cerah hari orang tsb dimasa yg akan datang.
Namun, celaka lah kita, jikalau ucapan kita tsb, ketika orang lain mengingat nya d masa yg akan datang, akan membuat ia terpuruk, sedih, mengutuk dirinya, memberikan warna gelap pada hari nya.
Sungguh, kita tdk akan pernah tau.
Karena, meskipun ketika kita masih berkomunikasi baik dgn mereka, namun barangkali ada satu-dua ucapan yg membuat dirinya akan selalu bersedih ketika mengingat ucapan kita tsb.
Karena, meskipun jikalau kita dengan orang lain tsb sudah jarang berkomunikasi, terpisah oleh jarak dan waktu, ucapan kita akan terus mengiang dikepala mereka, membuat mereka bangkit kembali, ketika mereka merasa terpuruk.
Jadi, ingatlah untuk selalu jaga ucapan kita.
Jangan sampai menurut kita ucapan kita itu cenderung sepele dan biasa saja, namun akan terngiang di kepala orang lain di masa yg akan datang. 👌🙊
#catatanharianc
0 notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Seseorang pernah berkata padaku,
"Kamu harus menjaga sikapmu, melindungi hati dan jiwamu.
Hal itu bukan karena kamu niatkan untuk seseorang yang kelak akan menggenapkan separuh agamamu, seseorang yg akan menemani sisa hidupmu.
Hal itu semata hanya karena, itu memang sudah menjadi tugas kita untuk menjaga diri, tau sampai mana batasan yg harus kita lakukan, dan yang tidak boleh kita lakukan. Sudah menjadi tugas kita sebagai hambaNya, agar patuh atas ketentuan yg telah ditetapkan"
-catatanharianc
1 note · View note
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Menikah itu Energi yang Melahirkan Sinergi
Belakangan lagi pro-kontra tentang pembahasan mengenai pernikahan yang “too much” . Iya Lika juga sepakat kalau akhir-akhir ini topik itu “too much”, ini mah buat catatan pribadi aja ko, karena lagi nemu aja sumbernya. Kalau dibiarin gitu aja suka lupa soalnya. Lika nulis memang tujuan awalnya buat jadi catatan pribadi, tapi kalau kemudian ada yang mendapatkan manfaat dari catatan Lika Alhamdulilah.. tapi sungguh ini ga ada maksud buat nambah-nambah “too much” nya topik pernikahan.hehe Judul diatas sama persis dengan salah satu chapter di buku bunda Tatty Elmir & Kurniawan Gunadi yang berjudul “Never Ending Hijrah”. Bukunya sangat direkomendasikan syekaliii. Review singkat : buku ini bercerita tentang kisah nyata sepasang perantau yang menambah list pasangan favorit Lika. Silvia Pamudji dan Reza Abdul Jabbar, keduanya asal Indonesia yang sukses membangun bisnis peternakan dan pertanian di New Zealand. Buku ini adalah sebuah catatan tentang bagaimana keduanya berjuang menghidupkan Islam di negeri paling selatan dunia itu.
Pertama kali Lika ngobrol langsung dengan beliau-beliau saat acara FIM Bandung bulan Ramadhan kemarin pada acara bedah buku “Never Ending Hijrah”, meski hanya lewat skype tapi energi keduanya kerasa banget dari NZ ke Bandung, ini serius! Lika ga bercanda sama sekali, semoga diberi kesempatan bertemu langsung keduanya di Invercargill. Nyata betul jika menikah itu energi yang melahirkan sinergi. Saat itu pertanyaan Lika pada keduanya : “apa bekal yang ditanamkan pada anak-anak untuk bisa tetap ‘survive’ di negri mayoritas non muslim?”. Keduanya kompak menjawab ‘Tauhid’. Tauhid bagi keluarga pak Reza sudah pasti harga mati ga bisa ditawar. Tauhid ini topik yang menarik banget jadi tulisan selanjutnya, jadi ga akan Lika bahas sekarang, next….
Pak Reza meyakini, pernikahan itu bukan cover zina. Pak Reza dan Bu Silvi menyepakati bahwa pernikahan itu adalah institusi yang melahirkan peradaban dengan meletakkan Al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai dasar. Bu Silvi meyakini seyakin-yakinnya, bahwa pernikahan itu adalah kunci surga dunia hingga akhirat. Semakin cepat seorang wanita menyadari posisisnya, semakin cepat dia beriman. Semakin cepat dia beriman, maka semakin mudah hidupnya. Seseorang yang menerima aturan Allah itu hidupnya berlimpah kebahagiaan, kemuliaan serta berkah. Dan salah satu aturan Allah itu adalah kepatuhan seorang istri kepada suaminya. 
Pernikahan yang melahirkan energi diyakini Pak Reza, mampu melahirkan sinergi. Sinergi itu bukan 1 + 1 = 2, namun bisa 10, 100, 1000 bahkan beratus juta dan miliar kebajikan. Menurut Pak Reza, bu Silvi adalah perempuan yang luar biasa, miliknya yang berharga dan tak tergantikan kebahagiaan memilikinya dengan apapun, selain shalihah, patuh pada suami, Bu Silvi bagi Pak Reza adalah partner yang baik dalam segala hal.
***
Catatan bagi saya khususnya, atau bagi siapapun yang ingin mengambil hikmah. Ternyata mempersiapkan diri menuju pernikahan bukan hanya perkara memperbaiki diri, tapi juga membekali diri dengan ilmu agama dan pemahaman yang baik dalam menjalani kehidupan. Karena yang dibutuhkan suami kita nanti bukan hanya seorang ibu untuk anak-anaknya, bukan hanya urusan ‘domestik’. Tapi life partner yang bisa kompak menjalani perjalanan di dunia menuju akhirat. Kompak artinya ada dua individu yang sama-sama berusaha, meski awalnya memiliki pemahaman yang berbeda justru disitulah peran pernikahan. Dua individu yang lahir dari keluarga dan lingkungan berbeda, budaya berbeda dan sudah pasti karakter yang berbeda kemudian dipersatukan dengan pernikahan yang memiliki standar yang sama Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Sharing dengan teh Elma semoga menguatkan : perintah Allah untuk memantaskan diri itu memang benar adanya.
Mengapa ?
Karena hanya yang mulia di mata Allah, berhak atas yang terbaik. Dan yang oleh kita terlihat sebagai kurang baik, maka bisa jadi mata kita yang batasnya hanya bisa melihat dalam rentang waktu pendek saja, padahal orang itu bisa berubah. Atau Allah memang punya rencana untuk dia, yang sama sekali belum kita pahami kali ini.
Namun itu tidak menurunkan nilai pentingnya perintah Allah untuk memantaskan diri menjadi mulia. Karena kita sedang fokus menjalankan perintah Allah, bukan sedang fokus memenuhi hitung-hitungan kita. Berserah dirilah pada Allah, dan bersedialah menjalani kurikulum Allah yang Allah buat khusus untuk kita, “our own stairway to heaven”.  insyaAllah, ya Rabb guide me :)
496 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Kita tidak akan pernah tau, rangkaian kata yg mana yg akan membekas dihati lawan bicara kita.
Entah itu rangkaian kata yg menenangkan, bahkan rangkaian kata yg membuat orang tersebut tersenyum tipis ketika mengingatnya.
Semoga, apa saja yg keluar dari mulut ku ini, tidak ada kalimat yg menyakitkan hati siapa saja yang mendengarnya.
Aku tau itu sedikit tidak mungkin, namun semoga saja pada hati yg pernah tersakiti oleh perkataanku, mereka ikhlas dan ridho untuk memaafkan ku
0 notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Cerpen : Insaf
Tidak semudah itu, menilai seseorang dari berapa banyak kajian yang ia hadiri. Berada dimana ketika waktu shalat tiba. Berapa banyak lembar kitab yang ditadaburi. Kelompok apa yang ia ikuti.
Menyusuri jalan yang sunyi, kita akan bertemu dengan banyak sekali kebaikan-kebaikan yang tak tampak dijalan yang ramai orang lalui. Pengorbanan para ayah yang berjuang mencari nafkah. Baktinya seorang istri yang tak kenal keluh dalam keluarganya. Perjuangan-perjuangan seorang hamba yang tak tersurat. 
Aku selalu menangisi diri, tertunduk malu. Kemudahanku dalam beribadah, dalam mengikuti kajian, aktif dalam berdakwah bersama teman-teman, dan kemudahanku dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Adalah kemudahan yang bisa membuatku terjebak, merasa lebih baik dari orang lain. Perasaan yang iblis sematkan pada orang-orang yang merasa dirinya ahli ibadah. Karena mereka tak bisa membuat para ahli ibadah bermaksiat, mereka membuat para ahli ibadah riya’ atas amalannya.
Malam ini, ketelusuri jalan menuju rumah dengan berjalan.  Di bawah lampu yang temaram. Sepasang suami istri berjalan bersama gerobak sampahnya. Sang istri berada di dalam gerobak, sang suami menariknya. Aku merasa tak lebih baik dari mereka. Perjuanganku menjalani hidup ini tak seberat mereka, tapi barangkali Allah lebih ringan tangan memberi pahalaNya kepada mereka.
Aku merasa malu sering menilai manusia lain. Padahal aku tak pernah tahu sama sekali, dari sekian banyak sujudku dalam shalat. Aku tak tahu apakah itu cukup untuk menghapus kesalahanku yang mungkin lebih banyak. Itu pun kalau Dia menerima semua shalatku.
Kalau usiaku tak lebih panjang dari usia sang Rasul. Apakah waktu yang ku miliki ini cukup untuk membuatku selamat dari ujian dunia ini?
Aku melangkahkan kaki ke arah mereka, “Pak, Bu, saya ada sedikit rezeki untuk bapak dan ibu, mohon diterima.” Mereka berdua tertegun karena aku tiba-tiba mengentikan perjalannya.
“Alhamdulillah, terima kasih Nak. Semoga Allah yang membalas, kami tidak bisa membalas apa-apa”
“Aamiin,”
Tiba-tiba terbesit dalam pikiranku. Ucapan itu pun keluar.
“Saya mohon doanya saja Pak, Bu. Semoga Allah memaafkan semua kesalahan saya dan keluarga, dan Allah ridha kami memasuki surgaNya nanti. Dan semoga kita dipertemukan di sana.” “Aamiin”, kami serempak berdoa. Kemudian kami berpisah, semoga kelak kami dipertemukan kembali.
© kurniawan gunadi
916 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Cara Hidup Hemat
Kalau bingung gimana caranya hidup hemat dan gak mubazir, cukup mikirin hisab aja. Semua yang kamu punya bakal dihisab sama Allah. Bakal ditanya dapet dari mana; dipake buat apa; kok bisa gak kepake; dan kenapa dibuang. Jadi kalau mau beli sesuatu atau mau ngebuang barang yang udah gak kepake, tanya dulu: ini pertanggung jawabannya gimana ya pas dihisab nanti?
Pernah kepikir gak, rezeki dari Allah itu prinsipnya hampir sama kayak hukum kekekalan energi? Bahwa rezeki datang dari Allah itu berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain, dan dari satu orang ke orang yang lain. Terus begitu dan tak terputus.
Kamu dapat gaji sekian juta, sebagiannya kamu kasih buat orang tua. Oleh orang tuamu digunakan untuk beli beras. Pedagang beras dapet uang dari orang tuamu, uangnya dipake buat beli bensin. Sama perusahaan yang jual bensin, uang dari pedagang beras dipake buat kebutuhan perusahaan kayak bayar gaji karyawan. Sama karyawan pom bensin gajinya dipake buat bayar sekolah anaknya. Sekolahnya bisa terus beroperasi dan anaknya bisa sekolah, kuliah, sampai dapet kerja. Gak berhenti tuh perputaran rezeki.
Nah, perilaku mubazir seperti gak ngabisin makanan atau membuang barang yang sebenernya masih bisa dipake, itu sama kayak 'memusnahkan' rezeki.
Sekalipun nominalnya kecil, rezeki tetaplah sesuatu yang besar. Seperti kamu membeli nasi goreng pinggir jalan. Nutrisinya bisa ngasih kamu energi untuk setengah hari. Seperti kamu membeli kaos seharga 50ribu rupiah. Kaos itu bahkan bisa kamu pakai lebih dari setahun. Seperti kamu membeli body lotion yang harganya 30ribu rupiah. Itu bisa kamu pakai dua bulan lebih.
Apa jadinya kalau rezeki berupa barang yang masih bisa dimanfaatkan itu kamu buang dengan alasan gak enak atau gak cocok? Kamu sudah memutus rantai dan nilai kebermanfaatan rezeki dari Allah. Padahal rezeki itu adalah wujud dari kasih sayangnya Allah.
Itu. Itu yang kelak akan dihisab. Jangan kira Allah pelit karena mengaudit semua pengeluaran kamu di dunia. Mau semubazir apapun kamu, itu gak bikin Allah kehilangan dan kekurangan apa-apa. Yang Allah gak suka adalah akhlakmu yang menyepelekan rezeki dari Dia Yang Maha Agung itu.
Gak lucu aja, di satu waktu kamu memuji-muji Allah Ar-Razzaq, Al-'Aziz, Al-Wahab, Ar-Rahman, Ar-Rahim, tapi di lain waktu kamu menyia-nyiakan kasih sayang yang Dia beri.
Kurang ajar sekali.
Mampang Prapatan | Taufik Aulia
880 notes · View notes
chsnlchtmh · 6 years ago
Text
Kasih sayang asiyah yang melindungi bayi musa dari eksekusi mati fir'aun terhadap bayi laki laki yang lahir di masa itu. Bukan harta, bukan materi, bukan senjata, bukan kekuasaan. Yah, kasih sayang asiyah binti muzahim.
Kasih sayang khadijah binti khuwailid yang mengukuhkan hati rasulullah mengubah ketakutannya menjadi kesiapan dan tekad mengemban risalah besar. Yah, kasih sayangnya bukan hartanya maupun pengaruh dan status sosialnya.
Aku selalu percaya, kasih sayang dan kehangatan hati seorang perempuan justrulah kekuatannya. Bukan malah melemahkannya. Jika sedemikian rupa pahitnya hidup menguapkan kasih sayang itu. Ia teramat merugi. Karena merelakan kekuatannya kalah oleh keadaan.
Wallahu'alam.
Alizeti, Jakarta
181 notes · View notes