Tumgik
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Tak ada habisnya jika hidup hanya perkara balas-membalas.
Lebih baik mengisinya dengan saling beri memberi.
Berikan sejumput rasa bahagia dan sepucuk cinta kepada mereka disekeliling kita.
Dengan begitu, hatimu tidak akan seperti lahan kering yang selalu ingin meminta hujan.
Tapi seperti pelangi yang dihadirkan setelah awan memberi hujan.
217 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Terima dulu kenyataan bahwa dirimu hanya manusia biasa.
Untuk bisa menyenangkan hati setiap orang adalah hal yang mustahil.
Apalagi untuk disukai semua orang, hal itu lebih mustahil lagi.
254 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Bentuk syukur itu sederhana. Selain berkata Alhamdulillah. Memberikan hak tubuh untuk istirahat dari segala yang membuat lelah. Termasuk pula bagian darinya.
260 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Kita ini sama-sama manusia. Kalau tidak saling membagi suka, pasti saling memberi luka.
309 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Jika ingin benar-benar berubah menjadi lebih baik. Syaratnya satu, jangan ditunda.
Esok belum tentu ada kesempatan. Umur manusia siapa yang tau.
336 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
“Mungkin benar. Senyum tetap saja pantas diberikan pada siapa yang pernah menyakiti. Tapi air mata, hanya pantas diberikan kepada mereka yang tidak pernah menyakiti.”
236 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Semakin keras usaha melupakan justru semakin kuat ingatan itu bertahan. Jadi jalan terbaiknya adalah mengikhlaskan bukan melupakan. Biarkan ia menjadi bagian dari kisah hidup, dan petik makna bahwa perjalanan tak selalu baik-baik saja.
219 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Aku berhutang besar pada diriku sendiri. Untuk setiap malas yang ditaklukkan, untuk setiap sedih yang diikhlaskan dan untuk setiap angan yang tak henti diupayakan.
436 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Bagaimana berkah dari pintu-pintu langit akan terketuk jika pagimu saja sudah diisi dengan banyak menggerutuk.
261 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Photo
Tumblr media
“Mengapa orang yang pernah begitu mencinta bisa memutuskan untuk meninggalkan, memungut benci lalu memeluknya dalam-dalam? Bagaimana bisa sudah bertahun-tahun hingga terhitung sekian dasawarsa yang ada menjadi nihil tiada? Manusia itu aneh, untuk apa dulu keras memperjuangkan, lama mempertahankan, kemudian dengan mudah melepaskan?” tanyaku.
Ia menjawab, “Mereka itu dipertemukan dengan kebahagiaan, bersama dalam balutan kenyamanan, hingga pada satu masa langkah mereka sudah tak mau lagi seirama. Ada yang terlalu cepat, namun enggan menunggu yang lain. Ada yang terlalu lambat, tapi tak berkeinginan memperlebar langkah agar kembali seiring. Mereka hanya tak bisa atau bahkan tak berkeinginan lagi menyamai. Yang terbesit hanya pergi, lari, pergi, lari.”
#aksarannyta (at Special Region of Yogyakarta) https://www.instagram.com/p/CEd5A8qgVsg/?igshid=1mu8n019kr3zv
204 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
Kebiasaan membuatku tidak rasional. Sudah tau buruk, sudah tau salah, tapi mengapa tak ditinggalkan. Kebiasaan membuatku tidak rasional. Menjalani hidup tanpa kesadaran, tau-tau hancur berantakan.
Manusia adalah makhluk kebiasaan.
30 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
I want to sing like birds, not worrying about who is listening or what they think . --Rumi
19 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
tak ada yang lebih baik bagi mereka yang sadar bahwa dirinya terlambat, selain tetap melakukan apa yang semestinya dilakukan. karena bagaimanapun, kewajiban tetap menjadi kewajiban dan tanggungjawab tetap menjadi tanggungjawab.
27 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
tentang luka-luka itu
kamu pikir menangis akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir makan banyak akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir tidur panjang akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir berdiam diri di kamarmu, tidak melakukan apa-apa akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir berpergian lalu bertemu dengan banyak orang akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir bersama dengan seseorang yang kamu sayangi akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir berlari ke jalan terlarang akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
kamu pikir beribadah banyak-banyak akan menyembuhkannya. ternyata tidak.
akhirnya kamu pikir waktu akan menyembuhkannya. ternyata tidak juga.
lalu kamu sadar bahwa kamu harus berjuang untuk benar-benar menyembuhkannya. kamu harus menerima keberadaannya, berdamai dengannya, merawatnya dengan kesadaran dan tanggung jawab.
kamu pun lebih kuat dari kamu yang sebelumnya.
544 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
iya, kamu masih punya sepeti urusan untuk diselesaikan. iya, ada banyak lubang di pikiranmu, di hatimu, dan di jiwamu yang masih harus ditambal. iya, masa lalumu tidaklah paripurna. iya, masa depanmu mungkin bukanlah yang paling cerlang.
tapi saya sayang kamu dan itu cukup. kamu cukup dan perasaan saya pun cukup. kita cukup bersama-sama untuk menjadi lebih baik--atau memperbaiki yang kamu anggap tak baik. kita cukup untuk bersama menjalani setiap hari, menunggu pagi lalu menunggu malam lagi.
382 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
memangnya
"memangnya kamu bisa?"
"memangnya akan ada yang beli?"
"memangnya ada manfaatnya?"
"memangnya ada yang mau?"
"memangnya untuk apa? nggak penting."
sepertinya kita semua pernah menerima pertanyaan memangnya seperti di atas. bahkan, bisa jadi datangnya dari orang terdekat kita. dari orang tua kita, dari saudara kita, dari teman kita, dari tetangga kita.
saya beruntung punya lingkaran yang selalu mendukung, tapi saya juga mengerti bagaimana rasanya menerima memangnya itu: seketika ingin menggulung diri di sudut kamar, menumpahkan kecewa yang berlinang dari mata.
teman, kalau waktu-waktu itu pernah datang kepadamu, saya ikut bersedih untukmu. tapi saya mohon, jangan. jangan biarkan memangnya yang itu mematikan impian-impianmu, cita-cita muliamu, apalagi kebaikan-kebaikanmu, perbuatanmu.
selalu begini. banyak orang akan mengucapkan selamat untuk sebuah keberhasilan tapi hanya sedikit yang akan memberi semangat pada sebuah keraguan.
selalu begini. orang-orang lupa dengan apa yang diucapkannya sementara kata-kata itu membekas bagi kita yang mendengarkannya.
teman, tetaplah menjadi pembela mimpi-mimpimu. kamu tidak pernah sendirian selama kamu percaya bahwa mereka akan terwujud satu per satu--merekalah kawan perjalananmu.
lagipula, memangnya kamu akan ke mana jika tidak melangkah ke mana-mana?
mimpi-mimpimu berharga. kamu berharga.
395 notes · View notes
cindy-pratiwi · 4 years
Text
balas dengan doa
pesan ayah, apa pun yang diucapkan oleh orang lain kepada kita, balas dengan doa.
kalau ada orang yang memberikan kebaikan kepada kita, balas dengan doa. doakan agar Allah melipatgandakan pahala kebaikannya.
kalau ada orang yang ngomongin kita karena keadaan kita, balas dengan doa. semoga keadaan yang sama tidak menimpa dirinya sehingga dirinya tidak perlu mengalami yang kita alami.
"kok mukanya jerawatan? jarang cuci muka ya?"
"ya Allah, semoga dia nggak perlu ngalami muka jerawatan."
"kok anaknya kurus banget?"
"ya Allah, semoga dia kalau punya anak, anaknya nggak kurus."
"emangnya nggak sayang apa, udah sekolah malah nggak kerja."
"ya Allah, semoga dia nggak perlu pusing antara bekerja dan menjadi ibu rumah tangga."
"perasaan gajimu banyak. kok habis terus?"
"ya Allah, semoga dia nggak perlu ngalami menanggung beban keluarga besar."
membalas dengan doa, kata ayah, artinya memaafkan. memang sih tidak akan mudah di awal, tapi kalau sudah dipraktikkan, diri sendiri yang menjadi lega. tidak perlu menyimpan rasa kesal, rasa iri, apalagi rasa dendam. lebih dari itu, kita justru mendoakan kebaikan--yang semoga memantul kepada diri kita.
malam ini, kalau masih ada kata-kata siapa pun yang pernah menyakiti hatimu (dan belum kamu maafkan), ayo kirimi dia doa.
untukmu, yang punya jiwa ksatria, terima kasih telah menjaga hatimu dengan memaafkan kata-kata itu. oh ya, jangan lupa melupakannya juga. maafkan dan lupakan.
1K notes · View notes