clownwithacrown

[clownwithacrown]

…And if we won’t burn together, I’ll burn alone.

Bret Easton Ellis, The Rules of Attraction (via clash-official)

[clownwithacrown]

Cause there's a process for everything. Even for beauty. #catokanislove #catokanislife #lamawoy with Shendy – View on Path.

[clownwithacrown]

"Cuma maen-maen.." 😂 with Yogi, Mariska, Nita, and Arislila at FABRIK Eatery & Bar – View on Path.

[clownwithacrown]

Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah

-Pidi Baiq- (via itschacaworld)

[clownwithacrown]

Being A Smart Millenial: Study of How To Make A Better Consume

Sebagai bagian dari generasi millenial –yang oleh Majalah TIME didefinisikan sebagai generasi pemalas, egois, dan pemikirannya dangkal #sedihabisinigenerasi– gue mengakui bahwa hidup di era digital yang serba cepat ini bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi dengan makin banyaknya tuntutan kegaulan masa kini yang arusnya menghantam bertubi-tubi, sampai terbitlah hukum rimba era digital yang berbunyi : ‘ga bisa ikut arus kegaulan = ga selamet’ #untungguegaul #okesip

Rasanya ga afdol aja kalo sehari engga ngecek Instagram, check-in di Path, ngeshare-share viral news di Facebook, jawabin pertanyaan anon-anon di Ask.FM atau sekedar scroll Twitter (… yang isinya link ke Path atau asefem……..). Ngga ketinggalan juga aktivitas meratapi hidup sendiri (ciye hidup sendiriii…. jomblo ya mz? *ditimpuk mas kawin*) yang kayanya tidak lebih menyenangkan dibanding foto-foto yang dipost di IG/Path orang. Menjadikan hidup semakin insecure. Tertekan. Depresi. Merasa demikian? Hati-hati, berarti anda telah terjangkit social pressure syndrom. Beberapa waktu yang lalu gue sempet baca beberapa literatur tentang pola konsumsi masyarakat millenial yang tanpa sadar membudaya di generasi kita. Yang paling gue inget adalah kutipan satu ini: “Millenials are tending to define themselves by the products they buy. They tend to see their stuff as extensions of who they are, ways that they define themselves”

-Paul Kelly, smallyouthgroup.com

Secara ga langsung, attachment terhadap era digital ikut mempengaruhi pola konsumsi kita. Sering kan tiba-tiba (cewe nih terutama) impulsif beli baju/sepatu hanya karena liat orang-orang di IG lagi tren pake itu, atau tiba-tiba pengen makan di tempat gaul yang hype bin kekinian. Beli jaket parka kemudian pakenya di Jakarta. Hellooooowwwhhh, itu jaket panas nget kali kalo dipake di Jakarta, disini mah cocoknya pake AP Boots untuk menghadang banjir. Atau minum ganteng di sebuah kedai kopi berlogo mermaid  yang harga segelas venti kopinya bisa membiayai 8 kali makan di bu bor. Sesuai dengan kata-kata mas Paul Kelly, kita cuma beli barang untuk menunjukkan identitas diri. ‘ini loh gue, hype banget nih gue, gaul banget nih gue’. Kemudian setelah kejadian belanja impulsif yang bak terjadi di alam bawah sadar itu selesai, masuklah dalam fase nangis ngesot-ngesot meratapi uang yang tetiba ada sayapnya itu…… terbang begitu saja………..

#nowplaying James Blunt - Goodbye My Lover. Guys, let’s be smart! Udah bukan saatnya kita dijajah oleh tuntutan pergaulan. Sekarang saatnya menjadi savvy consumer alias konsumer yang pintar, punya pengetahuan dengan apa yang dia beli, apa yang dia konsumsi, dan sadar sama kepentingannya menggunakan jasa/produk itu. Manfaatkan teknologi buat tau apa yang harus dan engga harus kita konsumsi, bukan sebaliknya. Berikut ini ada tips konsumsi yang bisa mengarahkan lo menjadi savvy consumer with a better consume. check diz owt! 1. Consume what you NEED

Stop memberikan pembenaran bahwa lo harus beli barang itu. Gausahlah jalan-jalan ke Hongkong dan beli guci segede pintu hanya karena merasa guci itu akan terlihat bagus jadi ganjelan pintu (ganjelan pintu segede pintu (?)). Kalo belanja, mintalah saran sama temen yang lo percaya bisa menyembuhkan lo dari kerasukan setan belanja (eh tapi jangan juga belanja sama ki joko bodo. suami orang bok!). Dan jangan sekali-kali pegang benda yang lo masih bingungkan mau beli atau engga, biasanya aktivitas pegang-memegang benda kaya gitu bisa mengaktifkan impulsive nerve dan bisa bikin kita beli barang itu. KZL kan! KZL BGT EMG! 2. Go recycling and repurposing

Coba deh untuk explore lemari lo. Seringkali kita lupa pernah beli baju yang akhrinya cuma dipake sekali atau dua kali, selebihnya ia hanya jadi penduduk setempat yang tak terjamah tangan majikannya (ko kaya nyeritain nasib rakyat indonesia ya). Lo bisa mix and match baju dan sepatu lo ke dalam beberapa padanan. Fresh style, fresh you, dan yang terpenting, uang buat beli baju barunya bisa ditabung deh! Jangan lupa untuk recycle baju bekas lo jadi benda-benda yang bisa lo bikin sendiri, DIY tas, tempat koin, atau yang paling gampang ………… jadikan lap pel.. #anaknyasimpel #simpelapamalesnih hehehehehehehehehehehehehehehehe (hehehe nya sampai stasiun parung panjang) 3. Consume products of better durability Nah sekalinya kita emang butuh banget nih beli sesuatu, pilihlah benda yang punya kualitas dan punya durabilitas a.k.a daya tahan tinggi. Jadi lo bisa make benda itu untuk jangka waktu yang lamaaaaaaaaaaaaa. Jangan mau menanggung risiko beli suatu barang yang di masa depan akan memaksa lo mengeluarkan biaya lebih buat servis karena barangnya ga tahan lama. khukhukhukhu *nangis di Glodok* 4. Buy things at lower price

Pilihlah untuk membeli barang dengan harga yang murah. Mulailah menghemat dengan cara-cara kecil.  Misalnyaaa, jangan ragu buat ngubek-ngubek pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan asupan belanja bahan makanan tiap hari. karena sayuran yang dijual di pasar tradisional engga kalah fresh dari yang ada di supermarket looh. Selain itu harganya lebih murah dan belanja di pasar tradisional berarti bisa nawar-nawar harga. Berarti kita bisa lebih hemat lagi yeeee!! (hemat apa pelit nih) 5. Produce more of things that you use Coba deh untuk memproduksi sendiri benda-benda yang sering lo pake. Misal bikin kebun kecil di halaman rumah untuk nanam tomat, herbs and spices, jamur, dan bahkan sawi hijau! Urban farming adalah salah satu kegiatan yang lagi ngetren saat ini. Selain keren, kan asik aja gitu kalo mau masak gaperlu beli-beli lagi tapi tinggal metik di pot sendiri ;-) Anyway ada studi yang mengatakan bahwa orang-orang kota yang menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas farming sederhana terbukti lebih bahagia dan lebih rendah level stresnya dibandingkan dengan yang engga. So, what’s not to try? 6. Consume less! Yang terakhir, yuk konsumsi sesuai porsi. Seringkali kita beli barang-barang dalam jumlah besar dan di akhir baru sadar kalo sebenernya kita ga butuh sebanyak itu. Sesuaikan porsi konsumsi dengan kebutuhan, kalo bisa jangan sampai ada benda yang kita beli hanya berakhir mubazir. Alternatifnya bisa ….. hmmmm how about sharing? misal sharing penggunaan kendaraan biar bisa hemat bahan bakar, sharing alat elektronik untuk hemat listrik, dan sharing lainnya. . . . Asal jangan sharing pasangan aja ya mentemen, hahahahaha #naon So, that’s all! Mulailah melatih diri untuk bisa jadi savvy consumer with a better consume. Selain hemat, kita juga berlatih untuk menjadi seorang smart user di era yang serba digital ini. karena gimanapun, manusia harus lah lebih pintar dari teknologi yang diciptakannya. Ready? It’s time to rule the world!

img via here, here, here, here, here

ps : i wrote this on 2014 for a local website. tapi kayanya bukan tulisan ini yang mereka mau. baiklah, daripada terbuang sia-sia, i posted this here anyway. yiha!

[clownwithacrown]

Epic present, epic birthday, commence hilariousity! Hbd masbro Yogi! with Annisa, Yogi, Yuni, Naufal, and Agung at Eastern Restaurant – View on Path.

[clownwithacrown]

Listening to R U Mine? by Arctic Monkeys

And I go crazy cause here isn't where I wanna be. – Preview it on Path.

[clownwithacrown]

History creates legends, legends create history. – View on Path.

[clownwithacrown]

Pencitraan dulu lah.. #abisfoto #closeword #closepdf #nontonGoT at Noah's Barn Coffeenery – View on Path.

[clownwithacrown]

"Euleuh Akang, meni ageung.." "Muhun Neng, tilas DISEUREUD ENGANG" #bareuh #njir – View on Path.

[clownwithacrown]

Listening to Ke Entah Berantah by Banda Neira

"Dia bagai suara hangat senja, senandung tanpa kata Dia mengaburkan gelap rindu, siapa kuasa.. " Untuk nona yang sedang terlelap disamping derai jejak rintik hujan di jendela, ke ibukota. :) with Ina – Preview it on Path.

[clownwithacrown]

At Rumah Sakit Dustira

Hari pertama. Konsulen: Yaudah kalian bimbingan dulu sama dr. Arri ya, saya mau ke komite medik. Koaskoaslucu: *memandang penuh harap* Gue: Anu... – at Rumah Sakit Dustira – See on Path.

[clownwithacrown]

The great undefeated khal once ruled The Red Sea. ...yet died of infection. 😑 – View on Path.

[clownwithacrown]

Listening to Colours in the Sky (feat. Cleopold) by Miami Horror

So many colours fill the sky. So many good things to come. – Preview it on Path.

[clownwithacrown]

It's so fancy I almost forgot its still in Jatinangor. at Checo café - resto – View on Path.

[clownwithacrown]

With you here, I sure don't lac(k)-a-mera-cle. #halah #maksabetmaksa with Ina at Lacamera Coffee – View on Path.

[clownwithacrown]

Seems about right. – View on Path.