Text
Menerima

Dari sekian banyak hari yang kita jalani, Allah hanya uji sakit beberapa hari. Alhamdulillah 'ala kulli haal.
Dari sekian banyak manusia yang kita hadapi, hanya beberapa yang tidak sesuai di hati. Alhamdulillah 'ala kulli haal.
Kesulitan yang kita dapatkan, hal-hal buruk yang kita temui terkadang menutup mata kita dari banyak nikmat yang sudah Allah berikan.
Tidak mudah memang, menjalani sesuatu yang tidak biasa dengan hati yang lapang. Tapi jika tidak dicoba maka akan semakin terasa berat.
Bismillah, kuatkan lagi hati dengan syukur yang tak henti. Lapangkan lagi hati dengan sabar yang tak bertepi.
Palembang, 02-04 Desember 2024 || 08.55 || sudah lepas infus tapi belum bisa pulang.
203 notes
·
View notes
Text
"Kenapa kamu tiba-tiba pengen ketemu?"
Pertanyaan ini jadi sering muncul sejak aku bilang, "kalau aku ngajak ketemu berarti ada (hal serius) yang mau aku omongin".
Tapi kan ga selalu begitu ya :( wkwkwk sempet pundung gamau ngajak ketemu lagi padahal ya ngajak ketemu cuma pengen ketemu aja.
"Yaudah sih kenapa ga bilang. Kan tinggal jawab aja lagi (kangen), pengen ketemu aja,"
Hehehehehhe. Ya udah sih udah tau sendiri juga jawabannya 🫠
0 notes
Text
Mengawali Desember 2024 dengan syukur yang tiada pernah mengenal henti. Alhamdulillaah, kehilanganku terhadap sesuatu akan selalu tergantikan dengan hal lain yang tidak kalah indah dari apapun yang sebelumnya kudapatkan.
Aku biarkan semua yang bukan untukku kembali pada mulanya. Aku juga persilakan apapun hal baru yang hadir dalam hidupku, lengkap dengan cerita baru di dalamnya. Termasuk saat bertemu mereka. Teman-teman dengan visi yang sama.

Meski awalnya merasa kurang yakin, lama-lama ternyata aku tenggelam juga di dalam lautan rindu bersama orang-orang ini.
Meski kemampuanku berkata-kata lewat tulisan terasa semakin tumpul saking jarangnya jurnaling, yang jelas aku sangat bersyukur hari ini, detik ini, dengan apapun dan siapapun yang ada di hidupku saat ini ♡
0 notes
Text
Aku biarkan rumah (sementara) berantakan dengan serakan mainan, sebab itu artinya anakku sehat. Anakku bermain. Anakku aktif belajar. Anakku nyaman berada di rumah ini.
Aku biarkan rumah (sementara) cucian piring sedikit demi sedikit menumpuk seiring seringnya aku memasak. Sebab itu artinya, perut suamiku terisi. Perut anakku kenyang. Aku bisa bersihkan nanti, ketika tenagaku sudah cukup terisi.
Aku hanya perlu makan terlebih dahulu, duduk, bernapas, bersantai dengan buku yang ingin kubaca.
Ketika anakku tidur, itu artinya waktuku istirahat juga.
Aku tidak perlu tidur, aku hanya perlu mendinginkan lagi kepalaku, memulihkan fisikku. Rehat dengan shalat. Tak jarang kuisi waktu dengan bicara hangat bersama suami. Itu cukup membantu.
Menjadi istri dan ibu, adalah dua peran luar biasa yang Allah beri. Ini amanah, yang juga berkah.
Selayaknya amanah, perlu dihadapi dengan ilmu. Agar tepat arahnya, agar benar caranya.
Dan sebagaimana berkah yang ingin kita kejar, menjadikannya tercapai berkat ilmu juga. Ilmu sebelum amal.
Tujuan keberkahan adalah makin dekat dan lekatnya kita dengan Allah. Makin akrabnya juga kita dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Semoga lelahnya kita Allah sukai. Dengan begitu, Allah ridha. Suami ridha. Makin berlimpah kasih sayang dariNya dan darinya.
Perlu diingat, pahala banyak menanti untuk kita petik satu persatu dari tiap aktivitas kita di rumah :) bismillaah~
Tangerang, 10 November 2024
175 notes
·
View notes
Text
Nak, Ibu punya cita-cita kecil. Mari kita jadi pembelajar sampai mati. Kita akan belajar banyak, Nak.
Saat mengaji, membaca buku, menghafal Qur'an, mengayuh sepeda, ke tukang sayur, mengaduk adonan roti, itu semua pelajaran. Kita akan tuliskan semua pelajaran yang kita dapat setiap hari sampai memenuhi dinding-dinding rumah.
- Tapi, Bu, nanti dimarahin Ayah.
Ssstt.. ada papan tulisnya, Sayang


Di dalam Al-Qur'an, tak ada doa yang dilangitkan para Nabi agar ditambahkan nikmat kepadanya kecuali ditambahkan ilmu. 'Rabbi zidni 'ilma'.. Maka dahaga paling baik, adalah dahaga terhadap ilmu.
Sebab ilmu itu, Sayang.. mencahayai gelapnya peradaban, membalik nasib menuju keberkahan, dan memantik hadirnya kebahagiaan.
Ah, bagaimana Ibu menjelaskan padamu tentang taman-taman surga di dunia ini?
Bersama-sama, ya. Mari kita jadi pembelajar sampai mati. Sampai paru-parumu tak sanggup dimasuki udara lagi.
343 notes
·
View notes
Text
Yaallaaaaah makasiiii banyaak hari ini udah bangunin aku jam 4. Aku jadi bisa bengong dulu pas baru bangun, baca doa, minum, dan mandi+keramas. Makasi udah terus ngasih aku kesempatan buat lebih baik setiap harinya walau aku masih banyak juga maksiatnya 😭
Semalem juga aku berhasil nyetrika sambil nonton debat cagub cawagub jawa barat dan kelar 2 buntelan ♡. Alhamdulillaaah tsumma alhamdulillaah. Malemnya juga nyempetin ngobrol lagi sama Imam (hampir tiap hari sih kan padahal mah heheheheh), dan obrolannya nambah seru. Jadi tambah sayang 🥰🙈🤣
Dear, jujur aku seneng bangeeet. Ke sekolah juga aku datengnya jam 7 kurang, sampe orang-orang pada bilang tumben wakakwkwkkwwkkw. Padahal dulu juga suka kok dateng jam 7 kurang, cuma ya keseringan telatnya aja 🤣
Oiya pagi tadi juga alhamdulillaaaah bisa ikut zoom wirid subuh lagi walau telat dan cuma dengerin pas yaasinan. Tapi aku bertekad di sekolah mungkin saat jam pertama aku bakal baca aja sendiri.
Bismillah ya gitt, yuk mulai lagi! Kita belajar lagi terus setiap hari. Lawan semua rasa malas dan godaan lainnya apapun itu!
Love you.

1 note
·
View note
Text
Sama sekali ngga mudah buat aku bisa menyampaikan tentang isi pikiranku. Apalagi yang mau dibahas adalah hal cukup berat yang ga banyak orang mau membicarakannya. Setelah intro yang cukup panjang, storytelling dulu kesana kemari, aku bisa juga tiba pada inti cerita yang mau kusampaikan.
Tadi malam, setelah sekitar 3 bulan aku berkenalan dengan dia, aku buka diskusi perihal target ke depan mau seperti apa. Meskipun sempat kesulitan di awal obrolan, dan dia pun ternyata sama, lama-lama cair jugalah obrolan kami. Alhamdulillah respons dia cukup baik. Walau setelahnya tentu ada PR besar dari ketakutan kami berdua (dan masing-masing beda case).
Banyak sekali ketakutan yang selama ini dia pendam sendiri, yang juga udah dia pikir kalau saatnya tiba pasti akan terjadi obrolan semacam itu di antara kami. Akupun samaa. Tapi aku dan dia sepakat untuk berkomitmen bahwa segala ketakutan itu bukan dijadikan penghalang bagi kami untuk terus melanjutkan ke tahap berikutnya.
Aku ngga nyangka dan merasa lebih lega setelah membicarakannya semalam. Senengnya ada, agak terharu juga. Hehehe. Ya allah, mudahkan kami.
Bandung, 15 Oktober.
1 note
·
View note
Text
Jika kamu mulai menyukai makan, maka berpuasalah.
Jika kamu mulai menggilai uang, maka bersedekahlah.
Jika kamu lebih banyak tidur, maka mulailah tahajud.
Jika mulai lebih sering mendengar musik, maka mulailah mendengar Alquran.
Karena kecintaan kita kepada dunia tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah. Jalan menuju Allah itu adalah jalan di mana; Nabi Adam kelelahan, Nabi Nuh mengeluh, Nabi Ibrahim di lempar ke dalam api, Nabi Ismail dibentang untuk disembelih, Nabi Yusuf dijual dengan harga murah–bahkan dipenjara, dan Nabi Zakariya di gergaji.
Juga dideritanya penyakit oleh Nabi Ayub, menangis luar bisanya Nabi Ya'qub, berjalan sendiriannya Nabi Isa, bahkan kefakiran dan kemalangan Nabi Muhammad SAW.
Maka Yaa Rabb, ingatkanlah kami bahwa tidak boleh ada yang kami cintai sebegitunya kecuali kecintaan kepada-Mu dan Rasul-Mu.
419 notes
·
View notes
Text

Suka bgt cara komunikasi sama beliau dan keluarga. Tiba-tiba ngabarin, jaman mondok selalu minta didoain karena status santri waktu itu katanya lekat dengan waktu & tempat ijabah doa. Ternyata pas udah ngga mondok dan udah ngga ngajar anak-anak beliau masih aja minta didoain. Selalu tiba-tiba ngabarin juga beliau dimana (karena bapa kerjanya suka pindah-pindah kota bahkan pulau). Dan sekarang tiba-tiba ngabarin lagi umroh 😭 mau minta didoain segera dapet jodoh tapi rasanya terlalu receh tapi tetep aja perlu doa biar ga salah langkah 😭🫶🏼
1 note
·
View note
Text

Sudah sangat tau mau bilang apa jadi langsung jawab saja... hahaha
1 note
·
View note
Text
Kejujuran
Izinkan aku mengenalmu, untuk kesekian kalinya. Aku ingin mendengar nada bicara dan suaramu ketika mengenalkan diri: siapa namamu, dari mana kau berasal, apa yang kau suka dan yang tidak. Aku ingin merasakan kembali indahnya dunia ketika waktu seketika berhenti, dan semesta seolah menghentikan semua aktivitas yang ditakdirkan pada mereka hanya untuk mendengarkanmu bicara—aku, tak terkecuali.
Bagaimana sebenarnya kejujuran bekerja dalam cinta? Ketika kita memutuskan untuk saling menjauh justru ketika raga ini mendamba kedekatan. Ketika rindu, seberapapun pekatnya tetap saja tak tersampaikan. Ya, sejak pertama aku mengenalmu, aku percaya bahwa kejujuran tak pernah benar-benar belaku dalam cinta. Kadang kita menjadi hamba bagi sebuah kepura-puraan—menipu diri dengan rekaan-rekaan yang kita ciptakan sendiri. Tak berdarah bukan berarti tiada luka, sebagaimana menangis tak selamanya harus berair mata.
Bodohnya, kita bersepakat untuk merasakannya berhari-hari. Menikmati luka yang kita cipta tanpa anastesi, menikmati perih tanpa harus merintih. Dan dalam keterdiaman itu, hanya ada satu doa: suatu saat nanti luka ini akan sembuh dengan sendirinya. Barangkali, kelak ketika tiba waktu untuk jujur, kita akan mengaku: kita sama-sama mendamba keteduhan itu— rasa yang tak pernah kita sepakati definisinya. Lalu jarak akan menyusut dengan sendirinya. Seperti lekukan batu yang tercipta oleh tetes demi tetes air, kadang yang kita butuhkan cuma optimisme dan kesabaran.
Apakah kau percaya hal ini? Bahwa cerita tentang bahagia memang selalu tampak sederhana di permukaan. Tapi di balik itu semua, sesuatu yang rumit terjadi: sebuah kerelaan, upaya menurunkan ego, atau sebuah upaya menerima segalanya apa adanya saja. Jadi izinkan aku mengenalmu, untuk kesekian kalinya. Aku ingin merasakan kembali bagaimana rasanya ketika pertama kali jatuh cinta kepadamu. Aku ingin mengenang dan mengingat-ingat momen itu, sampai aku lupa bahwa pada kenyataanya, kita tengah menjalani sebuah cerita tentang dua manusia lugu yang saling menunggu.
25 notes
·
View notes
Text
Tadi malam tangisku pecah luar biasa. Setelah lebih dari 3 tahun aku merasa "selesai" dengan ketakutan itu, gatau kenapa semalam kepalaku dipenuhi lagi dengan serpihan luka, trauma, dan hal-hal buruk yang kupikir mungkin akan terjadi padaku di masa depan. Ketakutanku untuk membangun hubungan lagi dengan orang baru muncul gitu aja. Padahal sebelum ini aku merasa sangat yakin akan hal baik itu, dan percaya diri bahwa aku sudah siap menghadapi segala sesuatunya. Tapi ternyata aku masih serapuh dulu.
Aku sadar, emang ada hal yang terjadi padaku saat ini dengan dia yang membuat aku jadi ke-trigger ketakutanku tentang hal itu. Aku belum bisa sepenuhnya menaruh percayaku ke dia karena dipenuhi trauma dan takutku sendiri. Bukan karena dia yang jahat. Dia jujur sangat baik. Dia sangat berhati-hati menghadapiku, dia selalu memastikan kondisiku, perasaanku, dan alasannya melakukan hal itu supaya aku bisa lebih yakin dan tenang.
Aku ngga mau senangku saat ini terasa berlebih sampai (untuk kemungkinan terburuk) malah jadi boomerang buatku. Sehari sebelum ini aku sempat nangis sebentar karena rasa senangku yang buat aku bertanya-tanya setelah ini akan ada apa. Dan puncaknya terjadi tadi malam, ketika semuanya berkumpul di kepala dan pecah. Mau meledak rasanya. Capek, sakit hati, takut, hampir aku ngga bisa percaya bahagia dan tenang itu akan datang.
Sejauh ini aku merasa cukup bersyukur ada dia. Dia berhasil buat aku mampu ungkapin hal-hal rumit yang aku sendiri sulit mengurainya tanpa aku merasa takut dihakimi dan ngga didengar.
Doakan aku bisa melewati ketakutanku tanpa merepotkan dia ya.
Malam 17 menuju 18 September 2024.
1 note
·
View note
Text
Ya Allah pengen nikah. Udah pengen kali :')
8 notes
·
View notes
Text
Kamu terlalu banyak memikirkan sesuatu, yang bukan ranahmu.
Hingga kerapkali kelelahan menyertaimu.
Kamu pun sering lupa bahwasannya berandai-andai akan takdir itu Allah larang.
Jika kamu merasa dunia telah masuk ke dalam hatimu, maka keluarkan ia perlahan.
Jika sebelumnya kau idamkan kehidupan baik layaknya yang tampil di sosial media. Lekas kembali simak sirah perjalanan Kekasih Allah, juga kehidupan shahabat dan shahabiyah nya.
Ia nya akan kau temukan kesederhanaan dalam penghidupan, kebahagiaan dan ketenangan yang timbul dari ketakwaan kepada Allah dan rasul Nya.
#Monolog
160 notes
·
View notes
Text
Aku sangat pernah ada di fase yang habis putus cinta bukannya galau berkepanjangan, tapi malah semangat luar biasa untuk mencari cinta yang baru.
Aku juga sangat menganggap semua hal 'buruk' yang datang kepadaku, ternyata adalah hal-hal baik yang kata Bernadya datangnya belakangan.
Semua orang yang pernah datang lalu pergi selalu kujadikan pelajaran.
Cuma ya Allah.. kapan kira-kira ada yang datang bukan untuk jadi pelajaran? Tapi berjalan dan belajar sama-sama seterusnya..
0 notes
Text
Hari ke-8 di bulan September, alhamdulillaah aku merasakan emosiku cukup stabil. Senang luar biasa dengan apa yang Allah takdirkan terjadi di saat-saat ini. Walau beberapa momen ada aja yang bikin kesal dan gemes at the same time, tapi aku bisa memproses dan merelease saat emosi negatif itu mulai muncul.
Beberapa hal yang membuatku bersyukur khususnya satu pekan ini adalah, aku merasa eksistensiku di dunia mulai kembali lebih bermakna. Yang sebelumnya sempat merasa useless bahkan sampai pengen menghilang aja, alhamdulillahs setelah melewati berbagai fase kehidupan itu, aku bisa kembali 'hidup'
Aku sangat senang ketika bisa bertemu orang, ngobrol-ngobrol seru, one-on-one terutama. Bisa sharing thoughts dan life updates tentunya. Sampai akhirnya aku sadar, apa yang aku bagikan ke teman-temanku saat ini beda dengan apa yang kurasa/alami sebelumnya. Kayak, sekarang tuh semua lebih clear aja. Dan mungkin, aku juga masih belajar, untuk lebih bijaksana ngadepin segala sesuatu.
Aku juga bersyukur banget, 2 bulan terakhir, bisa dipertemukan dengan seseorang. Seru!
Bdg, 08092024
1 note
·
View note