Tumgik
Photo
Tumblr media
Today, 28-8-17
0 notes
Text
:')))))
Swdih
0 notes
Text
20. kebaikan perempuan
kebaikan perempuan adalah juga kewajibannya, yaitu mengalah, mengabdi, dan menerima–menerima dari awal sampai akhir. kebaikan perempuan adalah juga kewajibannya, yang apabila tidak ditunaikan, dirinya sendiri yang akan kekurangan, kesusahan. yang apabila ditunaikan, dirinya sendiri yang akan dicukupkan, dibahagiakan.
1K notes · View notes
Text
19. kebaikan laki-laki
kalau kita lihat, di dunia ini ada banyak sekali laki-laki yang baik. laki-laki yang rajin sekali ke masjid dan tekun sekali beribadah. laki-laki yang gigih sekali belajar dan giat sekali bersekolah. laki-laki yang begitu sungguh-sungguh bekerja dan menjemput nafkah. laki-laki yang sangat setia dan taat kepada kedua orang tuanya. laki-laki yang nyaris tidak punya catatan keburukan. kalau beruntung, kebaikan-kebaikan itu berkumpul di satu orang.
kalau kita pikir-pikir dan rasakan, mungkin ada laki-laki baik yang berbuat baik kepada kita (perempuan). menjadi sahabat dan mendengarkan seluruh keluh kesah kita. memberikan semangat setiap hari. mengantarkan kita pulang atau pergi. membelikan makanan saat kita sakit. mengirimi kita berbagai kado. menjadi orang pertama yang panik saat sesuatu tak baik terjadi kepada kita. menjadi yang paling penasaran atas tulisan kita atau karya kita. mungkin ada, laki-laki yang menyayangi kita.
tapi taukah kamu? sesungguhnya kebaikan laki-laki yang bisa terhitung oleh (ayah ibu) seorang perempuan hanyalah satu: melamarnya. kalau ada laki-laki yang mengaku memperjuangkanmu tapi tidak melamarmu, tidak menikahimu, percayalah bahwa perjuangannya belum penuh. sebaliknya, pun begitu. dia yang tidak (belum) berbuat apa-apa tetapi melamarmu, sesungguhnya dia telah melakukan segalanya.
sebab bukanlah perkara kecil bagi seorang laki-laki untuk meminta perempuan dari orang tuanya. tidak dua atau tiga kali dia bergelut dengan dirinya sendiri (terlebih dahulu). ada banyak risiko yang dia putuskan untuk ambil. ada sebongkah tanggung jawab besar yang tiba-tiba diangkatnya sendiri, hendak diletakkannya di pundaknya sendiri.
maka janganlah kita perempuan, yang belum menikah, terhanyut dalam kebaikan-kebaikan yang (masih) semu. maka tak perlu jugalah kalian laki-laki berbuat baik yang semu-semu itu. salah-salah malah ada harapan tidak perlu yang ikut tumbuh. pada suatu titik semua itu tidak penting. semua itu akan kalah dengan dia yang melangkahkan kaki kepada ayah.
maka janganlah kita perempuan, yang sudah menikah, iri dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan para laki-laki lain kepada pasangannya. apalagi tergoyahkan kesetiannya karena ada laki-laki yang baik kepada kita. semua itu kalah dengan dia yang telah melangkahkan kaki kepada ayah.
karena ada banyak laki-laki baik, tetapi kebaikan laki-laki hanyalah satu. maka, hitunglah kebaikan yang satu itu–hitung baik-baik. :)
4K notes · View notes
Text
There will be the time The right time So, don’t worry Everything has planned Beautifully..
1 note · View note
Text
Sadar
Pagi ini aku sadar. Selama ini aku selalu berharap bahwa akan ada sesorang yang datang dalam hidupku, dan membenahi kehidupanku. Aku berharap orang tersebut adalah jodohku. Tergambar dalam benakku dia adalah seseorang yang lebih tua dan lebih besar dariku dan lebih dewasa dibanding aku. Sehingga oleh karena pemikiran tersebut aku selalu ingin dia datang dalam hidupku, kemudian membenarkan posisiku yang limbung dan tidak stabil ini, membenarkan segala sesuatu mulai dari tingkah laku yang keliru dari bangun tidur hingga tidur lagi, membenarkan cara pandang hidup dan menghadapi sesuatu, membenarkan cara menghadapi suatu masalah, dan lain sebagainya. Aku sadar aku keliru, membiarkan pemikiran tersebut ada terus dalam benakku.
Sekarang masalahnya, ya kalau jodohmu adalah orang yang berpendirian mantap dan cerdas nan bijak dalam menjalani dan menghadapi masalah hidup.. Yang sesuai didalam pemikiranmu, lelaki yang tua dalam pemikiran dan dapat diandalkan.. Lha kalau tidak? Kau mau apa fan?
Jikalau hal tersebut kemungkinan akan terjadi, meski harapan dan anganmu hancur jika melihat kenyataan yang terbalik dgn ap yang kamu harapkan.. Bisa apa ? Dan mau gimana?
Kalau ternyata dia sama sepertimu.. Kamu mau apaa??? Jadi nih bergantung sepenuhnya??
Oleh karena pemikiran tersebut, aku jadi tersadar, menghadapi kemungkinan2 yang tak terpikirkan sebelumnya juga perlu.. Ya kalau dia seperti yang aku harapkan? Kalau tidak?
Untuk mengantisipasinya, ku mulai tersadar.. Membenahi hidup adalah mulai dari diri sendiri dan sekarang. Akan aku kontrol bagaimana aku bertindak, Bagaimana aku berfikir, Bagaimana aku bergaul..
Dan nantinya jikalau ternyata jodohku ternyata sama.. Sama sama pengen dibenarkan hidupnya, kita bisa membenarkan hidup secara bersama-sama..
Oke oke akan aku mulai dari diriku sendiri.
Tak usah diperdulikan, tulisan ini hanya untuk curhatan..
0 notes
Quote
Jika Dilan itu perempuan, mungkin dia adalah Aku
Aku, dengan sedikit tidak bercanda - pada Pertengahan tahun 2017
0 notes
Text
Tentang Rezeki
Barangkali banyak yang bertanya, bagaimana bisa seorang mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi dapat tiba-tiba memutuskan untuk menikah dengan mahasiswa ko-ass kedokteran yang hampir setiap semester mengajukan keringanan UKT. Barangkali banyak yang bertanya pula, bagaimana bisa mereka berdua bertahan hidup terpisah dari orangtua tanpa dibiayai orangtua kecuali untuk biaya pendidikan saja. Barangkali banyak yang bertanya pula, bagaimana mereka bisa haha-hihi, makan-makan, dan ke sana ke mari tanpa kekhawatiran akan rezeki.
Beberapa orang mengira Fahmi tidak bekerja. Padahal tidak mungkin Fahmi dulu berani datang ke rumah kalau ia sendiri masih bergantung sepenuhnya pada orangtua. Fahmi mengajar tahfidz di sebuah rumah tahfidz di daerah Sleman. Mungkin gajinya tidak seberapa. Tapi hari ini, sebuah kemewahan yang tak terkira rasanya, jika tempat tinggal dan makan sudah tidak perlu ditanggung oleh diri sendiri. Apalagi kalau jam kerjanya hanya setelah subuh dan setelah maghrib, sehingga kuliah dan kegiatan akademik lain hampir tidak terganggu sama sekali. Inilah yang dulu Fahmi tawarkan untuk ia bagi dengan saya. Jauh dari bermewah-mewah mungkin, tapi tidak bisa dibilang kurang.
***
Ada satu pelajaran yang orangtua kami sama-sama tekankan kepada kami. Bahwa rezeki itu sudah dijamin oleh Allaah. Allaah sendiri yang bilang, bahwa ‘tidak satu makhluk pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allaah rezekinya’ (Hud:6). Kalau dalam bahasa Abah, beliau sering katakan, ‘nggak usah khawatir masalah rejeki, nanti Allaah yang cukupi’. Dalam ayat yang lain Allaah bahkan dengan spesifik katakan, ‘dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allaah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allaah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui’ (An-Nur: 32). Orangtua kami memegang betul janji Allaah itu, sehingga besarnya gaji tidak menjadi kekhawatiran sepanjang ada ikhtiar untuk terus mencari rezeki.
Karena Allaah sudah jamin rezeki masing-masing orang, maka sebetulnya menikah itu bukan berarti membagi dua rezeki suami dengan rezeki istri. Suami memiliki rezekinya sendiri, sedangkan istri memiliki rezekinya sendiri. Itulah mengapa ada yang bilang bahwa banyak anak banyak rejeki. Karena rezeki anak itu bukan literally dari rezeki orangtuanya, tetapi setiap anak akan membawa rezekinya masing-masing. Meski, yang kemudian perlu dipahami adalah, bahwa rezeki itu tidak melulu berbentuk rupiah, tapi dapat berupa kesehatan, kesempatan, rasa kenyang, rasa senang, dll. Karena bahkan rezeki sendiri definisinya adalah semua kebaikan dan maslahat yang dinikmati oleh seorang hamba.
Setelah menikah, kami betul merasakan apa yang Allaah janjikan itu. Saya dan Fahmi menggunakan aplikasi di smartphone untuk mengatur keuangan keluarga. Aplikasi itu memungkinkan kami mendapatkan laporan keuangan dengan kategori pemasukan atau pengeluaran yang begitu detail. Misal gaji tetap adalah X, tapi setelah kami lihat laporannya ternyata arus uang yang keluar-masuk bisa mencapai 4 kalinya X. Ada saja rezeki tambahan yang Allaah beri selain dari gaji. Fahmi sendiri bingung bagaimana bisa begitu, karena sebelum menikah belum pernah arus keuangannya sebesar itu. Begitulah rupanya cara Allaah menjamin rezeki kami.
***
Ada satu hal lagi yang kami selalu pegang terkait jaminan rezeki oleh Allaah ini. Bahwa besarnya rezeki kita, hanya Allaah yang tahu. Misalnya gaji Fahmi adalah X. Namun belum tentu rezeki yang Allaah tentukan itu adalah sebesar X, bisa jadi lebih atau kurang. Kalau rezeki yang Allaah tetapkan lebih, maka Allaah akan tambahkan rezeki kami dari sumber yang lain.
Kalau rezeki yang Allaah tetapkan kurang dari gaji Fahmi, maka Allaah akan keluarkan rupiah yang diterima sampai besarnya sebesar rezeki yang Allaah tentukan. Cara Allaah untuk mengeluarkannya bisa jadi dengan cara yang tidak mengenakkan seperti diberi sakit sehingga harus berobat, kecopetan, kerusakan sehingga harus mengeluarkan biaya servis, kecelakaan, dll.
Kenapa bisa begitu? Karena Allaah bilang, ‘dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya’ (An-Najm:39). Misalnya seseorang mendapat gaji sebesar X dengan melakukan A, B, C, dan D. Tapi dalam prakteknya, orang tersebut hanya mengerjakan pekerjaan A dan B saja, sedangkan gajinya tetap X. Maka sebetulnya sebagian dari gaji sebesar X-nya itu bukan hak orang tersebut. Di sinilah Allaah akan paksa untuk keluarkan rezeki orang tersebut sehingga keluarlah apa yang bukan haknya dengan cara yang tidak mengenakkan.
Konsep inilah yang kemudian menjelaskan kenapa sedekah dapat menolak bala. Misalkan gaji seseorang adalah Rp 1.500.000,00, tapi rezeki yang Allaah tetapkan adalah Rp 1.000.000,00. Orang tersebut kemudian menyedahkan Rp 700.000,00 dari total gajinya. Maka, Rp 700.000,00 yang ia sedekahkan itu menjadi pahala sedekah untuknya, sedangkan Rp 200.000,00 yang merupakan bagian dari rezeki Allaah untuknya yang ia sedekahkan akan dikembalikan lagi kepadanya karena sudah merupakan ketetapan Allaah untuk menjadi rezekinya. Rp 500.000,00 yang bukan merupakan hak orang tersebut sudah hilang tanpa Allaah perlu memaksanya hilang. Berarti orang ini sudah menghilangkan potensi ‘musibah’ yang akan menimpanya, sekaligus menambah catatan pahala karena bersedekah.
Untuk itu, kita perlu sekali memenuhi apa yang diamanahkan kepada kita, terlebih perihal pekerjaan yang menjadi sumber nafkah. Karena bisa jadi apa yang kita terima bisa jadi jauh dari yang ‘seharusnya’ kita terima akibat dari kekurangamanahan kita. Untuk itu pula, kita perlu rajin-rajin sedekah untuk membersihkan harta sekaligus menolak bala.
***
Dua konsep di atas jika dipegang dan dilaksanakan mungkin sudah cukup untuk membuat orang survive tanpa kekhawatiran akan harta. Tapi ada dua lagi janji Allaah untuk menambah nikmat hambanya, yakni dengan syukur dan taqwa. Banyak orang di luar sana mati-matian mencari uang dengan dalih supaya kaya. Tapi ternyata setelah kaya, mereka tetap tidak puas dan terus saja mencari kenikmatan dunia. Mereka rupanya kehilangan apa yang Allaah janjikan tadi. Mereka lupa untuk bersyukur, dan mungkin mereka luput untuk bertaqwa. Karena sungguh, Allaah berfirman, ’sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’ (Ibrahim:7). Dan di ayat yang lain, 'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu’ (At-Tholaq:2-3)
Semoga kita termasuk dalam golongan yang senantiasa bersyukur dan bertaqwa. Semoga, Allaah lapangkan dan berkahi rezek kita serta menjauhkan kita dari bala.
Rabbi auzi'ni an asykuro ni'matakallatii an'amta alayya….
1K notes · View notes
Text
anggap aja aku nggak pernah ada, gapapa. bahkan aku senang bisa berpisah dengan kalian
0 notes
Text
ini bukan tempatku, sampai kapanpun juga masih bukan tempatku
0 notes
Quote
Hatiku hancur mengenang dikau.. berkeping-keping jadinya...
Tembang Kenangan
0 notes
Text
Fani Suka PULANG PAGI?!
jadi gini ceritanya kenapa aku sering bgt nginep2 di tempat2 yang buka 24 jam kaya luxury atau indomaret point atau di dunkin. Jadi cerita bermula saat ada tetangga kosan baru yang berisiknya naudzubilah gila semenjak ada dia, yang tadinya kosan hening damai tenang jd mendadak gaduh gilagilagila sampe penghuni satu kos ngeluh (ya nggak satu kos juga sih sebenernya) dan yang paling ngerasa imbasnya tuh aku karena doi kamarnya didepan kamarku persis (Jan nek nyong mbukak lawang langsung metungul wonge). Hwuheu berhubung pada saat itu adalah musim ujian.. Dan aku kalo ujian tuh materinya sebuku tumpuk2 Dan mbaca semua diapalin semua.. and basicly ai suka tempat tenang gada orang yang juga ikutan ngromed ngapalin materi pelajaran, jadi kalo ada suara brisik, kecuali musik yg diputer di dunkin dsb akutuh gabisa, dan doi brisiknya tuh ah udh lab brisikepol.. Akhire aku mengungsi lah ke dunkin or ck or indopoint.. Nah kan kalo belajar kusuka gacukup ya kalo sampe jam 10.. Jd suka kebablasan dan kalo pulang lewat dari jam 10 kosane tutup. Yaudah den.. Krn tempatnya enak dan adem gitu ya.. Terpaksa ai tidur di dunkin or ck or indopoin anu wedi Bali.. Ih wedi bgt apamaning kose nyong pogung nek jam 9 diportal kabeh dan sepinepol huhu.. Ya begitulah.. Kemudian menjadi kebiasaan.. Kalo gak keluar kos gabisa ngerjain apa apa misal belajar atau ngerjain tugas. Dan krn kebiasaanku gak Ada temennya gitu ya yg sm kaya aku.. Jd sukanya aku sendirian trust manggil temen temen suruh nemenin. Itupun jarang. Jd harus nunggu pagi dulu baru berani pulang. Itulah penjelasannya. BTW skrg kalo ketauan ketiduran di dunkin bakal dibangunin sm mbak2nya weh huw asem tenant. Hahaha
0 notes
Text
Sebuah Keinginan
yaallah pengen sebuah bojo :(((((((( mungkin ini sama halnya kaya jeritan hati jomblo seng pengen duwe pacar. ah nyong pengen mbojo. pikirane nyong ora dawa sih dadi pengine mbojo bae ben ana seng tak peluki nek nyong lagi sedih. mungkin bagi sebagian orang bakal bilang ih fan kamu umur berapa wong belum lulus ka pengen mbojo, lha apa pengen mbojo ora ulih noh, wong pengin li ulih2 bae. apa nek nyong pengen mbojo berati kudu siki sak det sak nyet kudu siki, li ora, li mengko ngeneni nyong lulus, sekolah mening, ulih gawean, ulih mas-mas lah nembe mbojo. kepengiin mbojo li bukan berati siki jan siki kudu mbojo. ora..
0 notes
Quote
Kalau ada hal yang Allah rahasiakan, itu tidak berarti kamu diminta hanya menebak-nebak saja. Melainkan kamu diminta untuk berjuang.
Rezeki - Jodoh - dan Kematian. Selamat berjuang.
KG
(via kurniawangunadi)
2K notes · View notes
Quote
Tetaplah berjalan ketika kau lelah, bukan berhenti, cukup memperlambat langkah kakimu
(via arsyatarana)
2 notes · View notes
Text
Sebuah penolakan
Aku terlalu bodoh untuk menerjemahkan isyaratmu selama ini, syaraf sensoriku telah menangkapnya, menyalurkannya pada untaian dendrit, akson, neuron satu ke yang lainnya, atau bahkan menuju medula pelvic untuk digerakkan menjadi refleks karena ini memang terlalu mudah untuk diterjemahkan, terlalu mudah untuk ditangkap. Kamu menolakku. seharusnya efektorku bergerak secepat kilat, atau angin, atau cahaya, atau amoranggana atau apa terserah.. tetapi sayang.. sensori2 hanya mau menahannya di otak dan membawanya untuk sampai ke hati kemudian berhenti di situ. Teori terakhir memang aku sendirilah yang membuatnya. Wahai hati, tega sekali menjadikanku manusia berharap atau mungkin tak tahu diri ini? Mengapa kau membiarkan gerakan itu tertahan begitu saja? Begitukah hati ini memilih, begitukah aku memilih? tentu saja.. itu bukan satu2nya alasan mengapa hati tetap tak mau kalah dengan gerak refleks yang harus dilakukan, karena takdir, ia percaya dengan jalan takdir yang indah, bahkan jika kamu tak sendirian kala itu, tak akan ada takdir yang indah saat ini, aku percaya, takdir yang indah akan membawamu kembali ke rumah, rumah yang nyaman dan sejuk, yang sejuk tapi hangat, yang tenang, yang lucu yang membahagiakan bagai musik kesukaanmu, menjadi tempat yang paling kau rindukan di dunia ini, menjadi sesuatu yang lebih ramai dari pasar malam, dan menjadi segalanya bagimu.. Dan aku, akan terus belajar menjadi rumah.. dan jika pada waktunya nanti jalan takdir tak akan membawamu pulang sampai pada rumah ini, setidaknya aku sudah layak menjadi rumah, entah untuk siapapun, dan kamu, akan pulang pada rumah lain yang semoga pasti tepat untukmu, bisa jadi kita bertetangga, saling bertegur sapa, tersenyum, dan barulah pada saat itu, semoga hati akan menyalurkan sesuatu dari syaraf sensoriku menuju ke efektor pada kaki, membawaku jauh bersama senyum yang tergurat dalam wajah, bahagia karena gerakan refleks tersebut akhirnya ada….
0 notes
Quote
Kadang dunia terlihat sempit, kadang juga luas. Tapi hari ini aku belajar satu hal : laki-laki, bukan cuma kamu
0 notes