Tumgik
daengtaba-blog · 7 years
Text
Menulis atau terlupakan
“Apabila engkau bukan anak seorang ulama atau bukan anak seorang raja maka jadilah seorang penulis.” (Ali Bin Abi Thalib)
Meski tidak semua penulis memiliki motivasi yang sama, mereka harus memiliki keyakinan yang sama, bahwa setiap manusia akan pergi. Jika gajah mati meninggalkan gading, rusa mati meninggalkan tanduk, setidaknya para penulis mati meninggalkan tulisan.
Sebenarnya kata orang menulis itu mudah, menjadi penulis itu yang tidak mudah, butuh kemauan yang keras dan komitmen yang kuat. Tantangannya banyak, halangan dan rintangan yang harus dihadapi tidak mudah.
Keinginan untuk terus menulis sudah sangat kuat, menjaga konsistensi dan komitmen untuk menulis yang sepertinya masih lemah.
Setidaknya itulah yang saya rasakan, awalnya sangat termotivasi, menulis menjadi sangat menantang, merasa apapun bisa menjadi bahan untuk tulisan.
Kemudian tiba pada sebuah titik, sekedar untuk memulai sebuah tulisan pun terasa sangat sulit, mood yang datang dan pergi, ide yang tidak ketemu-ketemu, istilah passion yang hingga saat ini juga belum dapat, sampai jadwal menulis yang belum konsisten. Pada akhirnya semua menjadi alasan untuk tidak menulis.
Bersyukur karena akhirnya saya menyadari, mencoba mengingat pesan sebuah pepatah lama, "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan".
Saya duduk bersandar pada ayunan besi milik anak-anak paud yang belum muncul, catnya berwarna-warni, mirip pelangi, tetes embun pun masih terasa sangat dingin, pengaruhnya mampu menyegarkan pikiran saya yang berusaha menyusun resolusi baru, resolusi untuk mempertahankan komitmen menulis.
Sinar matahari mulai nampak dari sela pohon sekitar rumah, menyilaukan pandangan, saya bangkit dan bergegas memasuki rumah, mengambil smartphone yang masih dalam keadaan dicharge, tak ada pilihan ; menulis dan dikenang.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Sultan Awut-awutan
Kali ini saya ingin bercerita, tentang perjalanan dan kesulitan saya mempertahankan fokus dalam menulis, orang bilang banyak yang bisa ditulis, kalau mau menulis tidak perlu berpikir panjang. Meski masih sulit untuk menerima teori tersebut, saya berusaha agar jemari ini tetap bergerak di atas papan ketik.
Hampir sepekan ini, selain karena tak menemukan ide yang menarik, saya merasa sulit mendapatkan waktu untuk memenuhi target menulis. Ceritanya bermula saat saya dihubungi seorang ustadz dari luar pulau. Kami pernah bersama selama hampir delapan tahun, mengemban tugas sosial dalam sebuah lembaga yang sama.
Berada di perantauan membuat kami lebih mudah untuk merasa senasib dan sepenanggungan, sebenarnya bukan bersebab itu saja, kami berasal dari provinsi yang sama, dari etnis yang penyebutannya selalu disertakan, saya orang Makassar dan beliau orang Bugis. Berada dalam lembaga dan tugas yang sama membuat kami sangat dekat, bahkan bagi saya sosoknya melebihi seorang ayah, karena usia kami memang terpaut sekitar 30 tahun.
Namanya Sultan, pribadinya sangat sederhana, penampilan sedikit awut-awutan, sangat kontras dengan nama dan posisi beliau saat ini, kepala perwakilan sebuah lembaga tingkat provinsi. Terbayang jelas penampakan beliau yang dulu dengan sendal jepit tetap pede naik ke atas pesawat, sarung dan baju yang digunakan lebih sering tidak disetrika. Meski demikian, kesimpulan saya beliau adalah sosok yang sangat peduli.
Sulit rasanya untuk tidak merasa senang, setelah hampir lima tahun tidak bersama, beliau menghubungi saya lewat smartphone sepekan yang lalu, memberi kabar akan berkunjung. Meski Papua dan Sulawesi terpisah cukup jauh, tidak dapat  menjauhkan keterpautan perasaan kami yang sudah terjalin sekian lama.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
China Premium ( Muallaf )
Siauw Chen Kwok alias Felix Yanwar Siauw, seorang dai etnis China Indonesia yang lahir di Palembang Sumatera Selatan pada 31 Januari 1984. Pada Tahun 2002 Felix Siauw memutuskan untuk bersyahadat.
Setelah menemukan kebenaran Agama Islam, Felix Siauw tidak berhenti dan berdiam diri, sebagai pribadi pembelajar, Felix Siauw terus menuntut ilmu dan berguru, memenuhi dahaga akan cahaya kebenaran yang selama ini dia rasakan.
Beberapa buku kemudian berhasil dia tulis, membuktikan keteguhan dan pendalaman ilmu agama yang telah merubah hidupnya, diantara buku-buku Felix Siauw yang sudah beredar di pasaran, antara lain ;
1.       “Beyond The Inspiration”
2.       “Muhammad al-Fatih 1453”
3.       “How to Master Your Habits”
4.       “Udah Putusin Aja”
5.       “Yuk Berhijab”
6.       “The Chronicles of Ghazi ; Rise of The Ottomans”
7.       “Khilafah Remake”
Salah satu buku Felix Siauw berjudul “Khilafah on Progress” ditarik dari peredaran, hingga kemunculannya di Acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ) pada Selasa malam ( 5/12/2017 ) pada akhirnya membuat sosok Felix Siauw banyak dibicarakan, viral dan fenomenal.
Siauw Chen Kwok alias Felix Yanwar Siauw yang lebih populer dengan panggilan Ustadz Felix Siauw adalah orang China. Di Indonesia, sejak zaman Belanda stigma dan perlakuan tidak menyenangkan kerap ditujukan kepada etnis Tionghoa, dan sepertinya stigma tersebut masih terus melekat hingga zaman now, hal itu belakangan semakin terasa dengan fenomena Ahok serta maraknya imigran gelap dan tenaga kerja asing dari China yang terus menjadi topik lini masa media sosial.
Pada zaman Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, China sebagai sebuah bangsa mendapat tempat yang special dalam pandangan masyarakat Arab. Jauh sebelum masa kejayaan Islam, China telah mencapai peradaban yang maju, Bangsa China menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan, bisnis, ilmu kesehatan, produksi kertas serta bubuk mesiu adalah icon kemajuan di era itu. Sangat wajar dan pantas jika kemudian pencarian ilmu dinisbatkan kepada negeri China.
..........................................................................
“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, adalah orang yang paling ber-Taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal”.
(QS. Al-Hujurat : 13 )
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
China Premium ( Smartphone )
Di penghujung Tahun 2014, Xiaomi pertama kali menggembrak pasar smartphone tanah air melalui flash sale di Lazada, konon flash sale tersebut berhasil menjual 85.000 unit hanya untuk satu type dalam waktu kurang dari dua bulan.
Nilai penjualan yang cukup fantastis untuk ukuran hape china, belum lagi mengingat saat itu Xiaomi belum dikenal luas. Rupanya citra hape china yang selama ini dipandang sebelah mata, tidak berlaku untuk smartphone keluaran Xiaomi. Bagi saya, fenomena #mending_xioami ini merupakan sesuatu yang istimewa, menjadi salah satu pelanggan pre-order pertama Xiaomi melalui flash sale membuat saya bangga.
Setelah melihat perkembangan pasar smartphone saat ini, menurut saya citra hape china sudah berubah, yang awalnya dipandang sebelah mata kini menjadi rebutan. Dan setelah sukses mengantar banyak orang untuk menjatuhkan pilihan pada Xiaomi, dengan membukukan penjualan pribadi lebih dari 60 unit disela-sela kesibukan saya yang cukup padat selama ini ( angka penjualan tersebut sampai tulisan ini dibuat, dan semoga terus bertambah ), membuat semakin yakin kalau saya tidak salah pilih.
Xiaomi sejak awal kemunculannya membekali smartphone mereka dengan spesifikasi yang benar-benar menggoda, dengan harga yang jauh di bawah smartphone flagship dari brand lain seperti Samsung, Sony, LG, HTC dan lainnya, meski dengan spesifikasi yang setara.
Menurut saya sukses Xiaomi mendapatkan tempat di pasar global tidak terlalu mengherankan. secara umum, sebelum seorang pembeli cerdas membeli smartphone, ritual yang biasa dilakukan adalah mencari tahu harga dan spesifikasi dari ponsel yang ingin dibeli, rupanya dua hal ini sangat difahami oleh produsen asal China tersebut.
Xiaomi sejak awal kemunculannya membekali smartphone mereka dengan spesifikasi yang benar-benar menggoda, dengan harga yang jauh di bawah smartphone flagship dari brand lain seperti Samsung, Sony, LG, HTC dan lainnya, meski dengan spesifikasi yang setara.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Khadijah Award
7161, nomor antrian yang saya terima, siang ini menyisihkan waktu untuk mengurus penggantian kartu hilang sejak dua pekan, di tempatku tak ada layanan untuk provider ini. Mumpung.
Dari monitor informasi, terlihat angka dengan selisih sekitar sembilan dari nomor antrian yang saya terima. Segera kuraih koran yg disediakan, bermaksud mengisi waktu menunggu.
Setelah beberapa halaman, salah satu berita menarik perhatian saya.
Dalam harian itu pada halaman 10. Disebutkan bahwa Walikota Makassar Muh. Ramdhan "Danny" Pomanto mendapat penghargaan tingkat Asean.
Baru sampai pada paragraf ketiga, terdengar panggilan dari cs, "Nomor antrian 7161, silahkan menuju konter nomor 12".
Yang terlintas dalam benak saya, saat membaca judul berita soal enterprenuer award adalah, bagaimana dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam, yang juga seorang bisnisman sangat terkenal dengan kecakapan beliau dalam perniagaan, masyhur dengan inovasi marketing yang unik karena dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran dan ketulusan.
Tak seorangpun yang tidak mengenal kejujuran beliau hingga pada akhirnya diberi gelar "al-amin".
Adalah Khadijah, seorang wanita terhormat yang juga sangat tersohor pada zamannya, janda kaya raya yang akhirnya menjatuhkan pilihan untuk menjadikan Nabi sebagai pemimpin dalam bisnis dan rumah tangga.
Di zamannya, enterprenuer award belum dikenal, tetapi gelar kehormatan, yang tak mungkin diraih oleh manusia setelahnya, lebih bergengsi dan agung dari penghargaan manapun yang pernah ada.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam adalah manusia terbaik, Khadijah adalah wanita terhormat dan terpandang, kisah sepasang manusia pilihan ini, adalah sejarah teragung yang pernah diketahui sepanjang sejarah kehidupan.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Menjaga Persangkaan
Sepertiga malam terakhir dalam beberapa riwayat disebutkan sebagai waktu yang "mustajab" untuk bermunajat. Diterangkan bahwa Allah turun ke langit dunia untuk memenuhi do'a-do'a hambanya.
Setiap orang pasti memiliki harapan, keinginan dan cita-cita, baik yang disebutkan dalam setiap kesempatan berdo'a, maupun yang hanya sekedar terlintas dalam benak saja.
Harapan yang terus hidup membuat kita optimis, bertahan dan tetap berjuang.
Pada hari keenam 30 day write challenge jilid 10 ini, saya telat menyetor tulisan, tulisan pada hari berikutnya memuat harapan saya, semoga itu menjadi keterlambatan pertama dan yang terakhir, kenyataannya berkata lain, hari berikutnya saya kembali telat menyetor, dan sudah dipastikan tulisan hari ini juga terlambat, syukur-syukur jika saya dapat merampungkan sebelum kehabisan waktu.
Dalam beberapa kesempatan, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, pada masa penggembelaannya, berniat hadir dalam acara pentas musik di Kota dekat tempat beliau bermukim.
Dimintalah salah seorang rekan gembala beliau untuk menjaga ternak-ternak beliau selama ditinggal, berharap dapat menikmati pesta, Nabi malah ditidurkan oleh Allah dalam perjalanan menuju lokasi hingga pagi menjelang.
Kejadian esok harinya berulang, hingga Nabi kecil memutuskan untuk tidak lagi mengunjungi pesta serupa. Demikianlah Allah menjaga kesucian pembawa risalah terakhir.
Dalam banyak kejadian, yang kata orang bijak pasti ada hikmah dibaliknya, kita biasanya terlambat menyimpulkan, bahwa ada rencana yang lebih baik di setiap peristiwa, Allah siapkan untuk mengukur tingkat kesabaran dan persangkaan baik kita.
Keyakinan yang lahir dari keimananlah yang membuat kita menjadi "ajaib", jika yang diperoleh adalah kenikmatan maka syukurlah yang nampak dalam diri kita, jika itu kesusahan maka sabar menjadi perisai, syukur dan sabar, keduanya membawa kebaikan.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Sang Gembala
Dalam pengertian yang mudah, gembala memilki makna, penjaga atau pemiara binatang ( ternak ), penjaga keselamatan orang banyak.
Konon, menggembala adalah salah satu pekerjaan tertua di dunia yang sudah dilakukan sejak 6.000 tahun yang lalu. Dari pengertiannya, tugas pokok seorang gembala adalah menjaga, kawanan binatang ternak atau komunitas manusia dalam definisi yang dianut oleh salah satu ajaran agama samawi.
Sejarah kemudian mencatat, bahwa hampir semua nabi yang diutus untuk mengurus ummat manusia, memulai masa muda mereka dengan menggembala kambing. Pun demikian halnya dengan masa muda Nabiullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali telah menggembalakan kambing”.
Kambing, domba atau juga dikenal dengan sebutan biri-biri merupakan jenis hewan ternak yang tingkat kesulitan penggembalaannya lebih tinggi dari jenis binatang ternak yang lain.
Secara tidak langsung pekerjaan menggembala kambing akan menumbuhkan karakter sabar dalam diri seorang gembala. Menunggu, mengamati, mengarahkan serta mengayomi sebuah kawanan yang tidak sedikit tentunya bukan pekerjaan yang mudah.
Makna yang lahir dari peristiwa penggembalaan adalah keteguhan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan. Dibalik keberhasilan dalam menggembala, tergambar jelas kesiapan seseorang dalam menerima amanah yang berat.
Menggembala juga dengan sendirinya akan melahirkan sikap tawadhu, mengikis habis perasaan lebih baik dari orang lain, perasaan tawadhu inilah yang juga harus hadir dan membersamai setiap sikap dan perilaku kita.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Pengaruh Keyatiman
Yatim Piatu adalah seseorang yang tidak lagi memiliki ayah dan ibu, yatim yang merupakan kata serapan dari bahasa Arab, bermakna seseorang yang tidak memiliki ayah, dan piatu adalah seseorang yang tidak memiliki ibu.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menjadi anak yatim piatu pada periode usia yang disebut oleh psikolog dan psikiater, sebagai tahun-tahun pembentukan kepribadian anak. Allah SWT memilih kondisi yang bagi kebanyakan orang memilukan, untuk pembawa risalah terakhir, dibaliknya tentu tersimpan sejumlah hikmah yang luar biasa.
Sebagaimana yang kita fahami bahwa Abdul Muthallib kakek beliau adalah pemuka Quraisy yang berwenang atas pemberian makan dan minum bagi peziarah Ka’bah. Proses keyatiman Muhammad shallallahu alaihi wasallam selain agar risalah kenabian beliau nantinya tidak dicurigai sebagai strategi politik, dalam rangka mempertahankan pengaruh keluarganya, juga bermaksud untuk melepaskan semua ketergantungan beliau kepada selain Allah SWT.
Pada perjalanan risalah kenabian Muhammad shallallahu alaihi wasallam, ketergantungan hanya kepada Sang Khaliq semata, menjadi inti ajaran yang kita kenal dengan istilah men-tauhid-kan Allah SWT.
Keyatiman yang sejak awal kita sebutkan sebagai keadaan yang memilukan, secara otomatis akan menjauhkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari kemanjaan, kemewahan harta benda, dan kenyamanan hidup.
Sudah semestinya kita menjaga persangkaan baik, terhadap segala sesuatu yang Allah tetapkan. Menyikapi setiap persoalan dengan optimisme, penyerahan diri dan ketenangan jiwa.
Jiwa yang ditempa dalam kondisi sulit dan keras akan menjadi kuat, mampu survive dalam kondisi apa saja.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Refleksi Maulid Nabi
Gembala, satu dari sekian banyak lakon yang pernah diperankan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai manusia biasa. Menggembala dari usia 6 sampai 8 tahun. Profesi yang beliau jalani setelah itu adalah pedagang, sampai masa kenabian di usia 40 tahun.
Selama 38 tahun di usia 25 tahun hingga 63 tahun, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyandang status sebagai suami dari beberapa orang istri.
Tergambar dengan sangat jelas sisi “manusia biasa” dari seorang pembawa risalah yang agung, jika disimak secara sepintas tentu tak ada yang special, sebab hal-hal seperti yang disebutkan adalah sesuatu yang biasa.
Akan terlihat berbeda jika kita memaknainya, bahwa peristiwa kehidupan Nabi sejak dalam kandungan sampai wafatnya adalah sebuah peristiwa utuh yang tak terpisahkan.
Sebagai tokoh yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam, kesiapan mental dan spritual dari seorang penyampai risalah adalah faktor yang sangat penting, kematangan mental dan spritual itu mustahil dapat dicapai dalam waktu semalam untuk ukuran manusia biasa. Sekalipun tak ada yang mustahil jika Allah berkehendak.
Sebagai seorang tokoh kunci, yang pada akhirnya akan menentukan perubahan sejarah dunia, sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah dipersiapkan dan diantar sejak awal, segala peristiwa dan kondisi yang beliau alami adalah rekayasa ilahi.
Menjadi yatim, piatu, menggembala, berdagang, menikahi janda, adalah kisah yang pastinya bukan peristiwa kebetulan, semua dalam rencana Tuhan,
Kematangan mental dan spritual, serta kesiapan menjadi pemimpin dunia akhirat sangat dipengaruhi oleh peristiwa dan kisah hidup beliau.
Dalam kehidupan kita, setiap kejadian adalah sebuah proses yang penuh makna, rencana Allah dibalik setiap peristiwa pasti lebih baik, dengan syukur dan sabar, semuanya akan bernilai.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Tulisan Tanpa Judul
Sengaja, tulisan malam ini dibuat berbeda, sama sekali tidak terkait dengan topik yang saya tulis selama enam hari belakangan. sedikit bocoran, di hari ke-enam 30dwc Jilid 10 kemarin, untuk pertama kalinya dan semoga itu yang terakhir, saya terlambat menyetor tulisan.
Ceritanya setelah sampai di rumah, sekira pukul 20 malam saya berniat beristirahat sejenak dengan berbaring, berharap setelah itu bisa lebih fresh untuk menunaikan kewajiban menulis. Cerita selanjutnya pasti sudah bisa diprediksi, saya telat setoran, pagi menjelang batas akhir barulah berhasil menunaikan tugas, meskipun dengan tulisan apa adanya.
Menulis terus terang bagi saya adalah kebiasaan baru, setidaknya untuk enam hari terakhir, sekalipun saya suka membaca, selama ini belum pernah serius untuk menulis, penyebabnya banyak hal, salah satunya karena padatnya kegiatan, sering keluar kota dan aktivitas organisasi yang hampir menyita semua fokus.
Kenyataan bahwa saya bukan seorang penulis, menjadi tambahan “energizer” bagi saya untuk ikut dalam tantangan menulis selama 30 hari di sini, keterangan ini tentu saja sedikit bertentangan dengan keberanian saya memberikan tanggapan kepada sesama fighter yang tergabung dalam squad1, malah rencananya juga ingin memberikan feedback kepada squad2, hanya saja waktunya habis untuk menyelesaikan tulisan yang sedianya kelar pada malam harinya.
Perlu bagi saya mengklarifikasi, semoga umpan balik yang diberikan fighter untuk tulisan ini nantinya tidak mematikan. Kekhawatiran terbesar bagi saya adalah, kesalahan yang menurut saya dilakukan fighter squad1 yang baru saja melewati sesi feedback, terdapat dalam tulisan-tulisan yang saya posting sebelum dan sesudah hari ini.
Mengapa ada kekhawatiran seperti itu ? karena semua komentar yang saya berikan hari ini untuk sahabat-sahabat fighter yang tergabung dalam squad1, hanya berdasarkan insting semata, bukan karena teori yang saya fahami, ingat, saya belum menjadi penulis, jadi semoga dimaklumi.
Setidaknya saya berharap dengan feedback tersebut, akan membantu memberikan kesan mendalam secara pribadi demi perbaikan proses penulisan selanjutnya. Saya juga tidak yakin, apakah koreksi yang saya berikan sudah benar atau malah sebaliknya.
Sebagai contoh, komentar pertama saya kepada Mba Olan Wulandari, untuk tulisan berjudul “Utuh”
“Mba Olan, secara umum saya suka pilihan katanya, curhatan dalam tulisan kamu cukup menarik untuk dinikmati karena berhasil mempengaruhi suasana hati pembacanya.
Sedikit saran kalau bisa konsisten memposisikan diri sebagai penutur ke orang ke-dua atau orang ke-tiga, istilahnya apa nanti kita cari tahu sama-sama ya, saya hanya sedikit bingung sebenarnya Mba Olan cerita sama siapa sih ? sama si “dia” atau sama aku ? ayo jawab ! dia atau aku ? he..he…he… tetap semangat.”
Dari komentar di atas, terlihat kalau saya sendiri belum faham istilah untuk gaya bertutur orang pertama, kedua, atau ketiga. Hanya karena merasa aneh dan tidak konsisten saja, jangan-jangan itu sesuatu yang biasa atau boleh dilakukan dalam menulis, kita tunggu saja komentar para suhu.
Kepada semua fighter, saya berharap maklum, terutama yang tergabung dalam squad1, jangan patah semangat, terus menulis dan saya menanti tulisan terbaik dari kalian semua.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Berpikir Solutif
Risau, perasaan itulah yang menyelimuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sekian lama, melihat kondisi bangsa Arab yang berada pada kekacauan yang luar biasa. Sebelum risalah kenabian, beliau memang sudah sangat peduli dengan kondisi masyarakat yang tanpa arah.
Berangkat dari rasa cinta yang begitu mendalam terhadap kaumnya, menjelang turunnya wahyu yang pertama, secara rutin Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengasingkan diri untuk memikirkan nasib masyarakat Arab jahiliyah, mencari solusi dalam perenungan yang panjang.
Gayung bersambut, setelah sekian lama berusaha dan berpikir solutif, akhirnya jawaban itupun diperoleh, maka resmilah Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai pembawa risalah kenabian, ditandai dengan diutusNya seorang malaikat menyampaikan wahyu pertama.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sejak turunnya wahyu yang pertama, cahaya kebenaran yang dibawa oleh al-Qur’an mulai memperlihatkan pengaruhnya, satu persatu masyarakat arab menerima hidayah dan memeluk ajaran yang diserukan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Dalam konteks kehidupan saat ini, kerisauan terhadap kondisi masyarakat yang carut-marut lalu mengharapkan datangnya seorang nabi untuk membawa kita keluar dari kondisi “jahiliyah modern”, adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Dikatakan bahwa mukjizat terbesar al-Qur’an adalah terjaganya hingga akhir zaman, pengaruhnya akan tetap relevan meski zaman terus berubah. Berpikir solutif meski terus diupayakan, menapaktilas proses-proses perjalanan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebelum dan setelah menerima wahyu.
0 notes
daengtaba-blog · 7 years
Text
Lorong Waktu
...................
Jahiliyah, adalah istilah yang kita kenal untuk menggambarkan kondisi masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diangkat sebagai rasul, di dalam kamus, kita mendapati istilah ini diartikan sebagai “kebodohan”.
Konon, masyarakat arab pada masa itu sebenarnya tidak benar-benar bodoh, sebab mereka adalah bangsa yang masyhur dengan tradisi keilmuan yang tinggi melalui syair, masyarakat dengan reputasi yang baik soal perdagangan, mereka adalah penunggang-penunggang kuda yang terkenal dengan ketangguhannya.
Istilah jahiliyah yang disematkan kepada mereka adalah sebuah gambaran akan berbagai macam kontradiksi dan ketimpangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Aturan politik, sosial, dan budaya yang disusun oleh orang-orang dari masa sebelumnya tidak lagi diindahkan. Tatanan sosial dan spiritual yang diatur oleh agama-agama sebelum datangnya Islam telah menjadi korup.
Orang-orang pada masa itu sudah melupakan gagasan utama dari agama mereka, moralitas telah jatuh dititik yang paling rendah. Korupsi dan kebebasan yang tak terkendali adalah gambaran umum kondisi pada masa itu.
Zaman dimana kejahatan dan kekacauan merajalela. Yang kuat dapat menindas yang lemah, hukum ibarat pisau dapur, tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
Mari kita berkaca, jika pada zaman jahiliyah, masyarakat hidup dalam situasi dan kondisi yang tidak pasti, kecurangan, kesewenang-wenangan dan kedzaliman yang merajalela, serta perlakuan hukum yang tidak adil, itulah yang kini kita rasakan.
Politik, tatanan sosial, nilai-nilai agama tidak lagi memerankan fungsinya, itulah yang terjadi hari ini.
Lorong waktu telah mengantarkan kita pada kehidupan jahiliyah, masa yang dipenuhi oleh tipu daya, pendusta dipercaya, yang jujur didustakan, penghianat diberi amanah, dan orang yang amanah dikhianati.
1 note · View note
daengtaba-blog · 7 years
Text
Manusia Cerdas
Sebelum hari ini, saya mem-posting tiga tulisan dalam waktu yang hampir bersamaan, meski judulnya berbeda, sebenarnya topik ketiga tulisan tersebut sama saja, sekiranya bukan karena kewajiban, maka ketiga tulisan tersebut tentu lebih baik jika dijadikan satu.
Meski demikian, topik dari tulisan yang dipaksakan menjadi tiga bagian tersebut, masih menyisakan sebuah pertanyaan, yang bagi saya penting untuk menjadi bahan diskusi.
“Mengapa upaya pemerintah saat ini, terlepas dari lilitan hutang luar negeri dan memakmurkan rakyatnya, seakan terjebak pada sebuah labirin yang penuh jalan buntu dan tak berujung ?”
Kenyataannya, mereka adalah orang-orang pilihan, setidaknya karena telah melalui sebuah proses penyaringan, baik yang melalui proses politik, maupun mereka yang meniti jenjang karir untuk sebuah jabatan.
Faktanya, Indonesia adalah “surga dunia”, sebagaimana tergambar dalam sebuah lirik lagu lawas milik Koes Plus :
bukan lautan, hanya kolam susu,
kail dan jala cukup menghidupimu
tiada badai, tiada topan kau temui
ikan dan udang menghampiri dirimu
orang bilang tanah kita, tanah surga
tongkat dan batu jadi tanaman
..............
Perusahaan raksasa kelas dunia, juga berlomba mengais kekayaan negeri ini, berapa keuntungan tambang emas, gas, minyak, nikel, batu bara dan tambang lain yang tersebar hampir di seluruh pelosok tanah air ?
Untuk sebuah perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), PT Freeport saja, diperkirakan mencatatkan pendapatan dari penjualan emas dan tembaga dari tambang Grasberg, Papua sepanjang tahun 2016 sebesar total 3,78 miliar dolar AS atau sekitar Rp 50,52 triliun. 
Itu baru sebuah perusahaan, dengan fakta-fakta itu dada kita menjadi kian sesak ketika sadar bahwa rakyat telah dibebani dengan utang luar negeri sebesar Rp. 13,2 Juta rupiah untuk setiap orang yang lahir di Negeri ini.
Sekali lagi, mengapa semua sumber daya negara ini serta seluruh upaya pemerintah dan para pejabat, jika benar mereka berusaha untuk keluar dari kesulitan bangsa ini terlihat begitu sulit ?
Dapat dipastikan bahwa semua keterpurukan yang dialami bangsa ini, bukan karena rendahnya tingkat pendidikan para pejabat di semua level, bukan pula karena rendahnya tingkat kecerdasan mereka.
Dari perspektif agama, seharusnya kecerdasan mereka bisa menyelesaikan persoalan besar bangsa ini, jika saja cerdas sebagaimana yang digambarkan oleh Nabiullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya :
“Ya Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya”. Kemudian ia bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas“. (HR. Ibnu Majah)
Jika rakyat Indonesia cerdas, para pejabat pemerintah juga cerdas, maka seluruh orientasi kehidupannya adalah untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian.
Mereka inilah yang dido’akan oleh seluruh makhluk, dari semut-semut yang tak terhitung jumlahnya, hingga ikan-ikan di lautan yang luas, mereka semua mendoakan.
Mengapa ?
Karena hanya orang-orang yang cerdaslah yang akan melindungi alam, merekalah yang akan menjaga keseimbangan ekosistem dan ekologi lingkungan, mereka faham bahwa tumbuhan dan serangga yang dibunuh tanpa tujuan yang jelas akan menghentikan do’a-do’a mereka.
Orang cerdas akan berhati-hati, bertanggung jawab dan tentu saja memaksimalkan setiap potensi yang ada untuk mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa.
Orang cerdas tidak akan khianat serta mengabaikan kepentingan hidup orang banyak karena keserakahan, demi kehidupan setelah kematian.
1 note · View note
daengtaba-blog · 7 years
Text
Manusia Indonesia
Yogi Ahmad Erlangga, seorang ilmuan muda kelahiran Tasikmalaya. Namanya semakin ramai menjadi perbincangan di lini masa media nasional bahkan internasional sejak berhasil memecahkan rumus matematika “persamaan helmholtz”. Rumus yang sudah 30 tahun terakhir menjadi misteri ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.
Sri Mulyani Indrawati, srikandi kelahiran Bandar Lampung ini adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi Majalah Forbes tahun 2008.
Dua nama yang saya sebutkan di atas, hanyalah sebagian kecil dari deretan nama-nama tokoh hebat yang lahir di negeri ini. Bukti bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang maju, penduduk Indonesia adalah manusia-manusia cerdas yang siap menghadapi persaingan global.
Deretan nama yang memenuhi 3 lembaga pemerintahan Indonesia dalam konsep pembagian kekuasaan yang menerapkan teori trias politika, adalah juga merupakan orang-orang pilihan yang tentu saja kompeten pada disiplin keilmuan dan bidang masing-masing.
Orang-orang cerdas dengan sederet gelar akademik itulah yang kemudian didaulat untuk mengurus negeri ini, sumber daya alam untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Mestinya, berbagai macam ketimpangan, kesenjangan dan kontradiksi yang menimpa negeri ini tidak harus terjadi, jika benar bahwa mereka yang telah menerima mandat dari rakyat untuk mengurus negara ini adalah orang-orang yang cerdas.
1 note · View note
daengtaba-blog · 7 years
Text
Kesenjangan di depan mata
Indonesia memang begitu, rakyatnya hidup dalam suasana kebangsaan yang penuh ujian dan fitnah. Saat kebenaran dan kebatilan dijungkirbalikkan, yang benar disalahkan, yang salah disanjung dan dipuja, yang toleran dan menjaga semangat persatuan dituduh makar, dikriminalisasi, diduga dan ditangkap, sebaliknya yang intoleran dan membuat makar di-dekati, dirayu, dan diundang.
Yang diterima oleh sebagian besar rakyat Indonesia hanyalah beban dan kemiskinan. Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang ( 10,64 persen dari jumlah total penduduk ).
Rakyat berharap tunjangan kesejahteraan, disaat yang sama negara kita memikul beban, pinjaman sebesar Rp. 734,98 Triliun. Kalau diwariskan, maka setiap orang harus menanggung utang sebesar Rp. 13,2 Juta Rupiah.
Credit Suisse, merupakan salah satu bank investasi dan manajemen investasi terkemuka di dunia yang berasal dari Swiss, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kesenjangan ekonomi tertinggi ke-empat di dunia. Angka kesenjangan ekonomi yang terjadi di Indonesia mencapai 49,3 persen. Artinya adalah, satu persen orang terkaya di Indonesia mampu menguasai 49,3 persen total kekayaan negara.
Budaya korup para petinggi dan pengambil kebijakan di negeri ini tentu saja memiliki peran yang sangat menentukan, memudahkan para pemilik modal besar, untuk semakin menguasai sumber daya yang semestinya diperuntukkan bagi rakyat banyak, sekalipun dengan menyalahi prosedur yang berlaku, dengan imbalan yang disepakati semuanya dapat diwujudkan.
#30DWCJilid10 #Day2
1 note · View note
daengtaba-blog · 7 years
Text
Sebuah Permulaan
Katanya Indonesia adalah negeri yang menakjubkan, adalah zamrud khatulistiwa yang memiliki pesona keragaman alam dan budaya, dengan masyarakat yang terkenal ramah.
Indonesia memiliki alam yang indah, sawah yang subur, terdapat banyak hutan hujan tropis yang mempesona di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Laut Indonesia kaya luar biasa, lebih dari 2.500 jenis ikan hidup di laut kita dengan 590 jenis karang batu. Mulai ikan “Paedocypris Progeneticaini” yang hanya seukuran nyamuk di Sumatra, sampai “Python Reticulata” dengan panjang 10 meter di Sulawesi. Indonesia juga memiliki spesies hiu terbanyak di dunia hingga angka 150 spesies.
Di darat Indonesia, beraneka jenis flora dan fauna hidup, mulai dari komodo raksasa yang hidup di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang dan Gili Dasami di Nusa Tenggara, orang utan di Kalimantan, badak bercula satu di Tanah Jawa, anoa di Hutan Sulawesi hingga burung kasuari dan burung cenderawasih di Tanah Papua.
Selain tempat yang cocok bagi bunga terbesar di dunia “Raflesia Arnodi” yang hidup di Bengkulu, Indonesia juga memiliki biodiversity anggrek terbesar di dunia dengan 6.000 jenis anggrek, mulai dari anggrek macan yang terbesar dan yang terkecil hingga yang paling langka, anggrek hitam yang hanya ada di Kalimantan dan Papua.
Indonesia juga memiliki berbagai jenis rempah-rempah, kayu beraroma serta buah-buahan. Emas, perak, minyak bumi, batu bara dan segala macam jenis kekayaan alam ada di dalam perut Bumi Indonesia.
Dari Negeri yang terhampar indah bagaikan taman surga inilah, cerita dan kisah ketimpangan bermula.
Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang ( 10,64 persen dari jumlah total penduduk ), angka yang sebenarnya tidak terlalu besar, kalau saja para pemimpin di tanah surgawi ini serius menggunakan kekuasaan, kebijakan dan semua potensi kekayaan yang negeri kita miliki untuk pengentasannya.
Tak ada salahnya jika kita mau berkaca pada sebuah negeri yang sangat dekat dengan “surga kita”, negeri kecil bernama Brunei Darussalam, hanya memiliki sebagian kecil dari kekayaan alam yang kita miliki.
Tak ada resistensi, tak ada aksi sosial, apalagi mobilisasi jutaan massa di mana-mana untuk menuntut, mempersoalkan kebijakan dan bentuk negara yang monarki, mereka semua merasa aman dan sejahtera.
Konon, setiap warga yang berusia di atas 60 tahun akan memperoleh “gaji-tua” oleh negara sebesar 250 Dollar Brunei atau setara 5 Juta Rupiah, jika mereka suami istri berarti total “gaji-tua” yang mereka peroleh sebesar 10 Juta setiap bulannya.
Apakah para elit di negeri kita ini gagal faham ber-jama’ah, bagaimana mungkin negara ini tega mewariskan utang yang jika dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia, maka setiap orang harus menanggung utang sebesar Rp. 13,2 Juta Rupiah. Utang kepada negara dan lembaga keuangan yang menggali emas di negeri kita dan menghisap minyak dari dalam perut bumi Indonesia.
#30DWCJilid10 #Day1
1 note · View note