Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Belakangan ini satu kalimat yang sering aku ulangi adalah,
"Ya Allah, dosa masa lalu aku yang mana yang membawaku ke kondisi seperti ini di kantor?"
Jujur lelah.
Jujur pasrah.
Jujur cuma pengen bilang iya udah iya biar cepet biar ga ada komunikasi lebih lanjut.
Di balik refleksi diri dengan pertanyaan di atas, aku juga bilang,
"Ya Allah, kejutan manis di depan nanti pasti dahsyat banget ya? Bisa-bisa kejutan manisnya sangat tak terduga sampai ucapan syukur ga berenti aku lantunkan seraya bilang makasih karena telah memberikan ujian ini padaku."
Sebentar lagi kan ya? Ah ga sabar dengan kejutan manisnya.
Commuterline, 7 Agustus 2025
Rajuami
139 notes
·
View notes
Text
Aku pernah pongah dengan bilang, aku sudah tidak takut kehilangan. Namun ketika kehilangan itu mengetuk pintu takdirku ke sekian kali, aku mulai bertanya; adakah yang tersisa untuk kumiliki?
Tidak ada. Jelas aku tahu jawabannya kita tak pernah benar-benar memiliki apapun di dunia ini. Terlepas kepercayaan kita akan material dan nonmaterial, kita semua sama; tak memiliki apa-apa, bahkan tidak diri kita sendiri.
Kenyataan itu berulang kali membuat aku takut setengah mati—kadang berpikir kenapa tidak mati sekalian saja—membuat aku semakin limbung dan menciptakan runtutan kehilangan baru, lagi dan lagi.
Hanya untuk berakhir menjadi makhluk labil yang energinya seperti gelombang, naik turun tanpa peringatan bahaya. Hari ini hidup seperti manusia utuh besok jatuh dengan dalih menjadi manusiawi (yang kadang waras dan selebihnya gila).
96 notes
·
View notes
Text
Suka sekali dengan kalimat ini:
"Jika kamu merasa jalanmu atas sesuatu dipermudah, berarti Alloh ridho."
Urip, 11 Juli 2025
242 notes
·
View notes
Text
Garis yang Sempat Bersinggungan
Orang-orang yang kemarin bersinggungan hidupnya denganku kini perlahan menjauh, bukan karena kita bertengkar atau sedang ada masalah. Tapi memang karena fokus hidupnya sudah berbeda. Fasenya telah berganti.
Orang-orang yang sebelumnya bersinggungan dengan garis hidupku kini tengah meniti rel-nya sendiri. Entah kapan kita akan bersinggungan lagi.
Tapi kudoakan semoga banyak kemudahan dan kebaikan untuk hidupmu. Diberikan kekuatan dan keceriaan sebagaimana dulu kita pernah duduk sembari berbicara tentang mimpi, rasa, dan segala duka yang tengah kita hadapi.
Kudoakan semoga masalah-masalah yang sempat kemarin kita bicarakan, telah berlalu. Semoga cita-cita yang sempat kemarin kamu utarakan, perlahan terlihat terang jalannya.
Orang-orang yang kemarin bersinggungan takdirnya denganku kini telah fokus ke kehidupannya sendiri. Aku merasa bahagia pernah bersilang takdir. Aku tidak bersedih karena akhirnya kita berlainan jalan.
Hanya saja, aku kembali ke kesepian. Begini ternyata rasanya semakin dewasa. (c)kurniawangunadi
297 notes
·
View notes
Text
Kenapa Aku Harus Selalu Kuat?
Aku tidak pernah memilih untuk selalu kuat. Tapi entah sejak kapan, dunia seolah sudah sepakat: aku harus jadi tempat bersandar— bukan yang bersandar.
Apa mungkin karena aku terlihat bisa? Atau mungkin karena aku jarang mengeluh dan selalu tersenyum ceria? Tapi siapa pun yang terlihat baik-baik saja, bukan berarti sedang benar-benar baik-baik saja.
Ada hari-hari saat aku juga ingin menangis, ingin diam saja tanpa dituntut apa-apa. Tapi setiap kali aku mulai menunjukkan rapuhku, aku merasa bersalah. Takut dianggap lemah. Takut mengecewakan.
Dan akhirnya aku belajar menyembunyikan lelahku. Menerima peran sebagai Si Kuat— walau dalam hati aku juga sering kali goyah.
Terkadang aku bertanya:
“Kenapa harus aku?”
“Kenapa aku harus menjadi satu-satunya yang bertahan ketika semua orang mulai menyerah?”
“Kenapa aku harus menguatkan, bahkan saat aku sendiri hampir runtuh?”
Tapi hari ini aku ingin jujur pada diri sendiri: Aku lelah. Dan aku ingin berhenti jadi selalu kuat untuk sebentar saja.
Karena menjadi kuat itu baik. Tapi dipaksa untuk selalu kuat, itu menyakitkan.
64 notes
·
View notes
Text
Tumbuh Tanpa Sadar
Mungkin kamu memiliki pilihan untuk menyerah, tapi kamu tidak memilihnya. Apakah kamu sudah sadar bertapa kuat dan hebatnya dirimu? Tetap memilih untuk terus menjalani meski dengan keyakinan yang tipis, dengan perasaan yang tak menentu, dan ketidakpastian yang pasti.
Hatimu yang selama ini terlalu lembut, telah belajar untuk kuat. Tidak lagi mudah terluka karena hal-hal yang tak seberapa. Lebih mudah untuk dikendalikan karena kamu telah beranjak dengan pengetahuan.
Pengetahuan tentang hakikat hidup, hakikat bahagia, dan hal-hal lain yang lebih prioritas daripada menebak-nebak rasa dan pikiran orang lain. Kamu telah tumbuh, meski tak menyadarinya.
Memang belum waktunya berbuah manis, tapi kamu telah kuat menahan terpaan angin yang kencang. Apakah kamu masih tidak menyadarinya? (c)kurniawangunadi
246 notes
·
View notes
Text
Terkadang perpisahan hanya perlu diterima sebagai perpisahan. Tanpa perlu menuduh siapa yang salah. Atau menakar siapa yang kalah.
86 notes
·
View notes
Text
Ya Allah,
"Jika aku pernah menjadi alasan sakit seseorang. Tolong sembuhkan dia dan ampuni diriku."
378 notes
·
View notes
Text
Di umur sekarang senyum bukan lagi sebuah rutinitas ku, menghela nafas, memakan makanan enak sendirian menjadi sebuah obat lelah ku sekarang..
91 notes
·
View notes
Text
Bahu yang lebih kuat, kaki yang lebih tegak, hati yang tetap hangat, pikiran yang tetap tumbuh—maaf Tuhan inginku banyak. Dunia yang penuh dengan transaksi ini, aku butuh semua itu untuk lebih ikhlas.
287 notes
·
View notes
Text
barangkali sakit adalah anugrah. sebab, jika sabar; beberapa doa terkabul, beberapa dosa terlebur.
121 notes
·
View notes
Text
Suka banget sama nasehat Ust Nudzul Dzikri bahwa:
Semua perempuan yang sedang mengusahakan untuk menjadi perempuan shalihah itu babak belur, mati matian melawan hawa nafsunya dan berusaha menjaga keimanannya. Meski terkadang terombang ambing dengan sebuah perasaan. Berusaha untuk berpegang teguh pada kebaikan agama dan RabbNya, serta semua bentuk perjuangan ini Lillah.
345 notes
·
View notes
Text
Suara yang berisik di Malam hari
Malam ini menuju peraduan, kepalaku berisik sekali, apa kamu juga merasakannya hal serupa kawan?
Apalagi jika kamu anak perempuan pertama dikeluarga, si tulang rusuk yang lemah ini, harus merangkap juga menjadi tulang punggung, harus terlihat kuat didepan semuanya, semangat yah untuk para anak pertama, apalagi perempuan, kamu hebat banget loh
Kamu tahu, Banyak suara suara berisik yang terdengar setiap malamnya, menggema sampai membuatku sulit memejamkan mata
Suara berisik ini memantul ke dalam jiwaku, hingga tak terasa ada butiran air yang jatuh dari kedua retina, membasahi bantalku, entahlah, aku hanya berani menumpahkannya pada malam hari, tak ingin ada orang lain yang mengetahui, apa kamu juga sering merasakan hal yang sama kawan?
Entahlah kenapa suara suara berisik itu selalu menghantuiku tiap malam, banyak hal yang kukhawatirkan
Si perempuan yang ingin terlihat kuat ini, disetiap malamnya hanya bisa bermunajat dengan RabbNya, karena hanya disana ditemukan ketenangan, iya hanya disana, setelah menceritakan semuanya, matanyapun terpejam, kemudian dengan penuh semangat menyambut fajar esok harinya, seperti biasa selalu ceria didepan semua orang, seperti tak memikul beban apapun
Pesanku untuk perempuan sok kuat ini, tetap semangat, tak mengapa jika sesekali terlihat lemah, namanya juga manusia kan, tapi ingat selama semuanya kau serahkan ke Rabbmu, aku yakin tak lama lagi akan datang kabar gembira menyambutmu, semua air mata kesedihan itu akan berganti dengan air mata haru, kemudian dirimu berkata " Terima kasih ya Allah ini lebih dari yang aku doakan"
Tetap semangat dan tersenyum yah untuk para tulang rusuk yang merangkap menjadi tulang punggung saat ini, semoga tahun ini tulang punggung yang sesungguhnya bisa menemani menjadi teman hidup bersama melalui suara suara berisik yang menggema itu
35 notes
·
View notes
Text
Memaafkan bukan melupakan. Tapi memaafkan, adalah mengingat tanpa emosi.
129 notes
·
View notes
Text
Entah kenapa setiap kali aku yakin maunya cuma sama satu orang, akan ada beberapa orang yang nongol dan berniat serius.
Kayaknya aku harus satu jawaban, harus dia makanya aku mau. Emang benar kan, sebelum kenal dia niat menikahku itu nyaris nggak ada.
Aku udah menemukan orang yang karena dia aku mau menikah, jadi harus dia. Tapi dia nggak menemukan aku huhu.
60 notes
·
View notes
Text
352
Perlu waktu panjang dalam mempersiapkan, untuk memantaskan diri bersanding dengan apa yang dicita-citakan. Oleh karena itu, ku sampaikan saja tujuan pokoknya,
"Sehidup sesurga, ya."
—08
137 notes
·
View notes
Text
Kau Maha Melihat seberapa muak aku dengan permainan yang objeknya perasaan. Jikalau lebih bercahaya, aku lebih suka Kau kembalikan aku mati rasa.

Tuhan, banyak sedih tumbuh subur di mataku yang enggan hujan. Pun, Kau paling tahu perihal bandang yang berhasil kubendung dengan jatuh bangun. Badai yang tiap malam bertengger di kepala, kupersilakan duduk berdua agar ia punya teman untuk bercengkrama. Pundakku yang orang-orang suka, barangkali mereka melihatnya sebagai singgasana harapan penolak bala.
Duh, tidak. Dunia anak pertama tak sehitam yang dibicarakan manusia.
Yang patah tak selalu berteman payah. Meski sedikit-sedikit nanti akan penuh, sakit-sakit juga pasti akan sembuh. Tapi, Tuhan, mohon berikan aku semesta yang lebih ringan. Paling tidak, aku tak perlu memotong kaki tangan ataupun menjual seluruh badan dan menukarnya dengan satu sloki whisky hanya untuk dicintai. Aku khawatir manusia sejatinya adalah hewan yang diperbudak keinginan dan aku anak ayam yang sukarela dibesarkan agar jadi santapan malam.

Tuhan, di tubuh anak perempuan pertama dan satu-satunya, Kau Yang Maha Tahu seberapa banyak bejat dan bangsat yang melekat. Pun berapa darah dan nanah yang ia telan mentah-mentah. Sudah kewelahan ia dengan amin-amin yang dibalas main-main. Mohon ringankan perjalanannya dengan menyingkirkan segala yang menolak diisi, hanya penasaran dan justru mencuri. Perihal pelajaran yang Kau bungkus dengan cara kurang menyenangkan, aku beriman. Perihal doaku yang memelas dan minta dikuatkan sendirian, Kau jua Maha Mendengar dan Mengabulkan, bukan?
Tuhanku, untuk mereka yang Kau takdirkan sesaat dan terlewat, mohon singkirkan dan jaga aku dalam kesendirian. Kau Maha Melihat seberapa muak aku dengan permainan yang objeknya perasaan. Jikalau lebih bercahaya, aku lebih suka Kau kembalikan aku mati rasa.
Pada petang hari hujan ini, Kau berjanji lebih banyak mendengar dan mengabulkan. Aku beriman.

.
.
.
Jum'at, 04 Oktober 2024
60 notes
·
View notes