Tumgik
dayinjanuary · 1 year
Text
Tired
I'm so tired
Too tired
I’m tired as I feel hard to get up from my bed; quite frightened to face what will happen once I open my eyes in the morning
I’m tired; for always worry about how my day will be ended
I’m tired of always put those fake cheerful acts as if my days were going fine
I’m tired of people, or maybe my life, or even I’m tired of myself
?
3 notes · View notes
dayinjanuary · 2 years
Text
he ain't dumb,
he just playing safe,
either to save us from temporary love, or
just to save him from his own egoistic
there was never me in his life
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
today is my birthday
no cake, no candles, no celebration, and i'm okay —very okay indeed
today is my birthday
and there's still no you, the one who I patiently wait for coming through
today is not only my birthday
but also the day I choose to let myself feeling peace and happy sufficiently
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
that moment when all I had to do was close my eyes but memories of us suddenly crossed my poor mind
poor my eyes for not resting
poor my head from remembering you
poor my heart for hoping you back
poor me
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
ruang dialog
"hai, apa kabar?"
"hai.."
"hai, gimana kabar?"
"eh, kamu masih punya materi semester 4 ke atas, ga?"
"ehhh, punya link webinar, ga? biasanya kamu suka share, kan, hehe"
"he, aku kangen."
hampa. kosong. urung
semua hanya wacanaku,
semua tertunduk oleh satu tombol;
delete
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
trust me, you're so fckn special that I wanna keep you for a very long time. you're so worthy that the whole universe can't replace you with anything else. and I need you to know that you'll never walk alone because I always stand right beside you, every time you want
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
here I am, stuck, depressed, lonely people said that all pains will be gone but why do I feel like all of my pain do not lessen at all, it's even bigger, hurtful it's, even more, encouraging me to give up
-atonic
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
“Sedang berada di fase ingin menyerah.”
1 note · View note
dayinjanuary · 3 years
Text
semuanya terasa samar,
sampai rasanya aku tak bisa untuk meyakinkan diriku sendiri lagi. apakah aku bisa sampai di sana? di titik itu? bisa kah? 
lantas, jikalau aku sungguh tak mampu, apakah mereka akan memaafkanku?
0 notes
dayinjanuary · 3 years
Text
Bertahan dulu, sekarang saatnya mengumpulkan peluru. Tak usah gegabah apalagi terburu-buru.
Sedikit lagi, seharusnya kamu masih kuat. Buktinya banyak hal sudah terlewat dan kamu masih tetap tegak.
373 notes · View notes
dayinjanuary · 5 years
Quote
Sedang berada di fase ingin menyerah.
1 note · View note
dayinjanuary · 5 years
Text
Kita pernah banyak berbagi keluh dan susah. Kita pernah saling mengajari. Pun kita pernah saling mencipta tawa. Sampai suatu ketika aku dipaksa menerima bahwa pernah di antara kita berakhir dengan kenyataan yang berbeda. Bahwa pernah di antara kita cukup sekedar menjadi cerita
0 notes
dayinjanuary · 5 years
Quote
Jika aku adalah seorang pengendali waktu, aku ingin menjadikan hari ini sebagai hari pertama kita berkenalan. Kita berjabatan tangan dan berbicara satu sama lain seperti biasanya. Aku ingin memutar hari ini setiap hari.
Juni, 2019 (Berbaikan)
0 notes
dayinjanuary · 5 years
Text
Dulu - Kini : Kita Bukan Lagi Kita
Tahukah kamu, dulu aku selalu tak bisa menahan senyum ketika terlibat percakapan denganmu?
Tahukah kamu, dulu aku selalu menantikan pertemuan kita yang berkedok rapat organisasi? 
Tahukah kamu, dulu aku pernah selalu mencari tahu apa dan bagaimana hal yang menjadi favoritmu? 
Tahukah kamu, dulu aku selalu merasa tak terima ketika kamu sedikit menghiraukanku?
Tahukah kamu, dulu aku pernah marah dan meraung kepada Tuhan mengapa kita dicipta berbeda?
Dan sialnya, perihal dulu itu terbawa hingga kini.. 
Seandainya kamu tahu bahwa aku benci ketika mengingat masing-masing kita pernah berdebat dan saling mencaci
Seandainya kamu tahu bahwa aku sering tertunduk pilu ketika melihatmu bersikap seolah tak mengenalku lagi
Seandainya kamu tahu bahwa sampai kini aku sangat ingin mengucap terimakasih karena kamu adalah satu-satunya orang yang mau menolongku di saat aku pernah ketinggalan kartu ujian tanpa perlu berpikir lama
Seandainya kamu tahu bahwa sampai kini aku benci mengingat seperti apa hubungan kita berakhir
Dan seandainya kamu tahu bahwa sampai kini perasaanku tak sedikit pun berubah. Aku masih tersenyum tak jelas ketika kamu mau membalas pesan singkatku. Aku masih antusias dengan cerita-cerita baru yang kamu bagikan di media sosialmu. Aku masih sama. Oh tidak, aku sedang berusaha untuk menjadi versi terbaikku. Aku yang tidak memunculkan ingatan burukmu terhadapku
Aku masih sama, aku adalah air yang katamu bisa memadamkanmu ketika kamu –sang api– yang mudah tersulut amarah. Air yang selalu mengimbangi sang api yang pemberontak dan tak mengenal takut
Tidak ada yang berubah
Ya, inilah aku, air yang menanti sang api supaya bisa mengulang cerita air-api itu kembali meski aku tahu rasanya sudah mustahil untuk terjadi ,–
0 notes
dayinjanuary · 7 years
Text
Karena sepi yang sesungguhnya adalah ketika kita terdiam di tengah keramaian.
1 note · View note
dayinjanuary · 7 years
Text
Tidak ada yang saya harapkan selain kelanjutan-kelanjutan diskusi saya dengan Tuhan setiap malam, tentang peraduan saya tentang kamu, maupun tentang mimpi saya untuk berdiskusi denganNya bersamamu –sekalipun saya tahu bahwa saya dan kamu memiliki tapal batas diskusi denganNya yang sangat berbeda.
0 notes
dayinjanuary · 7 years
Text
Perasaan itu lucu, sama halnya perasaan saya padamu. Dulu, kita dipertemukan pada suatu kegiatan yang kita kerjakan bersama. Hingga akhirnya di setiap waktu yang berlalu, di setiap lelah dan celoteh saya tentang betapa merepotkannya segala berkas yang saya urus, di setiap tagihan-tagihan saya tentang susunan anggaran yang kamu urus, ya, di sela-sela kata 'setiap' itu lah yang memunculkan perasaan saya padamu.
Mungkin memang terlalu klise, perempuan seperti saya mudah dibuat jatuh hati karena situasi seperti itu. Kamu yang selalu mengakhiri chat kita dengan kata penyemangat, sekali lagi, saat itu kamu telah satu langkah maju ke depan pintu hati saya.
Tidak ada yang lebih saya harapkan pada hari-hari saya di kampus selain melihat kamu dengan senyum khasmu. Tertawa di antara senda gurau bersama teman-temanmu. Ya, memang saya hanya bisa memperhatikanmu seperti itu, dengan malu dan diam-diam tersipu ketika kamu menemui sikap bodoh saya itu.
Di antara hari-hari membosankan di kampus itu, ada satu hari di mana saya sangat menantikannya. Hari Senin. Hari pertama dalam sebuah pekan. Hari yang bagi anak-anak berseragam sekolah sangat menyebalkan karena upacara, tetapi itu adalah tak lebih dari hari istimewa bagi saya, karena hari itu saya tak perlu sembunyi-sembunyi untuk bertemu kamu, ya, tak lain karena kita dipertemukan dalam sebuah kelas yang sama. Iya, di hari Senin itu saya dengan mudah bertemu dan memperhatikan kamu. Kamu yang saat itu selalu melempar senyum dan gurauan kepada saya ketika kelas berakhir.
Begitulah, berawal dari sedikit situasi-situasi tak disengaja itu yang menjadikan saya seperti ini, terus-menerus selalu ingin melihat kamu di esok hari. Saya yang terus-menerus mengharapkan pesan-pesan di antara kita tak pernah berakhir. Saya yang terus-menerus membayangkan bagaimana rasanya jika saya dan kamu benar-benar menjadi kita.
0 notes