Tumgik
deassallom-blog · 5 years
Text
karena, bagian terberat dari memikirkan sesuatu adalah memikirkannya terlalu dalam..
Fiersa Besari
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
segala yang pelik bisa diringankan dengan peluk💙
0 notes
deassallom-blog · 5 years
Text
Jangan beri tau siapapun tentang dirimu. Kamu tidak punya banyak waktu untuk serakah.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
"aku tiba-tiba jadi pendiem kalo lagi sendirian"
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
"Semua perempuan di dunia ini boleh putus asa, sal, kecuali kamu. Sebab namamu salma. Seorang ratu tidak boleh putus asa."
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Karena kau, aku tak goyah sampai akhir. Tak peduli sesulit apapun.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Orang-orang yang dapat menaklukkan dunia adalah orang yang sabar menghadapi caci-maki orang lain. Orang yang dapat mengendalikan emosi ibarat seorang kusir yang dapat menaklukkan dan mengendalikan kuda liar. Dia dapat mengambil jarak dari amarahnya seperti ular menanggalkan kulitnya. Hanya mereka yang tidak gentar dengan siksaan yang akan berhasil mencapai apa yang dicitakan.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Sebab ternyata, ada hal-hal yang harus tetap disimpan sendiri tanpa ada manusia lain yang tau. Beberapa hal yang membuatku kuat, tanpa penguat sekalipun.
2 notes · View notes
deassallom-blog · 5 years
Text
24 April 2019
Barangkali rasaku hanya sementara, buatlah hal itu menjadi abadi.
Meski kau tau, tidak ada hal yang abadi di dunia ini.
Barangkali suatu saat nanti aku berkata bahwa tak lagi mencintaimu, yakinlah aku hanya ingin kau ada di sampingku. Tanpa syarat.
Meski kau tau, tak ada hal yang akan aku lakukan saat kau ada disini.
Meskipun kau tau, aku hanya akan diam tak bersuara sambil menatap teduh matamu.
Kini, aku mencintaimu. Utuh, tak tersentuh. Terbalut dalam doa.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Masih di tanggal yg sama
Entah aku sedang berharap pada apa. Yang jelas, terhadap manusia.
Tidak, aku tidak menyerahkan seluruhnya. Tidak akan.
Akan selalu aku sisakan sedikit ruang untuk kecewa. Agar tidak sakit terlalu lama jika esok ternyata dia tak sesuai dengan harapanku.
Hari ini, aku perbaiki diri dulu. Dengan harapan, kau juga perbaiki dirimu.
Jika memang, esok bukan lagi aku yang menjadi semangatmu, aku harap ada seseorang yang lebih membuatmu bersemangat dalam menjalani hari-harimu.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
20 April 2019
Setahun silam, ada seseorang yang bilang padaku, "aku tidak akan menyakitimu, aku menjaga dan menghargaimu" terasa menggelikan, namun aku tetap meng-iyakan ajakannya untuk menjalin hubungan.
Aku tidak mengerti apa yang ada di dalam otakku sehingga bisa secepat itu menerima seseorang.
Hal yang aku sendiri ragu atas keyakinan untuk terus bersamanya. Ah, ternyata benar. Cinta memang se goblok itu.
Atau mungkin, aku menerimanya sebagai pelampiasan semata? Sebab baru putus dari seseorang yang lalu? Ah, bisa jadi.
Dari sini aku intropeksi diri. Ternyata dari awal yang kulakukan adalah salah. Bukan salahnya jika pergi mencari yang lain. Salahku yang menerimanya meski tak mencintainya.
Dari sini aku paham, aku mengerti bahwasannya aku tidak mampu memaksakan kehendakku atas orang lain. Dan begitu juga orang lain kepadaku.
Lalu,
Hari ini, ada satu orang lagi yang mengatakan "aku tidak akan menyakitimu"
Tidak lagi aku meng-iyakan. Aku belajar, aku perlu waktu untuk menetralisir hatiku hingga bersih dari keinginan untuk balas dendam pada dia yang lalu.
Aku, harus memulai yang baru dengan baik, hingga akhirnya akan menjadi baik pula.
Biarkan rasa kesalku menguar terlebih dahulu. Hingga yang kuberikan padamu adalah sayang yang ku pendam, tanpa penyesalan.
Sebentar lagi, bertahanlah satu hari lagi. Setiap harinya.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Tentang rasa yang kian menguat. Tak menguar meski termakan zaman. Hari-hari berlalu menjadi pemicu kekuatan rasa.
Adakah hari yang lebih indah dibanding pertemuan sepasang kekasih? Lalu, adakah hari yang lebih buruk dibanding perpisahan antara keduanya?
Kamu, yang tak pernah jatuh cinta tak akan tau bagaimana rasanya. Sebab hal-hal indah itu hanya bisa dirasa oleh orang-orang yang perasa.
Ada yang diam, ketika rasa itu tumbuh. Namun, banyak juga yang kemudian lantang berbicara menyatakan bahwa aku mencintaimu.
Menurutmu, lebih baik yang mana, diam atau bicara?
Aku memilih diam dalam menikmati rasa. Memuji dalam sunyi. Merindu dengan sendu. Menunggu detik-detik waktu. Mencintai meski tak dicintai.
Harap-harap cemas ketika ternyata, kau memilih orang lain. Aku paham, aku tak bisa apa-apa. Membencimu pun, aku tak punya alasan.
Tapi, aku menemukan orang lain. Yang bisa jadi, dia lebih baik darimu. Aku tak menjamin ada sesuatu di dalam dirimu yang membuatku jatuh cinta ada pada dirinya. Namun yang ku tau, dia tak ingin melihat tangisku.
Aku menemukanmu, dalam diamku. Pada malamku. Pada rasa yang tak perasa.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Bagian keempat
Pada bagian keempat, aku sedang di rumah. Entah boyongan, atau cuma pulang. Gatau. Intinya aku di rumah.
Aku berada di sebuah bangunan indah. Dari situ, aku bisa melihat sebuah jam megah yang tinggi menjulang. Kata buya, itu cuma ada di makkah.
Di bawah bangunan itu, terdapat laut. Kami (red:aku dan dia) membawa kurma pada kantong kami. Lalu berenang menyusuri laut untuk menuju daratan di seberang sana.
Dan kami sampai di seberang dengan senyuman.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Bagian ketiga
Masih di Jombang.
Waktu itu, aku sedang berada pas juz yang aku sendiri ingin mengakhiri hafalan itu. Sebelumnya, aku sempat telfon ke buya. "aku sampe lima juz aja ya"
Lalu mimpi itu datang, hanya sekejap. "eh, kanjeng nabi" dengan senyum malu, seperti ketahuan melakukan kesalahan. Lalu aku bangun.
Ah, kenapa ga saliimm.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
Bagian kedua
Aku kembali bermimpi, tiga sampai empat tahun kemudian. Di Tambakberas, Jombang.
Cerita yang lumayan panjang, sebelum bertemu dengannya. Hingga sampai pada halaman assaidiyyah. Aku menyiram sesuatu dengannya (red:sesuatu yang kotor, entah apa).
Satu lagi, entah ini di mimpi yang berbeda ataukah sama, aku ragu.
Ada empat kamar mandi, di ribath at-tan'im. Pada tiap biliknya, diisi oleh para sahabat, Abu Bakar, Umar, dan Ali.
Aku berada pada bilik pertama, memegang gayung yang berisi air, dan membaca sholawat untuk air itu, yang kemudia aku berikan pada bilik kedua dan seterusnya.
Intinya, kami membaca sholawat untuk itu.
1 note · View note
deassallom-blog · 5 years
Text
14 April 2019
Sekarang, aku ingat setiap detail mimpi itu. Hanya saja, lupa tanggal. Ah, sayang sekali.
Kekuatan tulisan emang ga bisa di ragukan. Tentang bagaimana kita mengingat dengan hanya membaca ulang tulisan itu. Lalu dengan seketika kita mengingat apa yang terjadi waktu itu.
Delapan sampai sembilan tahun yang lalu, aku memimpikan seseorang. Untuk pertama kalinya, aku dibuat menangis sebab mimpi itu.
Waktu itu, seperti ada arus yang menyebabkan para penunggang kuda berlari ke arah yang sama. Termasuk aku di dalamnya. Tapi, aku dan salah satu saudariku yang turut menunggang kuda, berbelok ke arah surau.
Sampai di depan pintu surau, aku bertanya pada seorang wanita berjubah hitam dan berkerudung.
"benarkah ada dia disini?" tanyaku. "iya, dia disini, aku akan memanggilnya untukmu". Aku menyentuh wajahnya.
Aku bertemu dengannya, sosok yang dirindukan oleh seluruh umat manusia, dengan wujud anak kecil.
Hal yang membuatku ragu, benarkah dia yang dirindukan berjuta-juta kaum muslim? Mengapa dia hadir dengan wujud anak kecil?.
Tapi kemudian, aku diyakinkan oleh penuturan buya. Bahwa benar, itu adalah beliau.
2 notes · View notes