Tumgik
deeanashxx · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Starting Point
Awal tahun ini seperti awal baru buat hidup saya. Tabungan tetep tipis banget. Yang bisa saya syukuri adalah, saya sudah tidak rutin konsultasi ke psikolog karena kondisi mental yang jauh lebih sehat. Di sisi lain, hutang yang saya cicil sejak empat tahun lalu sudah selesai. Benar-benar seperti memulai hidup lagi dari nol.
Pas makan di kafe ini, saya ngobrol sama temen saya. Sama-sama cewek. Sama-sama di atas tiga puluh tahun dan sama-sama belum menikah juga. Cuman beliau sudah bisa beli rumah tahun ini. Saya seneng banget sama pencapaian beliau.
Tiap ngobrol soal ini sama temen-temen saya, kami jadi bicara soal titik start yang beda banget. Bukan buat bandingin sih. Tapi namanya anak, kadang kalo dibantu orang tua buat beli rumah, tetep masih ada kepikiran:
"Udah gedhe gini masih dibantu ortu"
"Syukurin aja. That's your privilege. Tidak semua orang dikasih rezeki kayak gitu. Orang dewasa tuh perlu ninggalin rasa gengsi. Kita perlu punya awareness tentang apa aja yang bisa kita manfaatin untuk hidup dengan baik. Selebihnya, kalau kita punya kelebihan, kita bisa bantu lingkungan"
"Kamu habis ini ngapain? Mikir rumah juga?"
"Aku mikir escape plan biar ga hidup dalam survival mode terus"
"Ngapain?"
"Coming soon..."
Perjalanan hidup itu sangat personal. Kita tidak bisa membanding-bandingkan diri kita dengan teman kita. Saya keinget dulu pas kuliah, saya tuh sering banget bantuin temen ngitung RAB untuk bisnis plan. Sampe sekarang kerjapun akhirnya juga bikin RAB untuk penelitian. Tahun ini pengen ikut pelatihan untuk nyusun RAB juga biar bisa nurunin visi dan misi prodi atau lab jadi list barang belanjaan. Sering banget ada orang nanya:
"Kamu kenapa nggak bikin usaha sendiri sih? Aku rasa kamu bisa lho kalo mau bisnis. Itungan kamu soal resiko biasanya matang"
Dulu, saya mikir mau berbisnis juga. Tapi since kondisi keuangan itu personal, profil resiko juga sangat personal. Temen-temen saya sering mengkritik saya karena saya tidak mau mengambil resiko besar. Saya males debat dalam hal ini. Akan tetapi, saya ngerasa perlu menulis ini juga agar kalau kita nanti berbisnis, kita bukan cuman ikut-ikutan aja tanpa mikir untung rugi.
Ada orang-orang yang lahir dalam kondisi seperti punya asuransi. Kalo mereka gagal, akan ada backupnya. Tapi ada juga orang yang lahir tanpa backup dan harus berusaha keras untuk hidup mandiri. Saya ada di golongan kedua. Maka dulu saya berpikir bahwa kalau saya investasi ke reksadana, saya hanya menjaga uang saya dari inflasi. Enggak lebih. Investasi yang sebenernya ya ada di skill. Gimana caranya, agar dalam kondisi apapun, saya tetep bisa punya duit dengan cara yang halal. Jadilah saya beberapa tahun freelance serabutan. Pekerjaan resmi jadi dosen. Tapi gajinya dipotong untuk bayar hutang. Sementara buat makan, kadang-kadang harus kerja jadi programmer freelance atau freelance writer. Survival modenya begitu.
Ini jangan dianggap sebagai keluhan ya. Cuman apa ya.....
Dalam unggahan instagram, twitter, tiktok dan media sosial lain, kita tuh sering ngelihat sesuatu yang indah dan bersinar terang. Kita lantas terbebani banget buat punya achievement yang sama.
Padahal hidup tuh tidak bekerja dengan cara seperti itu. Kita terbiasa dibesarkan di sekolah yang "sangat teratur". Kalau kita belajar rajin, kita bakal dapet nilai bagus. Entah karena kita beneran bisa atau karena gurunya nggak tega ngasih nilai jelek. Di dunia nyata tidak selalu berlaku seperti itu. Kita perlu belajar menjadi realistis dan tetap menikmati hidup. Tetep berusaha keras. Tidak judgemental ke orang lain, entah itu di atas kita atau di bawah kita. Tetep berusaha waras meskipun dalam fase survival mode.
Sejak dulu, saya berusaha banget untuk melihat kondisi saya dan hal-hal yang ada di sekitar saya tanpa penghakiman sama sekali. Karena hakim yang paling jahat adalah pikiran kita sendiri. Meskipun sempet ada pikiran:
"Apa aku yang nggak bisa mengelola duit ya?"
Nggak juga sebenernya wkwk. Emang selama ini bisanya sebatas itu tapi toh ya, selama hidup happy-happy aja.
Pertanyaan yang paling sering ditanyain orang lain ke saya adalah:
"Bagaimana kamu bisa tetep berpikir positif ke badan kamu meskipun terlahir berbeda?"
Saya pernah merasakan insecure karena fisik. Tapi itu di masa puber. Setelah itu, nggak pernah lagi. Tubuh, bagi saya tuh kendaraan. Dikasih kondisi seperti apapun, akan saya rawat dengan baik. Manusia itu makhluk fisik, rasional dan spiritual. Fisik memudahkan kita untuk beramal, rasio membantu kita memperbaiki kualitas amal dan spiritual membantu kita berkomunikasi dengan Allah sehingga kita bisa berdiri tegak.
So, saya nggak pernah berpikir untuk membenci titik nol saya.
Akan tetapi....
Kalau kita bicara lebih jauh lagi, ada banyak sekali orang yang tidak mampu mengakses saran pendidikan dan kesehatan karena keadaan, karena kemiskinan struktural dan seterusnya. Saya sendiri sampai sekarang nggak terlalu percaya sama sistem meritokrasi karena bagaimanapun kita tidak bisa menerapkan tolak ukur yang sama untuk orang-orang yang punya titik start dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Kesadaran ini yang kadang bikin mikir, gimana seharusnya orang-orang di sekitar kita dan generasi anak cucu kita kelak bisa mulai di titik start yang mungkin nggak bakal bisa sama, tapi setidaknya .... kebutuhan dasar mereka sebagai manusia tercukupi dulu. Agar waktu mereka tidak habis untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Iya, kerja tuh berpahala. Menahan lapar tuh berpahala. Menahan sakit juga berpahala. Tapi alangkah baiknya jika kita kelak bisa membantu orang lain mencari ladang pahala yang lebih menyenangkan bagi mereka.
Penderita kanker di bangsal RSUD Dr Soetomo dan di kamar VIP graha amerta tuh sama-sama sakit. Akan tetapi, kalau generasi kita dan sesudah kita bisa menyediakan perawatan kesehatan yang lebih baik tentunya dunia juga bakal lebih indah.
Sudah waktunya kita perlu mengoreksi sudut pandang kita yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Tentunya tidak mudah untuk berusaha bahagia kalau kita sudah terlanjur punya tolak ukur. Tapi belajarlah punya awareness yang baik tentang kekurangan dan kelebihan diri, lalu berusahalah hidup sebagai manusia. Cari uang sampai hidup mandiri. Setelahnya, mari merawat "kebun-kebun kebaikan" kita pelan-pelan. Agar hidup kita lebih damai dan hasilnya, meskipun tidak banyak, masih bisa dinikmati orang-orang di sekitar kita.
203 notes · View notes
deeanashxx · 2 years
Note
hi omg i saw that ur requests were open could u do johnny filming you while having sex and telling you to arch your back better for the camera cause honestly that’s so hot 😩
genre: smut | warnings: m/f smut; recorded sex, spanking, (slight) anal play, creampie | wc: 0.6k+
a/n: that IS INDEED very hot 👀 hope you like this baby!! <3
Tumblr media
“c’mon baby, you can do better than that, can’t you?”
camboy!johnny’s voice was deeper than usual, it’s tone laced with lust as his eyes focused on the enticing view in front of him — you on all fours on top of his bed, your ass perched up and on full display for him and his camera, the sight of you waiting so willingly for him to fuck you too alluring.
“that’s more like it” he said once you curved your back even more, exposing more of your plush cheeks for him. “let everyone see how pretty you are” johnny added, one large hand grabbing your soft flesh before landing a loud smack on it, his hard cock visibly twitching at it just a few inches away from your pussy.
with the small camera still steadily held on one hand, he used the other to line his tip with your entrance, teasing it for a few seconds before chuckling once you whined impatiently — only then slipping in, thrusting his whole length into you at once, the burning stretch of his thick shaft entering you making you let out a whiny moan.
“fuck…” he groaned, the way your gummy walls hugged his cock so perfectly, wrapped around him so tightly, almost pushing him over the edge way too quickly. it took johnny a few moments before starting to move, heart fastening as he started to thrust in and out of you, his low grunts contrasting with your shameless moans, fingers gripping his camera so hard that it almost looked on the verge of breaking apart under his touch — his eyes completely focused on the small monitor, mind growing foggy with the live recording of his cock pushing in and out of you, his free hand still grabbing your soft flesh, falling down on it with obnoxiously loud smacks every so often, it’s sound perfectly mixing with the one of johnny’s hips crashing against yours, picking up pace until he was drilling into you, his thrusts so strong they kept on pushing you forward up until your arms finally gave out and made you fall on the comfortable mattress, now only your legs keeping your body up.
“fuck, baby, arch your back more for me” johnny mumbled lowly, the sound of his voice only picked up by the microphone because of his proximity to it, fingers clumsily moving so he could zoom in on the way you sucked him in so perfectly. you did exactly what he asked though, pushing your ass out even more, another spank landing on the supple area before johnny was grabbing it again. “how good does it feel? uhm?” he asked, thumb grazing over your other empty hole, a loud groan falling from johnny’s lips when you clenched around him firmly due to the new stimulation — his grunts turning turning into louder moans when your walls kept on harshly clamping down on him as he pushed his thumb in and out of you, cock still ruthlessly pistoning into your wet pussy.
“j-johnny, i’m close” you stuttered, slightly moving so you could reach for your swollen clit, rubbing erratic circles over it, feeling the familiar knot on your lower stomach start to threaten to snap any second.
“cum for me, baby, please” johnny muttered, mind completely lost on his own lust, his hips faltering and his thumb starting to slowly move in and out of you as his own high started to build up fast, not taking too long before he was cumming inside you, filling your velvety pussy to the brim, the warm feeling of his seed painting your walls white igniting your own orgasm, your pussy throbbing and clenching hard around him as you both lost yourselves in your own pleasure.
Tumblr media
317 notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Video
woodz_dnwm: [200922 Instagram Story]
30 notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Video
woodz_dnwm: [201004 Instagram Story]
(Sound of tears falling)…
Seungyoun-ah, what did you do this Chuseok? I worked. What kind of person works on Chuseok? 🎶That kind of person is right here🎶
Ah accidentally erased it…
Ahh, all done! Cho, are you leaving? Better get going. It’s the holiday, after all. Oh… no, that’s not it… str—stretching… I was just stretching…
Ylang yl….lang… Work, and work… Work…..ylang… Work….. (T/N: Wordplay on “ylang ylang”, which sounds like “work and [more] work”)
44 notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
This is BLACKPINK
2K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“神메뉴” mv making film • minho
3K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Text
Tumblr media
Lockscreen gif #jungwoo #kimjungwoo #nct127 #jungwooedit
2 notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
jeno hugging the life out of mark
2K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Okay but like Jaehyun’s body hair is something else🔥
458 notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Text
3K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
a dangerous move indeed
4K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
when the whole crew gets together
8K notes · View notes
deeanashxx · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
cozy boyfriend material
2K notes · View notes