Text
Mendadak Youtubers

Pada suatu zaman, di mana ada seorang youtubers yang sangat terkenal. Ia memiliki subscrebers yang begitu banyak. Jangankan Sukamdi, dengan konten pemburu hantunya itu, Ria Ricis dan Atta Halilintar saja tak ada apa-apanya.
Youtubers itu bernama, Abimanyu, si tampan dari Marcapada. Abimanyu adalah Putra Arjuna, keturunan dari klan Batara Brama. Batara Brama adalah salah satu dewa, dari Sura Laya, yang diturunkan ke Marcapada, dan diangkat menjadi Raja, menggantikan Prabu Watu-Gunung, di Negara Giling-Wesi, lantaran Prabu Watu-Gunung terlanjur krasan di sorga, katanya.
Setelah Pulau Jawa takhluk, Batara Brama, memiliki putri benama Bramani, dan terus berlanjut sampai ke keturunan kesepuluh, yaitu Arjuna, yang kelak berputra Abimanyu. Abimanyu ini lah yang akan mewarnai Dunia Dalam Cerita kali ini.
Bagaimana cerita itu bermula? Beginilah bakal jadinya:
Suatu ketika, di kerajaan Astina, terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh cucu Pandu Dewa Nata. Cucu raja yang masih duduk di kelas tiga, sekolah menengah pertama ini membuat ulah, menggunakan celana dalam kakeknya untuk ikat kepala, dan berjalan di hadapan tamu kerajaan. Melihat peristiwa itu, para tamu pun tertawa dibuatnya, bahkan sampai ada yang merekam, serta mengunggahnya di sosial media, dan kemudian viral.
Kejadian itu membuat sang raja merasa dipermalukan di depan publik, tapi raja tidak pernah murka atas ulah cucunya. Abimanyu kecil memang nakal, namun raja sangat menyayanginya. Bahkan, rasa sayang itu melebihi rasa sayang yang diberikannya kepada Arjuna, putranya. Raja Pandu Dewa Nata berharap, kelak, tahtanya akan turun kepadanya.
Seiring berjalannya waktu, Abimanyu tumbuh menjadi lelaki dewasa yang gagah perkasa, tampan rupanya, juga cerdas pikirnya. Ia menjadi laki-laki sempurna, idaman semua wanita. Abimanyu kini bukan Abimanyu yang nakal, yang kerap membuat onar kerajaan. Bahkan diwaktu senggang, jika tidak berburu, ia selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku.
Suatu kali, ketika diwarnet, tak sengaja Abimanyu menemukan situs website yang memuat tulisan-tulisan karya Karl Marx dan Frederich Engels. Ia unduh file PDF-nya secara geratis, pikirnya, dengan hal tersebut akan memudahkan ia membaca saat pulang ke istana, tak perlu ke warnet lagi. Pada akhirnya, bacaan-bacaan itulah yang membuatnya galau, dan tak mau menerima tahta menjadi raja di Astina.
Pernah satu waktu di sebuah balai kerajaan, ia bersama kakeknya, Pandu Dewa Nata, duduk tanpa bertegur sapa. Raja sibuk dengan korannya, sedang Abimanyu, menunduk, matanya tajam mnatap layar henpon. Tak sengaja Arjuna melintas di hadapan mereka, setelah lima langkah melewati kakek dan cucu itu, Arjuna pun merasa ada yang aneh dengan keduanya. Ia memutuskan untuk kembali, dan bertanya kepada Abimanyu, putranya.
“hey, Abimanyu. Sirius sekali tampaknya kau, nak? Sedang apa gerangan?”
“ah… tidak kok, ayah. Sekadar tweet war.”
“oh..baiklah kalau begitu. Ayah kira, kamu sedang marahan dengan kakekmu.” Sambil nyengir menatap Raja, Arjuna pun meninggalkan mereka berdua.
Setelah itu, baik Raja mau pun Abimanyu, sama-sama meletakkan Koran dan henpon di atas meja. Abimanyu mulai membuka pembicaraan, keheningan pun sirna. Ia menerangkan, jika dirinya enggan menjadi raja, sebab Abimanyu tidak mau dipandang remeh, lantaran hidup enak, tanpa bersusah-susah. Penerus dinasti, duduk di singgasana tanpa sengsara. Abimanyu bertekat, jika ia akan membuktikan kepada masyarakat, serta netizen, bahwa ia mampu besar dengan caranya sendiri.
Keesokan harinya ia berencana berburu di hutan belakang istana. Astina memang terkenal dengan rusa liarnya. Tak heran jika steak daging rusa liar di Astina sangat terkenal sampai manca negra. Setelah perbekalan berburunya sudah lengkap, Abimanyu segera naik di punggung kuda. Tak lupa, ia memasangkan kamera gopro-nya dengan ikat kepala.
Abimanyu pun mulai menjalankan kudanya dengan pelan, agar mendapat gambar yang menarik. “Gaes, pagi ini kita akan berburu rusa di belakang istana, gaes. Tetap pantau chanel youtube Abi, ya, gaes. Jangan lupa, like, komen dan subscrabe.”
Abimanyu, bersama kudanya melintasi gerbang istana yang megah itu, para petugas keamanan istana memberi hormat, ia pun membalas penghormatan itu dengan senyaman. Setelah keluar istana, Abi tancap gas, menuju hutan. Dengan peralatan berburu yang lengkap, ia pun tampak gagah, dan terlihat karisma kesatrianya.
“Gaes, kita sudah sampai di hutan, gaes. Saya mau cek signal dulu, tolong kasih komen, live streaming yang kalian saksikan baik-baik saja?” kata Abimanyu. Ribuan komentar dari penggemar setianya pun bermunculan, sampai-sampai nge-lag.
“Sudah, gaes. Sekarang jangan ada yang komen dulu. Kita langsung cari target kita.”
Kemudian, Abimanyu terus masuk ke dalam hutan. Pelan-pelan, agar rusa yang ada tidak lari akibat mendengar kedatangannya. Kamera diarahkan ke segala penjuru. Berbagai hewan liar tertangkap kamera milik Abi.
Ada ular sebesar paha orang dewasa yang bergelantungan di ranting pohon, kupu-kupu sedang asyik bercinta sembari menghisap sari bunga, juga tupai sedang menjahit BH serta banyak sekali hewan-hewan indehoi.
Tak lama kemudian, terlihat ujung tanduk yang tertangkap layar kamera. “Gaes, target kita sudah terlihat gaes.” Bisik, Abimanyu memberi tahu.
Diambillah anak panah dari balik punggungnya, dan siap dilesatkan pas pada batang leher rusa jantan. Belum sempat melepas anak panah, rusa betina datang menghampiri sang jantan. Abimanyu mengurungkan tembakannya. Ia agak bergeser ke depan, agar mendapat angle yang bagus. Rupanya, dua rusa itu adalah sepasang LDR lintas sungai. Rusa jantan dari sebelah timur sungai, sedang rusa betina, dari barat.
Kedua rusa itu saling berpeluk melepas rindu. Melihat adegan romantis antar dua rusa itu pun, Abimanyu terenyuh, dan mengurungkan niat untuk memburunya. Ia lebih memilih mengabadikan moment tersebut, dan membaginya kepada sobat netizen yang selalu mensuportnya.
“Gaes, maaf sekali. Kali ini, saya tidak akan membunuh kedua rusa yang sedang jatuh cinta ini gaes. Kalian pasti tau, bukan, bagaimana rasanya berpisah dengan kekasih kalian. Seperti halnya kedua rusa ini, gaes. Jika salah satu di antara mereka mati, bagaimana perasaan, ditinggal mati, pas lagi sayang-sayangnya.”
Banyak komentar dari netizen, yang memuji sikap Abimanyu tersebut. Namun, tak sedikit pula yang mencibirnya. “Ah dasar, SWJ hewan. Pencitraan, pen dapet proyek lu ye?”
Namun, Abimanyu tak menanggapi komentar netizen yang negative. Ia berkeyakian, jika apa yang dilakukannya sudah tepat. Kedua rusa itu pun selamat dari sasaran anak panah yang nyaris menembus batang lehernya.
Tak terasa sudah nyaris satu jam, Abimanyu live youtube. Ia pun meng akhiri, dan tidak lupa menyapa ribuan netizen yang menontonnya. Seperti biasanya, di akhir video, Abimanyu selalu memberikan quote-quote yang aduhai. “Kesuksesan bukanlah keberhasilan kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Namun, kesuksesan adalah ketika kita mampu memberikan kebahagiaan untuk orang lain, sekecil apa pun itu.”
Kalimat itu muncul lantaran, meski ia tak mendapatkan rusa buruannya, seperti yang ia inginkan, namun, Abimanyu berhasil memberi kebahagiaan terhadap sepasang rusa yang sedang dimabuk asmara.
Kemudian ia mendongak ke atas, melihat arah matahari. Sebentar lagi sore, ia pun segera keluar hutan, dan kembali ke istana. Tak di sangka, di perjalanan, ia bertemu dengan rombongan gadis, membawa beberapa helai pakaian. Sepertinya, rombongan itu keluar dari arah sungai, sebelah utara hutan tempatnya berburu.
“Yang baju merah jangan sampai lolos,” batin Abimanyu, sembari tersenyum pada gadis itu. Si gadis pun membalas senyuman, dengan malu-malu. “Uwuwu sekali, Tari. Sepertinya, pemuda itu kesemsem denganmu,” goda teman gadis berbaju merah.
Abimanyu kemudian turun dari kudanya, dan menghampiri rombongan cewe-cewe itu. Belakangan, diketahui, gadis berbaju merah tersebut bernama Utari. Tak butuh waktu lama, Abimanyu dan Utari pun menikah.
Keduanya pun mengisi konten youtube-nya berdua, seperti Rafi dan Nagita, Juga Baim Wong dan Paula. Sebelum akhirnya, Abimanyu turun dan gugur di medan perang. Ia meninggalkan Utari yang sedang hamil tua, dan melahirkan putra bernama Parikesit, yang kelak akan menjadi raja di Astina.
4 notes
·
View notes
Text
Didi Kempot, Bapak Patah Hati Yang Melampaui Zaman
Sobat mbribik yang dirahmati Allah. Pada kesempatan kali ini, izinkan sahaya sedikit menuliskan sepatah dua patah kalimat, tentang bapak patah hati nasyenel, beserta lirik maha sakit, yang ditulisnya dalam balutan musik, lord Didi Kempot, junjungan kita semua.
Barangkali, sudah puluhan atau ratusan tulisan tentang blio, setelah potongan video konser yang diungggah dan menjadi viral di sosial media beberapa hari belakangan. Tidak masalah, barangkali itu adalah sebuah apresiasi yang positive lantaran merasa terwakili perasaannya lewat lagu-lagu blio.
Siapa tak kenal pelantun tembang-tembang campursari termashyur dari Surakarta ini? Karya-karyanya sangat melegenda, seperti Stasiun Balapan, Dalan Anyar, dan banyak lagi, sebagian besar bercerita tentang patah hati, yang terstruktur, sistematis dan masive.
Saya pikir, seorang Didi Kempot tak hanya musisi campursari biasa. Ia juga merupakan guru besar filsafat Jawa, spesialis cidro keloro-loro.
Entah, apa yang membuatnya berhasil menciptakan lagu secara khaffah, sesuai khasanah patah hati yang semestinya. Jangankan dalam lagu-lagunya, sekelumit quotes yang beredar di sosial media pun cukup nyleding larane ati.
Pada laman tweeternya @didikempotid, ia sempat mencuitkan kalimat,
"Sing uwis ya uwis. Lara ati oleh, ning tetep kerja lho ya. Sebab urip ora iso diragati nganggo tangismu,"
"Sebab urip ora iso diragati nganggo tangismu"
kalimat sederhana yang sanggup nendang nempeleng dodo, bertujuan agar bisa membangkitkan keterpurukan. Tak heran jika generasi 4.0, menjulukinya dengan sebutan Godfather Of Broken Heart.
Seberapa besar patah hatimu, hidup tetap berjalan. Bumi tak akan berhenti berputar hanya untuk menunggu kamu selesai bersedu sedan. Ia mengajak kita yang dilanda cidro akibat bucin, untuk segera bangkit. Kita?
Hidup tak bisa dibiayai dengan tangisanmu. Sekurang-kurangnya, begitulah pesan yang disampaikan blio kepada jamaahnya.
Didi Kempot tak hanya menyajikan cerita tragis, seperti ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, dalam lirik lagu, namun ia juga tetap memberikan semangat bagi sobat mbribik.
sekalian untuk menata kembali, ada banyak harapan yang perlu diraih.
Saat menulis paragraf ini, saya sedang mendengar lagu "Banyu Langit." Lagu ini memang buajingan. Sebuah penghianatan yang HQQ. Sudah barang tentu saya dan mungkin sobat mbribik sekalian pernah atau sedang mengalami apa yang ada di lirik lagu tersebut.
Saya jadi teringat bekas kekasih saya yang dulu pernah berkata "jangan tinggalin aku" namun pada kenyataannya justru ia yang meninggalkan. Suatu hubungan tak lebih dari sekadar menunggu giliran, siapa yang lebih dulu meninggalkan atau ditinggalkan.
Tapi dalam hati kecil saya, justru malah curiga, Om Didi Kempot ini dalam hidupnya berlimpah bahagia. Tak beda dengan saudara saya (yang pernah) senasip, seperbucinan, sebut saja @penagenic. Penulis puisi yang tak mau dipanggil penyair ini dalam tulisan-tulisannya mengandung jeruk pecel, jika kalian baca saat setelah patah hati, saya jamin, perihnya ibarat kamu punya pacar, dan tidak disangka-sangka ada seorang laki-laki yang kamu sangat kenal menelponmu, dan, bilang, kalau bulan depan ia akan menikah dengan pacarmu. Buoshooooook ora mbun-mbunanmu, mboooooot?
Meski sesakit itu puisi-puisinya, di kehidupan sebenarnya, @penagenic adalah lelaki yang bahagia dengan istri dan seorang putri cantik dan baik. Kecurigaan saya terhadap maestro campursari, Didi Kempot, ihwal lirik lagu yang maha sakit itu pun sama. Mungkin hanya sekadar pencitraan.
Walau demikian, saya sangat respek terhadapnya, lagu-lagunya tak hanya sekadar lagu sekilas lalu, melainkan memiliki ruh yang mampu membuat pendengarnya geleng-geleng kepala, sambil muter ciu.
Sementara itu dulu, saya pamit undur diri. Ingat, apa yang dikatakan Om Didi Kempot?
Urip ora iso diragati karo tangismu
. Waspadalah waspadalah......
4 notes
·
View notes
Text
Liverpool dan Jomlo Yang Senasip Sepenanggungan

Pekan kedua, bulan Mei 2019 merupakan salah satu catatan kurang mengenakkan bagi Liverpool. Pasalnya, meski meraih 97 poin, dan dalam performa terbaik sepanjang bergulirnya liga premier inggris 2018/ 2019, tak cukup mengantarkannya juara. Tim asuhan Jorgen Klopp ini hanya sebatas nyaris merebutnya dari juara bertahan Manchester City.
Sejak 1990, hingga kini Liverpool belum juga mampu mempersembahkan tropi Liga Inggris, khususnya bagi penggemar fanatiknya yang bahkan, terakhir tim kesayangannya mengangkat tropi juara, ia belum lahir. Memangnya ada? Banyak, dan massif!!
Sejarah mencatat, The Red berhasil menjuarai liga sebanyak 18 kali, 28 April 1990 lah kedikdayaan terakhir mereka di liga domestik. Hampir 20 tahun tak mampu mengubah nasibnya, dan masih begitu-begitu saja. Liverpool hanya memberikan harapan semu untuk pemuja setianya, yang sangat sabar dan layak disebut penggemar yang moderat itu.
“Coba lagi musim depan,” begitulah cara mereka menghibur diri agar tetap survive, membela tim kebanggaannya, dan, entah apa yang mereka banggakan dengan tanpa capaian yang berarti tersebut. “Kita sudah melawan. Sebaik-baiknya, dan sehormat-hormatnya,” bahkan kutipan dialog Nyai Ontosoroh dengan Minke dalam Bumi Manusia-nya Pram ini pun kerap disisipkan dalam hiburan-hiburan semu itu.
Bisa dimaklumi memang, quotes-qoutes tertentu dapat menyembuhkan kekecewaan, atau menguatkan diri agar tetap tegar di hadapan haters, tapi perlu di ingat, sampai kapan? Sampai Mario Teguh kembali tampil di MetroTV sebagai motivator yang super?
Era Mario Teguh sudah berlalu, bung. Kini, kita memasuki peradaban baru, yakni zaman di mana cocotnya Cak Lontong lebih laku tinimbang Motivator yang karirnya runtuh lantaran perilaku menerlantarkan dan tidak mengakui anak kandungnya sendiri.
Kembali ke Liverpool yang baik namun wagu itu. Jika diibaratkan pemuda jomlo, Liverpool adalah laki-laki yang sudah mati-matian melalui proses panjang PDKT, bahkan rela menjadikan kepala sebagai kaki, atau kaki sebagai kepala, namun ketika ia menyatakan cintanya, ternyata sang gebetan sudah dijodohkan dengan laki-laki lain, atau ditolak dengan dalih terlalu baik.
Sakit, sudah jelas, meski tak berdarah. Sakek tak adere, kata orang Madura. Dalam catatan ini, sebagai penggemar Manchester City yang baik hati, dan tak rajin menabung, kami turut prihatin dengan tim kebanggaan kalian. Namun tak perlu berkecil hati, jadilah penggemar Liverpool yang revolusioner, dan satu hal yang perlu kalian tanam dalam hati adalah SING PENTING ORA eMyU
0 notes
Text
Jatuh Berdua
kau datang dari celah yang luput kutebak seperti tokoh utama di film pendek yang kukagumi kau pandai memerankan semua adegan yang kusukai
hingga akhirnya aku jatuh kau pun jatuh berdua kita jatuh
kau dan aku selalu menyukai hal yang sama kau mainkan peran yang itu-itu saja dan aku tak bosan berulang-ulang memutarnya
selalu seperti itu alasannya sederhana aku ingin sekali lagi — kita jatuh berdua
23 notes
·
View notes
Text
Pledoi Kaum Non Couple
(Tergulingnya commuter Jakarta – Bogor adalah sebaik-baiknya momen untuk melawan )

(Dua aktivis kenangan dari Pergerakan Pemuda Wani Perih Lagi)
Ahad, 10 Maret 2019 tepatnya pukul 10.05 WIB, KRL Jabodetabek jurusan Jatinegara – Bogor mengalami musibah anjlok di perlintasan antara stasiun Cilebut dan stasiun Bogor. Peristiwa anjloknya KRL ini sebenarnya bukan kali pertama, namun sejauh yang saya catat di beberapa kasus, kali ini adalah yang terparah. Tiga rangkaian hingga keluar jalur dan terguling, nahasnya lagi, tiang penyangga aliran listrik roboh dan menimpa kereta.
Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dalam insiden anjloknya KRL tersebut, sejumlah penumpang dan masinis hanya mengalami luka ringan. Mari kita doakan, agar korban luka segera pulih dan tidak mengalami trauma yang sirius.
Namanya manusia, selalu ada setitik celah untuk sekadar menghibur yang turut menjadi korban insiden ini. Ada pula yang memanfaatkan musibah ini sebagai pembelaan diri atas derita bully yang selalu ditujukan pada kaum non couple.
“kereta saja gandengan, masa kamu terlahir sebagai pemuda independen. Kalah sama kereta atau truk.” Bigitu kurang lebih serangan-serangan masif yang dilancarkan mereka yang terlalu sombong, menganggap kekasih, atau istrinya adalah sebenar-benarnya jodoh yang digariskan Tuhan, padahal belum tentu, yang demikian baru berstatus terduga jodoh.
Untuk itu musibah kecelakaan yang melibatkan kendaraan jenis gandeng, adalah sebaik-baik momen untuk melawan penindasan dari kelompok couple itu. Bagaimana tidak, lha wong kaum non couple bisa membalikkan kalimat-kalimat serangan tadi kepada kelompok lawan.
“Yang gandengan bisa saja terguling, baik secara sengaja, mau pun tidak. Contohnya kasus KRL anjlong di Bogor tadi pagi, sampai di situ paham? Ayolah, berpikir rasional, sob. Jangan terlalu fanatik dengan apa yang kamu yakini. Di dunia yang fana ini, yang pasti hanyalah mati, itu pun kita sebagai manusia tak tau di nomor utut berapa, sama halnya dengan jodoh, camkan itu!” juru bicara kaum non couple dengan tegas dan penuh emosi mengutarakan unek-uneknya yang telah lama dipendam.
Seperti politisi yang kurang pengetahuan di bidang literasi, sang lawan yang selalu meluncurkan serangan-serangan masif itu pun kehabisan amunisi untuk melakukan serangan balik, bahkan hanya sekadar melakukan defense pun ia kesulitan.
Kelompok couple jenis itu biasanya pribadi yang hanya memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya. Maka, ia selalu jumawa dengan sesuatu yang masih bersifat terduga, khususnya di bidang jodoh. Namun, ketika berhadapan dengan orang dari kelompok non couple yang progresif, ia tak berkutik, paling jauh pertahanan yang dapat ia bangun hanya sebatas pembenaran-pembenaran agar ia tak terlihat cupu di mata pendukung seperdunguannya.
Saya sebagai bekas kaum non couple yang sejauh ini sudah lulus seleksi tahap awal, paham betul tekanan yang dirasakan orang-orang dari kelompok yang banyak dihuni aktivis kenangan tersebut. Berbagai alasan mereka untuk memilih sendiri dari dulu, akibat derita trauma yang cukup dalam yang mereka alami dari perjalanan asmaranya.
Kini saya sedang berjuang, mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan Tuhan yang maha adil, benar-benar menggariskan saya dengan pasangan saya yang masih terduga itu, sebenar-benar jodoh yang dituliskanNya. Untuk itu, meski saya kini berdiri di barisan kaum couple, tetapi saya berusaha menjadi pribadi yang tidak sombong dan rajin menabung untuk bekal kawin kelak.
Sebagai manusia, baik dari kelompok couple mau pun non couple seyogyanya kita saling support, satu dengan yang lain. Tidak perlu saling serang, jika tujuan kita satu, memastikan jodoh kita kelak adalah naik setatus dari terduga menjadi terpidana jodoh, yang akan menjalani bahtera rumah tangga dengan kita sampai menjelang ajal.
Sudah seharusnya dua kelompok ini bersatu, saling mendoakan untuk bersikap bijak dan arif menjalani hidup yang hanya sekadar numpang ngopi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini saya mengajak anda sekalian untuk membaca al fatihah bersama-sama. Semoga bahagia sebagai landasan perjuangan kita tercapai.
Sekian, dan terima amplopan.
4 notes
·
View notes
Photo
Maspen idolaque 😚

Suatu hari, jauh sebelum kami menikah, istri saya pernah mengajukan beberapa pertanyaan setelah ia membaca tulisan-tulisan lama saya di sebuah buku; kumpulan tulisan tangan saya sejak kecil hingga dewasa yang tanpa sengaja ia temukan di rumah saya.
“Kok lebih suka menulis tentang Bapak, bukan tentang Ibu?”
• Iya, sejak kecil aku dan Ibu hidup terpisah dengan Bapak. Aku dan Ibu tinggal di desa, Bapak mencari nafkah di kota. Hanya dua hal yang bisa aku lakukan ketika rindu sekali dengan Bapak: menangis dan menulis. Ibu ialah sosok paling kuat dalam hidupku, Bapak ialah seseorang yang paling sering membuat aku rindu.
“Kamu sering menulis nama-nama perempuan berbeda di beberapa tulisanmu. Ada yang indah sekali, ada juga yang tak kalah sedihnya. Mereka siapa?”
• Mereka hanya bagian dari tulisan-tulisanku. Bagiku, perempuan adalah satu-satunya mahkluk yang mudah sekali dituliskan, sama halnya hujan dan senja. Setiap perempuan selalu memiliki sisi yang gampang dikagumi, menggetarkan. Ia lembut, sekaligus menyimpan ketajaman yang setiap saat bisa menusuk sangat dalam, dan tak mudah dicabut, bahkan disembuhkan. Perempuan itu penyidik paling ulung. Mereka cerdik mencari pertanyaan, tak tertebak, namun kebanyakan hatinya tak pernah siap dengan jawaban. Terkadang mereka juga culas. Ketika aku ingin belajar bagaimana cara berbohong yang rapi, seorang perempuan mengajariku cara bermain curang dan licik sekaligus. Dalam novel Biola tak Berdawai, Seno Gumira menulis: “Lelaki itu teka-teki yang sukar dijawab. Perempuan itu teka-teki yang paling tidak masuk akal”. Begitulah perempuan. Mudah dikagumi, namun juga menakutkan. Gampang disayangi, tapi juga berbahaya. Ingin dipahami, namun terkadang membingungkan. Terlihat lemah lembut, tapi mematikan. Menggemaskan, juga pandai mematahkan. Begitu menenangkan sangat dipeluk, namun terkadang tiba-tiba menusuk. Bagaimana pun bentuk dan sifat yang mereka bawa, bagiku perempuan ialah jelmaan kata-kata itu sendiri. Di dalam kepalaku mereka sudah menulis dirinya sendiri, bahkan sebelum kalimat-kalimatku terangkai. Aku bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki, karena aku bisa menulis dan menikmati segala bentuk keindahannya.
39 notes
·
View notes
Text

Pilihan Salah Mohamed Salah Pada Klub Yang Terbelenggu Sejarah
Liverpool merupakan salah satu tim besar yang pernah menorehkan sejarah manis dalam dunia sepak bola Eropa. 5 trofi Liga Champions (Piala Champions) pencapaian ini adalah yang terbanyak dalam sejarah tim Liga Inggris yang berlaga di Liga Champions Eropa, disusul 7 Piala FA, 7 Piala Liga dan 18 gelar Liga Inggris.
Periode paling sukses dialami klub yang didirikan tahun 1892 ini pada era 1970-an dan 1980-an. The Red pun memiliki fans fanatic berjuluk The Kop. Kefanatikan fansnya pun masih sangat terasa di era saat ini. Bahkan meski lebih dari 27 tahun Liverpool tak pernah menjuarai Premier League, fansnya(baik fans betulan mau pun abal-abal) tak pernah surut mendukung dan membangga-banggakannya.
Dalam catatan sejarah, Liverpool menjuarai Liga Inggris pada 28 April 1990, saat itu tim (yang sudah menjadi medioker) ini berhasil mengalahkan Queen Park Rangers dengan skor 2-1 di Anfield, dan memberinya gelar juara liga inggris yang ke 18 sekaligus untuk yang terakhir kalinya hingga detik ini, dan pada saat itu pun belum bernama Premier League.
Ambisi Liverpool untuk mengulang sejarah pun tak patah arang, selain mengganti menejer paling cool Brendan Rodgers dengan ex menejer Borusia Dortmound Jurgen Klopp, juga mendatangkan pemain-pemain muda seperti Mohamed Salah, dan sejumlah pemain lainnya.
Sejauh ini, Salah telah membawa Liverpool ke peringkat empat klasmen sementara Premier League, tepat di bawah Chelsea dan MU. Namun sayangnya sebelum habis musim, rekan Salah di Liverpool, Philippe Countinho meninggalkan The Red dan menerima Barcelona sebagai rumah baru. Keputusan Countinho saya kira cukup masuk akal. Ia masih muda dan ingin merasakan juara, selain alasan uang tentu saja.
Posisi Countinho di Liverpool pun digantikan oleh Van Dijk yang didatangkan dari Southamton. Saya kira Van Dijk tak mengubah ke-medioker-an Liverpool mala mini dengan menjamu tim yang bertengger di puncak klasmen, Manchester City di Anfield.
Apakah Mohamed Salah, salah pilih klub untuk merasakan Euforia juara? Mari kita jlentrekan dengan logika waras. Mohamed Salah, mantan pemain AS Roma ini lahir di tahun 1992, dua tahun setelah Liverpool menjuarai Liga Inggris ke 18 dan terakhirnya. Artinya, gelar juara terakhir yang diraih The Red lebih tua dari usia Salah.
Kedua adalah kepindahan Countinho ke Barselona, merupakan titik ketidak percayaan diri pemain Liverpool dalam menjuarai Premier League. Pandangan saya, hal ini akan mempengaruhi pemain muda The Red, bisa jadi aka nada Countinho-Countinho berikutnya.
Liverpool dan Manchester United adalah rival dengan mental yang tak jauh beda. Kesamaan dalam belenggu sejarah. Fans fanatiknya selalu merujuk dalam kebesaran masalalu.
Saya memiliki dua orang kawan dengan nama Angga yang sama. Angga (nyen) dan Angga (tello). Kendati memiliki nama yang sama, namun kedua Angga ini memiliki perilaku berbeda. Keduanya sama-sama fans Liverpool.
Angga Nyen sedikit lebih muda dari Tello, namun memiliki selera tua, seperti dalam bidang music misalnya. Sementara Angga Tello, walau pun lebih tua dari Nyen, ia sangat kekinian, alay, dan menjijikkan. Saya mengenalnya sejak zaman perkuliahan, dan hubungan mereka dengan tim medioker bernama Liverpool ini saya cukup tahu. Menurut pandangan saya, Nyen jauh lebih original menjadi fans Liverpool dibanding Tello.
Kembali pada Mohamed Salah, apakah keputusannya bergabung dengan Liverpool adalah keputusan yang salah? Bagi saya, keputusan Salah benar-benar salah. Ia tak akan menjadi apa-apa, bersama tim medioker ini. Skil dan kemampuannya yang pernah menjadi pemain muda Afrika terbaik tahun 2012 hanya sia-sia belaka. Ia tak akan pernah merasakan bagaimana nikmatnya membawa tim kebanggaannya menjuarai Premier League.
Liverpool hanyalah sejarah. Tim hayali bagi para The Kop.
Sekian……Salah olah raga!!!!
0 notes
Text
Menjadi Play Boy Yang Nasionalis dan Pancasilais
Menjadi seorang player merupakan pekerjaan yang tak mudah. Selain membutuhkan kreatifitas dalam kebohongan dan kepura-puraan, juga perlu menjaga hati agar tetap stabil serta tidak terperosok dalam lembah kebaperan.
Jika merunut sejarah berdirinya bangsa ini, perjuangan Soekarno dalam mempertahankan keutuhannya, tak lepas dari kepiawaiannya dalam menggaet dedek-dedek gemez di masa pendudukan Jepang. Perannya sebagai player, bung Besar berhasil menyelamatkan ribuan anak perawan dari libido pasukan Dai Nippon.
Kebiadaban tentara jepang dengan memmerkosa perempuan-perempuan pribumi, membuat Soekarno bertambah resah waktu itu. Kemudian insting play boy-nya muncul. Membicarakan masalah ini kepada pemuka agama setempat, jika dirinya berniat mendatangkan pekerja sex, untuk memenuhi kebutuhan berahi pasukan Jepang, dan tidak lagi menculik dan memerkosa anak-anak penduduk.
Niat Soekarno sempat mendapat penolakan dari Kiai serta masyarakat, dengan alasan, tidak mau kampung mereka menjadi tempat maksiat. Namun bukan bung Karno jika menyerah. Si Bung tetap ngotot memprospek masyarakat. Seperti lider MLM, ia memaparkan segala risiko jika niatnya mendatangkan para pekerja sex tak direstui masyarakat, apa jadinya nasib dedek-dedek gemes, bau bayi yang kelak akan melahirkan generasi bangsa kedepan.
Atas kelihaiannya berdiplomasi, akhirnya bung Karno mendapat restu. Tak sulit baginya mendatangkan ratusan pekerja sex. Selain kecerdasan yabg dimiliki, aura dalam sosok bung Besar sangat memikat perempuan-perempuan pada masa itu. Bahkan Fatmawati, seorang muridnya saat ia diasingkan oleh pemerintahan Belanda, dan menjadi guru sekolah Muhammadiyah di Ende pun kepincut, serta ingin dinikahinya. Padahal, saat itu si Bung sudah beristrikan Inggit Ganarsih.
Selain inggit dan Fatma, masih banyak perempuan-perempuan di balik perjuangan bung Karno. Sejarah telah mencatat, tak kurang dari Sembilan wanita, yang sempat mampir ngopi di hati si Bung. Kepiawaiannya memikat banyak perempuan, barangkali sibung memiliki trik rahasia, yang kurang diketahui publik, tentunya tidak asal sepik.
Menjadi seorang play boy, tak lantas membuatnya menomor dua-kan serta mengurangi kecintaannya terhadap bangsanya, terhadap tanah airnya. Ia terus membaca, dan menulis semua gagasan-gagasannya untuk tegaknya republik.
Ia membaca sejarah perang dunia, revolusi Perancis, dan banyak lainnya. Tak jarang si Bung menggunakan pengetahuannya itu sebagai senjata mendekati dedek-dedek gemes itu.
Pernah satu waktu, ia mengajak murid-muridnya ke sebuah pantai, tak ketinggalan Fatmawati. Kecuali Fatma, semua murid juga anak angkatnya bermain-main di tepi pantai. Bung Karno dan Fatmawati duduk di kejauhan. Bung Karno berbicara kepada Fatma, menjelaskan analisisnya dari peristiwa perang di Eropa dan pengaruhnya terhadab nasib bangsanya. Melihat kegenitan ayah angkatnya terhadap Fatmawati, teman sekolahnya, ia melemparkan bola dan mengenai kepala sang ayah. Bung Karno kaget, dan tertawa.
Belajar dari Soekarno, sang bapak pendiri bangsa, yang play boy nasionalis serta pancasilais, sebaiknya para generasi play boy milenial tak hanya bermodal tampang maupun kekayaan, namun alangkah baiknya jika sebagai player, ditunjang dengan wawasan serta otak cemerlang dalam soal politik dan sosial. Setidaknya ia akan tetap menjadi pribadi yang positif di mata korban, dan akan terus dikenang sebagai kekasih yang tak terlupakan.
Biar pun play boy kerap dipandang negative, setidaknya mereka sudah berusaha memberikan pelajaran berharga bagi para korban, dengan sebaik-baiknya-----------sehormat-hormatnya.
1 note
·
View note
Text
Dua Tokoh Revolusioner Satu Zodiak Beda Nasib Asmara
Zodiak atau rasi bintang, sudah menjadi rujukan kaum milenial menyugesti dirinya dengan ramalan baik yang tertulis pada penyimbul bulan dalam satu tahun yang digunakan bangsa Yunani kuno ini.
Bahkan tak jarang yang memanfaatkannya sebagai bentuk pembenaran tentang sikap yang diambilnya.
Namun kecurigaan saya atas ramalan yang tertulis dalam mitologi zodiak timbul ketika dua tokoh revolusioner ini bertolak belakang dalam bersikap tentang kehidupan asmaranya.
Ya. Dua tokoh penting dalam menorehkan sejarah panjang kemerdekaan bangsa ini; Tan Malaka dan Soekarno.
Seperti yang kita tahu, dalam buku sejarah atau pemberitaan mana pun tak ada catatan cinta untuk bapak bangsa satu ini.
Tan Malaka lebih besar cinta kepada bangsanya, tinimbang terhadap seorang wanita. Sampai tentara republik yang diperjuangkannya menghabisi nyawanya pun, ia dalam keadaan jomlo. Jomlo yang revolusioner.
Lain halnya dengan founding father kita, sang proklamator bangsa, Ir. Soekarno. Pria asal Blitar, Jawa Timur ini sangat dekat dengan wanita. Dari dek Oetari, putri Tjokroaminoto, teh Inggit, Fatmawati hingga Heldy Djafar.
Tercatat sekurangnya sembilan perempuan diperistrinya. Biar pun banyak cinta di samping Soekarno, tak mengalahkan cintanya pula terhadap bangsanya, seperti halnya Tan Malaka.
Persoalan yang melahirkan kecurigaan saya terhadap keduanya adalah keabsahan ramalan zodiak tentu saja, khusunya soal catatan asmara. Tan dan Soekarno adalah dua pria Gemini.
Lantas apa yang membuat Tan memilih jalan jomlo sedang Soekarno berafiliasi dengan Play Boy?
Hal demikian masih menjadi tanda tanya besar untuk melengkapi catatan sejarah bangsa yang dibangun dengan cinta-kasih, dan semakin bertambahnya usia, semakin luntur cinta dan kasih yang ditorehkan bapak bangsa dan pendahulu kita.
Nafsu kekuasaan nyaris melukai bangsa ini, dengan timbulnya kebencian atas suatu golongan yang dilatar belakangi oleh politik kepentingan.
Harapan saya terhadap generasi bangsa ini tetap sejalan dengan apa yang dicita-citakan pendiri bangsa kita, baik jomblo yang revolusioner seperti Tan Malaka, mau pun bapak play boy yang sosialis seperti bung Karno.
Bangun negri ini dengan cinta-kasih, bukan dengan kebencian. Peringati hari besar dengan menorehkan prestasi, bukan hanya adu slogan untuk sekadar eksistensi.
Ke-Indonesiaan serta jiwa pancasilais bukan hanya simbolik semata, namun isi yang terkandung di dalamnya.
Sekian. Salam olah raga
TTD
Kamerad Unyu
20 notes
·
View notes
Text
Martabat Jomlo dan Gerakan Menolak Balen
Jomlo merupakan kasta terendah dalam strata social ke-asmara-an. Tak jarang kaum minoritas Jomlo menjadi bully-bullyan di banyak kesempatan, terutama di jejaring social, tak sedikit yang memarjinalkan penyandang status Jomlo. Bahkan, dalam pertarungan politik digunakan sebagai senjata ampuh para pengais pundi-pundi rupiah untuk menjatukan lawan politik sang bos. Hal itu terbukti dalam pertarungan pemilihan presiden dan wakilnya 2014 lalu, status Jomlo yang disandang Prabowo Subianto pun tak luput dari bullyan netizen.
Apakah setatus Jomlo seniscaya itu?
Sebagai agen Jomlo yang berusaha baik, saya akan memberi pandangan berbeda. Jomlo tak harus minder, lantaran tak kunjung mendapat pasangan. Menjadi Jomlo bermartabat jauh lebih terhormat dibanding non Jomlo tanpa prinsip serta berideoliohi.
Tan Malaka, Bapak Jomlo Indonesia yang juga seorang Pahlawan Nasyenel, dalam bukunya Mandilog mengatakan “Selama toko buku masih ada, selama pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”
Menukil pernyataan tokoh Jomlo yang Revolusioner tersebut, bahwa kaum minoritas Jomlo dengan paham sosialisme perlu menyiapkan diri menjadi menusia berkarakter, yang kelak menjadi seorang Jomlo berkualitas dan diperhitungkan serta berguna khususnya di kalangan kaum proletariat.
Banyak hal yang menyebabkan seseorang berstatus Jomlo. Antaralain; di tinggal meniqa, diselingkuhi, ditikung hingga diputus begitu saja tanpa ada alasan jelas dan bahkan tak jarang dengan kalimat terbulshit di dunia dan akhirat, “Kamu terlalu baik buat aku, kelak kamu akan mendapat pasangan yang jauh lebih baik dari pada aku.”
Dari beberapa kasus tersebut banyak “korban” yang terbebani dengan status social bernama Jomlo, sehingga banyak dari mereka berikrar melalui mulut mereka bahwa tidak akan pernah memaafkan perbuatan mantan kekasihnya itu.
Seperti pepatah mengatakan “Lain di bibir, lain di hati.” Begitulah paradikma yang menyerang sekelompok dedek-dedek galau pasca putus. Di bibir berkata benci, di hati masih ngarep dicintai. Hasilnya konsep move on tak berjalan sesuai kaidah percintaan, dan hal demikian akan memberi celah sang mantan kekasih memanfaatkan momen untuk rujuk kembali.
Jika hal tersebut terjadi, kalimat terbulshit di dunia dan akhirat di atas akan luntur ke-bulshita-nnya, sebab korban telah membuktikan atas ucapan pelaku benar adanya. Maka dari itu, sebagai agen Jomlo yang berusaha baik, saya menyarankan agar para Jomlo pemula menghindari tindakan balen.
Dalam kamus besar bahasa asmara yang dihimpun oleh komunitas pemuda siap perih lagi, balen merupakan tindakan yang sangat ironis dalam kasus perselingkuhan, tikungan dan semacamnya. Sebab, dengan modus semacam ini, pelaku dengan sadar dan sengaja melanggar aturan. Vonis “memaafkan tapi tak melupakan perbuatannya” adalah hukuman yang pas dan layak diberikan kepada pelaku, serta tidak perlu adanya remisi bernama balen untuk pelaku tindak kejahatan seperti ini.
Maka dari itu, betapa pentingnya menjadi Jomlo bermartabat. Selain sebagai upaya menangkal modus pelaku kejahatan asmara, juga menjadikan diri lebih terhormat terlebih di mata masyarakat mayoritas non Jomlo. Setidaknya dalam kegagalan asmara itu kita sudah berusaha sebaik-baiknya, sesayang-sayangnya.
3 notes
·
View notes
Quote
Sedang banyak cerita, namun lagi males sangat untuk menuliskannya. TTD Cah Lemah
1 note
·
View note
Text
G 30 S/ PKI
Sejak petang ruang rapat masih tertutup. Tak seorang pun dapat mendengar, atau melihat, apa yang sedang terjadi di dalam. Di luar gerimis mulai membasahi rumput halaman gedung peninggalan belanda itu. ___________________________________ September merupakan saksi sejarah kelam Republik ini. Kebenaran atas peristiwa berdarah hanya menjadi fatamorgana. Dugaan pelanggaran HAM berat masih tertutup kabut tebal, semakin didekati, semakin sirna perabaan tentang bagaimana dan siapa sejatinya yang harus bertanggung jawab atas tragedi kelam itu? HAM merupakan isu krusial yang tak pernah disiriusi pemerintah. Bahkan, hanya menjadi senjata pemenangan saat kampanye semata. Selepas ia duduk di tampuk kuasa, semua lewat begitu saja, seperti seorang mantan yang lupa pada setiap perjuangan pasangannya (dulu). Bagaikan siklus yang terus berputar, peristiwa demi peristiwa terjadi, seolah terulang dengan mode yang sama, namun lebih halus dan modern. Jika pasca September 1965 terjadi dugaan pelanggaran Hak hidup atas orang-orang (baik terlibat/ dituduh) PKI, peristiwa berdarah yang melibatkan jutaan korban pembantaian, di 2016 ini tak kalah sadisnya terkait dugaan pelanggaran HAM (Hak Asasi Mantan). Hak atas ingatan-ingatan kepada seseorang yang sempat mampir dalam perasaan. Yang paling primordial adalah ketika masyarakat jomlo dibully habis-habisan lantaran masih mengharap bisa kembali memperbaiki hubungan dengan sang mantan yang sudah meniqa dengan lelaki lain, baik pilihan sendiri maupun dipilihkan. Hal demikian merupakan bentuk pelanggaran, meski dalam skala rendah. Pasalnya sudah menjadi kewajiban seseorang menjalin silaturahmi antar manusia, jika nantinya terjadi hal-hal yang diinginkan itu merupakan bonus atas perjuangan yang gigih selama ini. Di era keterbukaan seperti sekarang, sulit membedakan antara kebebasan berpendapat dan sikap nyinyir seseorang. Serta menganggap jomlo sebagai kaum yang terasingkan. September 2016 merupakan bulan kelam kaum jomlo, selain cap PKI (Pasukan Kapan Ijab) mereka juga dihujani undangan pernikahan seorang kawan, kolega, bahkan mantan pacar yang dulu (pernah) memimpikan mahligai bersama, sebelum akhirnya tandas di tengah jalan lantaran dinikahkan atas nama iman, atau faktor kemapanan, atau alasan apa saja yang (dianggap) memenuhi norma kepantasan. Sebab di bulan tersebut merupakan bulan baik untuk meniqa. Maka tak heran jika di bulan bagus itu, adalah puncak keniscayaan bagi jomlo berusia di atas 25 tahun. Ia akan menderita oleh pertanyaan kapan meniqa serta sederet perbandingan-perbandingan konvensional, yang tak dimengerti kebanyakan orang, tentang apa yang sejatinya jomlo PKI (Pasukan Kapan Ijab) ini pikirkan. Bagi PKI, meniqa hanya soal formalitas identitas, yang mengubah dari lajang untuk menyandang peran baru sebagai suami/ istri. Namun ihwal mencintai, merupakan martabat yang harus dijunjung tinggi. Kendati kaum jomlo PKI selalu mendapat intimidasi, namun mereka tetap berpegang teguh dalam prinsip kemandirian, menyukseskan program swasembada asmara, serta berdikari dalam bercinta. Mereka lebih mengedepankan perdamaian, tidak pernah terbesit sedikitpun dalam pikirannya untuk melakukan gerakan-gerakan kudeta, guna menumbangkan rumah tangga, meski disiksa kangen terhadap istri orang. Sejauh ini, PKI terus melakukan konsolidasi. Mereka kerap melakukan sejumlah pertemuan, untuk saling menguatkan, serta tetap berpegang pada prinsip sama rata sama rasa, menuju jomlo bermartabat dan revolusioner, dengan Tan Malaka sebagai junjungan, lantaran prestasi jomlo tokoh pergerakan ini abadi hingga akhir hayat.
7 notes
·
View notes
Text
Jangan baper deh, kakangmas 😂😀
Pecundangi Mantan Dengan Prestasi Ala De Bruyne
Derby Manchester, gelaran Liga Primer Inggris Sabtu malam menyisakan ribuan makna. Laga panas antara Manchaster United yang menjamu , tim sekotanya Manchester City di Old Trafford Stadium dan dimenangi tim tamu dengan skor 1-2 ini tak hanya adu gengsi serta strategi pelatih yang telah lama berseteru. Namun juga ajang balas dendam Kevin De Bruyne terhadap José Mourinho atas tindakannya, membuang glandang serang asal Belgia tersebut saat merumput di Chelsea, hingga musim 2014 lalu.
Kemudian De Bruyne melejitkan namanya dengan tampil epik bersama Manchester Biru, serta memperlihatkan debutnya yang menonjol bersama timnas Belgia di Euro 2016 Perancis.
Barangkali tindakan Mourinho yang dianggap menyia-nyiakannya, membuat pria 25 tahun ini termotivasi untuk menunjukkan kesiriusannya di sepak bola. Alhasil, di depan mata pelatih asal Portugal tersebut, De Bruyne mampu menjadi aktor utama kemenangan City.
Pelajaran berharga disampaikan, bahwa menjadi orang yang disia-siakan tak boleh terpuruk, bahkan harus sanggup membuatnya (red: mantan) menyesal.
Ihwal perbuatan MoU terhadap De Bruyne, terjadi tak hanya di dunia sepak bola. Hal serupa juga sering kita jumpai pada kisah-kisah asmara. Jika dulu lelaki lebih mendominasi sebagai pelaku, namun seiring bergesernya waktu, tak sedikit kaum Adam, menjadi korban kesia-siaan seperti De Bruyne.
Pernyataan klise, seperti “kamu terlalu baik,” masih menempati peringkat atas di deretan alasan putus. Belum genap sepekan pasca pengucapan kalimat mainstream di atas, sang mantan telah menggandeng orang lain, mengganti kedudukan kita yang dengan tabah memperjuangkannya.
Untuk itu para korban perlu menanamkan pola pikir yang lebih menguatkan dan membuat tetap survive, dalam menghadapi bencana penyia-nyiaan dari sang mantan, seperti “ia belum beruntung telah meninggalkanku.”
Mencontoh apa yang dilakukan De Bruyne kepada mantan pelatihnya Mourinho di laga Derby Manchester. Korban juga harus mampu menunjukkan prestasi, minimal buat mantan berkata; “nyesel aku sudah menyia-nyiakannya dulu, kini dia sudah menjadi (penyair, cerpenis, novelis,penyanyi, dan segudang prestasi lainnya) terkenal. Coba aku dulu menghargai saat ia memperjuangkan aku.”
Dipandang sebelah mata, oleh orang, terutama (mantan) pacar, tak lantas dunia ini berhenti menunggu kita bersedu sedan, atau bahkan membuat matahari tiba-tiba terbit dari barat. Karenanya tak perlu cemas dan galau, tunjukkan saja kesiriusan serta kemampuan positif kita, niscaya mereka akan menyesal telah menelantarkan dan menyia-nyiakan kita.
Itu cara jitu pecundangi mantan, terlebih ia mendapat pasangan yang levelnya jauh di bawah kita. Seperti Jose Mourinho, melatih tim yang sudah menjadi sejarah, dan mayoritas fans-nya menjadikan Alex Ferguson sebagai berhala, satu-satunya yang dibanggakan membawa setan merah meraih sukses.
“Yang fana adalah MU, Kevin De Bruyne membawa City menuju sukses yang abadi.”
Sekian, dan salam olah raga.
9 notes
·
View notes
Text
Mitos dan Kewaguan United Sejak Dalam Pikiran
Tiga kali kekalahan beruntun dialami Manchester United sukses meyakinkan bahwa kemenangan hanyalah mitos, sepeninggal Alex Ferguson. Hal ini perlu dicatatkan pada sebuah primbon, agar dapat difungsikan sebagai rujukan pawang hujan, atau juru kunci pemakaman, atau apa saja, sebagai bentuk tindakan kehati-hatian.
Bagaimana tidak disebut mitos, lha wong dari David Moyes, Luis Vangal hingga Jose Mourinho, belum ada yang mampu membawa The Red Devil bangkit ke masa kejayaan kepelatihan Fergi, yang kini dipuja-puja bak berhala oleh pendukung-pendukung bapernya.
Mungkin United tak hanya butuh pelatih hebat dan pemain mahal kelas Pogba yang selama debutnya sejauh ini belum memberi sumbangan berarti, namun juga keistikomahan Mancunian agar lebih relijiyes, bukan memberhalakan Alex Ferguson sebagai satu-satunya juru selamat.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pendukung United. Menggelar istigozah seperti yang baru-baru ini dilakukan Habib Rizik beserta kawan-kawan FPI, guna mendapat pemimpin yang tidak kafir, contohnya.
Hal tersebut untuk merefleksikan diri, agar lebih tabah menyikapi kekalahan, tidak baper, dan ngamukan, serta tidak mengkambing hitamkan wasit sebagai sumber keterpurukan timnya yang sejatinya wagu sejak dalam pikiran.
Kewaguan bermula dari pembelian fantastis oleh MoU untuk seorang Paul Pogba. Bekas pemain United yang dibuang cuma-cuma di masa Fergi ini, diboyong kembali ke Old Trafford dan mencatatkan namanya sebagai pemain termahal.
Entah apa yang memotivasi MoU, melakukan hal sewagu itu. Padahal penampilannya di Euro belum lama ini pun biasa-biasa saja, bahkan tak mampu membawa negaranya meraih juara di kandang sendiri.
Kini kewaguan itu terbukti, hingga detik ini Unetid masih di tepi kehancuran, dan kewaguan abadi dengan kekalahan beruntun setelah dipecundangi rival sekota Manchester City di kandangnya, serta lawatan ke Belanda dalam Piala Eropa, setan merah kembali tergelincir oleh tim papan bawah Liga Primer Inggris Watford dengan skor 3-1.
Akan kah MoU dan pendukung bapernya kembali berkelit menyalahkan wasit? Tentu saja demikian. Sebab, sikap wagu akan terus dipupuk oleh golongan MU.
Sekian dan salam olah raga.
2 notes
·
View notes
Text
Pecundangi Mantan Dengan Prestasi Ala De Bruyne
Derby Manchester, gelaran Liga Primer Inggris Sabtu malam menyisakan ribuan makna. Laga panas antara Manchaster United yang menjamu , tim sekotanya Manchester City di Old Trafford Stadium dan dimenangi tim tamu dengan skor 1-2 ini tak hanya adu gengsi serta strategi pelatih yang telah lama berseteru. Namun juga ajang balas dendam Kevin De Bruyne terhadap José Mourinho atas tindakannya, membuang glandang serang asal Belgia tersebut saat merumput di Chelsea, hingga musim 2014 lalu. Kemudian De Bruyne melejitkan namanya dengan tampil epik bersama Manchester Biru, serta memperlihatkan debutnya yang menonjol bersama timnas Belgia di Euro 2016 Perancis. Barangkali tindakan Mourinho yang dianggap menyia-nyiakannya, membuat pria 25 tahun ini termotivasi untuk menunjukkan kesiriusannya di sepak bola. Alhasil, di depan mata pelatih asal Portugal tersebut, De Bruyne mampu menjadi aktor utama kemenangan City. Pelajaran berharga disampaikan, bahwa menjadi orang yang disia-siakan tak boleh terpuruk, bahkan harus sanggup membuatnya (red: mantan) menyesal. Ihwal perbuatan MoU terhadap De Bruyne, terjadi tak hanya di dunia sepak bola. Hal serupa juga sering kita jumpai pada kisah-kisah asmara. Jika dulu lelaki lebih mendominasi sebagai pelaku, namun seiring bergesernya waktu, tak sedikit kaum Adam, menjadi korban kesia-siaan seperti De Bruyne. Pernyataan klise, seperti "kamu terlalu baik," masih menempati peringkat atas di deretan alasan putus. Belum genap sepekan pasca pengucapan kalimat mainstream di atas, sang mantan telah menggandeng orang lain, mengganti kedudukan kita yang dengan tabah memperjuangkannya. Untuk itu para korban perlu menanamkan pola pikir yang lebih menguatkan dan membuat tetap survive, dalam menghadapi bencana penyia-nyiaan dari sang mantan, seperti "ia belum beruntung telah meninggalkanku." Mencontoh apa yang dilakukan De Bruyne kepada mantan pelatihnya Mourinho di laga Derby Manchester. Korban juga harus mampu menunjukkan prestasi, minimal buat mantan berkata; "nyesel aku sudah menyia-nyiakannya dulu, kini dia sudah menjadi (penyair, cerpenis, novelis,penyanyi, dan segudang prestasi lainnya) terkenal. Coba aku dulu menghargai saat ia memperjuangkan aku." Dipandang sebelah mata, oleh orang, terutama (mantan) pacar, tak lantas dunia ini berhenti menunggu kita bersedu sedan, atau bahkan membuat matahari tiba-tiba terbit dari barat. Karenanya tak perlu cemas dan galau, tunjukkan saja kesiriusan serta kemampuan positif kita, niscaya mereka akan menyesal telah menelantarkan dan menyia-nyiakan kita. Itu cara jitu pecundangi mantan, terlebih ia mendapat pasangan yang levelnya jauh di bawah kita. Seperti Jose Mourinho, melatih tim yang sudah menjadi sejarah, dan mayoritas fans-nya menjadikan Alex Ferguson sebagai berhala, satu-satunya yang dibanggakan membawa setan merah meraih sukses. "Yang fana adalah MU, Kevin De Bruyne membawa City menuju sukses yang abadi." Sekian, dan salam olah raga.
9 notes
·
View notes
Text
Patahnya Quotes Super Mario
Nila setitik, rusak susu istri tetangga. Bisa jadi demikian peri(h) bahasa yang cocok disandang Mario Teguh, si bapak motivator kondang, junjungan ABG galau, jauh dari rumah dan ditinggalkan cinta. Pasalnya, kalimat-kalimat super yang selalu didengungkan baik secara tertulis yang disebar melalui sosial media, maupun acara talk show di stasiun tv swasta ini, kerap dikutip dedek-dedek mbribik kekimcil-kimcilan, untuk melindungi daya tahan tubuhnya agar tetap kuat oleh gempuran badai galau yang bisa datang kapan saja. Bagaimana tidak, brand super yang dibangunnya bertahun-tahun, dengan sejumlah motivasi hebat dan membawa namanya melambung serta dipuja seolah setiap huruf yang keluar dari mulutnya adalah benar adanya, seketika runtuh setelah ada seorang laki-laki bernama Ario Kiswinar Teguh, yang mengklaim dirinya sebagai anak sang motivator yang tak diakui bapaknya. Kemunculan Kiswinar secara viral tersebut sontak membuat geger dunia permotivasian, baik di media sosial maupun jagat media mainstream di negeri yang sebagian besar masyarakatnya kagetan, serta minderan ini. Dalam hiruk pikuk masalah privasi yang terlanjur diumbar ke publik itu tentunya mengundang banyak reaksi. Kelompok paling girang dalam seteru kedua laki-laki dewasa yang tidak menutup kemungkinan bahwa mereka adalah bapak dan anak ini, yakni kelompok yang kontra motivatoris. Tentunya kalimat "Hidup memang tak semudah cocotnya Mario Teguh" mencuat jauh sebelum kemunculan persoalan pribadi sang motivator. Namun berkat adanya kasus ini, kalimat di atas merupakan bentuk pembenar yang dipakai, atas ketidak percayaan kelompok "separatis" yang menginginkan agar para ABG bisa memerdekakan diri dari kesemena-menaan galau dengan melawan, bukan quotes menye-menye rasa super, yang belum tentu si penciptanya mampu menjalani. Salah satu contohnya ya bapak Mario. Sebagai orang bijak, seperti dikenal publik, beliau harusnya lebih bersikap tenang, saat dituduh tidak mengakui anaknya oleh Kiswinar, bukan malah emosional. Lha wong hidup itu sesungguhnya belum tahu, apakah kebenaran itu adalah benar dan kesalahan itu memang salah kok. Bisa saja yang dianggap benar adalah salah, begitu pun sebaliknya. Atau mungkin yang dianggap benar bisa saja memang benar. Namun tak bisa disangkal, jika emosional merupakan salah satu sikap manusia, sebijak apapun ia, andai tak bisa mengontrol diri, sesuatu yang buruk akan terjadi. Super sekali, bukan? Bicara itu mudah, yang susah adalah berbuat. Banyak sekali manusia-manusia yang gemar memotivasi orang lain, tapi lupa dengan kebutuhan dirinya. Jangankan kita yang manusia jenis bawahan, lha wong pak Mario yang sudah super saja masih butuh motivasi orang lain. Maka dari itu, jangan terlalu percaya dengan quotes yang indah-indah, percayalah pada diri sendiri dan yang pasti harus bangga dengan kebudayaan, jangan minder dengan menjadi pengagum budaya luar, dan jangan kagetan tentunya. Itu!!!
3 notes
·
View notes
Text
Sesobek Cerita Untuk Mey
Rambutnya kini mulai memutih. Namun ia tetap saja enerjik dan tak mengubah pangkal senyum yang selalu keluar dari bibirnya. Selalu saja ramah seperti dulu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Minggu pagi dengan penuh pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah sebelum lewat dzuhur. Sebab hari ini ialah puncak acara akbar Jember Fasions Carnival. Pertimbanganku sebelum mengetok palu untuk keluar rumah, berdasarkan kemungkinan macet yang bakal terjadi, lantaran acara itu. Jalanan ditutup, arus lalulintas menuju arah kota dialihkan, dan itu akan merepotkan.
Akhirnya aku memilih beberapa judul buku sebagai teman. Setelah buku-buku itu masuk tas, aku pun pergi. Setidaknya bisa menjajal catwalk yang akan digunakan peragawan/ peragawati dan atau biasanya juga melibatkan peragawaria. Benar saja, masuk catwalk sepanjang 3,6km itu, aku melihat para penonton dari berbagai pelosok, baik kota Jember dan sekitarnya sudah memenuhi jalanan, berebut tempat dengan pedagang asongan yang memanfaatkan moment ini untuk mencari rezeki.
Melewati titik rawan macet, akhirnya aku memutuskan untuk mencari koran pagi terlebih dahulu, sebab membaca koran minggu sudah menjadi kebiasaanku sejak pertengahan duduk di bangku kuliah, itu pun hanya kubaca rubrik cerpen saja, kecuali ada beberapa tulisan-tulisan yang menarik untuk dibaca, dan setelah sampai rumah, koran itu aku pilah, lembar cerpen aku simpan, sisa yang menurutku tidak terlalu penting kuserahkan ibu. Biasanya oleh ibu dibuat ganjal peralatan dapurnya, atau alas baju di almari agar tak bau kayu, atau apa saja kecuali dibaca.
Setelah semua “bekal” kudapat, akhirnya aku berpikir tempat untuk melakukan aktivitasku, sekadar membaca buku, atau membaca koran, atau sedikit mengingat-ingat soal mantan, atau apa saja yang disandingkan dengan secangkir kopi.
Dari kios koran, aku menuju sebuah kedai kopi yang biasanya bersama teman-teman bertemu. Namun kali ini aku memilih teman berbeda, buku. Saat perjalanan di depan kantor KPU, nampak sebuah warung kaki lima yang tak asing bagiku. Mbak Wiwik, kalau tak salah ingat nama pemilik warung di bawah pohon mahoni. Semasa aku masih aktif menjadi wartawan, aku kerap sarapan di situ dengan Mey, pacarku dulu, sebelum akhirnya aku terbuang di perbatasan, setelah Mey menikah dengan lelaki yang sangat kukenal itu.
Ya, aku ingat sekali, sebab aku dan Mey sudah seperti sepasang suami-isteri, tak hanya karena kita selalu berdua sebelum dan sepulang aku kerja, namun Mey juga lebih sering tidur di rumahku dari pada di rumah kostnya. Alasannya, lantaran ia selain menjadi pacar waktu itu, Mey juga menjadi teman diskusi yang baik, dengan latar belakangnya sebagai aktivis gerakan mahasiswa. Tak jarang kita bersitegang dalam diskusi, namun itu suatu hal menarik bagiku, dan baginya juga, aku kira.
Mbak Wiwik, si penjual nasi depan kantor KPU juga kadang ikut menjadi penengah perdebatan antara aku dan Mey, di sela makan pagi kita. Kini, mbak Wiwik sudah beruban, dan aku merasa segan untuk memanggilnya dengan sebutan mbak. Selain sampai kini aku masih membujang, tampilanku masih sama seperti 7-8 tahun lalu, semasa aku sering keluar masuk kantor KPU.
Entah apakah Mey pernah bertemu dengan mbak Wiwik, setelah ia tidak lagi denganku. Setelah kabar pernikahannya, sampai saat ini aku tek pernah berkomunikasi lagi dengannya. Kalau ia (setidaknya) melihat sepertiku tadi, aku yakin, Mey tak akan pernah lupa, sebab hampir setiap pagi selama lebih dari tiga tahun, kita selalu sarapan di warung mbak Wiwik.
Mbak Wiwik kini sudah semakin tua walaupun masih enerjik. Kabarnya Mey sudah memiliki dua anak, dan pasti terlihat sudah tua meski usianya setahun lebih muda dariku. Aku, tentu saja masih (terlihat) muda dengan penampilan yang tak banyak berubah seperti dulu, dan tentunya masih suka naik gunung.
Jember, 28 Agustus 2016.
1 note
·
View note