Belajar ilmu jualan online dan info seputar perkembangan bisnis bisa Anda dapatkan di sini
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Walmart Karawaci, Jejak Walmart di Indonesia
Walmart, jaringan hipermarket asal Amerika Serikat, pernah mencoba peruntungannya di Indonesia. Didirikan oleh Sam Walton pada 1962 dengan nama Wal-Mart Discount City, Walmart telah membuka 419 cabang di China dan 386 Walmart Supercenter serta 33 Sam's Club di sana. Namun, di Indonesia, jejak Walmart hampir tidak bersisa sama sekali.
Walmart memiliki keberhasilan yang luar biasa di Amerika Serikat, terutama karena keberhasilan menemukan pemasok yang lebih terjangkau dan keputusan untuk menjual banyak produk dengan margin profit yang rendah. Keberhasilan ini mendorong ekspansi secara masif di Amerika Serikat dalam 3 dekade sejak Walmart pertama kali hadir. Ini juga menjadi pemicu bagi Walmart untuk mencoba peruntungan di negara lain, terutama di negara berkembang yang ekonominya mulai melesat, seperti Indonesia dan Tiongkok. Namun, hasilnya di kedua negara ini bertolak belakang.
Meskipun demikian, bukan berarti Walmart tidak pernah mencoba untuk memasuki pasar Indonesia. Pada tahun 1998, Walmart membeli saham mayoritas di PT Mitra Adiperkasa Tbk, perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Namun, setelah beberapa tahun menjalankan bisnis di sana, Walmart akhirnya memutuskan untuk menjual kembali sahamnya ke PT Mitra Adiperkasa Tbk pada tahun 2005.
Menurut laporan, salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah persaingan yang tinggi di pasar Indonesia serta peraturan yang cukup ketat dalam hal investasi asing di negara tersebut. Walaupun demikian, Walmart masih terus mencari peluang untuk memasuki pasar Indonesia melalui kerjasama dengan perusahaan lokal, meskipun tidak menjadi pemilik mayoritas sahamnya.
Kepopuleran Supermarket 1990
Pada dekade 1990-an, konsep supermarket mulai populer di Indonesia dengan berbagai merek seperti Hero Supermarket, Gelael, Matahari, Super Bazaar, dan Golden Truly. Namun, konsep hypermarket masih tergolong jarang. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Walmart tertarik untuk memasuki pasar Indonesia pada masa tersebut. Kehadiran Walmart Indonesia terjadi pada kurun waktu tersebut.
Walmart menandatangani kesepakatan dengan Lippo Group pada bulan Agustus 1995 untuk memasuki pasar Indonesia. Rencananya adalah membuka cabang pertama seluas 180.000 kaki persegi di pusat perbelanjaan Lippo Supermal, Karawaci. Dalam kesepakatan ini, Lippo menjadi pemegang lisensi Walmart di Indonesia, tetapi Walmart juga tetap terlibat dalam proses dengan menyediakan tenaga ahli dan manajemen.
Walmart di Indonesia
Setelah semua persiapan selesai, Walmart Supercenter pertama di Indonesia, yang juga merupakan yang kedua di Asia setelah Tiongkok, hadir di Lippo Supermal Karawaci pada 15 Agustus 1996. Area Walmart Lippo Supermal memiliki luas 16.486 meter persegi dan terdiri dari tiga lantai di mal tersebut. Walmart menawarkan berbagai produk di dalamnya, termasuk di area fashion, elektronik, dan bakery, seperti yang biasa ditawarkan di hypermarket saat ini. Tidak lama setelah hadir di Lippo Supermal, Walmart juga membuka toko ke-2 di MegaMal Pluit.
Pada masa yang sama, Grup Matahari juga tengah gencar mengembangkan hypermarket Mega M yang dikenal dengan tagline "garansi harga termurah setiap hari". Menariknya, Walmart dan Mega M hadir di pusat perbelanjaan yang sama, bahkan jarak antara keduanya di Supermal Karawaci sangat dekat. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan yang sengit dan panas antara keduanya di dalam mal tersebut. Bahkan, sempat beredar isu bahwa terjadi perang harga ekstrim antara keduanya.
Tidak butuh waktu lama setelah Walmart hadir di Indonesia, Krisis Finansial Asia 1997-1998 mengguncang peritel nasional maupun internasional, termasuk Walmart. Pada bulan Februari 1998, Lippo melalui Multipolar menggugat Walmart dengan klaim bahwa manajemen Walmart tidak berkompeten dan melakukan manipulasi data yang merugikan usaha, dengan denda sebesar US$98,8 juta.
Walmart Indonesia Tutup
Puncak dari semua ini adalah kerusuhan Mei 1998, yang mengakhiri kisah Walmart di Indonesia. Bahkan, setelah kerusuhan terjadi, masalah terus muncul, seperti karyawan Walmart yang berunjuk rasa terkait kejelasan status mereka sebagai karyawan. Di sisi lain, beberapa hipermarket Mega M masih beroperasi hingga beberapa tahun setelahnya, seperti gerai di Megamal Pluit yang bertransformasi menjadi Matahari dengan konsep one stop shopping pada tahun 2001. Sementara itu, lahan bekas Walmart di mal yang sama diambil alih oleh peritel asal Prancis yang hadir pada 1999.
Meski Walmart takluk di Indonesia karena kondisi krisis finansial yang parah, keinginan peritel asing lain untuk masuk ke Indonesia tidak menyurut. Carrefour dan Continent (Prancis) bahkan masuk ke Indonesia pada masa krisis dan awal pemulihan ekonomi (sekitar Oktober 1998-1999). Carrefour (hasil gabungan Carrefour dan Promodes, induk Continent) berhasil bertahan dan menjadi salah satu market leader di Indonesia, dengan 134 gerai yang bernama Transmart serta Carrefour pada bulan April 2021.
Selain itu, ada juga Hypermart, yang secara tidak langsung merupakan jelmaan dari Mega M yang dimiliki oleh Matahari. Namun, pada 2021, Giant yang dijadikan senjata oleh grup Dairy Farm (Hero) untuk bersaing dengan hypermarket lain di Indonesia justru tumbang.
0 notes