Tumgik
deskarachmala · 4 years
Text
PERJALANAN HIDUP (part 2)
Setelah beres bintal akupun lsg bersiap untuk pindah ke Jakarta. Hari demi hari aku jalani hidup aku sebagai perantau newbiee. Mulai dr masak sendiri, tidur sendiri dan semuanya serba harus dilakukan sendiri. Tiap minggu pasti aku pulang, walau kadang kerja sampai sabtu, sabtu sore pulang bandung, senin subuh udh balik lg Jakarta. Itu aku jalanin sampai 3 bulan pertama. Alhamdulilah lancar krn lingkunganku masih sebatas kosan-jalan kaki-kantor. Tapi setiap jalan kaki sendiri, aku selalu menaruh suudzon ku kepada semua pejalan kaki lain dan selalu bersiap sedia jikalau ada hal hal yg terjadi diluar harapanku. (haha bagian ini, sampai 4 taunku di Jakarta, masih selalu kaya gini)
Bulan ke empat aku dipindahkan ke jakarta barat, mulai dr awal lagi cari kosan kesana kemari, awalnya kosan di kebon sirih, kerja di Tomang, tiap pagi ngerasain harus berangkat sebelum jam6 jalan kaki 1 kiloan sampai ke halte busway, lari lari kejar busway, desek desekan dalam busway kalo kesiangan. Disini ada cerita lucu sih, jadi aku berdua sama temenku naik busway mau kekantor, ini pengalaman pertamaku naik busway. Kan awalnya naik biasa tuh, aku nanya nanya kita turun dimana,sepanjang jalan aku tanya temenku krn takut salah. Sampai akhirnya turun dulu di harmoni, pas kita turun, orang orang tuh pada lari lari dan aku kaget, aku bingung, aku kaya orang bego, bingung, kenapa mereka lari lari. Dan setelah aku lihat ternyata mereka ngejar busway yg mau mereka naikin. Dalam hati, "oh gini ya rasanya naik busway". Kalo diinget inget kocak sih, aku kira ada zombie kan orang orang itu pada lari haha.
Lanjut setelah sebulan akhirnya aku pindah kosan dekat kantor, tinggal jalan 5 menitan. Kosan pertamaku, kost cewe, No ac, kamar ada 13 tapi yg terisi cuma 5 kamar. Sampai setelah kurang lebih 2 taun disana aku suka merasakan ga nyaman, ga bisa tidur krn dilantai 2 sisa 2 kamar yg terisi dari 9 kamar. Satu malem aku mimpi didatengin 👻 fix, bbrapa hari setelah itu aku langsung pindah kos. Dan pd saat mau ambil barang ke kosan lama, ibu2 yg tinggal dikosan lama nanya "kamu berani ya tinggal diatas, emang ga pernah digangguin?" haha ternyata si ibu sama keluarganya pernah digangguin 👻. Alhamdulilah sih kalo ada hawa hawa gaenak aku suka tetep positif thinking, krn anaknya ga suka ada di posisi ketakutan. 😂
0 notes
deskarachmala · 4 years
Text
PERJALANAN HIDUP MERANTAU (final)
Hampir 5 tahun aku merantau di Jakarta. Ya, memang masih dekat, Jakarta - Bandung itu masih dekat, kultur budaya yang tidak begitu jauh beda, biaya hidup yang hampir sama, rasa makanan yang masih normal (walau belum nemu sayur sop tanpa minyak) rasanya terlihat mudah. Tapi bagiku, ini satu pencapaian yang luar biasa. Sebagai anak introvert pemalu (iya, dulu) yang kalau ketemu orang aja gatau harus ngomong apa, perantauanku cukup membawa banyak perubahan bagi hidupku, cara berpikirku memandang hidup. Tentunya tak terlepas karena faktor lingkungan pekerjaanku juga.
Bersyukur? Yap, amat sangat bersyukur dikasih kesempatan sama Tuhan buat nikmatin proses ini. Banyak suka, duka, rasa lelah, rasa hampir putus asa, rasa sakit yang terkadang sering harus dinikmati sendirian, tapi disitu justru aku belajar bagaimana aku bisa menghadapi itu semua, bagaimana aku bisa menjadikan semua itu pelajaran agar dikemudian hari aku bisa dengan mudah melalui hal-hal pahit bahkan yang lebih pahit dari semua yg sudah pernah terlewati.
Percayalah, Tuhan itu punya berbagai macam cara sayang kepada umatnya.
Dari hal kecil kaya gini sampai hal besar yang aku jalani. aku amat sangat bersyukur karena begitu berpengaruh cara pola pikir kita terhadap kehidupan kita. Jadi yuk, semangat terus. Tanamkan terus positive thinking, supaya kita bisa melihat dunia ini lebih luas, lebih jauh. Bukan hanya tentang aku dan duniaku, tapi tentang aku dan dunia di lingkungan sekitarku.
Be Grateful, Be Happy and Enjoy it!!
0 notes
deskarachmala · 4 years
Text
PERJALANAN HIDUP (part 1)
Semua takdir yg kita dapati di hidup ini, ya itu cara Tuhan menghidupkan kita.
Berawal dari selepas kuliah, mulai cari kerja sana sini. Jujur dulu aku merasa minder krn walaupun punya nilai cukup baik, tapi track record sekolahku bukan sekolah dengan cluster 1. Merasa pesimis duluan ketika harus melamar ke perusahaan besar. (Seringkali sewaktu kuliah merasa insecure "nantinya aku jadi apa!?")
Diawali ketika datang ke jobfair, dibuka lamaran utk salah satu perusahaan bumn terbesar. Aku hanya lewat, temanku bertanya "ngga masukin? (lamaran)" waktu itu masih drop cv. Aku bilang, "ngga lah gausah deh" padahal cv ditanganku masih utuh. Temanku bilang "udah, daftar aja dulu", setelah berpikir akhirnya kuputuskan melamar. Selang bbrapa lama setelah itu, datang email untuk mulai tes.
Dimulai dari tes pertama yaitu psikotest 1 (jun'15) dan tes kedua yaitu psikotest lanjutan (jun'15), kalau utk tes ini aku yakin sih bisa lewat krn bbrapa kali try out hasil psikotest ku selalu bagus. Tes pertama dan kedua alhamdulilah lewat dengan optimis.
Lanjut Tes ketiga, toefl & fgd (jun'15), sebelumnya aku cari tau dulu apa itu fgd, krn belum tau. Setelah tanya sana sini, baca baca, sejujurnya sebagai orang introvert aku merasa minder. Knp? Karena kalau diforum aku lebih suka jadi pendengar (re : tdk banyak berbicara) apalagi kalau itu hanya settingan utk tes, dan dinilai oleh juri (merasa fake, hehe).
Ditambah tes toefl, aku amat sangat pesimis, krn vocabulary ku belum banyak. Jujur di tes ketiga ini aku tidak banyak berharap akan lulus karena dua tes ini kelemahan aku. Tapi krn setiap akan pergi dan sepulang tes, aku selalu ngobrol dengan keluarga dan umi juga mbah akung yg selalu bilang "mbah doain, setiap malem, setiap abis solat mba berdoa terus, mudah mudahan ade dikasih kelancaran" doa yg sama yg umi lakukan juga dan ini jadi penyemangat terbesarku.
Setelah 2 minggu, aku dapat email dan ternyata Allah masih kasih aku kesempatan lulus dan lanjut ikut Final test, yaitu kesehatan dan interview (jul'15).
Pada saat tes check up aku ga banyak ekspetasi. Krn yg tes dari se-Indonesia jadi ya realistis aja pesaingnya banyak banget.
Lanjut interview, dapet urutan 2 terakhir, deg deg an nya sepanjang hari, takut pewawancaranya udah cape duluan. Tapi ternyata interview nya ga se-menyeramkan yg ada di pikiran. Pewawancaranya ada 2 orang, user dan HR. Malah jadinya ngobrol sampai ga kerasa kalo itu udah 1 jam. Alhamdulillah, keluar dari sana lega banget. Akhirnya semua rangkaian tes sudah terlewati, tinggal nunggu hasilnya.
Sebulan, Dua bulan, aku pesimis krn email pengumuman kelulusan tak kunjung datang.
Tiga bulan menunggu, akhirnya yg ditunggu tunggu datang juga, email pengumuman kelulusan.
Dan ternyata aku diberikan selamat krn aku dinyatakan lulus. Sempat ga percaya dan takutnya salah email, aku cek kembali dan ternyata benar.
Badanku gemetar senang tak terkira dan kuberitahu umi, umi langsung loncat loncat teriak kegirangan (jujur baru kali ini aku lihat umi sebegitu senangnya) dan aku merasa bahagia.
Selang 10 hari aku langsung masuk bintal selama 3 bulan. Tanpa kontak dengan pihak luar ataupun keluarga. 10 hari hidup di hutan dilanjut sisanya dengan Training di class room.
Tapi dipertengahan bulan kedua Training, aku mendapat kabar duka bahwa ternyata mbah akung dipanggil Allah. Sedih yg amat sangat sedih, karena mbah adalah sosok pemimpin setelah papah dipanggil Allah terlebih dahulu. Dan aku masih ingat jelas nasihat dan ceritanya mbah kalau setiap malam selalu solat malam dan mendoakan agar aku dimudahkan dalam menjalani tes tes rekrutmen kemarin.
Saat itu seharusnya aku tdk boleh pulang utk melayat, krn yg meninggal bukan keluarga inti. Tapi alhamdulillah, ada aja rencana Allah akhirnya aku diizinkan utk mengantarkan mbah ke tempat peristirahatan terakhir walaupun ada perasaan sedikit menyesal dan sedih krn aku belum sempat pulang untuk ketemu mbah lagi setelah aku pergi untuk bintal.
................. To be continue
0 notes
deskarachmala · 4 years
Text
Aku sangat bersyukur hidup di titik sekarang ini
Hidup berkecukupan dan merasa bahagia dikelilingi orang orang yang aku sayang.
Soal bahagia, kita ga pernah akan merasa bahagia ketika kita selalu membandingkannya dgn org lain. Padahal bahagia lahir dari hal hal yg bisa kita lakukan. Seperti saat harus berangkat kerja dan diakhir bulan bisa dapat gaji. Uangnya bisa dipake buat kasih reward ke diri sendiri ataupun untuk keluarga. Liat umi bahagia. Umi yg bahagia melihat anaknya tumbuh baik, dan aku yg bahagia krn melihat umi tdk lg memikul beban full effort utk membahagiakan anaknya.
Masih tampak jelas kebahagiaan umi ketika pertamakali tau aku diterima kerja. Bahagia sumringah hingga loncat loncat.
Anakmu sudah tumbuh besar dan dewasa sudah bisa mengurus kehidupannya sendiri. Tak perlu lagi umi cemas memikirkan. Kini saatnya berbalik, aku yang harus membahagiakan umi.
Buat aku,
“saling membahagiakan itu bahagia yang tidak akan pernah terbayar”
Kebahagiaan lain juga bisa kita dapat dengan memberi, berbagi kepada yg membutuhkan, melihat mereka bahagia, turut membuat hati ini bahagia.
Melihat orang disekeliling kita yang hidup dengan baik, tanpa cemas karena selalu merasa ada Tuhan yang mendampingi. Bahagia melihatnya.
Begitupun ketika melihat orang yg dulu pernah dekat dengan kita, entah dia sudah menimang anak bahagia bersama keluarga kecilnya atau dia sudah berhasil mengejar cita citanya untuk karirnya dan kehidupannya, aku bahagia melihat mereka hidup dengan baik pula.
Bahagia itu sederhana dan kita bisa menciptakan itu.
Ketika kamu mau bahagia, carilah kebahagiaanmu dalam dirimu sendiri. ❤️
1 note · View note