Tumgik
devishint · 3 years
Text
Aku tak menyisakan ruang untukku sendiri. Sudah jauh aku berjalan, menyisakan jejak-jejak kaki sepanjang setapak. Aku hampir lupa siapa diriku, apa yang kusuka, apa yang membuatku bahagia.
Oh bukan. Bukan aku tak bahagia.
Aku hanya merasa kosong. Kadang tertawa bahagia, kadang berurai air mata, tapi sesungguhnya hatiku kosong. Ada ruang kosong yang tak menyisakan jejak rasa apapun.
Aku tak tahu apa yang salah, atau apa yang pergi hingga menyisakan sebuah ruang kosong di hati. Aku hanya menjalani hidup seperti biasa. Namun lagi-lagi, itu hanya sebuah cangkang kosong.
Barangkali aku terlewat mencari makna?
Bisa juga.
Logika dan idealisme membuatku terburu-buru menciptakan standar hidup ideal. Hingga aku meninggalkan diriku di belakang. Aku tidak paham.
Aku melupakan diriku sendiri. Aku belum selesai dengan diriku.
-----
Kota Dingin, 14 Juni 2021
0 notes
devishint · 6 years
Text
Rindu
Aku cuma rindu padamu
Sudah, aku salah
0 notes
devishint · 6 years
Text
Barbie
Serupa jelita namun merana
Tak boleh bicara, tak terdengar
Hanya figurnya mempesona
Dianggap tak cakap, dianggap nomor dua
Dipendamnya hujan dan gemuruh dalam dada
Sudahlah, pikirnya, buat apa buang-buang tenaga
Bila telinga tak hendak mendengar
Lalu ia mati dalam gundahnya
0 notes
devishint · 7 years
Text
Takut
Aku sungguh takut pelangi akan pudar nanti pagi Aku khawatir cecap rasamu tak semanis harini Berganti getir mengiris manis Harapan serupa pedang bermata dua Melukis pelangi, sekaligus menusuk diam-diam hati yang tengah menari Lantas, mengapa aku berharap? Sementara aku tak tahu ujung mana yang akan menghujam Sedangkan pelangi seolah terus-menerus menggerus sepi Entah bagaimana kisah ujung hari akan berakhir Aku tak ingin menangisi hujan Yang mungkin akan turun lagi malam ini Atau berbagi getir pada petir Aku hanya ingin pagiku berkawan embun Aku mau kerjap matamu selalu kembali beriring Mungkinkah?
0 notes
devishint · 7 years
Text
Senandung Rumput
Aku sungguh ingin Tersenyum lebar lagi Seperti biasa kau ingin
Lalu berkata,“Tak apa!” “Aku senang!” “Aku bahagia!”
…………untukmu
Lagi Lagi Dan lagi
Aku hampir-hampir tak bisa Nyaris kehilangan kuasa Kehilangan bakat bermuka dua
Aku tak bisa lagi Tersenyum seperti pagi Dengan luka tercabik
……………di hatiku
Esok hari, di depanmu, ku akan tertawa Tersenyum lebar seperti biasa Untukmu, bunga
Dariku, dari balik bayangmu Bukankah sudah seharusnya aku bahagia………… untukmu?
0 notes
devishint · 7 years
Text
Benci
Ah! Sungguh kuingin teriak Ungkapkan segala rasa hingga kau pekak Namun apa dayaku Bahkan telingamu bukan padaku Apa lagi hatimu Sungguh, aku benci
0 notes
devishint · 7 years
Text
Jatuh (lagi)
Pekat memang kelam Pun diam Sengaja mendiamkan muram Yang tengah menggelepar di lantai pualam Menatap samar rembulan suram Siang tadi, mentari tak ubahnya sekutu Berbinar-binar bermandi madu Kemudian guntur beradu Seketika ngilu Berguling ke sana-kemari di tanah berbatu Ya, setelah cinta, ia betul terjatuh
0 notes
devishint · 8 years
Text
Kau Tahu?
Kau tahu apa yang paling menyedihkan malam ini? Percakapan kita berakhir Kita tenggelam dalam mimpi Dan esok kita kembali menjadi orang asing
0 notes
devishint · 8 years
Text
Senandung Jenuh
Kadang aku lelah Bersikap semua baik, namun duka membuncah Kadang aku jengah Berkata tak apa, sedang hati tercacah Pun, aku selalu berucap sekecap demi sekecap "Kuatlah! Manis tak selamanya akan tercecap."
0 notes
devishint · 10 years
Text
Perspektif Igauan
Mungkin hanya aku Kalut dalam perspektif Termakan pikiran kosong Lantas terbuang Kupikir lebih baik diam Kupikir lebih baik pergi Namun tak ada harga diri Hanya kesal tak teredam Lantas bagaimana? Pun, sama saja Tetap tiada harga Sudikah? Mungkin hanya aku Terlalu banyak berharap palsu Lantas lagu-lagu Sesal terlanjur melaju Aku egois Atau mereka tak tahu diri? Bukankah mereka suruh aku begini Namun tetap saja salah garis Ahh.. masyarakat Iya pun tidak Tidak tetaplah salah Lantas bagaimana?
0 notes
devishint · 10 years
Text
Kepada Lelaki Tanpa Hati
Pun, lelaki tak punya hati Menodai, lantas larikan diri Merenggut jiwa kusut masai Lantas hempaskan tak berperi Jual pada ujung hari Oh, lelaki tanpa hati Tak dukakah hatimu menjadi? Yang dulu bersama menari Kini kau injak dengan duri Bahkan ia telan hati Wahai!
1 note · View note
devishint · 10 years
Text
Mendukung Sahabat
Semarak mengoyak Mengguncang sang bayang Yang lantas tersipu malu-malu Namun bahagia
1 note · View note
devishint · 10 years
Text
Mengapa Pura-Pura?
Berpura-pura Tawa sedangkan lara Suka padahal murka Demi juara Ah, mengapa pura-pura? Bila tak suka Mengapa pura-pura?
1 note · View note
devishint · 10 years
Text
Haha
Ah, ya, barangkali kau sangka Aku masih berkubang rasa Memeluk luka-luka Kau benar adanya Bila aku masih mencelup rasa Namun tak benar adanya Bila kumasih inginkan duka lama Maaf jika kau besar rasa Berharap rasa selubung luka Aku tak peduli kau berduka atau malah berkaca Sungguh, aku hanya ingin tawa
0 notes
devishint · 10 years
Text
Jatuh Cinta
Kendhang Gong Ahh!
0 notes
devishint · 10 years
Text
Obsesi
Sulit keluar dari masa Hanya berputar-putar di zona rasa Ahh... ayolah maju Lekas melaju!
0 notes
devishint · 10 years
Text
Jarkoni : introspeksi
Kadang mulut berucap Namun tak sadar berlaku hina Ahh.. hina betul
0 notes