Text
TAMAT
Sesuai janji Deni spesial hari ini ceritanya dari sudut pandang saya. Seharusnya kemarin saya nulisnya, tapi karena kerjaan ibu - ibu repot banget, boro boro buka laptop, bisa mandi juga untung Mohon maaf ya kalau penulisannya berantakan, maklum amatir. Sebelum ke cerita mungkin saya sedikit kasih informasih kenapa untuk part ini saya yang cerita. Dulu setelah Thread sebelumnya di hapus saya beberapa kali bujuk Deni buat meneruskan ceritanya, sayangkan sudah mau selesai juga masa di stop gitu aja, kesian yang penasaran, tapi dia tetap gak mau, sibuk katanya, padahal saya tau kerjanya juga gitu gitu doang . Setelah dibujuk berkali - kali (ditambah sedikit ngambek) akhirnya dia setuju, dengan syarat spesial part ini dia pengen saya yang cerita, katanya mungkin kalau sudut pandangnya berbeda akan lebih menarik , dan setelah sedikit dipaksa akhirnya saya mau, dengan catatan harus pake ID dia. Deal. Selamat membaca temen - temen
Awal bulan September 2012, tiba - tiba telpon meja kerjaku berdering, dilayar terlihat nomor extensi pemanggil 217, "wah dari bosku, tumben pagi - pagi sudah manggil" kataku dalam hati. "pagi pak" sapaku dengan nada ceria. "pagi, kamu bisa ke ruangan saya sebentar" perintahnya."siap pak" jawabku semangat. Sedikit gambaran tentang tempatku kerja, ruangannya tidak terlalu besar, untuk kamu para staff posisi nya di kubikal seukuran 1,5 x 1,5mtr, yah lumayanlah gak terlalu sempit dan dikelompokan tiap departemen, kami dari bagian marketing ditempatkan dibagian paling depan, biar sewaktu waktu kalau ada klien bisa cepat ditemui. sedangkan untuk ruangan level manager sudah disediakan ruangan terpisah. Aku berjalan menuju ruangan beliau, terlihat beberapa rekan kerja masih sibuk sarapan "jam kerja kok sarapan, kalo mau sarapan dirumah" ledekku kepada salah satu temenku, mereka tersenyum, kebetulan dikantorku pekerjanya mayoritas pria. "pagi pak" sapaku ketika masuk ke ruangan bos, "pagi, duduk san, ceria bener hari ini" katanya, "gak papa pak, bukannya tiap hari itu harus ceria" jawabku, "tapi gak seperti biasanya, atau kamu jangan jangan sudah dapet pacar" ledeknya, "ah bapak bisa aja, belum kepikiran pak" jawabku, "ooo, padahal kamu banyak yang suka san, inget san nunggu apa lagi, umur bakal nambah lho" katanya, "umur bukan nambah pak, tapi berkurang" jawabku senyum, beliau juga tersenyum. "kok jadi bahas tentang saya sih pak, tadi bapak manggil ada apa ya" tanyaku, "ohya maaf, gini san, tadi pagi saya terima email dari salah satu klien kita, mereka minta kita ketempat mereka buat presentasi tentang beberapa produk kita, kamu bisa?" tanyanya, "siap pak, bisa" jawabku, "ini yang saya suka dari kamu, semangatmu itu san" katanya, "ah bapak bisa aja, ngomong ngomong kapan san kemana pak?" tanyaku, "besok first flight ke Palembang" katanya, "ke Palembang pak" jawabku, mendengar kata Palembang, pikiranku langsung ingat sesorang, seseorang yang sangat berarti bagiku. "Iya palembang, harus first flight ya san, perjalanan dari palembang ke tempat mereka bisa 3 jam" katanya, "baik pak, berapa lama" tanyaku, "terserah kamu, kamu atur saja, sekiranya sudah selesai langsung pulang" katanya, "baik pak" kataku, "tapi pulangnnya bawa Kakap ya" katanya, Kakap adalah perumpamaan kami untuk klien besar. Aku kembali ke kubikalku, pikiranku kembali teringat sama dia, padahal belakangan ini aku sudah mulai melupakannya, "apakah mungkin kita bisa ketemu, kecil kemungkinannya" batinku, aku menatap sebuah bingkai foto kecil disamping layar monitorku, disana terlihat seorang laki-laki agak dekil, rambut gondrong, kulit coklat tersenyum ke arah kamera, tatapan matanya tajam melihatkan semangatnya yang besar. Apa kabarmu disana den, apakah kamu sudah bisa kejar mimpimu. "woi bengong mulu, kerja" kata temenku rara membuatku kaget "sialan lo" kataku, "Ngeliatan apa sih lo san" katanya, "nih" kataku sambil ngasih foto yang barusan kupandangi, "udah lo lupain aja, dia juga mungkin sudah lupa sama lo" kata rara, "udah ra, tapi gak bisa" jawabku, aku memang sudah cerita semuanya tentang deni ke rara, "lo bego ya, yang suka sama lo banyak san, melek dong, sampai kapan lo mau mandangi foto doang" katanya, aku cuma geleng "bego lo, coba lo cari di google atau FB atau twitter, coma lo ketik namanya kali aja keluar" saran rara, aku sudah coba semuanya tanpa rara suruh, tapi hasilnya ribuan deni yang keluar, pernah semalaman aku liat satu satu tapi hasilnya nol besar. "san, lo besok ke palembang" tanya rara, "iya" jawabku singkat, "siapa aja" tanyanya, "paling bertiga sama indra dan hendra" jawabku, "ooo, ati ati lo, gw denger disana rawan" katanya, "iya ra, makasih sudah ngingetin" jawabku. Sesuai arahan, hari ini aku sibuk urusin persiapan buat berangkat besok, dari cari hotel sampai urus transportasi selama disana, Dari klien kami sebenernya sudah menyediakan mobil buat penjemputan ke bandara, tapi agak kurang enak rasanya kalau mereka yang sediakan, kan kami yang butuh sama mereka. "Mah, pah, besok santi mau ke Palembang, urusan kantor" kataku kepada papa dan mama pas makan malam dirumah, "Palembang? ati - ati lo nak, rawan" kata papa, "iya nak, lagian kamu ngapain sih masih repot repot kerja, kenapa gak nerusin usaha papa aja, papa lagi bener bener repot tuh" sambung mama, "gak mau ah, dari dulu bantuin papa terus, kapan santi bisa mandiri ma" jawabku, memang papa sudah sangat sering merayuku buat nerusin usahanya, tapi sudah sangat sering juga aku tolak, bisinis papa berkembang pesat, dulu kita hanya sewa kios di glodok, sekarang kita sudah punya kantor sendiri, dulu kita hanya supply barang barang jadi ke klien, tapi sekrang kita sudah punya workshop sendiri, jadi papa sudah bisa ngerjain beberapa pekerjaan pabrikasi. "yaudah, kamu habis ini langsung istirahat, gak usah nonton film, nanti besok kesiangan, inget besok first flight" kata mama, aku nurut sebelum kekamar mereka cium pipiku, aku sangat beruntung bisa ada di keluarga ini, walau bukan anak kandung tapi mereka memperlakukanku sangat istimewa, mereka gak mau kehilangaku seperti mereka kehilangan anak pertama mereka. Aku terbangun pukul 2 malam, memang biasanya aku terbangun jam 2, ambil wudhu tahajud, setiap kali aku berdo'a salah satunya mendo'akan deni, mungkin kebiasan yang sudah bertahun tahun jadi gak pernah bisa dirubah, mulutku secara otomatis mendo'akan dia. Biasanya selepas tahajud aku kembali tidur, tapi untuk harini tidak, tanggung, jam 4 aku sudah harus ke bandara, daripada ketinggalan pesawat. Jam 4 aku langsung dianter papa ke bandara. Tiba di bandara pukul 4.30 karena jalan memang sangat kosong, papa langsung pulang setelah aku masuk bandara. Satu persatu temenku datang, setelah subuh kita langsung masuk pesawat, perjalanan ke palembang butuh waktu 45 menit, sesampainya disana kita sudah ditunggu supir dari mobil yang kita carter namanya agung. "eh cari sarapan dulu yuk" ajakku, "yuk, perjalannya jauh 3 jam" kata hendra, "mas, sarapan yang enak dimana ya, yang khas palembang" tanyaku, "ooh, ada mbak, makanan khas palembang" katanya, lalu dia bawa kita ke lokasi yang dimaksud, kita langsung duduk "ini apa namanya mas" tanyaku "ini mie celor mbak, dijamin enak" katanya, karena baru pertama kita cobain pesen, ternyata rasanya memang enak, bentuknya kayak mie, tapi mienya besar besar, pake kuah santan kental, terus ada taburan udang dan telornya. "gimana mbak enak" kata agung, "enak mas, enak banget" jawabku. Selepas sarapan kita langsung lanjut ke lokasi, sepanjang perjalanan aku hanya merhatiin jalan, sesekali mas agung jelasin ke kita tentang lokasi yang baru kita lewati, perjalanan cukup melelahkan, badanku pegel semua, sebenernya jaraknya gak terlalu jauh, tapi akses jalannya yang bikin pegel, banyak jalan rusak dan akses jalan satu satunya lewat sini, jadi semua kendaraan jadi satu, truk, bis, mobil dan motor. Sekitar 3 jam lebih sedikit kita telah sampai dilokasi tujuan, setelah lapor ke security kita baru perbolehkan masuk, sudah beberapa kali aku masuk ke kilang minyak, tapi baru ini yang sangat detail, sampai semua diperiksa "maaf bu, lokasi kita objek vital nasional, jadi agak teliti" kata salah satu security, yah karena itu memang sudah stadar mereka aku gak masalah. Setelah pemeriksaa kita langsung diarahkan ke ruang meeting, kantor mereka sangat besar, jauh dibanding kantorku, fasilitasnya juga lengkap, dari gym sampai lapangan olahraga. "gila enak bener yang kerja disini" kata indra "gw mau lah kerja kayak gini" kata hendra, "iya ya, lengkap banget" kataku, didalam ruang meeting terdapat meja meeting panjang, muat untuk 30-40 orang, tiap kursi sudah disediakan microphone buat bicara. Kita menunggu sekitar 15 menit, lalu seorang bapak bapak masuk. "maaf sudah menunggu lama" katanya, sambil berjabat tangan "gak kok pak" jawabku "saya santi pak" lanjutku sambil memberikan kartu namaku ke beliau "saya rizal, head procurement disini" katanya, lalu dia berkenalan dengan temen temenku. "Seharusnya saya masih ada 2 orang lagi, tapi mereka kebetulan sedang di lapangan, jadi mohon sabar ya, sekalian kita kumpulkan rekan rekan yang lain selaku usernya nanti" kata pak rizal, "iya pak gak papa" jawabku, "kalau begitu saya tinggal sebentar ya, disitu ada minuman kalau mau ambil saja" katanya sambil nunjuk kulkas yang ada diruangan "iya pak" jawab indra, gak lama setelah pak rizal pergi indra langsung ke kulkas "haus gw" katanya ketika ngeliat mataku sudah melotot "malu maluin" kataku, "buset, nih kulkas sudah kayak minimarket, penuh banget, lengkap" kata indra "kalian mau yang mana" tanyanya padaku dan hendra "nanti aja" jawabku. Sekitar 15 menit kita nunggu, akhirnya satu persatu pekerjanya masuk ke ruangan, sambil menunggu beberapa pekerja lain datang aku bagikan beberapa bingkisan dari kantor buat mereka, ada beberapa yang coba godain aku, maklum tempat kerja seperti ini mayoritas lelaki, mungkin perempuan bisa dihitung jari. "silakan mbak santi dimulai" kata pak rizal, aku langsung mulai presentasinya, sekitar 30menit aku jelasin tentang produk kami tiba tiba ada yang masuk dari pintu, aku langsung gak bisa ngomong, dia cuma berdiri tampak kaget, seorang pria yang selama ini kucari berdiri sekitar 6 meter dari tempatku berdiri, tampak sangat banyak perubahan dirinya, dia yang dulu gondrong, agak kurus dan kulit coklat kehitaman sekarang berubah bersih, rambut tercukur api, yang tidak berubah hanya tatapan matanya, tatapan matanya yang aku jamin selalu bikin perempuan meleleh, dia tampak lebih gagah menggenakan seragam coverallnya, sampai aku disadarkan oleh indra "lo kenapa san" tanyanya, "eh gak papa" kataku "lo bisa gantiin gw" sambungku, karena aku sudah gak bisa fokus sama kerjaanku, indra langsung gantiin aku, aku lihat dia duduk disamping pak rizal, matanya tak pernah lepas menatapku, dia tersenyum, senyum yang sudah sangat lama ku nanti, mukaku panas, mungkin sudah terlihat merah diatas kulit wajahku yang putih. Tiba tiba hp ku bunyi, ada sms masuk dari nomor asing "apa kabar san", aku langsung lihat dia, dia senyum sambil menggoyangkan hpnya, aku baru sadar dia pasti bisa tau nomor hp ku dari daftar hadir yang kita isi, disana tertera nomor hp kami. "baik, kamu?" balasku, "kamu bisa liat sendiri" balasnya, "kamu bener bener beda, aku pangling" balasku, "kamu juga san, lebih cantik. Udah nanti ngobrolnya gak enak" balasnya, aku kembali natap dia, dia tersenyum. Sekitar 30 menitan acaranya selesai, "Mbak, ini deni, staff saya" kata pak Rizal, "kita sudah kenal pak" jawab deni, "lho kok bisa" tanya melihat deni, "dulu waktu saya di jakarta pak" jawabnya, "wah bagus kalo gitu, kamu temenin mereka makan siang ya, kebetulan saya ada kerjaan" kata pak rizal, lalu dia pergi. Padahal sudah sedekat ini, tapi entah kenapa mulutku gak bisa ngomong, "san lo kok daritadi bengong terus" tanya hendra, aku kaget bengong, "yuk kita makan siang dulu" kata deni, dia senyum padaku, kita ikut saja, sesampai di restoran deni pesen beberapa makanan "san aku pesen ikan sungai semua ya, kamu masih alergi ikan laut kan" katanya tiba tiba, aku kaget "eh iya" jawabku, hendra dan indra bingung dengan tingkahku. Sambil makan kita ngobrol ngobrol masalah kerjaan, sebenernya sih banyak hendra dan indra, kalau aku kebanyakan diem, aku masih gak nyangka bisa ketemu dia disini, ya tuhan do'aku terkabul pikirku, lalu setelah ini gimana pikirku. Selepas makan siang kita kembali ke kantor, selepas sholat aku kembali ke ruangan meeting, hendra dan indra belum kembali, tiba tiba deni masuk ke dalam "San, apa kabar" katanya, aku menatap matanya dia tersenyum, "ba baik den, Kamu?" kataku, "baik, kamu berapa lama disini" tanya nya, "sehari, mungkin sore sudah kembali ke palembang nginep disana, terus besok balik ke jakarta"jawabku, "bentar banget" jawabnya, "kerjaannya sudah selesai" jawabku, "yakin gak ada yang mau diselesain lagi" katanya, aku bingung mau jawab apa, "yaudah kamu nginep dimana malem ini, aku kesana ya, banyak yang pengen aku bicarain" katanya, aku kasih tau dia tempat kami menginap, gak lama kita langsung berangkat ke Palembang, deni nanti nyusul katanya kalau sudah gak terlalu sibuk. Sepanjang perjalanan aku masih gak percaya dengan kejadian ini "hen, gw gak lagi mimpi kan" tiba tiba mulutku ngomong gitu "ngomong apaan sih lo, lo jadi aneh setelah ketemu mas Deni" jawabnya "tau nih santi, aneh lo, yah kita sih tau dia memang keren, kerjaannya juga bagus, tapi gak segitu juga kali, dikantor kita juga banyak" lanjut indra, "diem kalian, kalian gak tau" kataku, aku ambil hpku, aku telpon rara, "ra, gw seneng banget" teriakku, Apaan sih lo, teriak teriak" katanya ketus, "Lo tau tadi gw ketemu siapa" tanyaku, "siapa? brad pitt" tanyanya, "bukaaan, gw ketemu deni" kataku, "ah serius lo, salah orang lo" katanya, "beneran, tadi kita preentasi di tempat dia kerja" kataku semangat, "ooo, terus terus" tanya rara, "tar malem dia mau ketemu gw, gimana ya ra, gw gugup banget" kataku, "yaelah, biasa aja kali" kata rara, "gak ra, dia gak biasa" jawabku, aku cerita banyak ke rara tentang deni yang sekarang, dia dengerin semua yang aku ceritain. Malemnya hpku bunyi, "aku sudah di lobi ya" kata deni, "iya, tunggu bentar" jawabku, gak lama aku turun dia tersenyum padaku, entah kenapa aku seperti anak kecil hari ini. "kamu sudah makan" tanyanya aku geleng, "yaudah kita makan dulu yuk, ada restoran bagus dipinggiran sungai, jadi kita bisa sekalian jalan" katanya, aku cuma bisa ngikut "kamu naik motor gak papa kan?" tanyanya, "gak papa" jawabku. Dia bonceng aku tanpa bicara, hingga kita sampai di satu restoran yang sangat bagus, lokasi persis di pinggir sungai musi, pemandangan ampera dimalam hari sangat indah. Lalu dia pesen beberapa makanan. "kamu kemana san" tanyanya, "Maksudnya?" kataku bingung, "maksudnya kamu pindah kemana, dulu aku sempat ke rumahmu dan ke toko, tapi kata mereka kalian sudah pindah" jawabnya, "oh, kita pindah ke daerah Pondok Indah" jawabku "ooo, kamu tambah cantik san, sejak kapan pake jilbab" tanya deni, "makasih, udah lama, gak lama kamu pulang" jawabku, "gimana kabar papa sama mama" tanyanya, "mereka baik, tadi aku telpon mereka, mereka titip salam" kataku, "coba kamu bisa lebih lama" tiba tiba dia ngomong, "ehm, emang kenapa" tanyaku, "aku kangen san" katanya, aku nunduk mukaku panas, dia gak tau kalo aku juga kanget, pake banget. "jadi kamu mau aku lebih lama disini?" aku ngoomng ke deni, "yah kalo kamu gak keberatan" katannya, entah setan apa yang merasuki ku, aku ambil hp ku kucari nomor atasanku "Malam pak, maaf aku gak bisa balik ke kantor untuk beberapa hari, ada keperluan keluarga mendesak" kataku bohong, syukur boss setuju, aku ngeliat deni dia senyum, lalu dia ambil hpnya "maaf bos ganggu, besuk saya gak masuk ya, potong cuti aja, oke" katanya, "kok kamu juga gak masuk" tanyaku, "kalo aku kerja kamu disini sama siapa?" jawabnya, aku bener bener bego . Selepas makan deni serita semuanya tentang kehidupan dia, tentang kerjaan dia, tentang kisah cinta dia, jujur aku salut sama dia, dia bener bener kuat. Selesai banyak cerita gak berasa sudah hampir jam 10 malam, dia berdiri dan melangkah menuju stage ditengah, disana sudah ada pemain keyboard, setelah bicara sebentar sama pemainnya dia bicara, "lagu ini spesial buat perempuan cantik yang disana" matanya menatap mataku.
Hubungan kita berlanjut sampai beberapa bulan kedepan dia melamarku, dan akhirnya kami menikah di bulan Januari 2013, persiapan yang sangat Mepet, namun syukur gak ada halangan apapun. Aku bener bener hanyut, perasaan yang selama ini aku jaga alhamdulillah membuahkan hasil, pria yang sangat aku sayang berdiri disampingku sebagai suamiku, Acara diadakan di Jakarta, kebanyakan tamu yang hadir dari pihakku, sedangkan dari pihak deni hanya beberapa sahabat dekatnya, papa dan mama oca dan beberapa temen kerjanya, Oliv juga hadir ke pernikahan kamibeserta keluarganya, itu saat pertama kali aku ketemu dia, saat itu dia sedang hamil anak pertama, aku melihat deni, dia tersenyum kepada oliv dan suaminya. Aku masih ingat saat dia melamarku "San, kamu bersedia jadi istriku, dengan segala kekurangan dan kelebihanku" katanya, saat itu airmataku menetes, dan menggangguk, bagiku pria yang berdiri didepanku adalah makhluk sempurna, aku tidak perduli masa lalunya, aku tidak perduli dengan latar belakangnya, aku hanya ingin menuju masa depan bersamanya. AKU SAYANG KAMU.
Pegel ngetik, , do'ain hubungan kita langgeng ya, sampe kakek nenek.
aamiin
0 notes
Text
Part 70
Kembali ke acara pernikahan. "Sah" terdengar satu kata dari penghulu nikah sesaat setelah Deni mengucapkan akad nikah. Satu kata yang sangat berarti bagi Deni, Oliv dan gw. Satu kalimat yang menandakan bahwa oliv sah menjadi pendampingnya, Satu kata yang berarti dia hanyalah kenangan bagi gw. Kembali gw mengingat kejadian 2 minggu lalu sebelum gw hadir di Pernikahannya, saat gw masih belum bisa melupakan kejadian di bulan Februari yang merubah semua keinginan gw, saat dimana oliv lebih memilih Deni dibanding gw. "Pak ada paket buat Bapak" kata OB kantor gw sambil memberikan satu amplop coklat ke gw "Terima kasih mas" jawab gw lalu menerima paket tersebut. Gw buka paket tersebut, ada 2 buah undangan didalamnya, undangan pernikahan Hard cover berwarna biru muda, didepannya terdapat embos nama kedua calon pengantin dengan tinta berwarna emas -Oliv & Deni-, jujur saat itu perasaan gw campur aduk, ada sedikit rasa seneng dan ada juga rasa cemburu. "Ini pilihan dia" batin gw didalem hati setiap kali wajah oliv muncul di kepala gw. Dan satu undangan lagi ditujukan untuk Andi. Siang harinya gw menerima panggilan telphone, gw liat dilayar hp gw -Oliv-, "yah halo" angkat gw "halo den" suaranya terdengar diujung telepon "ya liv, knapa" jawab gw sebiasa mungkin, padahal didalem hati gw sangat rindu denger suara dia "kamu sudah terima paket kiriman ku" katanya "udah liv, satu buatku satu buat andi" kata gw "kamu dateng ya?" kata oliv "yah nanti diusahain ya" jawab gw "pliss den, dateng ya" paksa oliv "nanti aku atur jadwalnya" kata gw "kamu ajak emak sama adik2 juga ya" kata oliv "kalau mereka gak sibuk liv" kata gw "plis den, aku gak mau berakhir gini den" katanya "berakhir gimana liv, kan ini keputusan kamu" kata gw "Yah tapi gak harus gini, walau hubungan kita gak sesuai dengan yang kita harapkan paling tidak kita masih bisa jadi keluarga den" katanya "iya liv, keluargamu sudah jadi kelurgaku, sudah sejak awal aku kenal kamu" kata gw Dia diam sejenak, lalu dia kembali bujuk gw untuk datang, lalu dia jelasin perihal rencana pemnjemputan gw sama keluarga nanti di jogja. Gw langsung telpon emak setelah itu, gw cerita perihal undangan oliv "gimana mak, kita datang gak" kata gw "yah terserah kamu, klo saran emak sih datang nak, sekalian silaturahmi. "Yaudah mak, nanti deni cari tiketnya dulu" kata gw, setelah selesai gw langsung kabari andi perihal undangan oliv "Lo dateng gak den?" kata andi (gw sudah cerita tentang kejadian oliv lebih milih Deni) "kayaknya dateng ndi" kata gw "yakin lo mau dateng, emang lo sudah ikhlas" kata andi "yakin ndi, insha allah ikhlas ndi, mau gimana lagi ini keputusan dia" kata gw "Oke, klo lo berangkat gw berangkat, tapi gw ajak siska ya" kata andi "yah terserah lo" kata gw setelah lanjut kepercakapan ringan sama andi gw tutup teleponnya. Februari 2012 Gw lagi di Jakarta, kebetulan ada tugas dari kantor, setelah kasih tau oliv kalo gw lagi dijakarta dia sangat semangat buat ketemu gw. Kita janjian ketemu pas makan malem, "mau makan dimana" tanya gw gak lama setelah dia dateng ke tempat gw nginep "yang deket deket sini aja yuk, lagi males bawa mobil, macet" katanya, gw setuju aja. "kamu sudah bicara sama emak?" kta oliv "sudah" jawab gw singkat "terus gimana" lanjut oliv "emak sih gak pernah ada masalah" kata gw "terus kapan emak mau kerumah" lanjut oliv "yah secepatnya liv, klo gak bulan 3 ya bulan 4, adik2 belum bisa ditinggal" kata gw "ooo, sip kalo gitu" katanya lagi asik makan hp oliv berbunyi, oliv liat siapa yang telephone lalu di reject, lalu bunyi lagi, terus direject lagi, "siapa?" kata gw "gak penting" kata oliv "Deni" tanya gw Dia ngangguk, "emang dia masih suka nelpon" tanya gw "sering banget" kata oliv "kamu angkat" kata gw "nggak, males" kata oliv "aku boleh tanya liv" kata gw "boleh dong" kata oliv "berapa lama kamu pacaran sama dia" tanya gw "bisa gak jangan bahas dia" kata oliv "aku perlu tau liv" tanya gw, dia diem sejenak "5 Tahun" jawabnya singkat "sejak kapan" kata gw "SMA kelas 3" jawab oliv "terus alesan kalian bubar kenapa" tanya gw "Yah karena dia gak mau nerima aku kerja disini" kata oliv "kamu yakin cuma itu, kalian sudah pacaran 5 tahun masa cuma gara gara ini aja sampe putus" tanya gw agak curiga, dia diem aja sambil geleng kepala "kamu jujur kan liv" kata gw sambil natap matanya, dia natap mata gw, entah kenapa perasaan gw bilang kalo dia belum jujur sama gw. "iya yank, udah ah jangan bahas dia lagi" kata oliv, dia langsung coba ganti topik, gw cuma diem saat itu. Entah berapa lama kita sama sama diem, sampai akhirnya oliv ngomong "ok aku akan jujur, tapi kamu gak akan marah kan?" kata oliv, "kalo kamu masih belum mau cerita juga gak papa" kata gw "yaudah aku akan jujur, sebenernya kita memang sempat ribut saat dia tau aku akan kerja di jakarta, tapi gak sampe putus" kata oliv "lalu" lanjut gw, "yah gitu, aku bener bene kesel sama dia, alesan dia gak mau aku kerja dijakarta karena takut aku kenapa - napa, aku kan sudah dewasa, dia selalu perlakuin aku kayak anak kecil, aku gak suka" kata oliv "aku marah, relationship di fb aku buat single, aku gak angkat -angkat telpon dia" lanjutnya "terus, putus?" kata gw, dia geleng "sampe saat itu" katanya, gw natap matanya, dia gak mau natap gw "sampe kamu ketemu lagi sama aku" tebak gw, dia manggut. "sampe saat aku ketemu kamu lagi malem itu, aku baru bener bener bisa putusin dia" kata oliv "kamu jahat banget liv" kata gw "maafin aku yank" kata oliv "kamu harusnya minta maaf sama dia, bukan sama aku" jawab gw "5 tahun kalian pacaran, terus kamu ninggalin dia cuma karena aku" kata gw agak keras "tapi itu karena aku bener bener sayang sama kamu den" kata oliv Gw diem aja, gw putusin untuk balik, sepanjang perjalanan kita hanya diem, sampai dikamar gw merenung, apa yang harus gw lakuin gw bener bener merasa bersalah sama dia, gw ambil hp gw, gw sudah ada nomor deni, gw putar nomornya, gak lama diangkat. "halo" katanya diujung "halo den, ini gw deni" kata gw, dia diem beberapa saat "eh ada apa? tanya nya "lo dimana?" tanya gw "gw dijakarta" jawab dia "kata oliv lo masih di jogja" tanya gw "sudah sebulan ini gw disini" jawabnya "bagus kalo lo dijakarta, lo ada waktu? gw pengen ngomong penting" kata gw "bisa kapan?" tanya dia, gw liat jam tangan masih pukul 10 malem "sekarang bisa, lo bisa ketempat gw, gw nginep di hotel santika" jawab gw, dia menyanggupi. Sekitar 30 menit gw nunggu dia, dan akhirnya hp gw berdering, gw angkat "gw sudah di lobi" katanya "oke, gw turun" kata gw, gw langsung turun dia duduk dilobi, setelah sampai gw jabat tangan dia. stelah basa basi sebentar "bisa ngomongnya diluar sana" kata gw sambil nunjuk pelataran parkir, dia manggut, kita jalan kearah tersebut. "ada apa" katanya serius "gw cuma mau tanya perasaan lo ke oliv" kata gw "denger ya, sampai kapanpun perasaan gw ke oliv tetep akan sama" katanya rada kenceng "weeiis, sabar bro, gw cuma nanya baik2" kata gw "ini semua salah lo, kenapa lo harus muncul sekarang, saat semuanya sudah matang" lanjutnya "suara lo bisa kecil gak, gw mau ngomong baik baik, klo lo gak bisa diajak ngomong bener mendingan lo balik sono" kata gw, dia agak malu setelah gw ngomong gitu "sumpah gw gak tau kalo kalian masih berhubungan saat itu, saat gw ketemu dia, dia bilang sudah putus sama lo" kata gw "Lo gak usah banyak alasan, gw tau lo memang suka dia dari awal lo kenal, lo mau ngerebut dia kan" katanya nyolot "santai kampret, gak usah bentak bentak" kata gw keras, dia kayak gak terima, alhasil satu pukulan telak gw mendarat dirahangnya, otomatis dia langsung goyang dan terkapar. "lo yang maksa gw ya" kata gw, "perlu lo tau ya, gw memang sudah lama sayang sama dia, tapi gw gak ada maksud ngerebut dia dari lo" kata gw, dia diem saat itu, entah karena telinga mampu nangkep apa yang gw sampein atau otaknya masih goyang karena pukulan gw. "gw bener - bener sayang dia" katanya tiba - tiba agak terbata-bata, suaranya terdengar seperti nangis, tapi gw gak bisa pastiin saat itu, kondisi gelap dan dia nunduk. "plis den, jangan rebut dia, gw bener bener sayang dia" lanjutnya "gw tau lo cinta pertamanya, dia cerita semua tentang lo, tapi gw gak rela klo dia ninggalin gw" katanya "dan gw juga tau kalo sebenernya dia juga sayang gw, saat hubungan kita sudah mulai baik, tiba tiba lo muncul" kata dia "gw gak terima den, gw gak terima lo rebut dia" katanya "denger den, gw gak ada maksud buat rebut dia, gw bener2 gak tau kalo lo masih berhubungan" kata gw "Jujur gw juga gak akan lepasin dia ke lo gitu aja den" kata gw "gw juga sayang sama dia" kata gw "terus lo maunya gimana, mau duel sama gw, gw siap den, gw rela mati buat dia" katanya "lo jangan bego den, masih banyak perempuan lain" kata gw "gak den, buat dia gw rela apa aja, karena dia pantes buat diprejuangin" katanya berdiri. "udah gak perlu gitu den, gw sudah tau perasaan lo ke dia, tapi gw gak bisa lepasin gitu aja den" kata gw "Artinya bener kita harus duel disini" katanya dengan langkah yang masih limbung "gak perlu den, oke gw akan kasih lo kesempatan ngomong ke oliv, dia yang akan nentuin, tapi inget apapun keputusannya lo harus terima" kata gw, dia mikir sebentar "dia gak bakal milih gw sialan, gw tau dia pasti milih lo" katanya "gw tau oliv den, dia pasti bisa mutusin yang mana terbaik buat dia" kata gw, dia diem saat itu, seperti sibuk berpikir "ini kesempatan lo terakhir den, gw gak bisa bantu lebih" kata gw, walau didalam hati gw sebenernya sakit. Dia diem sebentar, lalu dia setuju dengan saran gw "oke kalo lo setuju, besok gw minta oliv kesini jam 7 malem" kata gw "oke" katanya lalu dia pergi. Besoknya gw janjian sama oliv buat ketemu jam 7, dia gak tau kalo gw ngajak deni. Jam 7 kurang dia sudah di lobi hotel, gw ajak dia keluar cari tempat makan enak yang memang gw sudah tentuin. Setelah sampe dia langsung pesen makan "aku laper banget" katanya "liv, ada yang mau ketemu kamu" kata gw "plis, lo jangan marah, dan lo harus temui" lanjut gw, oliv tampak bingung ketika deni sudah berdiri disamping dia "lo ngapain kesini" kata oliv "denger liv, aku yang minta dia kesini, aku sudah denger semua cerita dia, jujur aku gak bisa lanjutin hubungan kita kalo kamu gak selesain dulu masalah kamu sama dia" kata gw "oke den, lo duduk disini" tunjuk gw ke kursi kosong disamping gw, dia duduk, dia natap oliv, oliv gak mau natap dia "oke, silakan kalian bicara, aku tunggu disana" katanya sambil nunjuk satu pojokan, sepertinya oliv gak setuju sama ide gw, dia ngeliatin gw, gw cuma senyum. Entah apa yang mereka bicarakan, gw cuma bisa liat dari kejauhan, kebanyakan deni yang bicara, gw liat beberapa kali oliv senyum, ada rasa kekhawatiran dalam hati gw, gw takut kalo oliv lebih milih deni dibanding gw, tapi itu sudah keputusan gw, apapun yang diputuskan oliv gw harus terima. Dari pembicaraan gw ke deni malam sebelumnya gw tau dia bener bener sayang oliv, lalu entah kenapa beberapa bulan ini gw merasa ada yang beda dengan oliv, oliv gak seperti oliv yang dulu gw pertama kenal. atau mungkin beberapa bulan ini oliv juga belum bisa lupain deni jadi sikap dia ada yang berubah. Masih dari pojokan gw liat Deni megang tangan oliv, gw juga liat oliv merespon gerakan itu, mereka sudah tertawa bareng, deni ngeliat kearah gw, pertanda mereka sudah selesai. gw berjalan ke arah mereka. "jadi kamu sudah mutusin liv" tanya gw sambil natap matanya, dia menunduk, entah apa sebabnya dia menangis, gw sudah tau jawabannya, dia nangis tersedu-sedu sampai gak sanggup ngomong. Gw ngeliat deni, dia tersenyum "makasih ya den, lo sudah kasih gw kesempatan" katanya, gw cuma bales senyum singkat Entah kenapa, walaupun jujur gw ikhlas tapi nafas gw bener bener sesak, kaki gw bergetar. "maafin aku yank" katanya "gak perlu liv, selama beberapa bulan ini aku juga merasa kamu beda liv, setelah denger cerita deni semalem aku sadar kalo kamu gak sesayang dulu ke aku" kata gw, dia nunduk. "yaudah, kalian lanjutin disini, aku mau balik ke hotel" kata gw singkat, tanpa denger apapun dari mereka gw langsung pergi. Sesampai di hotel gw liat hp ada beberapa kali misscall, dan ada beberapa sms, gw sempet liat satu sms "Yank, angkat" isi sms oliv Gw gak mau baca, ada rasa benci ke oliv, tapi ini kan salah gw, kenapa gw kasih waktu ke deni. Sampai seminggu kemudian gw kembali buka inbox hp gw, ada beberapa pesen dari temen kerja, dan ada mungkin 40sms dari oliv, gw coba buka satu persatu isinya cuma "angkat plis" atau "maafin aku" atau "plis maafin aku" sampai pada sms terkahir yang beda, kata katanya panjang. "Mungkin ini pesen terakhirku ke kamu, gak bosen aku mau minta maaf ke kamu, aku bener bener egois maafin aku, kamu datang saat aku sedang labil, kamu datang dengan membawa kembali kenangan kenangan kita, kamu membuatku buta, buta akan kasih sayang yang selama ini aku terima dari dia, maafin aku den. Jujur aku sayang sama kamu, dan kamu juga tau sebesar apa sayangku ke kamu, sayangku ke kamu lebih besar dari sayangku ke dia, tapi aku gak bisa sia siain seseorang yang jauh lebih sayang sama aku, 5 tahun kami pacaran mungkin hanya tahun terakhir yang aku jalani sama dia tanpa ngebayangin dia adalah kamu, dan dia tau itu, dan dia nerima itu. Maaf aku gak bisa milih kamu, selamanya aku akan sayang kamu" Gw baca pesennya beberapa kali, akhirnya gw tekan tombol panggil gak lama diangkat "akhirnya kamu mau ngomong sama aku" kata oliv "maafin aku ya yank" katanya "gak perlu liv, aku yang salah" kata gw "gak yank, aku yang salah, dari awal aku yang salah, aku gak bisa pegang janji aku ke kamu 2 kali malah, mungkin kalau aku gak buka hati aku ke orang lain kejadiannya gak kayak gini" katanya "sudah liv, semua tuhan yang tentuin, manusia hanya bisa berencana" kata gw "aku bener bener bersyukur bisa kenal sama kamu, sama kamu aku bisa tau artinya sayang, sama kamu aku bisa tau artinya pengorbanan" kata oliv "aku juga liv" kata gw "aku akan tetep sayang kamu yank" kata oliv "Kamu?" tanyanya "aku tetep pegang janjiku sama kamu dibandara saat kamu mau pindah, aku akan selalu sayang kamu, apapun yang terjadi" kata gw, dia diem, terdengar isak dari ujung telepon. "udah kamu gak usah nangis, kamu pantes dapat yang lebih baik dari aku" kata gw "makasih ya yank, makasih sudah ngisi hidupku" katanya masih terbata - bata "aku juga makasih ya" kata gw Kembali ke Juni 2012 Ketika kita antri untuk mengucapkan selamat, gw berbaris dibelakang emak dan adik adik gw dibelakang gw diikuti oleh andi dan siska. Emak bersalaman sama orang tua oliv, ketika gw menjabat tangan papa oliv dia meluk gw dengan erat "kamu hebat nak, papa bangga sama kamu" bisiknya ditelinga gw (papa oliv gak mau dipanggil om lagi, walau gw gagal jadi menantunya, tapi dia sudah nganggep gw anak sendiri) "terima kasih pa" kata gw "Den, kamu cepet nyusul ya" kata mama oliv "do'ain ma" kata gw, dia tersenyum Pas gw bersalaman sama deni dia meluk gw "Makasih den, atas semua pengormanan lo" katanya "lo pantes dapet oliv" kata gw "dan sorry" lanjut gw sambil nunjuk ke arah rahang dia tersenyum Ketika gw ke tempat oliv, dia langsung meluk gw, air matanya sudah gak bisa ditahan, dibener bener tersedu sedu, gak bisa ngomong. "Sudah jangan nangis, tar make upnya luntur, jelek fotonya" kata, dia coba senyum, sambil mukul tangan gw Setelah resepsi, sesuai janji, gw ajak adik gw jalan jalan. Entah kenapa setelah ini hati gw bukan sedih tapi sangat lega, seperti ada beban berat di pundah gw yang lepas, sambil jalan gw pandangi cincin pemberian oliv, sesuai janji gw, gw gak akan lepas. Untuk part berikutnya, ada sedikit kejutan, karena yang cerita bukan ane. heheheee..
0 notes
Text
Part 69
Esok harinya oliv kembali ngajakin gw keliling kota jogja, sekalian cari oleh oleh buat keluarga. "yank, nanti kalo kita nikah disini aja ya" kata oliv "gak janji" jawab gw "lho emang kenapa?" tanya oliv "kamu gak mau ya nikah sama aku" "bukan gitu liv, aku mesti tanya emak dulu" jawab gw "emak pasti setuju, apa perlu aku ngomong ke emak langsung" katanya lagi "iyaa tau, tapi kalo disini persiapannya gimana" tanya gw "gampang, kemarin kemarin juga pas kakak2ku nikah semuanya disini, padahal istri-istri mereka juga jauh jauh tinggalnya, kamu taunya beres aja, oke sayang" jawab oliv "stop, gak usah komentar" katanya cepet pas mulut gw baru mau ngomong. Gw cuma bisa diem aja, entah kenapa gw kembali keinget oca, mungkin makamnya juga belum kering masa gw sudah kepikiran untuk nikah. "emang kamu yakin mau nikah sama aku liv" tanya gw "kok kamu ngomong gitu? 10 tahun yank, 10 tahun aku nungguin saat - saat ini, kalo dulu mungkin kamu banyak yang dipikirin, mikirin dirimu, adik2mu, emak. Lalu masih banyak juga yang harus kamu kejer. Tapi sekarang apa yang kamu kejer sudah kamu dapet yank, terus kamu mau nunggu sampe kapan" katanya "aku gak tau liv, aku masih kepikiran sama oca" jawab gw jujur "mau sampe kapan yank" katanya, gw cuma ngegeleng "aku ngerti kondisi kamu yank, aku ngerti kalo kamu masih gak bisa lupain oca, tapi mau sampai kapan yank" katanya sambil jari jarinya megang jari jari tangan gw, gw cuma senyum "kasih aku waktu sedikit lagi ya liv" kata gw sambil natap matanya, dia senyum ke gw "iyah" katanya singkat "tapi jangan sampai bertahun tahun ya, nanti aku jadi perawan tua" lanjutnya. "kalo gak mau jadi perawan tua, sini tak perawani dulu" kata gw becanda, tangannya langsung jitak palak gw "sialan, nikahin belom sudah mau merawanin" katanya, gw cuma nyengir. Sepanjang jalan oliv nyerocos ngebahas perihal pernikahan, dia mau pake baju apa, gw harus gimana, dan banyak lain-lain, gw cuma jadi pendengar setia. Malemnya keluarga oliv ngajakin makan malem bareng di salah satu restoran di jogja, bukan dengan seluruh keluarganya, cuma oliv, papanya sama mamanya. Sambil ngobrol - ngobrol santai, diselingi iringan home band yang memang disediain di restoran tersebut. "Pah, deni suaranya bagus lo pa" kata oliv ke papanya, gw sudah nangkep maksudnya oliv. "wah serius den, yaudah nyanyi dulu sana, dikeluarga kami semua laki laki wajib bisa nyanyi" kata papanya sambil nyengir. "ah nggak om, biasa aja, jelek om" jawab gw "sudah gak usah alasan, sudah sana nyanyi, perintah" katanya sambil tertawa, gw gak bisa nolak, gw langsung naik ke atas panggung, setelah pilih pilih lagu dari daftar buku lagu mereka, gw pilih satu yang pas, yang gak terlalu tinggi nadanya. "wah boleh juga kamu den" kata papa oliv, dia gak mau kalah diapun langsung menuju panggung, jujur gw gak dengerin papanya nyanyi apaan, konsentrasi gw terpecah, karena pandangan mata oliv ke gw, dia tersenyum ke gw "makasih ya yank lagunya" kata oliv, gw cuma terenyum. Selesai papanya nyanyi, yang entah sudah lagu keberapa dia balik ke tempat kita. "papa kalo sudah nyanyi lupa sama keluarga" kata mama oliv, papanya ketawa "ah mama, dulu juga mama sampai nikah sama papa gara - gara papa nyanyiin lagu" katanya tertawa, mama oliv cuma senyum "jadi gimana kalian? kapan mau diseriusin" kata papa oliv "ih papa kok nanyanya gitu" kata oliv malu "udah anak perempuan diem, ini pembicaraan laki laki" kata papa oliv, oliv nunduk malu malu "Kebetulan om sudah tanya duluan, sebenernya rencana saya setelah makan ini saya baru mau bicara om" kata gw senyum, papa oca merhatiin gw dengan serius "Mungkin ini agak kurang sopan om, karena suasananya seperti ini, seharusnya saya bawa orang tua saya kesini dan orang tua saya yang bicara sama om, tapi karena kebetulan saya ada disini dan juga saya juga berpikir tidak bagus juga kalo di undur lebih lama. Kalau om dan tante tidak keberata saya ingin melamar Oliv untuk jadi istri saya" kata gw mantap, gw lirik oliv senyum tersipu. "wah bagus itu, saya sudah tau kamu akan ngomong itu, kalau saya dan istri sih gak pernah ada masalah, toh kalian juga sudah kenal lama, kita juga sudah kenal, saya tau siapa kamu, yah walau saya juga suka denger kalo kamu suka berkelahi itu gak masalah, itulah laki laki" katanya ketawa "jadi papa setuju" kata oliv langsung motong, "kalo papa sih seyuju kalo kamu setuju, kamu setuju gak" tanyanya ke oliv, dia manggut cepet banget sambil senyum "ati - ati copot tu kepala" kata papa oliv tertawa "Kamu denger kan den, kami sudah setuju, tinggal kapan kamu mau bawa orang tuamu kesini, biar kita orang tua yang bicara selanjutnya" katanya "secepatnya om, saya akan bicara ke emak dulu, nanti saya akan kabari kalo sudah pasti" kata gw "bagus kalo gitu" jawabnya Setelah percakapan itu, kita langsung pulang ke rumah oliv, karena besoknya gw sudah harus balik ke Palembang, gw langsung istirahat sambil packing packing barang. Keesokan paginya, gw sudah siap kembali ke Palembang, oliv masuk ke kamar gw, dia juga sudah siap. "makasih ya yank semalem kamu sudah ngomong ke papa" kata oliv "iya" jawab gw singkat "aku seneng banget hari ini" kata oliv senyum, terus rebahan di ranjang. "Kamu tau yank, aku sudah nunggu kamu ngomong gitu sudah lama banget" kata oliv, gw tersenyum. Gw lagi sibuk masukin barang - barang tiba tiba mama oliv masuk, "Liv, ada tamu tuh" kata mamanya Oliv langsung duduk "siapa mah" kata oliv "Deni" jawab mama nya, blesss hati gw langsung drop, nafas gw terada sesak, bukan karena asma gw kumat. "ngapain dia kesini ma, aku gak mau ketemu, bilang aja aku sudah pulang ke jakarta" kata oliv "gak boleh gitu, temui dulu aja, ajak deni sekalian, kenalin ke dia" kata mamanya, mamanya gak tau kalo gw sudah kenal sama deni. "Males ah mah, males banget" kata oliv "ih gak boleh gitu liv" kata mamanya agak keras, dengan sangat sungkan oliv berdiri, dia kasih tangannya ke gw "hayuk ikut" ajak oliv, gw awalnya males tapi karena oliv maksa gw nurut juga, kita langsung jalan menuju ruang tamu. Tiba diruang tamu gw liat deni lagi duduk, liat kita dateng dia langsung berdiri gw deketi dia, gw ajak salaman, dia nyambut tangan gw, oliv langsung duduk di sofa, mukanya cemberut. "ngapain lo kesini" kata oliv jutek "gw cuma mau ngomong sama lo liv" kata deni, matanya ngelirik gw, sepertinya dia gak nyaman dengan ada gw disini. "yah ngomong aja, gw juga sudah disini kok" kata oliv tanpa natap muka deni "Liv, gw mau minta maaf sama lo" kata deni "gw mau kita kayak dulu lagi" lanjutnya "gw udah tunangan sama deni" kata oliv "semalem dia sudah ngomong ke papa, papa sudah setuju, jadi jangan harap" kata oliv, gw liat deni agak shock denger kata kata oliv, dia ngeliat gw, gw cuma ngangguk yang artinya gw membenarkan apa yang oliv sampein. "lo gak mau kasih gw kesempatan lagi liv" katanya "Enggak" dengan wajah cemberut, lalu oliv berdiri dan masuk kembali kekamar. "sorry den, gw gak tau" kata gw, dia cuma diem aja, gak lama darisitu dia langsung berdiri dan pergi. Gw kasian liat dia, sepertinya dia bener bener terpukul. Gw kembali ke kamar, gw liar oliv duduk di ranjang mukanya masih cemberut, gw gak mau ganggu gw kembali sibuk sama barang barang gw. "tadi kok kamu gak ngomong ke dia" kata oliv tiba tiba "ngomong apaan?" tanya gw bingung "ngomong apa aja kek, aku mau kamu belain aku" katanya "aku gak enak liv, kan ini urusan kalian" kata gw "seenggaknya bilang jangan ganggu oliv lagi ke dia" jawab oliv, gw diem sejenak "yaudah, mana nomor hp nya, biar aku ngomong atau aku langsung temui dia" kata gw, oliv diem sebentar seperti mikir, lalu dia ngeluarin hpnya "nih" katanya, panggilan sudah tersambung gw tunggu beberapa saat akhirnya diangkat "gw tau lo bakal nelpon gw liv" kata deni begitu panggilan masuk "sorry ini gw, gw cuma mau ngomong sama lo, tolong lo gak usah ganggu oliv lagi, kita sudah mau nikah" kata gw, dia diem beberapa saat "gw gak akan lepasi oliv" kata dia tiba tiba "yah terserah lo, itu hak lo, tapi tadi kan lo denger sendiri apa kata oliv" jawab gw "gw tau oliv lebih banyak dari lo, gw tau oliv masih sayang sama gw" katanya "yah terserah lo, tapi lo perlu tau, kalo sampai terjadi apa apa sama dia, gw tau lo dimana" ancam gw, lalu gw langsung putus teleponnya "tuh udah kan" kata gw, oliv pun senyum "Dia ngomong apa aja" kata oliv "dia bilang gak akan lepasin kamu gitu aja" jawab gw, oliv diem aja "yaudah packing sana, udah siang, tar telat" kata gw, oliv senyum, terus langsung packing barang - barang dia. Gw dan oliv balik bareng, dia balik ke jakarta dan gw terus dan setelah transit langsung ke palembang. Sepanjang perjalanan gw lagi mikirin tentang sikapnya deni tadi. Sebesar itukah cinta deni, sampe dia gak bakal ngelepasin oliv. Gw menghela nafas, semua tergantung oliv pikir gw.
0 notes
Text
Part 68
"Syah" satu kata yang sangat berarti bagi gw, gw tersenyum. Gw kembali mengingat kejadian di Bulan November 2011, dimana pertemuan kembali gw sama Oliv di Jakarta. BACK Ke November 2011. Setelah pertemuan gw dengan Oliv di Jakarta, hubungan gw dengannya terbilang sangat Intens, hal iin menyebabkan gw sedikit bisa melupakan kepergian Oca didalem hati gw berpikir Do'a Oca terkabul, gw gak perlu nyariin oliv, tuhan yang mepertemukan kita diwaktu dan tempat yang gak pernah kita kira, rencanan tuhan memang sempurna. Setiap hari kita selalu komunikasi baik itu via telpon, sms ataupun open cam. Gak berasa sudah mau masuk akhir tahun. "Yank kita akhir tahun liburan bareng yuk" pinta oliv "Kemana liv" jawab gw "Kalo ke jogja aja gimana" pintanya "yah itu sama aja nganter kamu pulang kampung" jawab gw "ihh, gak papa kali, sekalian kan" katanya "yaudah, nanti aku atur jadwalnya" kata gw "yeyeyeyee, asik" kata oliv manja kayak anak kecil. "jangan seneng dulu, kalo jadwalnya gak ada gimana" kata gw "yah gak mau tau, pokoknya harus" katanya maksa "kamu gak berubah ya, klo sudah maksa" kata gw Dia tertawa, percakapan kita berlanjut dari rencana nanti pas liburan nanti, dia nyerocos semaunya dia, gw cuma bisa mengiyakan. Kebetulan saat itu tanggal 31 Desember di Hari sabtu, jadi gw hanya perlu nambah cuti dua hari di tanggal 2-3 Januari saja. Tanggal 30 Gw berangkat ke Jakarta Pakai penerbangan terakhir. Sampai di Bandara Oliv sudah nunggu gw di pintu kedatangan, dia tersenyum sangat cantik, dengan rambut terurai, kacamata kecil yang selalu dia pakai, paduan jeans dan cardigan biru muda yang dia pakai membuat dia terlihat bertambah canti. "Hai yank, aku kangen" katanya langsung meluk gw, karena tingginya gak kayak gw jadi dia meluk pinggan gw. "udah ah malu" jawab gw "bodo' " jawabnya manja kita jalan ke Parkiran sambil dia gak pernah ngelepas rangkulan tanggannya dipinggan gw. "yank, kamu cuma bawa barang segini" katanya sambil ngeliat ransel gw yang gak terlalu besar "iya, ngapain banyak-banyak repot" kata gw "eh kita kemana nih" tanya gw "kita nginep di hotel deket sini aja ya, soalnya besok kan kita penerbangan pagi, klo balik ke rumah takutnya telat" kata oliv, gw manggut aja. Karena memang tiket kita untuk ke jogja pake penerbangan pertama. Perjalanan ke hotel gak terlalu jauh, karena lokasinya memang sangat dekat dengan bandara "aku biasanya nginep disini yank" kata oliv "sama siapa hayo" tanya gw "yeee, sendiri la yank, aku suka bangun kesiangan jadi klo mau ke jogja ya harus kayak gini" katanya "dasar kebo" canda gw Sesampainya di lobi hotel kita langsung ke resepsionis, "Mbak, saya sudah book atas nama oliv" kata oliv "Mohon ditunggu sebentar ya bu" jawab resepsionis perempuan "ada bu, atas nama oliv untuk satu malam" katanya "tapi mohon maaf bu, untuk twin bed nya sudah full jadi yang tersisa tinggal satu king bed, bagaimana" tanya resepsionis, waduh kacau nih pikir gw, gak mungkin kita seranjang. "yaudah mbak gak papa" senyum oliv, gw colek dia, oliv senyum "Maaf mbak, ada kamar lain yang kosong" sela gw "maaf Pak untuk saat ini seluruh kamar sudah penuh" jawabnya, mampus gw. "yaudah mbak gak papa satu kamar aja" lanjut oliv, dia kembali senyum ke gw, setelah menerima kunci kita langsung menuju kamar. "Kamu ngapain yank pake acara mau pesen kamar satu lagi" kata oliv "yah liv, kita belum nikah, takut gw" jawab gw "takut apaan, bukannya juga sudah pernah seranjang kita" jawab oliv senyum "dulu itu bertiga liv, dan gw lagi sakit" kata gw "terus sekarang kenapa, lagian ya yank, kamu jangan ke Geeran ya, kamu tidur di sofa aku diranjang" kata oliv sambil njulurkan lidah, gw cuma bisa diem. "nih bantal, tu sofa kamu tidur disana" kata oliv, gw cuma bisa nurut "mukanya gak usah gitu juga kali, kalo gak mau yaudah sini" kata oliv senyum sambil nyuruh gw naik ke ranjang "ogah" jawab gw sambil berbaring miring membelakangi dia "yeee, gitu doang ngambek, yaudah klo gak mau" katanya Karena memang gw sudah sangat capek, gw langsung terlelap dan gak berasa alarm HP gw bunyi pertanda sudah masuk subuh. Gw bangun, gw natap wajah oliv yang lagi tidur, dia tidur sangat nyenyak. Gw coba bangunin dia "liv, bangun liv, subuhan" kata gw, dia masih gak bergeming,gw goyang - goyang badannya akhirnya dia sedikit buka matanya "subuhan yuk" ajak gw, dia gak jawab dia cuma menyilangkan kedua telunjuknya yang artinya dia sedang ada tamu bulanan. Paginya setelah sarapan kita langsung ke bandara, gak lama nunggu kita pangsung terbang ke jogja, sepanjang perjalanan oliv asik cerita sama gw "kamu kok gak ada diemnya ya liv" kata gw "hehehee" dia nyengir "aku pengen bayar waktu kita yang terbuang pas aku pindah yank, jadi aku pengen puas - puasin cerita semuanya" kata oliv senyum "oooo" jawab gw singkat "kenapa, kamu bosen" kata oliv cemberut "bukan gitu liv, kesian sama yang ini" bisik gw sambil nunjuk penumpang disebelah gw (kebetulan gw duduk ditengah dan oliv dijendela) matanya antara mau mejem atau melek dengan mulup mangap. Oliv tersenyum sambil nutup mulutnya. Sesampainya di Bandara kita dijemput oleh Ajudan Papanya oliv "maaf mbak, Bapak gak bisa jemput karena sedang ada kerjaan" katanya "iya pak gak papa" katanya, kita langsung masu ke mobil "kamu yakin aku gak papa nginep dirumahmu" kata gw "gak papa kali yank, lagian semua orang rumah kenal sama kamu" katanya "kan gak pernah nginep juga kali liv" kata gw "gak papa, tenang aja" katanya Sesampai dirumah oliv, kita langsung disambut mama nya. Oliv meluk mamanya, gw salim ke mama nya. "wah kamu berubah ya den, lebih gagah" kata mama nya "ah gak seberapa kok tante, tante malah tambah cantik" canda gw "cantikan mana sama aku" sela oliv "cantikan tante lah" jawab gw, "iya cantikan mama, klo aku kan cantik banget" katanya, gw cuma senyum "yaudah ah masuk" ajak mama oliv "liv, kamu anter gih deni ke kamar Rangga" kata mama oliv "emangnya rangga nya gak ada tan" kata gw "dia setelah nikah tinggal sama keluarganya di Magelang, palingan kesini sebulan sekali jadi kamarnya kosong, kamu bisa pake" kata mama oliv "oo gitu, terima kasih banyak nih tan, jadi ngerepotin" kata gw "jangan sungkan sungkan den, kamu sudah kayak keluarga sendiri" kata mama oliv Setelah masukin ransel gw ke kamar, oliv manggil gw, "yuk jalan" katanya "sekarang" kata gw "yah kapan lagi, kan kamu gak lama disini" jawab oliv, gw langsung siap siap "kita naik motor aja ya, repot bawa mobil" kata oliv "emang ada" kata gw "ada, tadi aku sudah pinjem motornya mas sugeng" katanya (mas sugen itu tukang kebunya oliv, dia dan istrinya kerja dirumah oliv) "oo yuk" kata gw, setelah dia duduk dibelakang "kemana" tanya gw "Gunung kidul" jawab oliv "emang ada apaan disana" tanya gw, karena gw sama sekali gak pernah kesini. "banyak sayang, banyak pantai yang bagus, terus banyak gua - gua yang keren" jawab oliv Jarak Jogja - gunung kidul lumayan jauh hampir 40km lebih, sekitar 40menit kita sampai, sepanjang hari sampai kita main dipantai, pantai - pantainya memang indah, sorenya kita menelusuri gua yang ada disana. Malem sekitar jam 8 kita balik ke rumah, dirumah sudah ada papa oliv, gw ngobrol sama papa oliv, dia banyak menanyakan tentang kerjaan gw, tentang keseharian gw sampai akhirnya oliv nimbrung. "Pah, mau sampai kapan ngobrolnya" kata oliv manyun "Oliv ngajak deni kesini buat liburan, bukan buat nyariin temen papa ngobrol" lanjut oliv "kamu ya, kan papa sudah lama gak ketemu deni, banyak yang pengen di omongin" jawab papa oliv "bodo' ah, yuk yank kita jalan, kita ke alun alun yuk, liat kembang api" ajak oliv, gw liat ke papa oliv, dan dia senyum sambil manggut itu kode kalau papanya ngizinin "kami pergi dulu om" kata gw "yaudah hati - hati,jalannya macet" jawab papa oliv Kita langsung jalan ke alun alun, dia ngajakin gw keliling, maen sepeda tandem, mobil gowes dan macem macem. "nih kata oliv" sambil ngasih sapu tangan ke gw "tutup mata pake ini, terus jalan kesana lewati beringin itu" kata oliv, ini nginetin gw pas gw dulu ngeliat oliv lagi sama pacarnya, hal yang membuat suasana hati gw lagi drop, pikiran gw sudah macem macem, jangan jangan perlakuan oliv dulu juga gini pas sama pacarnya, jujur gw cemburu. Apakah mereka juga pernah ke kidul, main ke pantai bareng masuk gua bareng, pikiran - pikiran yang mau gw coba singkirin tapi gak pernah bisa saat itu. "aku gak percaya yang giniian liv" tolak gw, bukan karena gw gak mau, tapi karena gw gak suka ngelakuin hal yang sama yang pernah mereka lakuin, hal yang membuat hati gw jadi panas. "yah kamu gitu" katanya, gw cuma bales senyum "kita makan aja yuk" ajak gw, bukan karena gw lapar tetapi sekedar biar dia gak maksa gw "kamu lapar" katanya "banget" jawab gw sambil megang perut "yaudah, kesana yuk" ajaknya sambil nunjuk setu tempat makan, pikiran gw kembali terusik jangan jangan ini tempat dia biasa makan malem. Sialan, malem ini gw bener bener terbakar, pikiran gw sudah ngaco, dari hal kecil sampe hal yang lebih diluar nalar gw, mereka ngapain aja selama pacaran? apakah mereka pernah ciuman? apakah mereka pernah seranjang bareng? Pokoknya bener bener kacau gw malem itu. Udah ah, segini dulu ya, nanti di update lagi, ane usahain update tiap hari. Tapi sesuai janji gw ke keluarga ane "Tidak ada gadget selama liburan" jadi untuk sabtu - minggu libur updatenya, senin baru dilanjut ya. Plis buat yang komen, mohon tertib sama rules nya ya, lalu pagesnya cuma mentok 500. Repot kalo sampe di close atau delete lagi. Males banget kalo mau repost berulang - ulang. Yang mau ber-teori silakan berteori, yang nanya siapa bini ane ikutin aja sampe kelar Yang nanyain foto almarhumah, sorry NOOOO. Yang nanyain medsos ane, kebetulan sudah gak pake, perjanjian kita sebelum nikah semua medsos kita berdua harus di hapus, biar gak banyak mudharat, inipun buat id kaskus setelah lama bujuk dia. Kalo suka mungkin setelah cerita ane selesai, bakal ada spin off (kayak film hollywood gitu judulnya biar keren) tentang cerita ane yang lainnya, jadi sekarang fokus ke cerita gw yang ini. And last, yang bertanya siapa yang nikah sama Oliv di jogja?? well baca terus ya sampai kelar.
0 notes
Text
Part 67
Untuk lanjutan kisah in ane skip beberapa bulan dari terakhir gw ketemu oliv di Jakarta di Bulan November 2011. KAMIS 7 JUNI 2012 Gw lagi duduk di kursi tunggu bandara Sultan Mahmud Badaruddin 2 Palembang. Kondisi ruang tunggu tidak terlalu ramai, gw liat jam tanggan gw baru pukul 05.10 Pagi. Ditangan gw ada beberapa lembar tiket penerbangan jurusan Palembang-Jakarta-Jogja, gw kembali periksa nama - nama yang tertera disana, nama gw, emak, indah dan tari. Duduk disamping gw emak, yang tangannya sibuk ngusap rambut adik gw tari yang tiduran di Pahanya. Sedangkan Indah duduk disisi gw yang satunya, sibuk dengan novelnya. "Den, kamu yakin siap" tanya emak ke gw "Insha allah siap mak" jawab gw, senyum terbentuk dari wajah emak yang sudah ada beberapa keriput sambil dia megang tangan gw. "Kak, nanti kalo acaranya sudah selesai temenin indah ya buat jalan - jalan, dulu waktu SMA Indah gak ikut waktu temen temen sekolah liburan kesana" pinta indah sambil tersenyum dari wajah cantiknya. "iya" jawab gw singkat Gw ambil hp gw, gw cari nama Andi di kontak gw dan langsung gw hubungi. "Ndi, gw udah dibandara, mungkin bentar lagi kita berangkat" kata gw "siap bro, gw juga udah dibandara, nanti pas lo transit kita ketemu kok, kita satu pesawat" jawabnya, gw memang sengaja minta dia sama - sama ke jogja bareng. "Lo siap kan den" tanya Andi "Insha allah ndi" jawab gw. Gak lama terdengar panggilan dari pengeras suara untuk kita mulai masuk ke pesawat, didalem pesawat pandangan gw jauh ke luar jendela. Gw masih coba mengenang masa - masa gw dulu sama dia, duduk dibelakang bareng, becanda bareng, berenang bareng, tidur bareng. Gak berasa perjalanan kita sudah cukup lama 2001 - 2012. Banyak banget kenangan yang gak mungkin bisa gw lupa sampai kapanpun. Setelah perjalanan hampir 50 menit kita sudah mendarat di Jakarta untuk transit ke pesawat selanjutnya ke jogja. Kita langsung ke ruang tunggu, disana gw liat Andi, ternyata dia gak sendiri, duduk disampingnya siska. Gw liat mereka sangat serasi. Ngeliat kita dateng andi dan siska langsung ke tempat kita, "lo ikut sis" tanya gw "iyalah, mumpung dapet cuti" jawabya "emang lo udah lama di Jakarta" tanya gw "baru sampe semalem" jawab siska, gw senyum "Udah pada sarapan belum" tanya gw "udah tadi, beli diluar, lo mau" kata andi sambil nyodorin gw bungkus roti. gw ambil dan gw kasih ke adik2 gw, kasian mereka kayaknya snack dipesawat tadi gak terlalu ngenyangin. Kita ngobrol-ngobrol tentang keseharian kita sampai gak berasa matahari sudah tinggi, dan panggilan untuk masuk pesawat kembali terdengar. Kita langsung menuju pesawat, penerbangan gak terlalu berasa, sampai akhinya kita mendarat di Jogja. Setelah menunggu beberapa menit untuk pengambilan bagasi kita langsung keluar bandara. Sesuai rencana Rangga sudah jemput kita, rangga yang saat ini sudah ada beberapa perubahan dari fisiknya, badannya semakin tambun, mungkin efek karena udah berkeluarga. "Gimana perjalannya, lancar?" tanya rangga "lancar ngga, gak ada delay" jawab gw "Klo gitu, kita langsung ke hotel ya" lanjut rangga, gw manggut. Setelah masukin semua barang kedalam mobil kita langsung menuju hotel yang telah dipesen. Sesampainya disana, rangga langsung pamit, karena dia bener - bener sibuk ngurus segala persiapan "sorry ya den, gw gak bisa nemenin lo, gw bener bener sibuk, secara anak perempuan satu satunya, jadi orang satu rumah sibuk" kata rangga "iya ngga, makasih ya" jawab gw. rangga langsung balik saat itu juga. Setelah check in kita langsung kekamar masing-masing, gw sekamar sama Andi (bahaya nih bocah klo sekamar sama siska), siska sama indah, dan emak sama Tari. "ndi temenin gw jalan yuk" ajak gw ke andi "kemana?" katanya "Liat lokasi resepsi nanti" kata gw, dia manggut. Kebetulan saat itu rangga drop satu mobil di hotel kita sengaja buat kita jalan-jalan. Karena gw masih belum terlalu mahir bawa mobil jadi andi yang setirin. "lo tau kan tempatnya" tanya gw "tau" jawab andi singkat "Lo kapan mau nikahin siska" tanya gw ke andi "mungkin tahun depan den" jawabnya "oo, bagusla, artinya lo sudah ada rencana" kata gw "iya den, sebenernya gw sih masih pengen santai, tapi dia udah ngejer terus" kata andi "iyalah, cewek mana yang gak bakal ngejer, udah lo kimpoiin masa gak lo nikahin" kata gw sambil ketawa "sialan lo, belum gw apa - apain dia" jawab andi serius "ooo, syukur klo gitu" kata gw Perjalanan ke lokasi cukup jauh, selama perjalanan andi curhat perihal hubungan dia sama siska, gw cuma jadi pendengar yang baik. "Tuh tempatnya" kata andi Gw sama andi langsung turun, tampak sudah ada beberapa persiapan lagi dikerjain, tapi gak terlalu banyak karena acara baru dilaksanain besok lusa. "lo bener kan den ngasih alamat" kata andi "iya, kenapa" jawab gw "iya, gw takut salah aja" kata andi "soalnya kan persiapannya mepet banget nih, gw gak bisa percaya kalo mereka bisa dapet gedung yang bagus" kata andi "lo liat sendiri kan, buktinya dapet, papanya kan cukup terpandang ndi, jadi gw pikir gak terlalu sulit buat atur acara ini" kata gw, andi manggut manggut. Gak terlalu lama kita disana, gw putusin buat balik lagi ke hotel, sekalaian kita mau makan siang. Sehari sebelum acara gw sempatin buat ngajak keluarga gw + andi dan siska jalan jalan keliling jogja. "jogja kotanya enak ya kak" kata Indah "coba dulu Indah kuliah disini" lanjutnya "klo indah kuliah disini, siapa yang nemenin emak" kata gw senyum, indah juga senyum Gak berasa hari yang dinanti tiba, kita langsung kelokasi, kebetulan akad nikah dan resepsi dilaksanakan pada hari yang sama. Setelah kita sampai sudah ada beberapa tamu yang hadir, kebanyakan dari pihak keluarga. Gw dan yang lainnya langsung duduk ditempat yang sudah disediain. Gw sudah bisa liat penghulu yang sudah duduk lesehan, disampingnya duduk papa oliv mereka lagi membicarakan hal hal tertentu, mungkin tata cara akad nikah, karena ini merupakan pertama kali baginya menikahkan anak gadisnya. setelah beberapa prosesi seperti penyampaian kata sambutan, pembacaan ayat - ayat al quran tibalah keacara puncak, gw liat Oliv mulai masuk ke ruangan, dia sunguh cantik dengan kebaya putih yang dia kenakan, dia didampingi oleh beberapa perempuan lain, mungkin temennya batin gw, dia sempet natap mata gw, dia tersenyum, gw bales senyumannya, senyuman yang teramat sangat indah, senyuman terindah dari oliv yang prenah gw lihat. Dia langsung duduk menghadap penghulu, setelah penghulu membacakan beberapa dokumen, seperti kelengkapan berkas, mencocokan data-data yang ada, Lalu Papa oliv langsung berjawab tangan, "Saya Nikah dan kimpoikan wahai engaku Deni bin ***** dengan putri kandungku Olivia ***** bin jho**** dengan mas kimpoi ****************** dibayar tunai" - "Saya Terima nikah dan kimpoinya olivia ***** bin jho**** dengan mas kimpoi ****************** dibayar tunai" "Syah - syah" tanya penghulu kebeberapa saksi dan mereka manggut "Alhamdulillah...................." dilanjutkan do'a oleh penghulu.
0 notes
Text
Part 66
Setelah oliv pulang gw langsung kembali kekamar, andi sudah pules tidurnya. Laptopnya masih nyala, dilayar laptopnya masih terlihat akun nya oliv. Gw buka akunnya, gw pihat semua foto fotonya, semuanya foto dia sendiri, ada juga foto saat dia SMA jaman dulu kamera belum seperti sekarang, HP paling canggih Noki' 6600 jadi gambarnya agak burem, tapi didalem foto itu gw bisa liat oliv sama temen temennya pake putih abu - abu, wajahnya gak banyak berubah sampai saat ini, masih terlihat cantik, walau sekarang agak lebih feminim. Gw bangun subuh "ndi, mau subuh banreng gak" kata gw sambil bangunin andi "hmmm, lo sendiri aja" katanya dengan mata masih terpejam dan suara gak jelas. Setelah subuh gw langsung mandi, gw buka jendela kamar hotel, memang saat ini kalau mau hirup udara seger Jakarta, sejuk. Setelah sarapan sama andi, andi kembali ke tempat kerjanya, gw balik ke kantor, tiba tiba ada sms masuk. "nanti makan siang bareng yuk" sms dari oliv, semalem kita sempat tukeran nomor hp. "ok, dimana" bales gw "Nanti ketemuan di FX bisa, kebetulan aku lagi didaerah itu" sms oliv "sip, nanti aku kesana" bales gw "see you" balesnya "see you" jawab gw Siangnya gw langsung ke tempat yang dituju, sesampainya disana gw sms oliv "dimana, aku sudah di FX" ketik gw "udah didalem, lagi parkir" balesnya Gak lama dia telpon, "kamu dimana" katanya "di lantai dasar deket eskalator" jawab gw "ooo, iya aku udah bisa liat arah jam 3 kamu" katanya, gw langsung ngeliat kekanan, oliv ngelambai ke gw. Dia pake rok kerja sedikit diatas lutut, pake heels yang otomatis ngeliatin kakinya yang putih muluh, denga atasan sederhana warna krem, dia terlihat lebih anggun. Dia senyum "sorry ya lama, susah cari parkir" katanya "gak papa" jawab gw "mau makan dimana" tanya gw "kesana aja yuk, kayaknya enak" kata oliv, dia nunjuk salah satu restoran, gw setuju Setelah masuk lalu oliv pesen beberapa makanan "aku udah pesen makanan den, kamu mau minum apa" tanya nya "biasa liv" kata gw "ooo, iya, es teh manis mbak" kata oliv ngomong ke pelayannya, dia masih belum lupa kebiasan gw "kamu gak berubah ya, minumnya itu itu terus" kata oliv "seger, kamu juga gak pernah lupa" kata gw, dia tersenyum "udah lama banget ya" kata oliv "apanya" tanya gw "ketemu kamu" jawab oliv "terakhir 2005 pas kamu ke jogja" lanjut oliv "iya ya, gak berasa udah 6 tahun" kata gw "semalem aku gak bisa tidur tau" kat aoliv manja "kenapa? insomnia" jawab gw cuek "ihhh dia mah, aku masih gak nyangka bisa ketemu kamu disini" kata oliv "oooo" jawab gw "kok ooo doang, emang kamu gak eneng ketemu aku" tanya nya "hmm gimana ya, biasa aja" kata gw nyengir "ih jahat" katanya, mulutnya udah manyun "kamu gak berubah liv, ngambekan" kata gw "kamu juga, tengil" jawab oliv, kita ketawa. Sambil makan kita ngobrol seru, kebanyakan dia yang tanya tentang gw, setelah gw balik ke palembang, sayang waktunya gak cukup, istirahat cuma satu jam. "eh liv, aku harus balik lagi ke kantor, mesti lanjut meetingnya" kata gw "oooh iya, nanti malem aku jemput ke hotel ya, kita jalan jalan, aku masih kangen" kata oliv, "sip, kabari aja kalo sudah mau jalan biar aku bisa siap siap" jawab gw Malemnya oliv bener bener datang, dia ngajak gw keliling jakarta, "kita makan dulu yuk" ajak gw "oke, makan seafood enak kayaknya" kata oliv "aku ikut aja" jawab gw, oliv arahin mobilnya kearah muara karang Sekitar 30 menit kita sudah sampe "aku biasanya sama temen temen kantor suka makan disini, enak den" kata oliv "kalo laper semuanya enak liv" kata gw nyengir. Sambil makan oliv kembali nanyain tentang gw, gw cerita semuanya, termasuk tentang desi, fitri dan sari. "banyak banget cewek yang deket sama kamu, aku cemburu" kata oliv senyum "cemburu kenapa" kata gw "cemburu sama mereka, mereka bisa deket sama kamu" kata oliv "yah salah sendiri kamunya jauh"jawab gw "hmmm, tapi aku gak yakin yang kamu sama desi, masak kamu bisa nahan" katanya "emang udah berapa lama kita kenal liv, tidur bareng juga kita udah sering, tapi pernah gak aku ngapa2in kamu" kata gw, dia tersenyum "itu salah satu alesan aku sayang kamu den, kamu perlakukan semua perempuan dengan terhormat" kata oliv "dan itu juga yang mungkin bikin cewek cewek yang deket sama kamu jadi suka sama kamu" lanjut oliv "gini liv, aku punya 2 adek perempuan, aku gak mau mereka diapa apain oleh cowok, makanya gw gak akan pernah ngapa-ngapin cewek" kata gw, oliv tersenyum, kita lanjut makan sambil ngobrol tentang keusilan kita pas SMA, tingkah tingkah bodoh kita, kita tertawa semalaman. Oliv nganter gw balik ke hotel lagi, dimobil dia ngomong ke gw "Den, besok aku gak bisa nemenin kamu" katanya sedih "ooo,kenapa emangnya" kata gw "aku dinas ke surabaya" kata oliv "ooo, iya gak papa, ada andi, nanti aku minta dia temenin aku" jawab gw "tapi aku masih pengen lama lama sama kamu" katanya "yah, gak papa, kerjaan lebih penting liv" kata gw "lagian kan kita masih bisa komunikasi" lanjut gw nenangin dia "yakin ya, kamu bakal sering telon aku" katanya "iya" jawab gw "pokoknya sehari tiap 2 jam wajib telpon atau sms" katanya "kalo gitu kapan bisa kerjanya liv" jawab gw "aku gak mau tau, haruus" katanya, matanya melotot, gw tau kalo oliv udah gini gw gak bisa ngapa2in lagi. "iya iya, tiap 3 jam aja ya" kata gw "gak ada tawar menawar, dikira dipasar apa bisa nawar" katanya cemberut "iya bawel" kata gw, dia senyum "makasih sayang" katanya, gw senyum miris. Gila masih belum berubah kelakuannya. Sesampainya dihotel, gw langsung rebahan, gw bener bener capek hari ini. Sekitar setengah jam hp gw bunyi, Oliv. "aku sudah sampe rumah ya, kamu istirahat yang banyak, jangan tidur malem malem, inget sholat siya dulu" katanya nyerocos. "iya nyonya besar" jawab gw "sip, bagus, harus nurut ya" katanya ketawa Besoknya gw dapet kabar dari oliv kalo dia sudah di surabaya, dia berangkat pake penerbangan pertama kesana, entah kapan ya bisa ketemu langsung sama dia pikir gw. Gw telpon andi "bro, lo habis jum'at ada kerjaan gak" kata gw "gak ada, palinga dikantor doang" katanya "bisa cabut gak" kata gw "bisa, mau kemana?" katanya "temenin gw jalan jalan" kata gw "siap komandan" katanya Habis jum'atan andi langsung jemput gw, kebetulan seharusnya gw setelah jumatan langusng balik, cuma gw minta rubah schedule pesawatnya, gw minta untuk tiket pulangnya di open saja, jadi kapanpun gw mau balik tinggal check in. "mau kemana kita" kata andi "Glodok yu" kata gw "mau ngapain? cari bokep" katanya "emang gw elu ndi, gw mau ketempat dulu gw kerja" kata gw "oooo, iya iya" katanya. Andi pacu mobilnya ke daerah glodok, setelah dapet parkir gw langsung jalan Gw liat gak banyak berubah semenjak gw udah gak disini lagi, toko toko nya juga masih toko toko yang lama, gw masuk kedalem gw masih bisa liat tempat diaman gw bisa duduk sambil makan nasi bungkus, tumpukan kardus tempat dulu gw suka tiduran juga masih ada, pas sudah sampai ditoko tempat gw dulu kerja gw liat tokonya tutup. gw tanya ke toko sebelah. "siang ko, masih inget saya" kata gw, ngomong ke penjaga toko sebelah "lu deni kan, yang dulu kerja disebelah" katanya "iya koh, apa kabar ko" kata gw "baik baik, lu gimana, kayaknya makis sehat aja lu" katanya "saya baik koh, mau tanya koh, toko sebelah kok tutup ya" kata gw "ooo, mereka pindah den, sudah 3 tahunan" katanya "pindah kemana ko" tanya gw "wah kalo itu gua kurang tau den, yang pasti usahanya maju pesat jadi toko ini terlalu kecil, usahanya udah main kelas besar, jadi gak mungkin nerima tamunya ditoko, makanya mereka cari tempat yang lebih besar" katanya "ooo, tapi gudangnya masih dideket sini kan" tanya gw lagi, "udah nggak, gak bakalan muat gudang yang sekarang" katanya "oo, gitu, kalo gitu saya pamit dulu koh" kata gw "iya, iya, ati ati lo dijalan" katanya "iya koh" jawba gw. Lalu gw sama andi kembali keparkiran, sebelum pulang gw sempatin makan soto favorit gw disana, ternyata yang jual masih orang yang sama. "jadi gimana den" kata andi, setelah selesai makan "ke rumah nya aja langsung, gw masih inget" kata gw "daerah mana" tanya andi "gading" jawab gw "Oke meluncur" katanya nyengir Setelah masuk ke area perumahannya gw masih lupa lupa inget rumah santi, "kayaknya yang itu" kata gw "yakin lo," katanya "iya yakin gw, gw inget" kata gw, Lalu andi parkir mobilnya didepan rumah santi. Gw turun, gw tekan bel rumahnya, ada yang keluar, perempuan, tapi gw gak tau siapa perempuan ini. "cari siapa mas" tanya nya "saya cari santi mbak, apa santi ada dirumah" tanya gw, perempuan itu seperti mikir mikir, "maaf mas, saya kurang tau, kita baru juga tinggal disini, baru 2 tahunan, penghuni lama sudah pindah" kata perempuan itu. "ooo, mbak tau pindah kemana?" kata gw "wah klo itu kurang tau mas" katanya "baikla kalo gitu, saya permisi dulu mbak" kata gw "iya mas" jawabnya, lalu dia kembali kedalam, dan gw kembali ke mobil andi. "gimana ada?" tanya andi "udah pindah" katanya "wadooh, lagian lo mau ngapain sih" kata andi "sekedar silaturahmi ndi, kalo gak ada keluarga ini, mungkin gw udah gak tau jadi apa disini ndi" kata gw "hmmm iya juga ya, mereka keluarga yang baik ya den" kata andi "iya ndi" kata gw "terus kemana kita?" tanya andi "balik ke hotel aja ndi, gw mau packing, terus ke bandara" kata gw "langsung mau balik ya" katanya "iya, mau ngapain lagi lama lama ndi" kata gw "yaah, gak kangen sama gw lo den" katanya "najis, lo kira gw homo" kata gw ketawa "sialan lo" katanya ikut ketawa. Hari itu gw kembali ke Palembang, gw seneng karena gw bisa ketemu oliv, tapi gw kecewa karena gak bisa ketemu santi dan keluarga.
0 notes
Text
Part 65
Setelah pemakaman, gw langsung balik ke rumah, perasaan gw saat itu bener bener gak menentu, entah kenapa gw masih gak percaya, Andi ikut nemenin gw balik ke rumah, entah sudah berapa kali dia kasih semangat ke gw, tapi kuping gw seolah olah gak otomatis gak mau denger kalimat itu. Mungkin karena bosen terus terusan gw acuhin akhirnya dia balik. Gw sengaja ambil cuti kerja, orang kantor mengerti karena percuma gw kerja kalau pikiran gw gak konsentrasi sama kerjaan. 3 hari gw gak bisa diganggu, emak dan adek adek gw juga sepertinya mengerti sama keadaan gw. Andi datang lagi ke rumah gw, "bro, gimana lo" kata andi, gw cuekin dia "lo gak bisa gini terus den, lo harus kuat" kata andi, gw masih diem. "gw besok sudah mesti balik, gw udah cuti kelamaan" katanya, gw masih saja diem "lo inget ya den, oca gak akan seneng liat lo kayak gini, lo harus ikhlasin dia, tuhan lebih sayang sama dia" kata andi "Kalo tuhan sayang, kenapa dia panggil oca cepet banget ndi" tiba tiba gw ngomong "kalo tuhan sayang, seharusnya dia kasih waktu sedikit lagi buat oca, biar dia bisa bahagia" lanjut gw "semua sudah ada takdirnya den, lo gak bisa nyalahin tuhan, dosa" kata andi, gw kembali diem, emosi gw bener bener labil saat itu. "yaudah, gw pamit ya bro, gw balik ke jakarta" kata andi, "iya, ati ati dijalan ndi, makasih sudah nemenin gw" jawab gw, dia senyum Hampir sebulan gw bener bener masih belum bisa lepas oca dengan ikhlas, kerjaan gw semuanya berantakan, pola hidup gw kacau banget. "kamu masih belum bisa lupain oca nak" kata emak, gw cuma geleng "hmm, kamu harus ikhlasin, biar oca tenang disana" kata emak, gw diem aja "oca pasti sedih liat kamu gini nak, liat tuh celana sudah kegedean semua" katanya, berat badan gw turun drastis saat itu. "emak dulu juga kayak kamu nak, waktu Bapakmu meninggal, emak gak tau harus ngapain, emak bingung bagaimana emak bisa hidup tanpa Bapakmu. Untung emak ada kalian, kalian yang selalu buat emak semangat" kata emak. "Deni juga gak tau mak harus ngapain sekarang, oca gini gara gara deni mak, dia maksain kondisi dia cuma buat deni, sedangkan deni gak pernah kasih apa apa ke dia" kata gw "kamu salah nak, kamu sudah beri dia kebahagiaan, mamanya cerita sama emak, oca bener bener seneng pas kamu lamar dia, mama oca gak pernah liat oca segembira itu, lalu malem sebelum dia meninggal, dia bilang ke mama nya kalo dia sudah ikhlas untuk dijempur sekarang" kata emak, "sekarang tinggal kamu, kalo kamu gak ikhla kasian oca disana, dia gak akan bisa tenang" kata emak, gw renungi semua ucapan emak, gw akan coba ikhlasin oca. Ternyata tidak mudah, hampir 4 bulan gw masih sering keinget dia, walau gw sudah bisa kerja seperti biasa, tapi tetep masih ada bayang bayang oca dipikiran gw Walaupun oca sudah gak ada gw masih sering main ke rumahnya, sekedar silaturahmi, gw juga sudah dianggap anak sendiri sama mereka. Malah mama oca pernah nyuruh gw untuk sekali sekali tinggal dirumahnya. Tapi gw tolak dengan halus, yang ada gw malah gak bisa lupain oca. Masuk ke bulan November, gw sudah kembali jadi deni yang biasanya, gw sudah bisa kembali tertawa, seneng seneng sama temen. Gw dapet dinas ke Jakarta untuk datang ke Head office kami. Sesampai di Jakarta gw kontak andi, "bro dimana lo" kata gw ke andi "gw masih dikantor, masih banyak kerjaan" kata andi "gw dijakarta bro, tar malem ada kerjaan gak" kata gw "serius lo, gak adalah, lo nginep dimana, nanti gw kesana" kata gw "gw di Sahid" jawab gw "oke gw tunggu ya" lanjut gw Malemnya andi bener bener dateng, gw sudah nunggu di lobby "lo kapan sampe" katanya "malem kemaren" kata gw "berapa hari?" tanya andi "4 hari" kata gw "bagus deh, lumayan la" kata gw "iya sekalian gw pengen weekend disini" kata gw " lo temenin gw ya" lanjut gw "tenang bro, buat lo waktu gw selalu ada" katanya "sip, gw laper ndi, cari makan yuk, yang enak" kata gw "iya gw juga laper, yuk cari makan dulu" kata andi "pokoknya gw mau makan ditempat yang enak" kata gw "gampang" katanya Gw sama andi pergi naik mobil kantor andi "mau makan apa kita" tanya gw "makan nasi goreng kambing di daerah kebon sirih aja bro, dijamin enak" kata andi "gw ikut aja, kalo gak enak awas ya" jawab gw Andi nyengir nyengir "eh den, lo gimana sudah bisa lupain oca" kata andi "kalo lupa sih gak mungkin ndi, yah minimal gw sudah ikhlas dia pergi" kata gw "ooo bagus deh, gimana sudah dapet gantinya" tanya andi "halah, gw males cari cari" kata gw "kalo gw sih yakin lo pasti gampang dapet ganti oca" kata andi, gw cuma tersenym "lo sudah pernah kontak oliv belum" tiba tiba andi nanyain oliv "gak tau ndi, lost kontak" kata gw "lo ada facebook gak sih den" katanya "gak ada males gw, ribet kerjaan" jawab gw "buat gih, disalah satu pertemanan gw ada oliv tuh" kata andi "nantilah kalo sempat" kata gw "idih gampang bganet bro, gak sampe 5 menit, bikin ya, balik darisini gw temenin bikin, gw bawa laptop" kata andi "terserah lo aja" kata gw, padahal didalem hati gw, gw penasaran pengen liat oliv. Sesampai di kebun sirih, gila ditempat makan rame banget, padahal tempatnya biasa dipinggi jalan, tapi yang ngantri kayak apaan aja, tapi sesuai sih, nasi gorengnya emang enak, gak pelit sama kambing, banyak banget. Setelah makan, kita balik ke hotel, andi ikut kekamar, "Gila lo, kamar lo gede banget, emang room rate lo berapa sih dikasih kantor" kata andi "gak tau, gw mah ikut aja, dikasih apa aja hayo, mau dimana aja gak masalah" kata gw "gila, enak bener lo" kata andi Lalu dia buka tas dia, dan keluarin laptopnya, setelah koneksi terhubung dia langsung browsing, dan langsung buka facebook. "nih liat den, nih oliv" katanya sambil menghampiri gw yang lagi rebahan diranjang. Dia kasih liat ke gw facebooknya oliv, ternyata dia gak banyak berubah, masih seperti oliv yang dulu cuma beda dipotongan rambut, sekarang rambutnya diurai. "tuh kan dia tambah cantik" kata andi "yah lumayanlah" jawab gw "nih gw liat relationshipnya ya" kata andi "Single den" lanjut andi "terus kenapa?" kata gw "yah lo, lo dketein lagi gih, buat gantiin oca" kata andi "nanti lah ndi, gw masih belom bisa" jawab gw "ih lo den, bego" kata andi, lalu dia kirim pesen ke oliv. "halloooo buk" ketik andi cukup lama kita tunggu responnya, "udahlah ndi, gak usah repot repot nanti juga kalo gw mau gw bisa kok" kata gw, kembali rebahan "den.. den... liat den, dibales" kata andi, gw semangat langsung bangun, gw baca jawaban oliv "Lo Andi kan, apa kabar lo" jawabnya "iya gw andi, baik liv, lo gimana?" ketik andi, "Gw baik ndi, sekarang dimana lo?" jawab oliv "di Jakarta, lo dimana, masih di jogja" kata andi "wuih sama ndi, gw juga di Jakarta, gw kerja disini sekarang setelah selesai kuliah" kata oliv, jantung gw berdegup kenceng malam itu. "serius lo, ketemuan yuk" kata andi "bener ndi, ngapain gw bohong" kata oliv "tinggal dimana?" kata andi "kemayoran ndi, lo" jawab oliv "Cempaka putih" kata andi "ooooh, eh ndi, kabar temen lo gimana" tanya oliv, sudah pasti pertanyaannya adalah nanyain gw "dia tidur" jawab andi, andi ngedipin mata ke gw, gw senyum saja "tidur? maksudnya, deni kenapa" kata oliv "iya tidur nih disamping gw" kata andi "dia lagi dijakarta juga ndi?" kata oliv "iya, gw lagi dihotel, deni lagi dinas disini" kata andi "oo, hotel mana?" tanya oliv "sahid" kata andi "sahid yang di sudirman?" kata oliv "yup anda benar" jawab andi, Cukup lama oliv gak jawab. "kok gak dijawab jawab ya den" kata andi bingung "dia tidur, capek kerja bego" kata gw ANdi kayaknya kecewa, "den gw nginep sini ya, males balik ke kost" kata andi "yah terserah lo aja" kata gw, gw masih ngebayangin ternyata oliv gak jauh, dia ada disini, kemayoran - sudirman gak jauh, paling lama 20 menit sampe pikir gw, kemayoran luas, kalaupun gw kesana mau cari dimana, lagian tadi andi gak tanya detailnya. Gw masih rebahan ketika telpon kamar gw bunyi, "yah halo" kata gw "maaf pak, dibawah ada tamu bapak ingin bertemu, benar sudah ada janji dengan bapak" kata resepsionis bawah, gw langsng mikir, jangan jangan oliv yang kesini "siapa ya mbak?" tanya gw "Ibu Oliv pak" katanya, gw bingung antara seneng dan salah tingkah "bagaimana pak mau diterima" katanya "eh maaf mbak, tolong disampein aja nanti saya kebawah" kata gw "baik pak" lalu panggilan terputus "siapa den" kata andi "Oliv ndi" jawab gw "dia kesini den, serius lo" kata andi "serius bego" kata gw "mau ikut kebawah gak?" tanya gw "hmmm, gak usah deh, lo aja, gw capek" kata andi Gw langsung turun kebawah, kaki gw gemeter ketika keluar dari lift, jantung gw deg degan, gw langsung kearah resepsionis, Duduk di lobby hotel, perempuan dengan rambut berombak terurai dengan kacamata khasnya menatap gw, dia tersenyum dan langsung berdiri Gw samperin dia, dia tersenyum lebar. "hai, liv" kata gw canggung "hai" jawabnya "lama nunggunya" kata gw "gak juga" jawabnya "duduk yuk, pegel" kata oliv "ohhh iya, sorry" kata gw "kamu apa kabar den" katanya "baik, klo kmu liv" jawab gw, "yah gak pernah sebaik ini" katanya Sumpah gw bener bener bingung mau ngomong apaan, lidah gw seperi berat buat ngomong, mulut gw seperti gak mau kebuka. Dia juga gitu. "keluarga gimana liv, masih di jogja" tanya gw "sehat semua, masih di jogja" jawab oliv "emak sama adek2 sehat den" katanya "sehat semua, indah sudah kuliah sekarang" kata gw "ooo,, kamu berapa hari disini" tanya oliv "4 hari, weekend aku masih disini" jawab gw "hmm, kamu bener bener berubah den" kata oliv "berubah gimana" kata gw "berubah semuanya, lebih dewasa" kata oliv "oh ya, kamu juga berubah" kata gw "makin cantik" entah kata kata itu keluar dari mulut gw "kamu bisa aja" katanya, dia tersenyum malu "kamu sudah makan" kata gw basa basi "sudah tadi, pas andi kirim pesen aku baru selesai makan, kamu" katanya "ooh, sudah tadi sama andi" jawab gw, kita kembali diem. "deni apakabarnya liv" kata gw "kita sudah gak berhubungan lagi den" kata oliv "ooo, sorry" kata gw "gak papa, santai aja, udah lama juga" kata oliv "emang kenapa? kok bisa, kalian kayaknya cocok" kata gw, muka oliv berubah "dia gak suka aku kerja disini, kita ribut, terus pisah" kata oliv "oooo" kata gw "aku sudah denger kabar oca den, kamu yang kuat ya" kata oliv, gw kaget denger dia bahas oca "oh ya, kamu tau darimana" tanya gw "tekhnologi den, anak anak share beritanya di FB" kata oliv "oooo, iya dia sudah gak ada" kata gw "jadi kamu sudah bisa milih nih" tiba tiba oliv nanya gitu "maksudnya" kata gw "aku tau den, sebelum oca pergi kalian sudah mau nikah" kata oliv "ooh, iya liv" jawab gw "kamu sayang banget ya sama dia" kata oliv "iya liv, dia segalanya" kata gw "ooo, terus perasaan kamu ke aku gimana sekarang, masih kayak dulu?" kata oliv "hmmm, gimana ya liv, jujur aku masih sayang sama kamu, sayang yang sama, cuma oca selalu ada buat aku, banyak yang dia korbanin liv" kata gw "iya den, aku ngerti, mungkin kalo aku diposisi yang sama, aku bakal ngelakuin hal yang sama" kata oliv gw cerita tentang penyakit oca, penyebab sakitnya oca, apa yang sudah dia lakuakn buat gw, semuanya gw ceritain gak ada yang gw kurangi, oliv nangis denger semua cerita gw, entah berapa banyak tissue yang dia pake. "Dia sangat kuat ya den" kata oliv ketika gw sudah selesai cerita "beda banget sama aku, pengorbanan dia buat kamu gak akan bisa aku saingi, aku baru pisah sebentar sama kamu, sudah ada cowok lain" kata oliv matanya bengkak "boro boro mau kayak oca, kamu beruntung bisa punya orang seperti oca den" kata oliv "yah semua ada jalannya liv" kata gw, gw terdiam, oliv juga terdiam. "liv, udah malem, kamu gak mau pulang, atau mau nginep disini, dikamar juga ada andi, nanti aku pesen ekstra bed" kata gw "oh iya den, gak usah aku balik aja, nanti aku main lagi kesini ya, aku masih kangen" kata oliv "siap, kamu naik apa kesini" kata gw "taxi" jawabnya Gw anter dia sampe ke depan, kita nunggu sekitar 5 menit taxi langsung dateng. "see you tommorow den" kata oliv, dia tersenyum, mata nya membengkak. "yup, ati ati dijalan liv" kata gw Lalu dia meluncur pergi. Entah takdir kanh, atau jodohkan kita masih bisa ketemu disini.
0 notes
Text
Part 64
Sejak kejadian malam itu, keseharian gw lebih banyak dirumah oca, gw berangkat kerja subuh, perjalanan 2 jam lebih, sore gw langsung balik lagi. Gw sudah cerita sama emak tentang kondisi oca, tentang lamaran gw malam itu, emak selalu support apapun jalan yang bakal ane tempuh. "kalo kamu memang sudah bulat, mak pasti dukung nak" kata emak, ketika gw cerita tentang oca "Makasih mak" kata gw "nanti emak akan ajak beberapa tetangga disini untuk dateng ke rumah oca, kita orang timur nak, ada tata cara yang bener untuk melamar anak orang" kata emak tersenyum, gw cuma nyengir malu malu. Memang biasanya budaya di Palembang, butuh beberapa kali pertemuan orang tua untuk lanjut ke prosesi lamaran, biasanya hampir 4 kali pertemuan. Yang pertama adalah perkenalan orang tua, kedua Melamar, ketiga mendengar jawaban dari pihak perempuan dan keempat menentukan tanggal. Nah karena malam itu gw sudah lompati 3 tahap pertama, jadi rencana emak bakal ngajak beberapa orang yang dianggap dituakan dikampung gw buat langsung mutusin tanggal. Gw udah pesen sama emak, kalo bisa gak perlu lama lama. Tepat seminggu setelah kejadian itu, tepatnya malam minggu tanggal 5 Maret 2011, gw ajak emak, adek-adek gw dan beberapa tetangga untuk ke rumah oca. Sesampainya disana kita disambut oleh keluarga oca dan ada beberapa tetangga mereka. Acarapun dimulai, setelah sedikit perdebatan akhirnya ditentukannla waktu 2 bulan dari sekarang tepatnya tanggal hari jumat tanggal 6 mei 2011 untuk akad dan Hari minggu 8 Mei 2011 Untuk resepsi. Hampir satu bulan waktu gw bener bener padet, untuk mengurus segala keperluan acara nanti, dari undangan, sewa gedung (terus terang untuk waktu yang mepet sangat sulit mencari gedung yang available) untung gw banyak kenalan waktu maish kerja di restoran dulu jadi semuanya bisa mereka bantu. Setelah semuanya beres gw bener bener lega. "Sayang gimana persiapannya" kata oca "sudah 90% " jawab gw, sambil baringan dikursi kamar oca, dan duduk bersandar ditempat tidurnya "maaf ya say, aku gak bisa bantuin" kata oca "gak papa sayang, lagian aku juga banyak dibantu temen temen" kata gw "kamu pasti capek banget, tiap hari Pulang pergi dari tempat kerja ke sini" katanya "nggak kok, kalo sudah liat kamu capeknya ilang" kata gw ketawa, "bisanya gombal ah" kata oca senyum "sayang, sini dong, deket deket aku" kata oca, nyuruh gw naik ke tempat tidurnya gw ikutin permintaanya "sini baringan disini" kata oca sambil nyuruh gw letakin kepala gw di pahanya, gw ikutin, dia pijet kepala gw, enak banget, mata gw terpejam. "sayang, kamu kok masih mau nikah sama aku" kata oca, pertanyaan yang paling benci gw denger, hampir tiap hari nanya pertanyaan yang sama "udah ah sayang, jangan dibahas lagi, aku sudah sering jawab dan jawabanku tetep sama, karena aku sayang kamu" kata gw agak sewot. "yeee, gitu aja sewot, aku cuma mau mastiin, takutnya kamu berubah pikiran" kata oca "tapi kalo kamu mau berubah pikiran juga gak papa" katanya senyum "kok kamu ngomong gitu sih, udah ah males bahasnya" kata gw kembali terpejam. "iya maaf" katanya, cukup lama dia diem, gw masih terpejam. "sayang, nanti undangan kapan bakal disebar" tanya oca "mungkin 2 minggu sebelum acara ca, kan bisasanya juga gitu" kata gw "oooo, undangannya bagus ya" kata oca, sambil liat liat undangan yang sudah gw cetak "iyalah, eh ca, kemaren gimana pas fitting nya? ada masalah" kata gw "gak ada kok, lancar, tapi den nanti pas resepsi aku gak kuat berdiri lama" kata oca "iya gak papa, kamu duduk aja" kata gw "tapi kan aku mau nari buat kamu" kata oca, untuk adat palembang biasanya pada saat resepsi ada satu sesi dimana mempelai perempuan bakal nari untuk mempelai laki laki. "gak usah dipaksain ca, dari SMA aku udah sering liat kamu joget joget" kata gw ketawa "hmmm kan beda sayaang, ini itu tarian spesial" katanya manja "yah nanti liat kondisi kamu ya" kat gw, dia senyum semangat "kamu kapan bakal periksa lagi" kata gw "mungkin seminggu lagi say" kata oca "emang gimana perkembangannya" kata gw "kata dokter rencananya usus yang ada tumornya bakal dipotong" kata oca "ooo, yah baguslah, semoga kamu bisa sehat ya" kata gw "aaamiiin sayang, aku pengen cepet sembuh biar bisa urus kamu" kata oca "jangan dipaksain, aku bisa urus sendiri kok" kata gw "jangan gitu, suami itu ladang pahala istri, kamu mau pahala ku gak ada" kata oca, gw tersenyum liat semangat dia, jujur dia jauh lebih semangat setelah kejadian malam itu. "Sayang, nanti kita bulan madunya kemana?" tanya oca "kamu maunya kemana, aku ikut aja" kata gw "kemana ya, kalo bali terlalu biasa, aku pengen yang gak biasa" kata oca "hmmm. kemana ya" kata gw mikir mikir "Gimana kalo ke maladewa, pantainya bagus sayang" kata oca "oh ya, masak" kata gw "iya, aku pernah baca baca, pantainya bersih banget, terus dipinggiran pantai ada resort model kayak rumah panggung gitu, jadi begitu buka jendela langsung liat laut" kata oca "yaudah, nanti aku coba cari informasi dulu ya" kata gw "kamu juga harus cepet sehat biar nanti bisa pergi bulan madu, tapi klo kondisi kamu gak memungkinkan mendingan bulan madu disini aja" lanjut gw "hehehe iya sayang, makasih ya" katanya, gw senyum, Seminggu kemudian oca kembali periksa kondisi dia, gw gak bisa nemenin karena gw harus kerja, dia ditemenin oleh orang tuanya. Tiba tiba HP gw berdering, gw liat dari tampilannya oca yang telpon "ya sayang, gimana hasil pemeriksaanya" kata gw takut ada masalah yang gawat "gini sayang, kata dokter aku harus langsung operasi, mereka takut semakin menyebar" kata oca, dari cara bicaranya gw tau oca habis nangis "yaudah, kapan rencananya" kata gw "malem ini, mama sama papa sudah setuju dan mereka sudah daftar ke rumah sakit untuk oeprasii, tapi aku takut sayang" katanya nada suaranya sedih "gak perlu takut sayang, yang penting kondisi kamu sehat: kata gw "kamu bakal temenin aku kan?" katanya, "aku pasti temenin, habis ini aku langsung meluncur ke rumah sakit" jawab gw "kamu semangat ya sayang" kata gw Setelah mendengar informasi dari oca, gw langsung izin untuk pulang lebih awal, gw langsung kebut motor gw menuju rumah sakit. Sesampainya disana gw langsung kekamar tempat oca dirawat, didalemnya ada mama sama papa oca, dan oca masih terbaring ditempat tidur "gimana oca om?" tanya gw "baru selesai di anestesi, kayaknya baru mulai bereaksi" kata papa oca, gw liat mata oca sudah sangat berat. Sekitar 15 menit akhirnya oca mulai dibawa ke ruangan operasi. Papa dan mama oca nunggu didepan ruang operasi, gw lebih milih nunggu di mushola rumah sakit, gw berdo'a meminta kemudahan dan kesembuhan untuk oca. Sekitar 1 jam akhirnya operasi selesai, papa oca manggil gw dimushola, "gimana om operasinya" kata gw "operasinya sudah selesai, tapi oca masih belum sadar, mendingan kita temui dokternya dulu" kata papa oca gw, mama sama papa oca langsung menuju ke ruangan dokter, kita bertiga duduk dikursi didepan meja dokter. "maaf sebelumnya, mas ini siapanya pasien" kata dokter, bertanya tentang saya "dia calon suaminya dok, saya yang minta dia ikut kesini" kata papa oca "ooh baiklah, begini Bapak Ibu, kita sudah berusaha untuk angkat semua tumornya, tetapi mohon maaf pak, tumornya sudah menyebar ke seluruh usus besar pasien, seharusnya dari awal kita langsung operasi" kata dokter "iya dok, waktu di australi kita sudah ajukan operasi, tapi anak saya selalu menolak, malah terakhir dia lebih memilih dirawat disini" kata papa oca, gw liat mama oca sudah nangis. Gw akan bener bener merasa bersalah kalau oca sampai kenapa napa, dia pulang kesini karena cuma pengen liat gw, semuanya salah gw, pikir gw, kalo ada orang yang paling bertanggung jawab akan oca itu gw. "jadi bagaimana nasib anak saya dok" kata mama oca, suaranya terbata bata, "mohon maaf bu, kita sudah berusaha, kita tinggal berdo'a sama tuhan karena semuanya adalah kuasanya" kata dokter, mendengar jawaban itu, papa dan mama oca saling berpelukan, air mata gw netes, gw gak sanggup angkat kepala gw, gw gak tau harus ngomong apa. "jadi berapa lama lagi umur anak saya dok" kata papa oca "paling beberapa bulan lagi sampai semua tumor menyebar pak" kata dokter, "mohon maaf pak, saya harus menyampaikan semua kebenarannya" kata dokter "iya dok, terima kasih banyak" kata papa oca, Lalu kita beranjak, dari ruangan dokter dan langsung menuju kamar oca. Oca masih tertidur, kita bertiga semua diam, mama oca duduk disamping oca, papanya duduk di sofa yang ada dikamar, gw duduk disamping papa oca. "den, sebelum semuanya terlambat, apakah kamu gak mau mundur" kata papa oca, gw kaget denger ucapan papa oca "maaf om, saya gak akan batalin semuanya" kata gw "tapi kamu sudah denger sendiri vonis dokter" kata papa oca "saya gak perduli apa kata dokter" kata gw "tapi saya perduli, saya gak mau kamu menyesal" kata papa oca "Saya gak akam menyesal om" kata gw "dan tolong om, jangan ambil kebahagiaan terakhir oca" kata gw, mata gw berair, gw liat mata papa oca juga sudah basah "maafin saya den, saya sudah minta hal yang gak mungkin" kata papa oca Gw cuma diem, gw menatap oca dia terlelap sangat nyenyak. Cukup lama gw terdiam, gw pamit sama orang tua oca, oca masih tidur, efek bius kayaknya belum hilang. Besok malem gw kembali ke rumah sakit, gw liat dia sudah sadar, tatapan matanya kosong, orang tuanya duduk disofa, mereka terliat bener bener capek. "hai sayang" kata gw "hei" oca langsung senyum "putri tidur sudah bangun ternyata" kata gw "mau tidur lagi ah, nunggu dicium dulu baru bangun" kata oca pura pura tidur lagi. "belum muhrim" jawab gw, oca nyengir "kamu sudah makan say" kata oca "sudah tadi" kata gw "jangan bohong, tuh ada roti buat kamu aja, aku kan belum boleh makan" kata oca "makasih sayang" kata gw "Sayang, makasih ya" kata oca " makasih buat apa" kata gw "aku sudah denger semuanya dari papa sama mama, meski kamu sudah tau batas umurku kamu masih mau sama aku" kata oca tersenyum, "tapi kenapa say, kenapa kamu gak mau batalin semuanya" katanya "gak ada alasan bagiku buat batalin ca, kamu alasan aku masih disini" kata gw "makasih ya sayang" katanya, gw senyum. "eh sayang, nanti kalo kita sudah nikah kayaknya gak jadi ya bulan madunya" kata oca "jangan mikir macem macem dulu, kamu cepet sembuh aja, biar cepet pulang terus acaranya tetep sesuai schedule" kata gw "kita ke pagaralam saja yuk, kan deket" kata oca "iyaa, kalo kamu kuat kita jalan" kata gw "hhihihi, kamu masih inget kan pas kita bertiga disana, aku, kamu oliv" kata oca "hmmm iya ca, gak akan pernah lupa" jawab gw "Oliv apa kabar ya sayang" kata gw "aku kurang tau sayang, mungkin udah nikah" kata gw "masak" katanya kaget "kali aja" kata gw "sayang kamu sekarang benci ya sama oliv" katanya "kenapa harus benci ca" kata gw "yah kali aja, mungkin kamu kecewa sama dia, karena dia dapet cowok lain" kata oca "aku gak punya hak apa apa sayang, lagian aku kan sudah milih kamu" kata gw "itulah masalahnya sayang, aku gak sempurna, oliv lebih pantes buat kamu" katanya "kamu yang sekarang sangat sempurna ca, udah gak usah bahas oliv" kata gw "hmmm, sayang aku minta kamu janji ya" kata oca "iya janji apa" kata gw "janji, nanti kalo aku sudah gak ada kamu harus cari oliv ya" kata oca "emang kenapa harus gitu, lagian aku gak suka kamu ngomong kayak gitu" kata gw "ihhhh, janji aja pokoknya, aku tau kamu masih sayang kan sama dia" kata oca "iya sayang, gak akan pernah berubah, sama kayak sayang aku sama kamu" kata gw "iya sayang aku percaya, terima kasih ya karena sudah milih aku" katanya tersenyum "jangan lupa ya janjinya" kata gw "iya" kata gw singkat, gw gak tau harus ngomong apa, memang didalem lubuk hati gw, gw masih belum bisa lupain oliv,s egala keusilan dia, senyum dia, tawa dia, gw gak akan pernah bisa lupa. "sayang, nanti kalo aku sudah keluar dari rumah sakit, temenin aku jalan jalan ya" kata oca "kemana?" kata gw "jalan jalan aja, udah lama kan kita gak jalan bareng" katanya "iya kalo kamu sehat ya" kata gw "iya aku pasti sehat" kata oca Seminggu setelah oca keluar rumah sakit, sesuai janji gw ke dia, gw ajak dia jalan jalan naik mobil dia. "Hari ini aku seneng banget sayang" katanya "aku juga seneng ca" jawab gw "hmmm, aku pengen gini terus sama kamu say" kata oca, lalu dia nangis "iya ca, aku juga gak mau jauh dari kamu" jawab gw "tapi sebentar lagi aku pergi, kamu sehat sehat ya, jaga diri, jangan suka berantem lagi, inget ibadah" kata oca "kamu jangan ngomong kayak gitu ca, kamu akan akan terus hidup ca, bukan dokter yang nentuin umur kamu" kata gw, gw bener bener gak tahan denger dia ngomong kayak gitu. "kamu kan suka bandel soal makan, makan jangan suka telat ya, kerja yang bener, jangan suka genit sama cewek" lanjut oca, dia acuh sama kata kata gw, gw cuma bisa diem. "Deniiii, kamu denger gak sih" teriaknya "iya iya denger" kata gw "janji ya" katanya "iya iya, aku janji, kamu juga janji jangan telat minum obat" kata gw Dia senyum, ke gw, "sayang sin deh" kata dia, gw agak mendekat kedia, lalu kecupan hangat di pipi gw, sangat berasa, sungguh hangat "Jangan lupa janjinya ya" kata oca, matanya menatap mata gw, dia tersnyum, senyum yang gak akan pernah gw lupa. Malemnya pukul 11 lewat gw dapet telpon dari HP oca, "iya sayang, kenapa" kata gw, mata gw masih berat. "ini tante deni, kamu kesini ya" katanya, tangisan terdengar dari suara mama oca "oca kenapa tante" sontak gw langsung berdiri Dia gak bisa jawab, gw langsung matiin fotonya, gw langsung kasih tau emak, gw ajak emak ke rumah oca. Gw pacu motor gw kenceng, gw liat di depan rumah oca ada banyak mobil parkir. Gw masuk, didalem semua keluarga oca sudah kumpul, gw langsung kearah kamar oca, gw liat keluarga deketnya sudah ada disekeliling tempat tidur oca, gw hampiri sangat pelan, gw bisa liat muka oca, matanya terpejam sangat tenang, mulutnya agak sedikit terbuka, kulitnya pucat, emak langsung menghampiri mama oca, mereka berpelukan, gw langsung lemas, gw sudah disamping dia, gw pegang tangannya, gw masih belum percaya kalo oca sudah pergi. "ca, kamu bohong kan" bisik gw, airmata gw sudah mengalir deras "ca, jawab aku ca" kata gw papa oca coba tenangin gw, gw hiraukan, yang gw pengen cuma selalu ada disampingnya. Gw menangis sejadi jadinya. Emak juga coba nenangin gw, gw cuma bisa berlutut disamping oca. "yang kuat ya nak, ikhlaskan, biar oca bisa pergi dengan tenang" kata emak "kasian dia kalo kamu gak bisa lepasin" lanjut emak, jujur gw ngerti apa yang emak maksud tapi entah otak gw seperti gak sinkron sama tubuh gw, entah berapa lama gw nangis, malam itu gw gak tidur, gw hanya berlutut disamping dia. Sorenya oca dimakamin. Gw yang sambut dia didalem liang lahat, gw pengen didalem sini sama lo ca, gw gak mau lepasin lo. Airmata gw gak pernah berenti. Selamat jalan sayang, meski kamu sudah pergi, senyummu, tawamu akan selalu ada didalam hatiku. Selamat jalan Ma**** Va******* A.K.A Oca. semoga dirimu tenang disana. 5 Agustus 1986 - 20 April 2011.
0 notes
Text
Part 63
Hapir sekitar 2 bulan gw gak dpet kabar apapun tentang oca, gw sudh coba main kerumahnya tapi terkadang rumahnya gak ada orang. Saat itu gw bener bener bingung, sebenarnya ada masalah apa, lalu gw berinisiatif buat ngehubungi andi. "hallo ndi, pa kabar lo" kata gw "baik bro, lo gimana" tanya dia "gw lagi ada masalah ndi" kata gw "masalah apaan?" kata andi "nanti lah gw cerita, lo kapan balik ke palembang?" tanya gw "belum tau den, tapi kayaknya deket deket ini, kebetulan dari kantor dapet dinas ke palembang" kata andi , andi sudah kerja di Jakarta, diperusahaan pengembang yang cukup ternama. "nanti kalo lo di palembang kabari ya, bayak yang pengen gw ceritain" kata gw "sekarang aja kali den, gak papa kok gw gak sibuk" kata andi "nanti ajalah, pas ketemu aja lebih enak ngobrolnya" kata gw "oou yaudah, kalo lo maksa" kata andi "yaudah, gw balik kerja lagi ya, banyak kerjaan nih" kata gw "iya, salam buat emak" kata andi "sip" jaab gw, lalu koneksi terputus. Sekitar 2 minggu kemudian gw dapet sms dari andi, "bro, gw sudah dipalembang, ketemuan dimana" katanya "gw ke rumah lo aja, sore ini ge berangkat" bales gw "jangan bro, gw gak ngomong kalo balik, gw nginep di horison, lo kesini aja" kata andi "oke, nanti malem ya" bales gw. "sip" jawabnya Sorenya setelah pulang kerja, gw langsung kebut motor gw, perjalanan yang biasanya 2 jam lebih gak berasa, sesampainya disana gw langsung telpon andi "Bro, gw sudah di lobby, lo turun" kata gw "siap" jawabnya Gak terlalu lama gw nunggu dia sudah dateng. "gila lo nyet, dinas dipalembang aja pake acara gak balik ke rumah" kata gw "sayang den, sudah dipesenin ngapain disia siain" katanya "lo gak ngomong kalo balik" kata gw "gw ngomong sama mama tapi gw bilang langsung balik lagi ke jakarta gak nginep" kata andi "lo mau cerita apa" katanya "gw mau tau, lo masih kontak kontak oca nggak?" tanya gw "gw emang gk pernah kontak oca den, siska biasanya yang ngobrol sama dia" kata andi "emang kenapa" tanya andi "udah berbulan bulan gw gak ada kabar tentang dari oca" kata gw, lalu gw ceritain tentang kontak gw terakhir "aneh ya, biasanya dia paling seneng kalo dapat kabar tentang lo, apalagi kalo bisa ngomong sama lo" kata andi "itulah yang gw bingung ndi, sebenernya kenapa sama dia" kata gw "hmmm, kayaknya kita harus ketemu siska den, dia temen deket oca" kata andi "emang dia disini ndi" kata gw "kat alo dia kerja di Jakarta juga" lanjut gw "dia dipindahin ke cabang sini den" kata andi "lo udah ketemu dia" kata gw "belom, dia gak tau gw balik" kata andi "kenapa, lo lagi ribut" kata gw "ada masalah dikit lah, dia maksain buat buru buru nikah, jadi gw males kalo ketemu, pasti nanya itu itu lagi" kata andi "yaudah, kalian kan sama sama sudah wajib nikah, nikah sana" kata gw "gw masih belum siap den, secara materi sih cukup, tetapi secara mental gw masih belum siap" kata andi "ooo gitu, terus gimana kita mau ketemu siska kalo lo aja gak ngomong kalo balik" kata gw "tetang aja, gw bilang aja baru sampe tadi" jawab andi "sip kalo gitu, kapan kita berangkat" tanya gw "bentar gw telpon dia dulu ada nggak" kata andi Andi langsung nelpon oca, "sayang, kamu dirumah ya" kata andi "oke, aku main kerumah ya, sama deni" kata andi "gak papa, mau main aja" kata andi "oke sayang, dadah" tutup andi "yuk berangkat, dia ada dirumah" kata andi Gw langsung kebut motor gw, boncengan sama andi. Sekitar 20 menit kita sampe ke rumah siska Andi ketok rumahnya, pembantunya yang buka, gw sama andi nunggu diteras rumahnya, sekitar 5 menit siska keluar. "lama nunggunya" kata siska "gak kok, baru" jawab andi "kamu jahat, balik gak ngomong ngomong" kata siska "yang pentingkan aku datang, daripada gak datang" jawab andi, dasar pembohong pikir gw dalem ati "hai den, pak kabar" kata siska "baik sis, lo kerja disini ya" kata gw "iya, sudah 2 bulan ini, gw dipindahin di bank cabang sini" katanya "wah enak. bisa deket keluarga" kata gw "yah ada enaknya ada nggaknya, gak enaknya gw jauh dari andi" kata siska manja gw liat muka andi senyum penuh arti kearah gw "eh, katanya lo mau ngobrol sama gw den, kenapa" kata gw "pasti mau nanyain oca" kata siska seperti sudah bisa menebak kedatangan gw "kalo lo mau nanyain oca, sorry den, gw juga sudah lost kontak sama dia" kata siska "iya ca, gw mau tau dia kenapa, gw bener bener khawatir sis" kata gw "iya den, gw juga khawatir, terakhir kontak dia 3 bulan yang lalu den, setelah itu gw gak bisa hubungi dia lagi" kata siska "dia masih di ausi" kata gw "sepertinya" kata siska Lalu gw cerita sama siska tentang kontak gw terakhir sama oca, siska merhatiin dengan seksama. "jadi dia pernah janji sama lo kalo lo sdh siap buat lamar dia, dia bakal siap nerima lo den" tanya siska "iya ca, janji itu yang selalu kasih gw semangat buat kuliah" kata gw "Itu biar lo semangat den, biar lo gak sia siain hidup lo" kata siska, gw agak kaget denger perkataan siska, kok bisa dia nyimpulin seperti itu "lo kok bisa ngomong gitu sis, emang oca pernah ngomong gitu sama lo tentang gw" kata gw, siska kaget, seperti ada yang kelepasan ngomong "plis sis, klo lo tau dimana oca, kasih tau gw" kta gw "beneran den, gw cuma nebak nebak doang" katanya "plis sis, kita sudah lama temenan kan, lo tau gimana gw" kata gw, siska seperti merenung, cukup lama dia merenung "sayang, kalo kamu tau sesuatu kamu cerita sama deni, ayolah, kesian liat deni, dia jauh jauh dari tempat kerja buat kesini cuma buat nanya kabar oca doang" kata andi, "tapi lo yakin den, gak bakal tinggalin dia" kata siska "maksud lo apa sis, kenapa dengan oca" paksa gw "oca kenapa sis" gw sudah mulai gak sabar, gw bener bener panik saat itu. "oke oke, gw cerita, lo jangan marah sama gw dong, tapi lo janji lo gak akan tinggalin dia" kata siska "lo tau gw sis, gw gak pernah langgar janji" kata gw Siska narik nafas panjang, dia menatap keatas, matanya mulai berkejap, airmatanya netes, ngeliat ekspresi siska gw tau ada hal yang gak bagus terjadi sama oca. "Gini den, sebenernya oca sudah lama balik kesini" kata siska, gw kaget denger cerita itu, gw bener bener shock "tapi kok gw gak tau" cecer gw, "lo sabar dulu, biar gw selesai dulu" kata siska dengan mata berair, gw liat andi dia ngangguk sepertinya setuju sama perintah siska "lo inget terakhir kita ketemu, sebenernya setelah itu dia gak balik lagi ke ausi" kata siska "tapi gw nganter dia" kata gw "jangan disela dulu" bentak siska, gw langsung diem, segala pikiran gw macem macem "dia sakit den, pas di ausie, dia sudah diagnosis terkena kanker usus, tapi dia gak pernah cerita sama gw, cuma dia dan orang tuanya yang tau, awalnya cuma ada tumor kecil, dia selalu rutin periksa disana, lalu lambat laun tumornya berubah ganas, seharusnya dia masih disana buat perawatan, tapi waktu itu dia maksa buat balik, pas dia balik dia cerita semuanya sama gw, dia sudah tau umurnya gak bakal lama lagi, makanya dia sengaja balik biar dia bisa liat lo terus dusisa umurnya" cerita siska "Tapi kita gak pernah ketemu sis" jawab gw, gw beneer bener shock denger cerita siska "lo gak pernah tau den, dia selalu merhattin lo kok, hampir setiap malem dia ngeliatin lo kerja di restoran, biasanya dia dianter mamanya, kadang cuma nunggu diparkiran. "kenapa dia gak ngomong sama gw" kata gw, airmata gw sudah penuh "dia gak mau hancurin mimpi lo den" kata sisa "gw gak peduli sis, gw sayang dia, gw pengen disamping dia" kata gw. "itulah yang dia gak pengen den, kalo lo tau lo pasti bakal habisin waktu lo sama dia, lo gak bakal fokus kuliah, dia gak mau lo kayak gini terus" kata siska, gw lama menunduk, gw bener bener bingung "terakhir gw dapet kabar dari dia 3 bulan lalu, dicerita semua tentang kontak terakhir kalian, dia bener bener seneng liat lo sekarang den, dia merasa berguna bagi lo, dia bialng dia sudah ikhlas buat pergi" kata siska, gw nangis sejadi jadinya, mungkin baru malem itu andi liat gw nangis seperti ini. "gw sengaja minta pindah ke palembang sama atasan gw, biar gw beisa nemenin dia den" kata siska nangis "lalu dia bagaimana sekarang sis" kata gw pasrah "dia masih ada den, dia selalu dirumahnya, pas lo dateng kerumahnya dia ada dikamar, dia pesen ke mamanya buat bilang ke lo kalo dia belum balik, dia sengaja kasih alamat masangernya biar dia bisa natap muka lo" kata siska, akhirnya gw paham kenapa malam itu oca natap gw terus. Gw langsung berdiri, "mau kemana lo" tanya andi "gw harus kerumah oca ndi," kata gw "gw ikut" kata andi "gak usah, lo disini aja" jawab gw "gak den, kita ikut, naik mobil gw" kata siska Siska langsung ambil kunci mobilnya, kita langsung naik mobil siska, didalam mobil kita semua diam, pikiran gw bener bener kosong saat itu, seperti ada belati yang nancep di ulu hati gw, bener bener sakit, gw masih milih di gebukin oleh orang banyak daripada harus terima kenyataan ini, didalam mobil airmata gw gak pernah berenti. Sesampai di rumah oca, siska ketuk pintunya, gak lama mama oca keluar, "maaf tante saya harus ketemu oca" kata gw, mamanya kaget, belum sempat mamanya ngomong gw langsung naik keatas, gw sudah berdiri didepan kamar oca, tangan gw sangat berat buat putar handle pintu kamarnya, besi handle pintu terasa sangat dingin, gw putar perlahan gw buka pelan pelang pintunya, darisitu gw bisa liat perempuan yang selama ini gw cari sedang terpejam diatas tempat tidurnya, badannya sangat kurus, kulitnya sangat pucat, rambut lurus panjangnya terurai, ditangannya terpasang infus, gw liat disamping tempta tidurnya terdaoat tabung oksigen besar. Gw dektain dia, gw duduk diatas dengkul gw, agar gw bisa liat dia lebih jelas, hembusan nafasnya terasa pelan, gw usap rambutnya air mata gw kembali menetes, pelan matanya terbuka, dia natap mata gw "itu kamu say" katanya pelan, gw cuma bisa ngangguk, gw gak bisa ngomong liat keadaan dia saat ini. "kamu kok bisa disini" katnaya pelan, senyumnya masih terhias diwajahnya "kamu kok gak ngomong, aku pasti jelek ya" kata oca, gw geleng "kamu cantik sayang, kamu sangat cantik" kata gw, suara gw bergetar, dia tersenyum "kamu sama siapa kesini" kata oca, gw liat kearah pintu, disana ada mama oca, siska dan andi, gw liat mama oca dan siska saling rangkul "aku malu den" kata oca "gak perlu malu ca" jawab gw "kenapa kamu gak pernah cerita ca" tanya gw "aku gak mau kamu khawatir" katanya "kamu tau sudah berbulan bulan aku cari kamu" kata gw "iya, aku tau, kamu dibawah ketok ketok pintu" kata oca "klo gitu kenapa kamu gak ngomong ca" kata gw, oca terdiam cukup lama "aku takut kamu malah pergi say" katanya, matanya natap mata gw "jadi makanya lebih baik aku yang pergi" lanjutnya "kamu salah nilai aku kalo gitu ca" jawab gw "aku gak akan pergi ninggalin kamu" lanjut gw Airmata oca mengalir, dia tersenyum dan gak mampu bicara, cukup lama dia terdiam "maafin aku ya say" kata oca "kamu gak salah ca" kata gw Dia duduk bersandar disandaran tempat tidur, gw peluk dia, dia meluk gw begitu erat, cukup lama dia meluk gw seolah gak pernah mau dilepas, gw bisa dengar isakan tangisanya. Gw lepas pelukan gw, gw tatap matanya "kamu mau jadi istriku?" tiba tiba kalimat itu keluar dari mulut gw Oca terdiam, matanya kembali dipenuhi airmata, gw bisa didenger dibelakang mama oca sepertinya menangis, siska juga menangis. "tapi aku gak bisa jadi istri yang sempurna say" jawab oca dengan suara terisak "bagiku kamu sangat sempurna ca, aku gak perduli mau gimana keadaanmu, aku tetep sayang kamu" kata gw, oca tersenyum, sprei tempat tidurnya sudah basah oleh airmata nya. Dan dia anggukan kepalanya, tanda setuju. Gw langsung berbalik, gw menghampiri mama oca "tante, saya ingin jadiin oca istri, tante keberatan ?" tanya gw, dia terisak "terima kasih den, kamu memang anak baik" jawabnya, kemudian dia meluk gw. Malam itu gw habisin waktu bersama oca, gw duduk disamping dia, dia tertidur dalam senyuman.
0 notes
Text
Part 62
Setelah keputusan gw keterima gw langsung sampein ke emak, beliau seneng dengernya, dan sampai nangis. "mak, do'a emak terjawab" kata gw, dia cuma senyum "nanti besok kamu bantu emak cari kambing ya" kata emak "lho, kenapa mak" jawab gw "pas kamu tes, emak sempat buat nazar, dan alhamdulillah kamu keterima, jadi mak harus bayar" kata emak "emang duitnya ada mak" kata gw "udah, gak usah kamu pikirin" katanya, "iya mak, nanti deni cari" katanya Besoknya, setelah selesai cari kambing gw langsung ke restoran buat ngundurin diri, manager gw setuju, "saya selalu dukung den, gak mungkin kamu akan terus terusan disini" katanya "terima kasih pak, terima kasih atas kepercayaan bapak ke saya" kata gw "iya sama sama" katanya Sebelum gw kerja, perusahaan memberikan gw offering letter, yang mana isinya adalah hak hak yang akan gw terima begitu gw gabung nanti. Sumpah saya bener bener kaget begitu begitu baca penawaran dari mereka, sallary yang bakal gw terima bener bener gak pernah gw bayangin sebelumnya, bahkan gaji gw setahun direstoran masih bisa kalah dibanding dengan gaji disini sebulan, itu belum termasuk fasilitas fasilitas yang bakal gw terima. Mimpi apa gw bisa kayak gini, sumpah gw seneng banget, gw kasih tau emak, beliau juga sangat seneng, "alhamdulillah nak, yang penting kerjanya yang amanah ya, selalu bersyukur" pesen beliau Untuk posisi gw diperusahaan baru sebagai procurement atau biasa disebut bagian pengadaan, untuk bagian gw ada 3 orang satu timnya, 1 orang atasan dan 2 orang staff, gw salah satu staff nya dan yang satu lagi perempuan umurnya mungkin lebih tua sedikit dari gw. Hari pertama kerja gw hanya disuruh adaptasi dulu, sama diberikan beberapa overview tentang perusahaan gw. Gak berasa gw sudah kerja sekitar 3 Bulan, kesulitan yang gw bisa rasain adalah banyaknya tekanan dari warga lokal, yangmana gw selaku bagian pengadaan selalu menjadi bagian yang paling sering didatangi oleh warga lokal, mereka menuntut untuk dijadikan rekanan untuk pengadaan barang di perusahaan gw. Selain itu gak ada kesulitan apapun. Setelah beberapa lama, gw teringat janji gw ke oca, pesen oca yang selalu jadi motivasi gw untuk menjadi lebih baik. Malam itu gw sempat main ke rumah oca, sekedar silaturahmi sama keluarganya "eh deni" kata nyokap oca "iya tante, apa kabar" kata gw Setelah dipersilahkan masuk, gw ngobrol ngobrol sama nyokapnya, dia tanya tanya soal kerjaan gw, tentang nyokap gw tentang keseharian gw. "tante, kebetulan saya kesini, saya boleh tau kabar oca, terus terang seteluh dia pulang terakhir dia gak pernah ada kabar lagi" tanya gw, nyokap oca terdiam sebentar "dia masih sibu kuliah den" katanya "ooo, emangnya belum selesai tan, bukannya oca duluan kuliah daripada deni, kenapa masih belum selesai ya tan" kata gw "kuliah diluar emang beda den, gak kayak disini" kata nyokap oca "ooo, gitu, yaudah kalo gitu tante, deni bisa minta kontak oca gak" kata gw, lalu dia diaem sebentar "sebentar ya, tante liat dulu keatas" katanya, cukup lama beliau diatas "ini den, mungkin kamu bisa webcam sama oca via massanger saja, kalo telpon lebih mahal" kata nyokap oca "oo iya tan, makasih ya, saya langsung pamit kalo gitu tan" kata gw, lalu gw pulang. Besoknya gw langsung open chat sama oca di mess perusahaan gw, "buzz" ketik gw gw tunggu sekitar 10 menit akhirnya baru direspon "iya say" jawabnya "apa kabar ca" kata gw "baiiiiiik, aku sudah denger kabar dari mama tentang kamu, selamet yaaa" kata oca "ca, aku kangen, open cam yuk" ajak gw "hmmm, nanti ya, lagi gak pake baju" katanya "ngapain gak pake baju, pake gih biar bisa cam sama aku" jawab gw "lagi males say, gerah" katanya "ooo, yaudah" kata gw, sambil pasang emot sedih "kok sedih say" katanya "gak papa ca" jawab gw "idih ngambekan sekarang, yaudah bentar ya aku pake baju dulu" katanya, gak lama muka dia sudah tampil dilayar laptop gw, dan suaranya nyaring terdengar "sayaaaaaaaaaaaaaaang" teriak dia "biasa aja terianya" kata gw sok cool "ih kan gitu, udah ah matiin" katanya manyun "iya iya, maaf" kata gw sumpah, gw agak kaget liat oca, dia keliatan agak kurus, dan agak pucat "kamu sakit ca" kata gw "haaa, nggak ah" katanya lalu ngambil kaca dan ngaca "kamu agak kurus dan pucat ca" kata gw "ooo, cuma kurang tidur kayaknya say" kata oca "ooo, istirahat say, jangan terlalu dipaksain" kata gw "aku gak mau kalah sama kamu" katanya ketawa "tapi tetep jaga kesehatan ya" kata gw "iyaaa bawel" katanya "sip" jawab gw dia diam cukup lama, "kenapa diem ca" kata gw "diem dulu napa sih" katanya, lalu dia diem lagi, sekarang lebih lama "ada apa sih" gw mulai gak sabar, dia masih diem "aku lagi pengen liat muka kamu lama lama say" katanya, lalu kembali diem "kamu keliatan berubah ya say" kata oca tiba tiba "berubah gimana" kata gw "kamu keliatan lebih dewasa" kata oca tersenyum "kamu juga tambah cantik ca" kata gw "makasih say" kata oca "ca, kamu masih inget tantangan kamu sebelum pulang kemarin" tanya gw "hmmm, masih say" kata gw, tiba tiba nada bicaranya berubah "kenapa gitu responnya ca" tanya gw "gak papa say, aku cuma takut kamu nagih janji aku" katanya "kenapa takut, kan kamu bilang kapanpun aku siap kamu bersedia" kata gw "iya say, aku ngomong gitu biar kamu lebih semangat kuliahnya" kata oca "terus, kalau sekarang gimana ca" kata gw masih bingung "yaudah, kamu fokus kerja aja dulu, nanti kita pikirin lagi" katanya tersenyum "kamu gak ada masalah kan ca" kata gw "gak ada den" katanya "tapi kok kamu ngomong gitu" kata gw "gak papa den, aku cuma ngerasa masih belum siap den" katanya "hmmm, iya kalo gitu, aku gak bisa maksa" kata gw, sumpah saat itu gw bener bener down denger jawaban oca. "kamu gak sedih kan say, aku gak mau liat kamu sedih" katanya "iya ca" kata gw sambil tersenyum "pokoknya sampai kapanpun jangan pernah sedih ya say, tenang saja sampai kapanpun aku sayang kamu kok" kata oca tersenyum manis "aku juga sayang kamu ca, aku cuma agak kecewa, setelah aku sudah bisa mutusin buat milih malah respon kamu begitu" kata gw "terima kasih ya say sudah milih aku, aku gak akan lupa itu, tapi aku masih belum siap say" katanya "iya ca, aku akan tunggu, seperti kamu sudah nunggu aku" kata gw, sedih "jangan sedih say, aku nangis nih" katanya sambil netesin air mata "jangan nangis ca, kan aku sering bilang, aku gak bisa liat kamu nangis" kata gw, langsung ceria, dia hapus airmata dia. "maaf ya say, maafin aku" katanya "iya, tenang aja ca, aku tunggu ya" kata gw "yaudah, udah dulu ya, aku mau istirahat dulu, ngantuk say" katanya "iya, sehat sehat ya, jangan lupa istirahat" kata gw "iya say, aku cinta kamu" katanya "aku juga cinta kamu" kata gw, sebelum gw tutup, gw sempat liat oca masih nangis. Selang beberapa hari gw coba hubungi oca, tapi gak pernah di respon, hampir sebulan gw coba tapi tetep gak di respon. Sumaph saat itu gw bingung sama oca, ada apa dengan dia. Gw sudah coba ke rumahnya, tapi nyokapnya gak tau, setau dia oca masih sibuk kuliah biar cepet selesai. Gw selalu berdo'a semoga gak terjadi apa apa sama oca.
0 notes
Text
Part 61
Waktu wisuda tiba, acara wisuda dilakukan di aula kampus kita, kebetulan aula kampus kita cukup luas, semua anak didampingi oleh orang tuanya, gw juga didampingi emak gw, emak pake baju terbaik yang dia punya, sedangkan gw pake toga yang sudah dipersiapkan. Acara dilaksanakan jam 8 pagi, tapi kita sudah berangkat jam 6, karena jalan pasti macet, sesampai kita disana memang sudah ramai. Kursi untuk undangan dipisah dengan kursi mehasiswa, gw anter emak gw ketepat yang sudah disiapkan, dia duduk di kursi paling depan. Setelah nganter emak gw langsung ke tempat untuk mahasiswa jurusan gw, disana gw sudah liat sari dan beberapa anak jurusan gw. Dia ngeliat gw dan senyum, dia manggil gw biar duduk disebelah dia. "lo sama siapa kesini den" katanya pas gw sudah duduk disamping dia "emak, lo?" tanya gw "Mama sama papa, komplit" jawabnya sambil senyum "eh den, nanti untuk yang IPK nya paling tinggi orang tuanya dipanggil kedepan buat dikasih bunga sama pihak kampus, terus dapet duit juga" kata sari "ooo, yang pasti elo sar, lo paling pinter dikelas" kata gw, mukanya merah "do'ain ya den, kalo bener nanti gw traktir makan" katanya sambil senyum "siap" kata gw Gak lama acara dimulai, diawali oleh sambutan dari rektor sekitar 15 menit dan ditambah beberapa prosesi, dimulai lah acara utama, nama setiap mahasiswa dipanggil satu persatu, pertiap fakultas, satu persatu anak anak naik ke atas panggung sambil menerima ijasah, masuk ke giliran fakultas gw, gw dengar Nama gw dipanggil oleh Dekan gw, gw maju kedepan, gw sempat ngeliat kearah emak, gw liat emak seperti ngusap air matanya, setelah prosesi pemberian ijasah gw kembali ke kursi gw, "selamet ya den" kata sari gw tersenyum, gak lama nama sari dipanggil, sesuai prediksi dia lulus dengan pujian, orang tuanya langsung diminta maju kedepan, gw liat sari senyum dengan semangat, dia ngeliat kearah gw sambil mangacungkan jempolnya, gw bales dengan hal yang sama. Setelah semua prosesi selesai, gw langsung nyamperin emak, dia tersenyum liat gw "selamet ya nak" katanya sambil nyium pipi gw "iya mak, makasih sudah dukung deni selama ini" kata gw "cuma itu yang emak bisa kasih nak, do'a dan support" katanya, matanya masih berlinang. "emak kenapa nangis, jangan nangis dong" kata gw, mata wg juga sudah mulai berair "emak bangga sama kamu nak, cuma anak tukang sayur tapi bisa sarjana" katanya "bapak kalo masih ada pasti bangga sama kamu" lanjutnya "semua berkat do'a emak" kata gw, gw peluk emak, pelukan yang cukup lama, gw bisa denger tangisan pelan emak yang membuat gw juga gak bisa nahan air mata gw. "yaudah mak, kita pulang, nanti Tari nungguin" kata gw, emak senyum dan manggut, sepanjang jalan gw gandeng tangan emak sampai dipintu depan sari manggil gw, "mau kemana den" katanya dari jauh "pulang" teriak gw, dia lari menghampiri gw "mak, ini sari, dia yang sering bantuin deni" kata gw ke emak ngenalin sari, sari cium tangan emak "saya sari tante" kata sari senyum "ooh kamu toh yang namanya sari, makasih ya sudah bantuin deni, dia anaknya emang pemales" kata emak sambil ketawa "gak juga kok tante, malah seringan deni bantuin sari" katanya tersenyum "yaudah, kita pulang dulu ya sar, adek gw nungguin dirumah" kata gw "ooo, oke kalo gitu, sampai ketemu lagi ya" kata sari, gw bales senyum dia Kita langsung pulang kerumah, adek gw yang SMP sudah nungguin dirumah, "yeyeyeeee, kakak sudah sarjana" teriak dia, "selamet ya kak" kata Tari "biasa aja kali tar, jangan heboh" katt gw "biarin" katanya nyengir Sorenya gw langsung pergi kerja, beberapa temen kasih selamet ke gw, Sekitar pukul setengah delapan malem, kebetulan restoran gak terlalu rame sari datang sama keluarganya "hai den"katanya sambil senyum "hai sar, om, tante" kata gw sambil senyum ke keluarga sari"mau makna malem?" lanjut gw "iya den, papa mau ngerayain kelulusan gw" katanya "ooo, yaudah yuk gw cariin tempat yang paling bagus" kata gw, lalu keluarga sari ngikutin gw Setelah gw minta salah satu waiter buat catet pesenannya dan mereka sudah pesen papa sari manggil gw, gw duduk disampingnya "den, rencana kamu setelah ini mau kemana?" tanya nya "belom tau om, baru mau cari cari" katanya "ooo, kamu kerja sama om saja ya" katanya "terima kasih sebelumnya om, tapi maaf om, saya mau coba cari cari dulu, itung itung belajar om" kata gw "ooo gitu, yakin nih" katanya "insha allah yakin om" jawab gw "yaudah, kalo kamu kesulitan tinggal datang ke kantor ya" katanya "iya om, pasti" kata gw "yaudah, kamu ikut makan ya" katanya "maaf om, kami dilarang ikut makan bareng tamu" kata gw "oooo, yaudah kalo gitu kita makan dulu ya" katanya "iya om, saya permisi dulu" kata gw, dia tersenyum ke gw Jujur tawaran papa sari bener bener menggiurkan, tapi gw gak enak, mereka sudah terlalu banyak bantu gw, gw gak mau terlalu banyak utang budi sama orang. Hampir sebulan setelah kelulusan, gw masih coba masukin lamaran ke beberapa perusahaan, semua job fair sudah gw datengin dan beberapa sudah manggil gw untuk ikut test,paling banyak dari perusahaan leasing kendaraan bermotor, dan bebereapa dari perusahaan farmasi setelah ikuti tahap test sampai dengan tahap interview gw agak keberatan dengan syarat yang mereka minta, dimana ijasah bakal ditahan selama gw kerja, aturan yang menurut gw agak memberatkan karena gw gak bakal bisa kemana mana kalo ijasah ditahan. Keuntungan kerja direstoran, gw banyak dapet kenalan baru, diantaranya orang yang kerja di BUMN maupun Swasta, ada beberapa yang ngasih gw informasi untuk rekrutmen diperusahaan mereka, gw coba ikuti gw tertarik untuk apply diperusahaan Migas, karena menurut mereka disitulah yang penghasilannya paling tinggi. Setelah sekitar 2 minggu gw apply via online disalah satu perusahaan migas asing yang berada di provinsi sumatera selatan, akhirnya gw dapet balesan untuk mengikuti test Akademik di kantor mereka yang lokasinya lumayan jauh dari Palembang, sekitar 3 jam perjalanan. Karena bakal makan waktu gw putusin ambil cuti sehari, gw berangkat subuh dari palembang, sampai disana hampir jam 8 Pagi, ternyata peminatnya banyak juga, hampir ratusan orang untuk posisi macem macem. Gw agak pesimis lihat orang sebanyak ini. dengan tekad coba coba gw lanjutin testnya, ternyata test tertulisnya gak begitu sulit, sekitar jam 11 siang testnya selesai, ternyata hasilnya bisa langsung keluar sekitar 2 jam setelah test. Gw makan siang dulu, sekitar jam setengah 2 hasilnya keluar dan dikirimkan via email, karena HP ge cuma hendphone jadu terpaksa gw cari warnet sekedar buat buka email, warnet jauh banget, hampis sekitar 3km baru ketemu. Gw buka email gw, ada satu pesan masuk, gw buka alhamdulillah gw masuk ketahap berikutnya, yaitu tahap interview user yang akan dilakukan seminggu setelah ini, dengan perasaan seneng gw balik ke Palembang. Gak berasa sudah seminggu, gw lanjut ke tahap interview,awalnya gw agak gugup jujur karena gw belum ada pengalaman sama sekali untuk bidang ini, interview sudah selesai, gw bener bener pesimis, gw gak yakin bakal diterima, saingan gw rata rata berpengalaman. Hasilnya baru keluar 3 hari lagi. Gw balik ke Palembang, karena sudah pesimis bakal gagal gw gak pernah buka email lagi sampai seminggu setelah itu gw dapet telpon "selamat siang, dengan bapak deni" kata suara diujung "iya siang, dengan saya sendiri" kata gw "maaf pak kami dari ************* Sumsel, ingin konfirmasi" katanya "iya Buk, ada apa ya" kata gw kaget tiba tiba ditelepon "kami 3 hari yang lali mengirimkan email kepada Bapak terkait hasil interview bapak, dimana bapak dinyatakan lulus untuk masuk ketahap berikutnya, kami sekedar ingin konfirmasi apakah bapak menerima email tersebut" katanya, sumpah gw shocu gw gak nyangka bakal lulus "maaf bu, saya belum baca" kata gw "oke pak kalau begitu, apakah bapak berminat untuk lanjut tahap berikutnya" tanyanya "iya Bu, saya berminat" kata gw "baik pak kalau bapak berminat, untuk tahap selanjutnya adalah interview dengan dewan direksi di kantor pusat Jakarta seminggu lagi" katanya, sumpah gw gak tau bisa atau nggak, duit darimana mau beli tiket "oooh, interviewnya gak bisa disini saja bu" jawab gw "tidak bisa pak, tapi tenang saja pak untuk tiket dan penginapan bapak akan ditanggung oleh perusahaan" katanya, sontak gw seneng banget, bener apa kata orang orang, perusahaan ini memang berkelas pikir gw dalem hati "ooo, baik bu kalau begitu saya setuju" kata gw "baik kalau begitu pak, untuk tiket pesawat, penginapan dan penjemputan akan kami informasikan via email bapak" katanya "iya bu terima kasih banyak" kata gw, mimpi apa gw bisa lanjut padahal gw bener bener gk ada harapan. Seminggu setelah itu, setelah izin sama emak, dan minta izin sama manager gw (untung manager gw baik) gw berangkat, sampai dijakarta gw dijemput dan langsung dianter ke kantor pusat yang terletak disalah satu gedung di daerah sudirman, setelah sampai gw langsung disuruh tunggu, gak lama gw ketemu dengan HR nya, "siang pak, saya nani yang kemaren telpon bapak" katanya, nani lebih tua mungkin 3 tahun dari gw, wajahnya putih, dan nada bicaranya logat sunda. "oh iya buk, saya deni" kata gw sambil berjabat tangan, "kita langsung saja ya pak, kita ke ruangan sana" katanya sambil nganter gw ke ruangan tersebut gw masuk, gak lama sekitar 3 orang masuk, 1 orang indonesia dan 2 orang bule, buset, mau ngomong apa gw, bahasa inggris belepotan pikir gw. Sesi tanya jawabpun berlangsung, mereka tidak terlalu bertanya perihal teknis, paling beberapa perihal kehidupan pribadi, menurut gw lancar lancar saja gak ada halanga, sekitar setengah jam interview gw diizinin keluar. Gw nunggu sebentar dan akhirnya Nani keluar lagi. "maaf pak, untuk hasil interviewnya akan kami informasikan kembali, sekarang pak deni sudah bisa pulang ke hotel, besok pagi akan dijemput kembali dan langsung diantarkan ke bandara" katanya Alhamdulillah untuk tahap selanjutnya berjalan lancar, test terakhir adalah test kesehatan hampir seharian gw dirumah sakit, gak tau berapa kali darah gw diambil, yangpenting berhasil pikir gw. Setelah itu sekitar 1 Minggu gw dinyatakan lulus, dan gw ditanya kapan siap untuk bergabung, setelah diskusi dengan emak dan manaer gw, gw baru bisa gabung 2 minggu lagi.
0 notes
Text
Part 60
Perputaran waktu memang gak berasa, perasaan dulu gw masih duduk dibangku SMA, sekarang gw sudah mau lulus kuliah, adek adek gw juga sudah tumbuh menjadi gadis gadi yang cantik adek gw yang nomor 2 Indah sekarang sudah masuk kuliah semester awal disalah satu unviversitas di Palembang, sedangka adek gw Yang kecil Tari sekarang duduk di kelas 3 SMP, alhamdulillah adek2 gw termasuk anak yang rajin dan pinter, jadi selama sekolah emak gak perlu keluar uang banyak untuk bayar iuran sekolah, paling sekedar beli seragam, adek adek gw juga termasuk anak yang prihatin, mereka gak pernah maksain emak buat minta yang macem macem, gw bersyukur punya adek adek seperti mereka. Karena kesibukan gw, gw jarang ngobrol sama mereka, paling ketemu pas pagi sebelum mereka pergi sekolah, atau pada saat gw libur kerja. Terus terang Indah sudah jadi gadis yang cantik, gw berpikir pasti banyak cowok yang suka sama dia, tapi entah kenapa dia gak pernah cerita soal itu, pernah satu hari gw tanya ke dia "dek, kamu gak punya pacar?" tanya gw ke dia pada saat dia lagi belajar "ngapain kak, males repot" katanya, matanya tetep kearah buku yang dia baca "tapi ada gak yang suka sama kamu" tanya gw lagi "gak tau, Indah gak pernah tanggepin kak" katanya, "ooo, terus kamu gak ada suka sama cowok?" kata gw "belum ketemu yang kayak kakak" katanya sambil ketawa "yee, jangan mau kalo yang kayak kakak, kere" kata gw ketawa "harta bisa dicari kak" katanya, gw diem denger jawaban adek gw "kuliah kamu gimana?" tanya gw "masih aman kak, baru semester 1, jadi masih banyak perkenalan doang, kakak gimana skripsinya" katanya "masih lancar juga, kakak banyak dibantu temen dah" kata gw "ooo, eh kak, indah sudah lama gak denger kabar kak oliv, dia kabarnya gimana ya?" kata indah "gak tau ndah, kk juga sudah lama lost contact" jawab gw "ooo, padahal indah suka lo sama kak oliv, baik, cantik, ramah" katanya sambil ketawa "ooo, kalo dibandingin sama kak oca"kata gw "yah sama aja kak, cuma kan adek kenalnya sama kak oliv dulu jadi lebih seneng sama kak oliv" katanya Malam itu, kita ngobrol ngobrol tentang kehidapan dia, tentang kuliah dia, tentang keseharian dia, selaku cowok satu satunya dirumah ini gw menjadi sedikit lebih protect sama adek adek gw. Syukurnya adek adek gw juga bisa mengerti keadaan kami, mereka gak pernah boleh pulang ke rumah lebih dari Jam 5 Sore, kalau malem wajib ada di rumah. Suatu hari gw sengaja jemput dia dari kampusnya, gw sih sekedar pengen tau saja gimana dia dikampus, gw sengaja gak kasih tau dia kalo gw mau jemput, setelah tanya tanya dimana fakultas dia akhirnya ketemu, gw masuk kedalam, disana ada tempat duduk batu keadaan kampusnya masih sepi, semua mahasiswanya masih didalam kelas, karena kelas belum bubar, sekitar 15 menit gw tunggu dia akhirnya kelas selesai, kerumunan anak anak mulai keluar satu persatu dari kelas jujur dikampus ini ceweknya cantik cantik beda sama kampus gw, bisa cuci mata nih pikir gw dalem hati. Setelah celingak celinguk mencari adek gw, akhirnya ketemu, gw liat dia lagi jalan sendirian kearah pintu keluar, gw langsung kejer dia "hei mau kemana" kata gw dari belakang dia "eh, kamu kak, ngapain disini ngagetin tau" katanya senyum "gak papa dek, cuma pengen jemput kamu doang, sekalian mau liat kampus kamu" jawab gw "cieee tumben tumben, biasanya juga gak pernah pernah" katanya "sekali sekali, itung itung cuci mata, ceweknya cantik cantik ya" kata gw "yeee, bialng aja mau nyari cewek" katanya "hehee, sekalian dek, kamu sudah makan?" tanya gw "belum kak, mau ngajak makan ya?" katanya, "iya, yuk mana kantinya, kk juga laper banget" kata gw Indah ngajak gw ke kantin kampusnya, kantinnya lumayan besar, ada beberapa pilihan makanan, gw lagi pengen makan gado gado, kalo adek gw pengen nyobain martabak telor nya, setelah pesen kita duduk disalah satu meja panjang, gabung sama yang lain. "kampus kamu enak ya ndah" kata gw "iyalah, makanya banyak yang pengen masuk sini" katanya, gw cuma senyum senyum, kita lagi asik ngobrol tiba tiba ada cowok yang deketin kita "eh ndah, lo kalo gw ajak makan gak pernah mau, sekarang lo malah makan sama cowok lain" katanya tiba tiba duduk disamping adek gw "eh elo jon, gw lgi pengen makan disini aja" jawab adek gw santai "terus siapa nih" tanya nya ke adek gw "cowok gw" jawab adek gw, gw senyum aja liat tingkah adek gw "serius lo, perasaan lo gak punya cowok deh" katanya "itu kan cuma perasaan lo doang jon" kata adek gw "kenalin nih cowok gw, deni" kata adek gw "gw deni, cowoknya indah" kata gw "jhoni" katanya, mukanya agak gak suka liat gw "yaudah kalo gitu, sorry ganggu" katanya lalu pergi "lo ada ada aja ndah" kata gw sambil ketawa "habisnya indah males sama dia kak, anaknya belagu" kata indah "ooo, dia suka tuh sama kamu" kata gw "tau lah, makanya tadi indah ngomong kk cowok indah, biar dia gak terlalu berharap lagi" kata indah "oooh gitu ya" kata gw "yaudah buruan habisin, terus pulang sudah siang, kesian emak" kata gw dia langsung makan lebih cepet dan akhirnya selesai. Pas kita lagi jalan diparkiran, gw liat si jhoni ngeliat kearah gw, mukanya bener bener gak suka liat gw, gw sih pura pura gak tau aja, "eh kak, tunggu diparkiran bentar ya, indah ada yang ketinggalan dikelas tadi" katanya gw manggut, lalu gw langsung keparkiran, Lagi asik nunggu diparkiran jhoni nyamperin gw "eh lo anak mana, berani beraninya deketin indah" katanya "kenapa nanya gw anak mana? mau dateng kerumah gw?" kata gw "sialan lo, lo belom tau siapa gw" kata nya "gak gak perlu tau siapa lo, males, lo kita gw homo harus tau siapa lo" jawab gw "ngelunjak lo ya" katanya tiba tiba dia coba mukul gw, gw masih bisa ngelak, "weeiit mau main kasar boss" kata gw, dia masih coba mukul gw gw masih bisa ngelak, gak lama adek gw dateng "jhoni, apa apaan lo" teriaknya Jhoni kaget ngeliat indah, "cowok lo nyebelin" katanya Lalu dia langsung pergi, "awas lo kalo berani berani lagi" teriak adek gw gw cuma ketawa aja, "kk gak papa" katanya "nggak, kena juga nggak, cupu tuh anak" kata gw, adek gw juga ketawa, sepanjang perjalanan pulang adek gw cerita tentang jhoni, ternyata mereka sudah kenal dari SMA, tapi adek gw gak pernah kasih respon. "kayaknya dia bener bener suka sama kamu ndah" kata gw "tapi anaknya nyebelin kak, males, ngomongnya juga tinggi, indah males" katanya "tampangnya sih lumayan ndah" kata gw "gak butuh tampang kak" katanya smbil cemberut. Ternyata adek gw ada yang suka juga pikir gw, dan sepertinya si jhoni anak baik baik, cuma tingkahnya aja yang tengil. Dari situ gw lebih tau gimana keseharian adek gw, gw gak perlu terlalu khawatir sama mereka, mereka masih bisa jaga diri mereka masing masing. Kembali ke kehidupan gw, gw sudah mulai masuk masa sidang skripsi, skripsi gw gak terlalu banyak masalah paling ada beberapa revisi sedikit gak sampai dicoret coret dosen, semua berkat sari yang selalu bantuin gw, dan tibalah waktu sidang, semua anak yang sidang hari itu mukanya pada pucet, perutnya banyakan sakit, mungkin tegang, hal ii juga berlaku bagi sari beberapa kali mulutnya komat kamit, seperti lagi ngehapal sesuatu. "santai aja sar, lo pasti bisa kok, kan lo ngerjain sendiri skripsinya, selagi lo kerjain pasti lo bisa kok" kata gw, dia cuma bengong, seperti kurang konsentrasi. Setelah tunggu beberapa lama akhirnya msuk giliran gw untuk sidang, "sukses ya den" kata sari nyemangatin gw, gw cuma senyum Hampir setengah jam gw didalem, akhirnya selsai juga, pertanyaan dari dosen dosen juga gak terlalu susah, semua bisa gw jawab. Gak lama giliran sari yang masuk, "santai aja sar, lo pasti bisa" kata gw, dia masih tegang "sama seperti gw, sekitar setengah jam dia keluar, mukanya agak lebih tenang, "gimana sar, aman" kata gw "gak tau den, yang penting sudah selesai, beberapa pertanyaan gw agak bingung jawabnya" kata sari "yaudah santai aja, sekarang makana, gw laper" ajak gw ke sari, dia nurut aja Siang itu kita makan dengan lahap, mungkin bawaan lapar karena tegang tadi. "sar, kalo ini kulia selesai lo mau kerja dimana" kata gw "kurang tau den, yang pentung lulus dulu aja, paling kalo mentok gw kerja sama papa aja" katanya "lo enak sar, lah gw masih harus cari cari" kata gw "lo masukin aja lamaran ke tampat papa, nanti gw bilang ke dia" kata sari "gak usah sar, gw mau nyoba sendiri dulu, kalo mentok baru gw cari lo" kata gw "ooo, yaudah, pokoknya klo perlu apa apa lo cari gw" kata sari. Seminggu dari situ, hasil sidang kita keluar, alhamdulillah kita semua lulus, gw sama sari sama sam dapet A, dia seneng banget hari itu,ceria. "tinggal tunggu wisuda, habis itu selesai, gw capek belajar terus" katanya "iya ya sar, gak berasa sudah lama juga kita kuliah" kata gw, lo enak sar, habis ini bisa langsung kerja sama bokap lo, la gw nasibnya masih belum jelas, masih harus lempar lempar lamaran lagi, gak mungkin gw bakal selamanay direstoran pikir gw didalem hati.
0 notes
Text
Part 59
jujur setelah kepergian Fitri gw kehilangan dia, biasanya se monoton apapun hidup gw masih ada yang suka nemenin gw, minimal nemenin gw ribut kalo lagi istirahat, sekarang sepi, gw kebanyakan ngabisin waktu ditempat gw. Ruangan gw gak terlalu besar, ukuran 3x2meter, dipojokan ada loker setinggi gw lebih dikit, ada komputer diatas meja, dan ada sati matras tidur, lumayan buat tidur kalo lagi nunggu buka. Unutk posisi yang saat ini gw gak terlalu kerja capek lagi, gw tinggal ngawasin kerjaan anak anak, nyusun schedule mereka, sama menerima reservasi dari tamu untuk event event gede. Yangmana tamunya juga gak sembarangan, kebanyak dari perusahaan BUMN ataupun swasta yang sudah ternama adajuga dari instansi pemerintah. Pantesan Fitri punya banyak koneksi, yang bikin dia gampang cari kerjaan. Untuk kuliah gw juga relatif lebih ringan, karena beberapa mata kuliah semester ini sudah gw ambil pada semester sebelumnya, jadi gw tinggal ambil sisanya. Dikampus gw masih sering ketemu sari, karena jujur gw dikampus jarang ngobrol sama yang lain, kalo ada perlu mereka yang suka nyamperin gw, atau kalau gw ada perlu gw yang nyamperin mereka. Otomatis temen gw cuma sari dikampus, "Den, lo gak ada kelas ya habis ini" kata sari, setelah sekian lama gw paksa akhirnya dia baru mau manggil nama gw, gw gk mau keliatan tua banget. "iya sar, kenapa" kata gw, setelah kelas selesai siang itu "ooo, gak. mau ngajak makan siang doang" kata sari "ok, gw juga laper sar, tadi pagi gak sarapan" kata gw "lo mau makan den" tanya sari "terserah, gw ikut aja yang penting kenyang, laper banget sar" kata gw Dia ngajak gw makan di rumah makan padang, "kalo disini pasti kenyang ya" kata sari sambil ketawa "pasti la, bebas nambah kan" kata gw "iya" kata sari Gw makan dengan lahap banget, pake nambah "makan nya pelan pelan den, kayak udah lama gak makan aja lo" kata sari "gw laper banget sar, thanks ya sudah nraktir" kata gw dengan mulut masih penuh nasi, dia cuma senyum aja "huuuh,, kenyang banget gw sar" kata gw setelah selesai makan, "lo kalo makan kayak anak kecil den," katanya "gw kalo laper suka kalap," kata gw ketawa "eh den, lo sudah ada rencana skripsi mau ngambil bahannya dimana?" kata sari "belom kepikiran sar" kata gw "pikirin dari sekarang den, semester depan kita sudah mulai nyusun" katanya "hmmm, iya ya, klo lo dimana" tanya gw "kalo gw dikantor papa den, biar gampang pas minta bahannya" katanya "weih, enak lo sar, la gw belom ada planning" kata gw "lo ikut gw aja, dikantor papa, kan yang penting judulnya beda" kata sari "saran bagus tuh, boleh kalo papa lo gak keberatan" katanya "iya, nanti gw ngomong sama papa, dia pasti gak keberatan" kata sari "thanks ya" kata gw, dia senyum ke gw Setelah itu kita kembali ke kampus. Sejalannya waktu hubungan gw sama sari makin deket, gw tambah sering ketemu sama dia, cuma sekedar bahas masalah nanti skripsi kita, atau sekedar cari cari jurnal yang bakal kita jadi referensi buat judul skripsi kita nanti "lebih baik kita cari sekarang, nanti pas kita ajukan judul dosennya bisa pilih mana yang bagus" katanya ke gw, gw setuju aja, toh dia sudah bantuin gw. Masuk semester 7, saat dimana tingkat stress meningkat dan emosi sedang labil labilnya semester dimana kita bakal habisin waktu cuma sekedar buat nyari nyari dosen. "den, besok lo bisa ke kantor papa, nanti gw tunggu disana" kata sari, setelah kita dapet surat referensi dari kampus ke perusahaan yang bakal kita tuju nanti. "oke, siang sebelum makan siang aja ya" kata gw, sari senyum aja.yang artinya setuju. Besoknya gw langsung kekantor papa sari, kantornya lumayan besar ada 2 lantai, lantai 1 untuk lever staff, sedangkan lantai 2 untuk lever manager dan ruangan meeting. ternyata papa nya punya usaha dibidang kontruksi bangunan, jadi ruangan kantornya bagus, penempatan ruangan sangat efektif, tidak ada space ruangan yang sia sia. Sari nunggu gw dibawah, dilobi kantor. "hai den, jaih gak" kata sari "gak terlalu sar" jawab gw "yuk, langsung ke ruangan papa aja, kebetulan dia lagi gak ada kerjaan" kata sari, gw manggut, lalu kita langsung keatas. sari langsung masuk ke ruangan papa nya, ruangannya cukup gede, disana ada foto keluarga mereka, gede tertempel didalam ruangan. "pa, ini deni yang waktu itu sari pernah cerita" kata sari, papa sari berdiri, gw langsung menjabat tangannya "saya deni pak" kata gw "ooh ini toh yang namanya deni, sari banyak cerita tentang kamu, terus jangan panggil Bapak, panggil om saja" katanya "iya om, maaf" kata gw "duduk den" katanya nyuruh gw duduk, gw langsung duduk sari duduk disamping gw "sari sudah cerita, katanya kalian mau ambil bahan skripsi disini ya?" tanya nya "iya om, rencananya begitu" kata gw "memang kalian sudah siap apa yang akan kalian teliti nanti" katanya "kebetulan sudah om, sari sudah jauh jauh hari ngajak nyiapin, jadi nanti gak repot lagi" kata gw "ooo, bagus kalo gitu, kalian boleh ambil bahan seperlu kalian, kalo ada kesulitan bisa langsung tanya ke bagian HRD, mereka akan bantu" katanya "iya om, makasih banyak sebelumnya" kata gw, dia cuma ngangguk "kamu juga sar, skripsi yang serius, jangan main terus" katanya kepada sari "yeee papa, emang kapan sari gak serius, buktinya jaa sari cepet skripsi nya" katanya manja, papanya cuma ketawa "yaudah kamu kebawah sana, temuin mbak yanti, dia orang HR, bilang aja mau skripsi disini" katanya "iya om, terima kasih banyak sekali lagi" kata gw, dan kita langsung kebawah, gak susah nyari mbak yanti, orangnya gendut, mukanya bulet Setelah dapet sedikit arahan dari dia, fitri ngajakin makan siang lagi. "gw gak enak nih fit, lo nraktir mulu" kata gw, "gak papa, lagian gak seberapa juga" kata sari Selepas makan wg langsung bali ke tempat kerja, sari balik lagi kekampus. Selama skripsi sari banyak banget bantu gw, katanya dia ngerti kesibukan gw jadi dia bakal semampunya bantu, kadang gw merasa gak enak sama dia, "sar, lo baik banget sama gw, entah gimana gw bisa bales" kata gw, disela sela waktu bimbingan kita "santai aja den, apa yang lo rasa sulit tinggal ngomong, kalau gw bisa pasti gw bantu" katanya, jarang jarang gw dibantuin cewek. "tapi lo gak keberatan kan" kata gw "nggak lah, kalo keberatan gw gak bakal bantuin lo" katanya, gw cuma nyengir "den, lo kapan libur" katanya "lusa, kenapa?" tanya gw "ooh nggak, gw pusing, pengen refreshing, mau nemenin gw gak" katanya "siap, mau kemana" tanya gw, itung itung bales budi "nonton aja yuk, gw suadh lama gak nonton" katanya "oke, tapi gw yang bayar ya, gw udah gajian, lagian masa lo terus yang nraktir" kata gw, dia setuju. Lusanya sesuai janji gw kita ketemuan di salah satu mall di palembang (ahirnya palembang ada mall), ternyata dia sudah datang duluan. "sorry, lo kelamaan nunggu gw ya" tanya gw "nggak kok, gw nya aja yang telalu cepet datengnya" kata sari "hehehe, mau nonton apaan?" tanya gw "nanti liat aja diatas" kata sari Lalu kita naik ke lantai paling atas, setelah pilih pilih film, akhirnya sari milih satu film, setelah beli tiket, kita tunggu studio buka, sari maksain buat dia yang beli makanan, gak lama kita masuk, sepanjang film sari fokus banget, gw yang gagal fokus, mata gw cuma merhatiin dia, ternyata dia bener bener sudah tumbuh dewasa, sari yang dulu gw kenal masih anak waktu SMA sekarang sudah jadi gadis yang cantik. Setelah film berakhir sari maksain gw untuk foto, waktu itu fotobox lagi bener bener booming, setelah dipaksa berkali kali akhirnya gw mau, sumpah gw jarang banget foto, setelah itu dia seneng banget, "lo seneng banget sar" kata gw "iyalah, gw seneng hari ini den" katanya "bagus deh" kata gw Kita duduk disalah satu ayunan yang disedian di mall. "sar, lo kok belum punya cowok sih" kata gw "belum dapet yang cocok" katanya "oooo, kirain lo gak suka cowok" kata gw "sialan lo, gw normal kali den" katanya "makanya pacaran" kata gw "yeee, pacaran itu gak bisa dipaksa, harus ada yang pas baru enak jalaninnya" kata sari "ooo, iya ya" kata gw "terus lo sendiri gimana, masih pegang prinsip yang sama" tanya dia "iya sar" kata gw "susah kalo gitu, lo ak bakal nikmatin rasanya pacaran" kata sari "gak perlu pacaran untuk disayangin orang sar, gw gak butuh pacar, gw butuh orang yang sayang gw, udah cukup, pacaran itu cuma status doang" kata gw "ooo gitu, tapi kan dengan status artinya lo secara gak langsung ingin orang yang lo sayangi gak diambil orang" katanya "emang dengan pacaran itu bakal ngindarin orang dari selingkuh? nggak kan" kata gw "bener juga ya, jadi menurut lo enaknya gimana" kata sari "yah enakan gini, single tapi banyak yang sayang" kata gw sambil ketawa "iss narsis lo den" katanya ketawa "lo msih suka kontak sama oca dan oliv den" katanya "kalo oca pernah ketemu waktu itu, pas dia balik kesini. Terus kalo oliv lost contact, terkahir waktu gw ke jogja sempat ketemu sebentar" kata gw "ooo, lo masih belum bisa mutusin" katanya "entahlah sar, kayaknya gw harus mulai lupain semuanya, jujur gw pesimis mereka inget gw, dulu kan kita masih SMA belum bisa melek, belum tau kalo diluar masih banyak yang lebih baik kalau ibarat pepatah bagai katak dalam tempurung, waktu itu oca masih sempat bilang kalau dia masih nunggu gw, tapi gw gak tau sampai kapan dia bakal nunggu gw, gw malu sar. gw malah pengen ngomong ke mereka untuk lupain gw" kata gw "ooo gitu, lo kok berubah den" kata sari "berubah gimana?" kata gw "lo gak kayak deni yang dulu gw kenal, deni yang dulu gw kenal gak gampang pesimis, deni yang dulu gw kenal selalu optimis, berani, bukan yang kayak gini cengeng" katanya, gw kaget denger ucapan dia, tapi mau gimana lagi, memang kenyataanya demikian, gw perlahan sudah mulai ngelupain mereka, semakin banyak orang yang gw sayangi semuanya pergi satu persatu. Banyak temen yang bilang gw beruntung karena banyak yang suka, tapi manurut gw malah sebaliknya, gw gak butuh banyak orang yang suka, yang gw butuh seseorang yang akan selalu ada disamping gw, nemenin gw, seseorang yang selalu menjadi tempat gw berkeluh kesah.
0 notes
Text
Part 58
Hampir sebulan lebih Fitri wisuda, dia terlihat sibuk sebar lamaran kemana - mana. "lo emang yakin mau pindah darisini" tanya gw disela sela jam istirahat kerja "iyalah den, gak mungkin gw dekem disini aja, gak bakal ada perubahan" kata fitri "emang lo mau kemana" kata gw "yah kemana aja, yang mana dapet dulu" tanya gw "udah ada yang dapet?" kata gw "ada sih, cuma jauh, gw masih mikir mikir" katanya "ooo kemana?" tanya gw "Bali" jawabnya singkat "wuiih enak tuh, bisa kerja sambil liburan lo disana" kata gw "emang kerja apaan" lanjut gw "di hotel, kebetulan ada tamu kita disini yang punya koneksi kesana, waktu itu dia sempat nawarin gw, mereka butuh PR, dia bilang kalo gw siap kapan aja bisa berangkat" kata fitri "enak tuh, ambil aja" kata gw "nantilah, gw mau yang deket deket dulu, kalo bisa gk keluar dari palembang" kata fitri "wah, kalau gw udah gw embat tuh" kata gw, dia diem saja "terus rencana lo buat restoran gimana?" tanya gw "yah gw harus cari modal dulu den, gw males nanggung nanggung, jadi langsung gede sekalian" kata fitri "oooo, lo enak sudah ada tujuan fit, gw masih burem sama sekali" kata gw "santai aja den, rejeki sudah ada yang atur" kata fitri, sampai dengan satu bulan berikutnya fitri nyamperin gw, "Den, gw mau ngomong cerita bisa" kata fitri "ngomong aja, biasanya juga lo tanpa izin sudah nyerocos fit" kata gw "gw kayaknya harus ambil tawaran yang ke bali itu den" kata fitri "oooh, baguslah, daripada lo masih repot repot cari" kata gw "iya den, gw udah nunggu, emang ada beberapa tawaran yang masuk, tapi gak menarik, gw dihitungnya fresh graduate, pengalaman gw gak diliat sama sekali, yang gw dapet juga jauh banget sama tawaran dari bali" kata fitri "yaudah, ambil" kata gw, "kapan berangkat" tanya gw "mereka minta gw secepatnya, gw sudah nomong ke manager, dia sih support terus, tinggal gwnya aja kapan siap berangkat" kata fitri "yaudah berangkat sana, nunggu apalagi" kata gw, "gw berat buat pergi den, masih ada ganjelan" katanya "aduh fit, kok ganjelan jadi masalah, kalo ibarat kendaraan yang lagi ditanjakan ganjelan itu ditaork dibelakang biar lo gak mundur turun kebawah, bukan ditarok didepan yang malah ngalangin jalan lo buat naik lebih tinggi" kata gw "lo bener den" kata fitri sambil senyum "lo kasih tau ya kapan lo berangkat, jangan asal pergi" kata gw "iya den" jawabnya Seminggu setelah selesai kerja, kita semua disuruh kumpul sama manager kita katanya ada yang mau disampaikan Setelah semua kumpul, dia mulai bicara, intinya adalah pemberitahuan kalau Fitri terhitung malam ini sudah resign, lalu ditutup dengan ucapan perpisahan dari fitri. "jangan ada yang pulang ya, kita makan makan dulu" kata fitri Kita cari tempat makan biasa yang tempatnya luas, karena jumlah kita lumyana banyak, setelah makan dan becanda canda satu persatu anak anak pamit pulang, akhirnya tersisa tinggal kami berdua. "gak berasa ya den" katanya "gak berasa apa?" jawab gw "yah gak berasa kita kenal sudah hampir 3 tahun" katanya "hmmm, iya yah lumayan lama" kata gw sambil ngitung ngitung "awalnya ketemu gw tanggapan lo sama gw apa den" kata fitri "lo itu sengak, songong, sombong, belagu, pokoknya lo nyebelin fit" kata gw "buset, lo kayaknya dendem banget sama gw" katanya ketawa "yah itu kan dulu fit, sebelum kenal lo lebih deket" kata gw "terus setelah itu emang beda den" kata gw "beda lah fit, semakin gw kenal lo semakin gw tau gimana lo" kata gw "emang gw gimana" kata fitri "lo itu kayak telor, terliaht keras, tegar, tapi sebenernya lo itu rapuh" kata gw "kok lo bisa nyimpulin kayak gitu den" kata gw "keliatan pas lo ada masalah sama cowok lo fit, lo keliatan stres banget, kayaknya lo takut banget kehilangan dia, artinya lo itu butuh sosok yang bisa lindungin lo, lo butuh seseorang yang jaga lo, bener gak?" kata gw, dia diem cukup lama. "iya den, gw gitu" kata fitri "Kalau lo pertama kenal gw gimana" tanya gw "hmmm, awal gw kenal lo, lo itu orangnya seenaknya, sok keren hmmm keren sih dikit, banyakan diem, lumayan cakep lah, sengak juga terus belagu" kata fitri "oooh gitu ya" kata gw senyum "Terus setelah makin lama gw kenal lo, lo anaknya baik den, asik juga, lo itu cuma agak kurang males ngomong sama orang yang belum lo kenal" kata fitri, gw senyum aja. "lo tau den, entah kenapa kalo gw lagi ngobrol sama lo gw merasa nyaman den, lo keliatan lebih dewasa dibanding tampang lo, pola pikir lo juga dewasa" kata fitri, "udah jangan kebanyak, nanti gw terbang" kata gw "gw serius den, gw malah bingung cowok kayak lo ko masih single" kata fitri, gw cuma ketawa "emang kenapa sih den, lo gak pacaran, padahal kalo gw liat liat lo gak bakal susah cari pacar" kata fitri "atau jangan jangan lo homo ya" kata fitri "sialan, lo gw normal banget" kata gw "cuma gw males terikat fit" kata gw "terus yang kemaren itu bener bukan pacar lo" kata fitri nanyain perihal oca "gw juga bingung fit, gw bingung sama hubungan kita" kata gw, lalu gw cerita tentang hubungan kita, tentang oca, tentang oliv tentang janji janji kita. "gila lo ya, pake apaan lo kok cewek sampe segitu nya sama lo" kata fitri, kaget denger cerita gw "gak pake apa apa fit, intinya gw cuma pengen orang orang disekitar gw nyaman dan aman sama gw itu aja" kata gw "ooooo" katanya lalu dia diem cukup lama "heeem, terus sampe sekarang lo masih belum bisa mutusin buat pilih yangmana" kata fitri, gw geleng "hmmm, kalo gitu gw harus masuk antrian nih den" kata fitri tiba tiba serius "antrian apaan" tanya gw "antrian daftar cewek yang bakal nunggu jawaban dari lo" katanya "maksud lo apaan" kata gw bingung "gw suka lo den" kata fitri, gw cuma diem denger kalimat terakhir dia "gak perlu lo jawab kok den, yang penting lo tau aja, kan lo waktu itu bilang ganjelan jangan jadi masalah" katanya "jadi selama ini ganjelan lo gw fit" kata gw "iya den, gw gak mau jauh jauh dari lo" katanya "kok lo gak ngomong dari dulu" kata gw "gw malu den, tapi setelah denger cerita lo, gw semakin yakin buat pergi" kata fitri gw cuma diem, setelah percakapan barusan, fitri terlihat lebih santai, seperti semua beban sudah lepas "jadi kapan lo berangkat" kata gw "lusa, tiket gw suah dikirim kemarin" katanya "ooo, lo kalo sudah disana keep contact ya sama kita, jangan lupain kita disini" kata gw "iya den, gak bakal, apalagi lo, gw gak akan lupa" kata fitri Dua hari kemuadian fitri berangkat, gw gak bakal lagi denger suara dia yang suka tiba tiba teriak, suara dia yang suka marah marah. Siang itu gw dipanggil oleh manager gw "den, kamu tau kan fitri sudah keluar" katanya "iya pak" kata gw "saya mau kamu ganttin posisi dia, kita nilai lo kerja sangat baik disini" katanya gw cukup kaget denger cerita dia, mengingat masih baanyak yang lebih senior dari gw "tapi pak, kan masih banyak yang jauh lebih senior dari saya" kata gw "untuk urusan kerjaan, lama tidaknya waktu kerja gak berpengaruh sama promosi, yang menjadi tolak ukur adalah performance, itu yang kita nilai" katanya Setelah sedikit pembicaraan tambahan, terkait tambahan job desk dan lain lain, gw kembali ke kerjaan gw. Malemnya baru beliau mengumumkan tentan promosi gw ke yang lain.
0 notes
Text
Part 57
Gak berasa waktu berjalan terus, gw udah masuk semester 5, semester dimana mata kuliah mulai tidak terlalu banyak akan tetapi beban semakin berat, banyak tugas tugas yang harus gw selesai. Sedangkan fitri, dia sudah mula nyusun skirpsi, hal ini bikin dia lebih gampang naik darah, mungkin bawaan stress kali. "dasar dosen gila" teriak dia tiba tiba didalem loker room, sontak buat gw kaget "kenapa sih lo tiba tiba ngomel ngomel" kata gw heran "gw stress en ngadepin nih dosen, mau nya apa sih" kata dia "mau nikahin lo kali" jawab gw seadanya, setengah kesel sama dia "lo ngomong suka asal den" kata fitri masih sewot "lagian lo gak ada angin gak ada hujan tiba tiba ngomel ngomel" kata gw, dia narik nafas panjang "lo kali jadi gw juga pasti bakal ngomel den" kata dia sudah mulai tenang "emang ada apa sih" kata gw "gini den, gw ada janji sama pembimbing gw buat ketemu bimbingan hari ini, dia nyuruh ke rumahnya, lah pas gw dateng kerumahnya dia gak ada, gw telpon gak diangkat, hampir sejam gw nungguin dia gak muncul muncul, terakhir dia sms gw pake nanya -maaf ini siapa- kesel gak lo kalo digituin" ceritanya "yaa terus, lo tinggal jawab aja siapa lo, kan mudah" jawab gw "udah, gw langsung telpon dia, terus gw ingetin soal janji bimbingannya, eh malah dia bilang emang sudah buat janji, kapan, dimana, jam berapa" cerita fitri "sakit gak tuh dose" lanjut fitri "yaah, lumayan sakit sih" kata gw "terus gimana lanjutannya" kata gw "yah terpaksa buat janji lagi, itupun masih lama 2 minggu lagi, dia mau keluar kota" katanya "buset lama bener" kata gw "yah mau gimana lagi, mana gw belum apa apa skripsinya" kata fitri "yaudah, sambil nunggu dia lo kumpulin bahan bahan aja dulu, jadi pas dia dateng lo tinggal konsul doang" kata gw "boro boro bahan deniii, judul gw aja belum di acc, gila gak lo, waktu makin mepet" kata fitri "ooo, yaudah santai aja, lo wisuda bareng gw aja" kata gw nyengir "sialan lo, males banget gw bareng lo" katanya "udah ah, kerja dulu bentar lagi rame" kata gw, dan gw langsung pergi Skripsi memang bisa buat orang berubah drastis, fitri yang biasanya ceria berubah menjadi lebih sensitif, gampang tersinggung dan gak bisa di ganggu. 2 Minggu setelah itu fitri minta tolong gw buat nganterin dia ke rumah dosen pembimbingnya, syukur saat itu dia ada, gw nunggu diluar, lumayan lama gw nunggu dan akhirnya fitri keluar "gimana, selesai" kata gw "gw sudah dapet judul, dia minta gw ngebut, biar bisa wisuda semester ini" kata fitri "oooh bagus deh" jawab gw dan kita pulang. Waktu terus berjalan, gak berasa sudah mau akhir semester, "Deniiiii, gw bisa wisuda semester ini" teriak fitri "wiieeh, selamet ya" kata gw "emang sidang skripsi lo gimana?" lanjut gw "sukses, gw dikasih B, lumayan lah, banyak temen gw gak lulus malah" kata fitri "selamet kalo gitu, makan makan ya" kata gw nyengir "siap, tenang aja, lo kan suka nganterin gw kemana - mana, pasti lo gw traktir yang spesial" kata fitri "aseeek" kata gw "Ok, nanti malem ya" kata fitri Malemnya sepulang kerja bener dia nraktir gw, kita makan berdua dia tempat biasa dulu gw ngamen. sambil makan kita ngobrol ngobrol, "den lo dulu cerita suka ngamen disini ya" kata fitri "iya, dulu" kata gw "ooo, artinya lo kenal dong sama orang orang sini" tanya nya lagi "yaah, sekarang sih sudah banyak yang baru" kata gw "ooo, den gw nanti punya cita cita buka restoran sendiri, gw pengen ngelola sendiri" katanya "emang nguntungin" tanya gw "ya iyalah deni, lo pikir, makan itu kebutuhan primer, jadi mau terjadi apapun orang pasti butuh makan, makanya gw pikir bisnis kuliner sangant nguntungin" kata fitri "ooo" jawab gw singkat "kalo lo, nanti mau gimana, lo mau kayak gini terus" kata fitri "ya nggakla fit, klo mau kayak gini terus ngapain gw capek capek kuliah" kata gw "tapi gw masih belom tau habis kuliah mau kemana" lanjut gw "lo harus pikirin dari sekarang den" katanya "Iya, nanti gw pikirin" kata gw singkat "eh den, kabar cewek lo yang dulu kesini gimana" tanya fitri tentang oca "baik" jawab gw singkat "oooh, gw udah lama gak liat, kemana dia" kata fitri "dia kuliah diluar, baliknya belom pasti, kadang orang tuanya yang kesana, makanya dia jarang balik kesini" kata gw "ooo, lo gk pernah cerita ke gw tentang cewek lo" kata fitri "gak ada yang mesti diceritain fit, lagian dia bukan pacar gw kok" kata gw "halah, dasar cowok, memang gak ada yangmau ngaku kalo sudah punya cewek" kata fitri "lah serius fit, hubungan gw gak jelas sama dia" kata gw "gak jelas gimana" tanya fitri "yah gak jelas aja" kata gw, udah ah gak usah dibahas" kata gw "ooo, iyadeh" kata fitri Gak lama dari itu, fitri wisuda, dia keliatan seneng banget hari itu, hari yang gak akan dilupain siapa saja. Hari ini gw kembali inget apa yang dikatakan fitri malam itu, apa yang mesti gw buat setelah ini. Gw harus mulai rancang hidup gw kedepan.
1 note
·
View note
Text
Part 56
Akhirnya oca sudah pergi, terus terang waktu satu minggu masih sangat kurang bagi gw buat ngilangin kangen gw ke dia. Sebelum pergi oca sempat pesen ke gw, "kamu harus cepet kuliahnya, jangan kebanyakan main, jangan kebanyakan ribut, kerja sama kuliah harus seimbang, biar cepet selesai, cepet cari kerja yang lebih baik, kalo kamu sudah siap, kapanpun kamu bisa datang buat lamar aku, aku siap" pesen oca, pesen yang menjadi motivasi gw untuk bisa lebih baik lagi. Setelah dia pergi gw menjadi lebih giat, semester ini gw ambil full 24 SKS, gak ada yang gw sisain, target gw 3,5 tahun gw harus sudah tamat. Hal ini otomatis berdampak pada kesibukan gw, "jaga kesehatan kamu" pesen emak ke gw, karena nyaris gak ada waktu libur bagi gw, libur kerja gw manfaatin buat ngambil kelas sampe malem. Lumayan buat ngejer ketinggalan gw pada awal awal semester. Hal ini juga berdampak pada kehidupan pribadi gw, gw sudah jarang nongkron sama anak2 sepulang kerja, gw sudah jarang nongkrong pas jam kuliah. "Kak, kok akhir akhir ini keliatannya sibuk banget" tanya sari ke gw saat dikelas "lumayanlah sar, biar cepet selesai kuliahnya" jawab gw, "ooo pantesan, biasanya kakak masih suka nongkrong dikantin" kata sari "gak sempat sar," jawab gw singkat. Pas gw istirahat makan ditempat kerja fitri deketin gw, "Den, akhir akhir ini lo jarang nongkrong lagi" kata fitri "iya fit, gw kadang udah ngantuk, jadi langsung pulang buat tidur, lo tau sendiri gw subuh sudah harus bangun" kata gw "ooo, iya" katanya, lalu dia diem sebentar "den, gw mau tanya, tapi lo jawab jujur" pinta fitri, gw jawab dengan anggukan kepala, karena mulut gw lagi berisi makanan "waktu itu, cowok gw sempat datengin lo ya" tanya fitri, gw belum jawab, gw kasih kode kalau gw mau habisin makanan gw dulu, gak berapa lama gw selesai "tadi lo tanya apa fit, sorry gw kalo lagi makan suka gak denger" kata gw "dulu, cowok gw sempat datengin lo ya" tanya fitri kembali "ooo, iya, dulu udah lumayan lama, tau darimana lo" kata gw santai "security didepan waktu itu cerita, tapi gw gak sempat tanya langsung ke lo, lo sukda ngilang" katanya "oooo" kata gw "dia ngomong apa aja den" tanya fitri "gak ada yang penting, dia cuma minta gw gak gangguin hubungan kalia" jawab gw "ooo, jadi itu ya alasan lo sudah jaran gnongkrong sama kita kita" kata fitri "lo salah nilai gw kalo gitu fit, gw bener bener gak sempat, kalo sekedar omongan cowok lo gw gak peduli, terserah dia mau ngomong apa" kata gw "ooo, maaf deh. Terus katanya kalia nyaris ribut ya" kata fitri "dikit sih, gw rada emosi soalnya" kata gw "maafin dia ya den, dia emang gitu anaknya" kata fitri "kenapa lo yang harus minta maaf fit, lagian gw gak mikirinnya lagi" kata gw "entah yah den, akhir akhir ini hubungan gw sama dia kayaknya banyak banget masalah" kata fitri "udah berapa lama kalian pacaran" tanya gw "lumayan den, dari SMA" kata fitri "ooo wajar, cowok lo kayaknya bosen sama lo" kata gw santai "bosen maksudnya? dia gak mau lagi sama gw" kata fitri "bukan itu maksudnya, gini fit, lo sama dia udah lama banget, hubungan kalian pasti itu itu aja, begitupun kehidupan kalian pasti gitu gitu aja, jalan, makan bareng, anter kerja, jemput kerja gak ada yang lain, adakalanya cowok pengen sesuatu yang beda, mungkin saat ini dia lagi nyaman kalo deket temen2nya" kata gw "itu asumsi gw ya, gak tau bener atau nggak" lanjut gw "terus gw harus gimana den" tanya fitri "iya ini sih asumsi gw ya, mungkin intensitas pertemuan kalian bisa dikurangin" kata gw "tapi lo harus tanya dia baik baik, bener gak dia sesuai dengan yang gw asumsiin, atau barangkali emang dia sudah bosen sama lo kayak yang lo artiin pertama tadi" lanjut gw "terus kalo dia memang udah bosen sama gw gimana den" tanya fitri "yaudah, tinggal aja, masih banyak cowok lain, lo cantik pasti banyak yang suka" kata gw, dia diem, sepertinya merenungkan jawaban gw. "iya deh, nanti gw coba ngomong sama dia, kali aja ada jalan keluar yang baik untuk hubungan kita" kata fitri, gw cuma ngangguk. Beberapa hari setelah kejadian itu fitri datengin gw lagi di kesempatan dan waktu yang sama. "den lo bener" katanya "bener apaan?" gw tanya balik "cowok gw den" katanya "ooo kenapa cowok lo" kata gw "ternyata dia brengsek, setelah gw ngobrol sam alo waktu itu gw langsung ngomong ke dia malemnya, gw tanyain ke dia hubungan kita mau gimana, kenapa makin lama makin gak enak" kata fitri "terus dia jawab apa" tanya gw "katanya yang bikin hubungan kita gini yah gw, semenjak gw kenal lo gw berubah katanya, gw gak tau maksudnya apaan, kenapa bawa bawa lo, gw sudah jelasin semuanya gak ada hubungan sama lo tapi dia kayaknya gak ngerti, dia ngotot kalau penyebab masalah ini gw, setelah itu gw lama gak kontak dia, tapi kemarin pas pulang kuliah gw liat dia lagi jalan sama cewek lain, cewek yang malem itu ada disana pas lo sama andi nganterin gw, gw deketin dia, kita ribut, setelah gw paksa akhirnya dia ngaku kalo mereka sudah hampir 6 bulan jadian, sepertinya selama ini dia gak mau mutusin gw karena gak enak, dia pengen nyari alasan yang tepat buat mutusin gw, yah alasannya elo den" cerita fitri "lah kok gw, apa hubungannya sama gw" kata gw "kemarin dia nuduh gw selingkuh sama elo, makanya dia juga selingkuh" kata fitri "brengsek tu cowok, udah tinggalin aja, masih banyak cowok baik baik diluar sana, cowok gak cuma dia" kata gw santai, dia sepertinya masih sedih "entah ya den, gw kayaknya bakal susah ngelupain dia, kita pacaran sudah terlalu lama, terlalu banyak kenangan kita" kata fitri "yaah, siapapun pasti gitu fit, tinggal lo aja gimana jalanin hidup, yang penting jangan berbuat bego, tenang aja lo gampang kok dapet cowok" kata gw, dia cuma senyum aja Gak lama dari itu fitri kembali kedalem, tinggal gw sendirian di tempat makan, "sialan tuh anak, bawa bawa gw ke hubungan dia malah jadiin gw alesan" pikir gw dalem hati, gw harus kasih pelajaran tuh anak. Malemnya setelah pulang kerja, setelah ngajak beberapa temen kampung gw, gw langsung pergi ketempat dia biasa nongkrong, ternyata dia ada, lagi asik ngobrol sama temen temenya gw langsung deketin dia, ngeliat gw datang dia langsung berdiri diikutin oleh temen temennya, "kalau gak mau urusan makin panjang mendingan kalian gak usah ikut campur" bentak salah satu temen gw kepada mereka "ini urusan gw sama dia, kalau yang lain mau ikut campur silakan, gw siap" gertak gw, gw liat mereka gak ada yang gerak, gw samperin cowok fitri, gw tarik dia kedalem gang yang agak sepi "dasar banci lo ya" kata gw sambil gw ngeplak kepalanya, dia cuma diem aja sambil megang kepalanya "maksud lo apa bawa bawa gw ke hubungan lo haa" kata gw kembali gw pukul kepalanya "ngomong lo bencong, kemaren lo kayak jagoan banget datangin gw" sekarang giliran kaki gw nendang perutnya, ida langsung kejengkang tapi masih belom ngomong apa apa "ngomong oooi bencong, punya pe**r gak lo, kalo punya ngomong" bentak gw ke dia "sorry, maafin gw, gw cuma gak enak buat mutusin dia langsung" katanya tiba tiba ngomong "kalo lo gak enak lo gak usah jadiin gw alesan ta*" bentak gw lagi sambil narik kerah kaos bajunya. "iya iya, gw salah maafin gw, suda cukup" katanya "enak banget lo tinggal bilang maaf, lo kira temen temen gw disana gampang maafin lo" kata gw Keliatan dia tambah panik "serius den, gw bener bener minta maaf, gw akan ngomong ke fitri" kata nya "telat monyet, dia juga sudah tau kalo lo cuma jadiin gw alesan" kata gw, dia kembali diem "jadi gw harus gimana" katanya "gw mau lo besok temuin fitri,lo cerita, jelasin ke dia alesan lo putus sama dia, gw gak mau lo bawa bawa gw lagi, apalagi lo cerita soal malem ini, ngerti gak lo" kata gw sambil bentak dia, dia ngangguk Gw angkat dia, sebelum pergi gw sempat kasih bogem mentah gw kearah rahangnya, dia langsung terkapar "itu karena lo sudah buat cewek gw takut malem itu" kata gw, lau gw tinggal dia yang masih terkapar didalem gang, gw ajak temen temen gw pergi, temen temen dia langsung lari kearah gang liat kondisi temennya yang masih terkapar. Keesokan harinya, gw liat fitri lagi duduk didepan restoran, dan disana ada mantan cowoknya, fitri ngeliat gw, dan cowoknya juga liat gw tapi cowoknya langsung buang muka, seperti gak pernah liat gw. Sorenya fitri datenging gw, "dia sudah cerita semuanya den, katanya dia cuma jadiin lo alesan doang, sebenernya dia sudah bosen sama gw, hubungan kita monoton, gw gak bisa ikutin hobi dia, dia pengen gw bisa ikut nongkrong sama dia dan temen temen anak mobilnya, tapi gw gak bisa gw sibuk kerja, tapi dia gak enak ngomong ke gw, makanya dia jadiiin lo alesan" kata fitri "ooo, bagus deh, daripada hubungan kalian dipaksain malah jadi gak enak nantinya, lo juga cari cowok yang mampu nerima keadaan lo" kata gw "hmm iya den, makasih ya lo udah mau dengerin gw, cuma gw bingung kok tiba tiba dia mau ngomong ke gw" kata fitri, gw cuma geleng "mungkin dia dapet hidayah kali" kata gw santai "mungkin ya" kata fitri senyum "terus den, kan gw sudah putus nih, otomatis gak ada yang anter gw pulang, lo mau kan nganterin gw" katanya sambil nyengir "gak janji" kata gw ketus "yaah den, ayolah, masa lo tega gw pulang sendiriam, sudah gak ada angkot jam segitu den" rengek nya "kan gw bilang gak janji, lagian banyak anak anak lain" kata gw nyengir "tau ah, gw sebel sama lo" kata fitri, lalu dia pergi. Selesai lagi satu masalah. batin gw dalem hati.
0 notes
Text
Part 55
Beberapa Setelah kejadian malam itu, Fitri menjadi lebih pendiam, dia kebanyak berada didalem ruangannya. Sepertinya dia masih terpukul sama kejadian malam itu, "fit, lo bengong mulu" tanya gw sore itu, pas waktu mau istirahat makan "eh lo den, gak kok biasa aja" jawab fitri "lo kenapa, masih mikirin kejadian malem itu" tanya gw, "gak kok, gw lagi banyak pikiran aja" jawab fitri, "oh yaudah kalo gitu, kalo lo ada masalah cerita sama gw ya" kata gw, dibales senyuman cantik oleh dia gw lanjutin kerjaan gw, prepare buat kerja nanti malem, Malem itu tamu gak begitu banyak, cuma ada beberapa meja yang terisi, "woi, lo kerja bengong aja" ada suara dibelakang gw, ternyata andi dan siska "eh sialan lo ndi, gw kira bos gw, dinner disini lo" tanya gw "iya nih, cariin kita meja dong, yang posisinya enak" kata andi "siap, asal lo jangan belagu aja mesennya" kata gw, gw ajak mereka ke meja yang memang menurut gw nyaman buat pacaran "thanks ya den" kata siska, "santai, nanti biar temen gw ya yang catet pesenan kalian, gak enak klo gw" kata gw nyengir "oke, lo lanjut kerja aja" kata andi Setelah minta temen gw buat service mereka, gw balik ke station gw sambil ngebayangin enak kali ya makan berdua sama pacar, lah gw pacar aja gak ada, gw cuma senyum senyum sendiri "kenapa senyum senyum mas" terdengar suara yang gak asing banget bagi gw, suara yang selalu gw denger dulu, suara perempuan yang dulu nuduh gw nyuri HP nya. "eh, kamu ca" kata gw gagap, masih kaget "suaranya biasa aja kali den, kayak ngeliat setan aja" kata oca "iya ca, gw kaget, kapan kamu balik kesini" tanya gw "baru pagi tadi say, terus siska cerita kalo kamu kerja disini, makanya aku ngajakin bereka kesini" kata oca "ooo" gw masih bingung mau ngomong apaan "kok ooo doang say, kamu liat mereka gak, aku nungguin didepan daritadi mereka gak dateng dateng" kata oca sewot "mereka sudah dateng ca, tuh duduk disana" jawab gw sambil nunjuk ke arah mereka, mereka melambai kearah kita "yuk aku anter" sambung gw, setelah sampai ditempat duduk, gw harus pamit sama mereka, gak enak masih jam kerja "siapa den" tanya fitri ke gw "Andi" jawab gw "kalo andi gw tau, yang perempuan" tanya fitri "ooo, siska sama oca, kalo siska pacarnya andi" jawab gw "oooo, kalo oca, pacarnya siapa" tanya fitri lagi, gw gak tau harus jawab apa "wah gak tau" kata gw, emang bener kita gak ada hubungan apa apa. "yaudah kalo gitu, lanjut kerja sana, jangan maen terus" kata fitri, gw senyum aja Menjelang tutup, andi, siska dan oca baru selesai, setelah bayar semua pesenan mereka datangin gw "den, lo kita tunggu diparkiran ya, kita jalan dulu" kata andi "siap" kata gw semangat setelah beres beres dan tamu semua sudah gak ada gw langsung ke loker room buat ganti pakaian, fitri nyamperin gw "Den, lo bisa anterin gw gak malem ini?"tanya fitri, sebenernya gw mau banget, tapi gw gak enak sama yang lain, kalo kemaren sih enak cuma gw sama andi, lah sekarang kan ada siska dan oca, gw gak enak sama mereka. "Sorry fit, gw gak bisa malem ini, gak enak sama temen temen gw tadi, mereka ngajakin jalan" jawab gw "ooo, yaudah kalau gitu, nanti gw minta tolong yang lain aja" kata fitri, dia senyum, senyum yang menurut gw senyum kekecewaan "sorry ya fit" ulang gw, dibales dengan senyum lagi. Dan dia langsung pergi Setelah ganti pakaian, gw langsung ke parkiran, disana gw liat oca dan yang lain lagi asik ngobrol "sorry ya lama" kata gw "gak papa" jawab oca "jadi kita mau kemana?" tanya gw "belom tau den, kita jalan dulu aja yuk" ajak oca "oke, kalau gitu kita satu mobil aja, naik mobil gw, mobil lo titip disini aja ca" kata andi, dan oca setuju setelah semua sepakat kita muter muter palembang beberapa saat, "eh ndi, kita ke sekolah aja yuk, aku kangen sama sekolah" ajak siska, dan disetujui oleh oca. Gak berapa lama kita sampai disekolah, keadaannya gelap dan pagernya kekunci, "eh, yang jaga masih bapak yang lama kan" kata siska, mereka ngeliatin gw, seolah bertanya sama gw "mana gw tau, gw udah lama gak kesini, dari lulus malah gak kesini lagi" kata gw gak lama dari itu, ada orang yang keluar "mas edi" kata oca, pria itu seperti lagi coba nginget2 "mbak oca" tanya nya "iya mas, masih inget" kata oca "Ya iyalah mbak, masa gak inget" kata mas edi "kirain sudah lupa, mas kita mau masuk sebentar boleh gak" kata oca "tentu boleh mbak" kata mas edi, sambil bukain pager pintu "emangnya mbak mau apa malem malem kesini" tanya mas edi "nggak mas, kita cuma kangen sama sini aja mas" kata oca, "oo gitu, yaudah silahkan saja kalau gitu, saya tinggal dulu, tadi lagi seru nonton sinetronnya" kata mas edi Gak lama dia ninggalin kita, kita parkir mobil kita dilapangan basket, mesin tetep kita nyalain dan lampu kita nyalain agar gak terlalu gelap. kita duduk ditengah tengah nya "udah lama ya" kata oca, kita cuma senyum, malam itu kita mengingat ngingat kekonyolan kita waktu SMA, malam itu dihabiskan cuma untuk ketawa ketawa dan gak berasa sudah lewat tengah malam, dan kita putusin untuk pulang, setelah pamit ke mas edi, oca ngasih sedikit uang ke mas edi, kita tau berapa gaji penjaga sekolah, sekedar buat tambahan dia. Andi nganter kita balik ke restoran buat ngambil mobil oca, setelah sampai mereka langsung pamit duluan "anter yang bener, jangan kemana mana lagi" kata gw ke andi "ogah, kita mau check in dulu" canda andi, yang dibales cubitan oleh siska "gak den, bohong, awas aja klo dia macem macem" kata siska setelah itu mereka langsung pergi, tinggal gw sama oca "kamu udah mau pulang say" kata oca "yaah, klo kamu pulang aku juga pulang" kata gw "artinya kalau aku gak mau pulang, kamu juga gak boleh pulang ya" kata oca manja "iyah" kata gw senyum, dia senyum juga ke gw, senyum yang sudah lama gak gw liat. "aku kangen kamu say"kata oca "aku juga ca" kata gw Kita ngobrol ngobrol santai saat itu, tiba tiba ada beberapa mobil dateng dan berhenti didepan kita "siapa say" kata oca agak ketakutan "gak tau ca" gw bingung siapa yang dateng tiba tiba gini Gak lama yang turun ternyata cowoknya fitri "woi, brengsek, lo inget gw kan" kata cowok fitri "iya kenapa" kata gw gak kala gertak "gw kasih tau lo ya, gak usah ngurus urusan gw sama fitri" katanya "maksud lo apaan?" kata gw bingung "lo gak usah banyak tanya, gw tau lo pengen ngerusak hubungan kita" katanya "maksud lo ngerusak apa, jangan asal ngomong" kata gw, emosi gw sudah naik "lo gak usah nyolot" kata nya "yang duluan nyolot siapa" gw udah siap kapanpun dia mulai "woi ngapain kalian" salah satu security restoran nyamperin kita "kenapa lo den" katanya "gak papa bang, cuma ngobrol" kata gw "udah gak usah ribut ribut disini, mendingan kalian bubar" katanya, dan mereka mulai pergi, sebelum pergi cowok fitri sempat mendelik kearah gw. "udah den, lo mendingan pulang aja deh, nanti kenapa napa" katanya "iya bang, bentar lagi gw pulang kok" kata gw, dan dia balik ke post jaga dia "kamu kenapa lagi say" kata oca, "gak tau" jawab gw, lalu gw cerita kejadian gw malem itu, oca cuma denger aja "kamu kok suka banget ribut sih" kata oca "gak tau ca, kayaknya masalah doyan banget deket deket gw" kata gw, seelah ngobrol beberapa saat, kota pulang ke rumah masing masing. berdasarkan informasi dari oca, ternyata dia cuma seminggu disini, seminggu yang gak kita sia siain, hampir setiap hari kita ketemu, kalau siang kadang dia maen ke rumah gw, kadang gw kerumah dia, kalau malem dia ke tempat gw kerja, sekedar liat gw kerja, gak berasa seminggu berlalu, dan dia kembali ke ausie. Pertemuan yang sangat singkat. pikir gw, mungkin setahun lagi kita baru bisa ketemu lagi.
0 notes