dibingkai
dibingkai
Gustian Suwandi
4 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
dibingkai · 6 months ago
Text
️ Panduan dalam membaca, menikmati, atau sekadar memberi caci andai kata ──────memang tak enak di hati. ️
Seluruh karakter, latar belakang, juga alur cerita, murni ide pikiran penulis dan bersifat fiktif. Kesamaan yang terjadi dikatakan sebagai ketidaksengajaan.Karakter ini diciptakan sebagai pelaku amoral, oleh karena itu akan terdapat banyak hal sensitif. Seperti kata kasar, berkenaan seksual, adegan berdarah, dan sebagainya.
Penggunaan tanda yang akan sering digunakan:
“ ... ” ╱ ... merupakan cuitan di dalam karakter.
( ... ) cuitan di luar karakter.
ditolongi. penulis ambil alih sementara.
Kotak cerita: tellonym.me/liberalives⠀
#NYEKAT: untuk unggahan plot kisah.
#BINGKAIIN: untuk unggahan plot berbingkai.
Narahubung: tiny.cc/heeseunglee
Dimohon kebijakaanaannya dan tolong tidak ambil hati segala sikap karakter secara IC, apabila terjadi di ranah OOC mohon ditegur. Sekian, terima kasih!
0 notes
dibingkai · 6 months ago
Text
️️ ️️ㅤ𝑺𝑬𝑲𝑨𝑻 𝑫𝑨𝑵 𝑩𝑬𝑳𝑰𝑲𝑨𝑻 ────────
Jadi begini, Tuan dan Puan. Hamba tidak punya tega bila mengusir yang mulia. Duduk dulu, ya? Ada secangkir dosa yang menggila minta dirasa. ️️ ️️ ️️
0 notes
dibingkai · 6 months ago
Text
Manipulatif, begitu mereka yang pernah terluka olehnya; membuat sebutan untuk dirinya. Kepandaiannya memutar kata membuat ia mampu mengubah simpati menjadi keuntungan, kebenaran menjadi alat tawar. Gemuruh suara rakyat mungkin tak terdengar, tapi lewat tulisannya, ia memastikan mereka tak akan pernah benar-benar dilupakan—meskipun harga yang harus dibayar adalah kehilangan dirinya dalam manipulasi dan kesunyian. 𝗦𝗲𝗴𝗮𝗿𝗮 𝗨𝘁𝗮𝗿𝗮, dengan rupa yang nyaris sempurna, tentu saja menghiraukan apapun cobaan yang Ia dapatkan.
Dan dalam semu kehidupan yang tidak melulu soal kebahagiaan, Segara terus menulis dengan penuh tantangan. Api keadilan dan kepicikan bersatu padu dengan sempurna dalam atma sang teruna, membuat tiap-tiap rajutan kalimat mengiringi langkahnya yang hidup dalam kesunyian. Terkadang, keinginan untuk melepas semua beban sarat kesunyian itu teramat menggiurkan. Namun apa daya, kokohnya tembok keyakinan tak mampu meluruhkan keinginan, Segara terus menuangkan segala hal dalam bentuk tulisan.
Temaram nya malam hal yang palin Segara sukai, hiruk pikuk kota besar yang Ia tinggali mulai mengurangi kebisingan yang tiada habisnya. Saat bulan mulai menyambangi awan tuk jadi penerang dalam kegelapan; sembari menyeruput segelas teh hangat, Segara kembali tenggelam dalam tulisan. Jemari nya meliuk dengan piawai di atas keyboard, kali ini derasnya ide mengilhami dirinya. Segara, menuangkan pelbagai emosi dengan ciamik; baik yang Ia rasa maupun mereka yang meminta bantuannya — tepat pada pukul dua pagi, sebuah mahakarya kembali tercipta berlandaskan penegakan sebuah keadilan.
Jikalau Segara hidup di zaman dahulu, seorang pujangga akan menjadi nama pena nya. Namun, Ia terlahir sebagai teruna di zaman yang serba ada — begitu pula dengan berbagai macam pembaca. Sebagian yang bernasib sama dan merasa emosi mereka tersampaikan lewat tulisan Segara, acap kali memuji dan memberi sang teruna itu berbagai dukungan. Dan sebagian lainnya, kerap mencaci juga mencemooh tulisan-tulisan Segara, bagi mereka bait-bait kalimat yang ditenun oleh sang teruna hanyalah bualan belaka. Seorang pujangga yang berdalih sebagai penegak keadilan? Segara berani bersumpah, kalau Ia dapat merasakan decihan orang-orang tersebut.
Walau begitu, Segara tetap meliukan jemari nya tuk hasilkan berbagai mahakarya; entah untuk memanipulasi yang katanya dapat dipercayai atau menjatuhkan sebuah pamor dari manusia yang katanya memiliki kekuatan. Segara, dengan segala bakat yang Ia wujudkan dalam bentuk tulisan akan terus berkarya, walau dihinggapi oleh kesunyian maupun hujatan. Segara dengan jiwa yang membara dengan segala ide tuk karya-karya selanjutnya mengacuhkan siapapun yang memberi hujatan toh Ia sudah terbiasa dalam kesendirian. Dan pada bisingnya hiruk pikuk kota, Segara di hadapan laptop dan dari balik meja; tenggelam dalam tulisan dan berlabuh untuk menegakan atau menghancurkan keadilan.
1 note · View note
dibingkai · 6 months ago
Text
———©𝐝𝐢𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟒,                                             𝘢𝘭𝘭 𝘳𝘪𝘨𝘩𝘵𝘴 𝘳𝘦𝘴𝘦𝘳𝘷𝘦𝘥.️️
1 note · View note