dikalapaham
dikalapaham
Dikala Paham
93 posts
Carilah yang paham, karena yang sejalan belum tentu memahami
Don't wanna be here? Send us removal request.
dikalapaham · 4 years ago
Text
Entah mengapa semua menjadi berat. Semakin berat.
Bukan perihal banyak tidaknya amanah
Tetapi sejuntai usaha yang terabai
Pertanyaan tak kasat mata lalu mulai mengemuka
Di tengah pikiran-pikiran siang
Tertubi-tubi tanpa henti
Menghujani hati yang letih
Amboi, apakah diri ini masih berarti?
4 notes · View notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
The more i love you, the more i mention your name on my prayers. If you were the answer to my du'a, I ask Allah to unite us at the right time possible.
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Quote
Du'a is the only form of Ibadah where you can literally do anywhere, at anytime and with any language, silent, out loud, or even when words fail to convey what's in your heart, then cry your du'as.
AA
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
I was too easy to be fooled. indeed I'm the joke.
And there's nothing I can do to change your point of view :)
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
Dalam ketaatan kepada Allah, berlaku kaidah bahwa nikmat itu lahir setelah payah dan lezat itu terasa sebakda lelah
-Salim A. Fillah
And i couldn't agree more
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
Mari kita lupakan sejenak semua harapan-harapan semu itu, dan kembali ke realita: kita bukan untuk bersama.
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Quote
When you invest in seeking knowledge, you are not only bettering your own self, you better the lives of the people around you too, because you'll excitedly share the pearls of wisdom you've learned as it's too beautiful to keep it to yourself.
AA
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
Cerita-cerita cinta dalam diam tidak akan berakhir menyedihkan hanya apabila ada satu pihak yang akhirnya angkat suara mengenai perasaan yang telah lama membungkam gerak-God knows how long.
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
Terima kasih telah menjadi satu-satunya tempat pengaduan bagi hati yang malang.
Kesediaan membuka telinga ketika dunia menutup lubang pendengarannya untuk mendengarkan kepahitan yang kian menderu
Melegakan jiwa yang lelah, lutut yang goyah, dan kening yang berkerut untuk kembali menemukan lengkungan di ujung mulut
0 notes
dikalapaham · 4 years ago
Text
After everything that happened, I still want the best for you.
0 notes
dikalapaham · 5 years ago
Text
Pusing banget ternyata, hidup. 
Tuntutan dari sendiri, pengen kurus, pengen kulit mulus, pengen hidup normal, bisa sholat tiap waktu dan ngerasa deket sama Tuhan, bukan cuma gugurin kewajiban. 
Tuntutan dari orang tua, pengen banyak uang biar bisa bahagiain mereka, beliin ini itu, ajak jalan jalan, kesana kesini. 
Tuntutan dari kerjaan, kudu gercep ngerjain things segaban-gaban dalam waktu yang ga masuk akal. 
Tuntutan dari kuliah, buruan ini thesis selesai-in. 
Jadi walopun cuma bengong, ga ngapa ngapain, pikiran ko cape banget. Ternyata masalahnya ga keliatan tapi nyakitin pikiran ._.
77 notes · View notes
dikalapaham · 5 years ago
Text
Even if i love you harder, it won't change your feelings to me unless you want to
0 notes
dikalapaham · 5 years ago
Text
I miss you but i dont want you back. Cuz I know eventho you need me so much but I dont think you love me that much.
Whoever she is, the one who takes your last name, i hope she understands you well and you love her sincerely.
Regards,
Your alarm.
1 note · View note
dikalapaham · 5 years ago
Text
Why Is it so hard to be a woman?
Ada yang membuat saya menggulirkan jari lebih lama di sosial media beberapa hari ini, yaitu maraknya perempuan-perempuan yang akhirnya berani bersuara tentang hal-hal yang kurang menyenangkan yang terjadi pada diri mereka karena terlahir sebagai perempuan.  
Pandangan ‘rendah’ terhadap perempuan memang sudah terjadi beribu-ribu tahun yang lalu, tidak peduli seberapa kerasnya para perempuan menyuarakan keadilan bersosial , tetap saja ada secuil sisa patriarki yang tinggal di benak masyarakat. Contohnya tentang komposisi pekerja atau karyawan perempuan dan laki-laki di sebuah perusahaan yang kebetulan sedang saya teliti sebagai bahan skripsi, karyawan perempuan hanya sebanyak 24% dari keseluruhan tingkat manajemen. Bukan, saya bukan ingin memaksakan kehendak  ‘harusnya banyakin perempuan, dong!’ tanpa melihat aspek kualifikasi skill dan kemampuan, tapi jauh diluar itu. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Mba Andina Dwifatma disebutkan bahwa pekerja perempuan banyak yang mundur duluan untuk melangkah ke jenjang karir yang lebih tinggi. Alasannya banyak, tapi yang mendominasi adalah pandangan keluarga, suami, dan lingkungan sekitar mengenai perempuan yang bekerja. Alih-alih maju tak gentar menerjang karir, malah mundur alon-alon sebab selalu dibayang-bayangi oleh pertanyaan “anak mu bagaimana?”, “keluarga mu yang urusin siapa?” yada yada yada. Sementara seonggok pertanyaan-pertanyaan itu tidak pernah terlontar ke pekerja laki-laki.
Itu soal pekerjaan. Selanjutnya tentang sebagai manusia biasa.
Beraktivitas sebagaimana layaknya manusia biasa ternyata juga sangat menantang bagi makhluk yang bernama perempuan.
Pada zaman jahiliah, para ibu yang melahirkan anak perempuan lantas malu dan cepat-cepat mengubur bayi tersebut hidup-hidup. Yup, perempuan di zaman itu dianggap tidak berharga sama sekali. Padahal kalau dipikir, tidak ada kelahiran generasi baru jika tidak ada perempuan, bukan?.
Di zaman modern seperti sekarang ini Alhamdulillah perempuan sudah bisa hidup bebas tanpa harus dikubur hidup-hidup lagi. Tapi perjuangan perempuan untuk sekedar hidup tentram dan aman ternyata masih terus berlangsung.
Pernah tidak sedang berjalan kaki ke abang gorengan depan komplek tapi harus putar balik karena banyak cowo-cowo nongkrong di atas motor tepat samping gerobak abangnya? Atau mungkin menjadi cowo-cowo tersebut? Padahal mereka hanya duduk bersenda gurau saja tidak sedang minum-minum. Tebak kenapa?
Takut.
Sini saya jelaskan.
Kejadian tidak menyenangkan yang kerap kali berulang dan hanya dianggap sepele oleh orang-orang yang mendengarnya yaitu, pelecehan seksual.
Sexual harrasment memiliki banyak cabang, salah satunya adalah cat calling
“Assalamu’alaikum, neng”
“Sini abang anter pulang, ya?”
“Cantik mau kemana? Sendiri aja?”
Sounds familiar?
Sayang beribu sayang, ketika korban memilih untuk bercerita ke teman dekat, atau bahkan keluarga sekalipun pasti yang disalahkan pertama adalah korbannya. Victim Blamming.
Apapun jenis pelecehannya, selalu perempuan yang salah.
“Makanya jangan lewat situ”
“Pakaian mu terbuka banget kali”
“Udahlah jangan dipikirin”
“Makanya lawan, dong. Kalo diam kan kiranya kamu mau-mau aja!”
Hey, diamnya wanita berarti iya tidak berlaku disini.
Perasaan yang dialami penyintas di saat kejadian didominasi oleh kaget, takut, kemudian marah berada di urutan terakhir sehingga diam adalah hasilnya. Pikirannya melambung jauh membayangkan konsekuensi yang akan dialami ketika memutuskan untuk angkat suara.
Umumnya perempuan disalahkan karena pakaiannya. Kucing tidak akan menolak ikan asin, katanya.
Saya pernah berjalan menuju kampus dengan pakaian sangat longgar: gamis, jilbab panjang, dan masker tapi masih saja di-cat called oleh bapak-bapak yang lagi nyuci mobil depan rumahnya. Katakan, apakah dari pakaian saya masih ada yang bisa ‘dianggap menggoda’?.
Seringnya menyalahkan korban, tanpa menunjukkan keprihatinan dan menenangkan. Yo Imma teliing you, the feeling of after getting cat called (or another sexual harassment) lasts for weeks and even could be longer than you imagine.
Tidak peduli seberapa kecil tingkat pelecehan yang dialami seseorang, ia akan selalu membekas. Kejadian 5 menit itu meninggalkan trauma menahun, membutuhkan banyak usaha dan tenaga untuk bisa sembuh.
Siapapun yang membaca ini, laki-laki maupun perempuan saya harap akan lebih sadar dalam bersikap dan tidak menganggap ini sepele lagi.
Terakhir, tulisan ini bukan soal feminisme tapi soal kemanusiaan.
3 notes · View notes
dikalapaham · 5 years ago
Text
Aren't we too young to settle?
Feel the struggles, while we're still young.
Embrace the strength within you, even if you have to wake it up by triggering the cause: pain.
We're still young, we have so much potential to fail, but also... To learn and win.
We're still young,
But death doesn't know that.
We're young,
Your dreams know that
Your kind heart knows that
And It scares the death.
-Dikala Paham
1 note · View note
dikalapaham · 5 years ago
Text
Untuk yang namanya selalu ku peluk dalam doa
Selamat bertambahnya umur, berkurangnya waktu. Semoga hari-hari mu selalu dipenuhi rasa bahagia dan kesyukuran. Semoga segera menemukan yang kau cari dan dipermudah pencariannya. Kemarin aku berpanas-panasan mencari bahan dan malamnya begadang untuk membuat dessert kesukaan mu agar bahagia mu bertambah hari ini. Walaupun ku tak tau pasti kau suka apa tidak karena setelah seharian penuh, nama kontak mu tak kunjung muncul di tab notifikasi ku...
Ketahuilah, aku masih ingin melihat mu tertawa dan bahagia walau kata "dekat" dan "selamanya" tak berpihak pada kisah kita. Maka dengan mengadu namamu pada Rabb ku lah, cara terbaik walau tak harus berbait.
( 06 juni 2020 ), tengah malam.
2 notes · View notes
dikalapaham · 5 years ago
Text
Move on
Moving on is not about forgetting the memories. But its all about accepting that those memories stay but the people on it, dont.
0 notes