mengabadikan rasa lewat kata-kata ~ random thinker ~ pejuang kebaikan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Sekarang aku sadar kalimat "bertahan demi anak" itu nyata adanya.
Walau kenyataannya anak butuh ayah dan ibu yang kompak, dan selalu ada. Iya bukan yang memaksa terus bersama tapi sesak di dada tetap menghiasi hari - hari.
Sekarang aku sadar bahwa "tetap tersenyum dan ceria" di hadapan anak saat dada sedang tidak baik - baik saja itu upaya hebat menjaga mental anak. Ya walaupun mental ibunya awur-awuran dan hatinya berantakan.
0 notes
Text
When the things become so wrong, be strong.
When the things become so mad, stay glad.
When the pain feels too real, let time heal.
____________________________
Everythings Shall Pass...insyaAllah
0 notes
Text


Hari dimana aku sadar aku bukan siapa siapa, sampai kapanpun bukan siapa siapa. Dan gak akan pernah menjadi siapa siapa bahkan dalam hidup pasanganku.
Hari dimana aku sadar selamanya hanya akan menjadi tamu. Di hatinya, di hidupnya, di keluarganya.
Hari dimana aku ingin ada dan menemaninya, tapi dirinya seolah tak pernah sadar dan tak mau melakukan hal yang sama.
Sedih, sedih sekali. Kenapa bisa sakitnya terulang lagi?
Ternyata semua pemikiranku itu karna emosi sesaat. Dia justru yang paling sedih melihat istri dan anak-anaknya di hari - hari kemarin itu. Deep talk kami setelahnya menyadarkanku ternyata dirinyapun merasakan hal serupa. Marah, kesal, sedih, kecewa, gak habis pikir, lelah, penyesalan... semua menjadi satu hingga benar - benar menguras energi dan mungkin tak berdaya untuk berlaku yang seharusnya.
Kalimatnya yang ku ingat saat itu "jangan di balas ya,biarin aja. Yakin aja karma itu ada." Dalam diamku aku terkejut dan menatapnya. Aku mengerti apa yang dirasakannya. Tangan kami saling menggenggam, hatiku hangat, mataku basah, tarikan nafas panjang sekali lagi....insyaAllah Allah hadiahi ketenangan jiwa dalam raga ini serta kebarokahan dalam hidup kami.
Tapi, jujur saja... aku lelah. Lelah dengan segala keputusanmu, juga lelah karna... ah ya sudahlah biar waktu yang menjelaskan semuanya.
0 notes
Text
Sedih sekali ketika melihat pasangan kita tak dihargai, tak dihormati, tak dianggap ada...dan sayangnya mungkin saja dirinya sendiri tak sadar dia diperlakukan seperti itu.
0 notes
Text
Sejauh ini...kehilangan adalah cara terbaik mengubur perasaan - perasaan yang belum tersampaikan.
0 notes
Text
Kadang aku merasa egois,
Kadang aku merasa tak berharga,
Kadang aku merasa sudah berusaha semampu yang ku bisa,
Kadang aku merasa gagal,
Kadang...menghilang adalah satu-satunya cara yang ingin ku lakukan.
0 notes
Text
What doesn't kill you can only make you strong ~
Katanya seperti itu. Tapi, mengabaikan rasa sakit diri sendiri juga tidak baik. Bisa jadi bukan bertumbuh menjadi lebih kuat pun bijak, melainkan tumbuh semakin banyak traumatis dalam hidup.
Intinya, orang lain tak akan menganggap sepenting itu perasaanmu, tak akan sepeduli itu kepadamu dan apa yang kamu rasakan juga alami. Jadi, pedulikan dirimu sendiri, sudahi pura2 kuat dan tabahmu, kalau kamu sudah berupaya sebaik, semaksimal yang kamu bisa kamu lakukan tapi tak kunjung sesuai harapan, maka mundur perlahan itu tak apa. Menangkan perasaanmu sendiri, pedulikan jiwa ragamu sendiri, peluk semua yang kamu rasa lalu perlahan belajar lepaskan...ya? Kamu bisa pasti bisa...bukan untuk orang lain tapi untuk dirimu sendiri.
1 note
·
View note
Text
Salah satu adegan dewasa yang lumayan sulit dan penuh emosi melakukannya adalah menghapus contact orang2 yang dulu mungkin berinteraksi dengan kita.
Alasan sederhananya "gak mau tau hidupnya dan gak mau juga mereka tau apapun tentang hidupku"... alasan lainnya cukup simpan di hati sambil terus merapal mit mit amit...jauh jauh...jauh y allah.
1 note
·
View note
Text
Kalau bukan karna sadar ini bernilai ibadah, mungkin jauh2 hari kemarin aku sudah menyerah.
Kalau bukan karna sadar segalanya akan berlalu, mungkin aku akan selalu misuh2 menjalani hari hari ini.
Kecewa, sedih, marah, sakit hati atau apapun yang orang sebut energi negative itu mungkin bisa jadi jalan untukku semakin mengenal diri, juga mendekat pada Illahi Robbi.
Jadi, istighfarlah di setiap waktu... mana tau karna istighfarmu Allah cabut segala sesakmu dan wujudkan harap2 yang mungkin tak sempat terucap di lisanmu.
1 note
·
View note
Text
Sometimes, the best things to do is not to wish anything to human. Lay on your hope only to Allah ♡
1 note
·
View note
Text
Kadang, bertahan lebih menyeramkan ketimbang pergi untuk meninggalkan ~
1 note
·
View note
Text
Capaian itu baru bernilai ketika berwujud amal sholih -
Ust. Adi Hidayat
0 notes
Text
Bagian tersulit ketika menjadi seorang istri adalah ketika suamimu berulang kali bikin kamu sedih, kesal, marah dan berujung kecewa untuk hal yang sama, serta mengingkari janjinya sendiri dan kamu mesti membungkus semua kecewa dan kesal itu dengan diam, sedikit tantrum, serta sekuat mungkin menahan untuk gak menangis.
Kenapa?
Karna disisi lain dirimu, kamupun khawatir air matamu yang tumpah itu, hati yang dipenuhi amarah itu menjelma 'sial' dalam hari dan hidup suamimu.
Namun, sayangnya gak semua suami mengerti hal itu. Bukan karna istrinya tak memberi tahu perihal perasaannya, melainkan dirinya yang terlalu egois, terlalu merasa benar dengan segala pemikirannya, terlalu mencari aman posisinya sendiri, terlalu menjaga perasaan orang lain, terlalu menganggap semuanya baik-baik saja, dan mungkin lebih baik minta maaf ke istri daripada menghindari kekesalan si istri.
Semoga Allah beri hidayah dan petunjuk kepada suami2 yang seperti itu. Dan semoga Allah selalu melindungi kita dari akhlak buruk suami kita 😇
Peluk untuk para istri yang sedang lelah menahan egonya sendiri dan belajar menikmati ego suaminya 🤗
2 notes
·
View notes
Text
Karena Corona Syukurku Bertambah
----------------------------------------------------
"Weekend ini kita kemana say?" Adalah pertanyaan yang rutin terlontar dariku pada suami hampir tiap akhir pekan.
Iya, karna enam hari dalam sepekan beliau sibuk bekerja, berangkat pukul tujuh dan kembali pukul lima. Setiap hari. Maka, saat suami libur sudah seperti keharusan untuk kami menghabiskan waktu bersama.
Namun, belum lama ini semua berubah.
Tiba - tiba.
Ya.
Rasanya seperti hujan badai yang entah kapan berhenti. Matahari seakan enggan menampakkan diri, hingga kabut terus saja menyulam hari hingga berlarut - larut.
Semua linimasa sampai grup keluarga berlomba-lomba memforward kabar terkini tentang si imut yang peniliti sebut Covid19.
Mulai dari cara meningkatkan imunitas diri hingga berapa banyak korban yang diisolasi.
"Say, kita dirumah saja ya. Aku takut " Demikian pertanyaan yang biasa kulontar berubah jadi pernyataan.
Anak- anak yang biasanya ku bebaskan main keluarpun, tak kuizi kan keluar pagar rumah. Pengajian yang rutin tiap minggu ku hadiri terpaksa di berhentikan sementara, sampai shalat subuh berjamaah di masjid yang hampir tiap hari dihadiri suamipun kian sepi.
Aku memutuskan untuk me- lockdown diri sendiri dan keluarga dari segala aktivitas yang memungkinkan kami bertemu banyak orang. Rasa-rasanya sungguh terbatas ruang gerak kami saat ini. Namun dilain sisi begitu banyak hal yang makin ku syukuri.
Ya. Tak bisa pergi berjamaah ke masjid menjadikan suami,aku, dan anak- anak kami bisa shalat berjamaah dirumah. Suatu hal langka yang kuperoleh jika hari-hari biasa. Pengajian yang diberhentikan malah menjadikan aku duduk berdua menonton streaming kajian hingga membahas isi buku-buku yang sedang ku baca. Dan anak-anak yang tak kuizinkan main keluar rumah menjadikanku lebih kreatif mengajak anak anak bermain, hingga aku merasa kelekatan kami makin membaik.
Dan dari perasaan yang awalnya ku merasa di batasi kini malah berbalik ku syukuri tiada henti. Sungguh, akan selalu ada hal baik dibalik setiap hal yang kita pandang negativ.
Terimakasih Covid19, kini aku berusaha lebih keras untuk menjaga imunitas diri serta punya waktu lebih spesial bersama keluarga.
0 notes
Text
Cuma mau bilang, tolong y Allah...tolong aku... Tolong hilangkan segala prasangka dan rasa sakitku. Aamiin
0 notes