Text
Hai, Ganglion Terima Kasih Sudah Mengajarkan Banyak Hal
Namanya Ganglion, sebuah kista yang muncul di area tangan. Kalau dokter nyebut selain Ganglion adalah Tendon Sheath. Kalau penyebab utamanya ngga ada yang pasti, tapi itu terjadi karena ada peradangan di area sendi-sendi tangan bisa karena luka, atau terbentur, begitu dokter menjelaskan saat pertama kali aku priksa.
https://www.alodokter.com/kista-ganglion
Bisa cek juga penjelasan singkat di link di atas
Awal mula yang aku rasain sih, pas ditanya dokter, aku lupa kapan terbentur soalnya kalau udah didapur kayaknya luka kegores pisau atau pas nguleg ya diobatin sambil lalu, ngga ada yang diingat khusus. Cuman aku ngerasa pegel di seluruh tangan kanan setelah demam pernah menyerang sekitar 3 harian.
Kala itu sadar pertama kali ketika minta Pak Bos untuk mijetin, ya biasa pegel aktivitas domestik mintanya dipijit-pijit simple, minimal Pak Bos ada basic jadi tukang pijit karena doi langganan pijit totok wkwkw. Nah pas pegang pergelangan doi ngga mau, kok seperti tulang katanya, mending diperiksakan, aku juga sih khawatir itu tulang yang 'nyengsol' karena sangat terlihat.

Sebesar butir kelereng saat ku periksa pertama di Puskesmas. Dokter puskesmaspun langsung merujuk aku ke dokter bedah umum karena ngga ada solusi lain selain operasi katanya.
Segala proses tahapan administrasi aku jalani. Sampai ketemu dokter Dian Ismaya, bilang ini harus operasi mau dijadwalkan pekan depan. Dan ku menengok ke arah Pak Bos. Lalu pak Bos bilang, "Boleh 2 pekan lagi ngga dok? Atau harus sesegera mungkin? Kebetulan ada agenda yang sangat sulit untuk ditinggal" hahaha drama sekali ya, tapi aku juga memang tak keberatan karena agenda itu penting buat aku dan Pak Bos.
Dokter Dian bilang, "Gapapa kalau sudah okey, seminggu sebelum mau operasi datang kesini aja dulu"
Dan benar aku prediksi jadwal operasi tepat ditanggal kami anniv hahaha. Menghindari tubrukan waktu jihad dan malah jadi moment pengingat di anniv pernikahan kami 2 tahun. Untuk Anniv emang aku dan Pak Bos ngga pernah ada perayaan dari tahun pertama juga, karena aku sadar sangat banyak sekali kekurangan diri maupun saat aku kerja sama dengan Pak Bos akhirnya suka jadi peringatan Anniv jadi perenungan, kaya lebaran maaf-maafan wkwkkw.
Kebetulan anniv pertama kemarin bareng sama Upgrading team Slavaoutdoor. Tahun ini Allah uji dengan Pandemi Covid19 ini jadinya memang ngga ada rencana meskipun stay cations kemanapun.
Deal sudah tanggal sudah ditentukan. 1 pekan menuju operasi aku menjalani rangkaian tes lab. Teman-temanku yang memiliki kasus serupa cerita ngga ribet-ribet amat katanya, tapi giliranku aku sampai dites beberapa kali di Lab ambil darah. Ooh ternyata karena ada riwayatku TB Paru yang pengobatannya lebih dari 6 bulan atau hampir 9 bulan. Meskipun riwayatnya sudah 10an tahun yang lalu.
Selaim itu, masa Covid19 ini juga akhirnya aku tes rapid juga, apalagi mau masuk meja operasi. Betewe ini pertama kali aku Operasi Umum, bius total. Dulu banget sih operasi lokal bagian kepala karena jatoh dari motor wkwk ngakak jatohnya lawaq wkwk
Hari H operasi, aku masuk ruangan, dokter yang akan mengoperasiku nanya disebelah mana. Dan jawabannya sesuai dugaanku "ini kaya tukang, pas banget di pergelangan tangan ya". Dokter juga nanya apa ini pertama kali aku diinfus, ketemu jarum, jawabanku ngga sih dulu hampir 1 bulan aku transfusi darah karena TB Paru itu. Diajak ngobrol ngalor ngidul, terakhir dokter bilang, "Jangan lupa berdoa" sambil menepuk nepuk pundak dan aku sadar mulai gelap dan aku tertidur a.ka dibius.
"mba, mba, yuuk alhamdulillah sudha selesai" ku dengar dokter memanggilku. Ya aku gatau bentuk benjolan kaya apa aku cuma tau sudah ada perban luka di tanganku. Dokter minta aku istirahat inap semalam, sambil dokter pantau.

Alhamdulillah ala kuli khal nikmat sakit ini lumayan juga karena pas itu aku jadi jarang masak, My bebeb jadinya makan gofo*d teros wkwk gpp masa pandemi saling berbagi yee kan katanya ekke
Alhamdulillah, operasinya lancar. Ngga ada drama lagi masa jihad, operasi dan anniv. Yang jadi drama banget karena dihari-hari mau operasi, bapak mertua dan Kakek juga Allah uji nikmat sakitnya, bahkan saingan wkwk kolaborasi mungkin ya bahasanya, Kakek juga bikin deg deg ser jadinya Pak Bos bener-bener bolak balik rumah sakit setiap hari selama 2 pekan.
Doaku untukmu My Qowwam, semoga sehat selalu. Sabar selalu. Dan aku juga akan berusaha lagi memperbaiki diri. Jadi momentum pengingat, bahwa Allah lah sumber kecintaan kekuarga kecil kita. Kalau bukan karena Cinta Allah mungkin ini tak terlihat sederhana. Cinta Allah ingin uji kita bagaimana apa lebih besar bersyukur 2 tahun denganmu saja atau bersyukur atas segala nikmat pertolongan Allah dalam 2 tahun ini.
Segala pertolongan Allah dalam pernikahan kita, yang tidak sederhana. Tapi Allah selalu punya cara agar kita terus bersyukur dan semangat lagi ikhtiar untuk dapat sakinah mawaddah warahmah serta barakahnya dalam pernikahan kita. Bismillah ya Pak Bos, masih banyak target yang harus kita tunaikan sama Allah. Semoga Allah juga ridha dan segera dikabulkan 🧡
RSU Kasih Bunda direpost ulang 30 Desember 2020
©dirasanja
2 notes
·
View notes
Text
Terampil Menghabiskan Uang
Ngaku deh, dikasih uang berapapun, pasti habis kan? Bedanya, ada yang habis untuk menyenangkan hati orang tua, habis untuk sedekah, habis menjadi lembar saham, habis menjadi ilmu, habis menjadi buku-yang-tak-dibaca, habis menjadi pakaian mode terbaru, atau malah habis untuk boba –yang ujung-ujungnya cuma dibuang ke toilet.
Betul, uang bukan segalanya, tapi ya gabisa tutup mata, hidup butuh uang.
Betul, uang pasti habis, tapi habisnya buat apa, kita kok yang menentukan. #preach wkwkwkw.
Ini perkara serius ternyata, banyak perceraian terjadi karena faktor ekonomi, entah manajemen keuangan atau manajemen syukurnya yang kurang bagus (naudzubillah).
Lalu coba tengok apa kata Dirjen Penyedia Perumahaan, ia bilang milenial sulit memiliki rumah. Faktornya banyak, salah satunya karena milenial konsumtif :’) gue walau ga setuju-setuju amat, sedikit banyak tetap ngangguk membenarkan, karena emang ada di antara generasiku yang gaya idupnya ga sesuai kantong.
Oke, milenial yang beneran tajir banyak, sayangnya yang maksain-diri lebih banyak lagi. Pada generasi ini, ada fenomena FOMO (fear of missing out) yang semakin menyulitkan untuk hidup on budget, alokasi pendanaan lebih banyak berorientasi pada want, bukan need, seremnya lagi ada aja yang bela-belain ngutang demi konten. Etapi ga semuanya gitu kok, sebab pada generasi ini juga ada fenomena sandwich generation di mana dia harus menanggung tak hanya anak istri tapi juga keluarga besarnya, moga Allah berkahi.
(Ini paragraph intermezzo, tetiba keinget di tengah proses nulis, agak panjang jadi mangga di-skip).
Ngemeng-ngemeng soal rumah, gue takjub melihat bagaimana Allah mampukan orang-orang untuk punya rumah. Setelah ku liat-liat, nampaknya ini bukan soal gede-gedean penghasilan, tapi emang soal ikhtiar pake cara yang Allah suka. Beneran deh.. Ustadz tahsinku suatu ketika pernah ngomong begini ke kami di sesi taujih “kalo ngandelin gaji, duh berapa sih gaji guru ngaji, tapi kita ga ngandelin gaji, kita andelin Allah. Dan alhamdulillah, kalo dipikir-pikir, saya juga ga nyangka bisa punya rumah” beuh… magis! :’)
Lalu ada lagi, seorang kakak (yeu, ngaku-ngaku aje lu yan), pengusaha Brand Fashion Arfa, Mbak Syifa namanya. Dia santai aja tuh pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain selama bertahun-tahun, ga maksakeun. Tahun lalu Mbak Syifa dan suami melaksanakan ibadah haji (ya udah pasti ONH plus lah yak biar antre-nya ga selelet reguler, dan sudah tentu berkali lipat biayanya dibanding haji reguler). Katanya, soalnya Allah ga memerintahkan kita ‘punya’ rumah, tapi kalo haji jelas-jelas jadi rukunnya islam. Takjub sih gue, sungguh ini mindset mahal cui, karena zuzur kalo gue di posisinya belom tentu sanggup memenangkan haji dibanding ego ingin-segera-punya-rumah wkwk. And guess what? Tahun ini Allah mampukan Mbak Syif beli rumah bekas, cash! mencoba menghindari riba katanya :’)
Berkah. Kita cari berkah. Saldo banyak kalo ga ada ridho Allah, ya bakal abis ga jelas juntrungannya. Receh, jika Allah berkahi, akan panjang manfaatnya.
Well, gue bukan pakar keuangan haha, makanya karena bodoh soal alokasi duit, gue cari tau lah pegimane idealnya manajemen keuangan. Ada banyak banget metodenya, macemnya juga banyak, ada yang buat single, pasutri, keluarga dengan anak, silakan digali sendiri, sebab hari ini ga mau ngomongin teknis (ga bisa juga sih wkwk ga kredibel).
Gue nemu ulasan singkat ini dari salah satu bukunya Ust. Salim Fillah yang (menurut gue sih) harus-banget dijadiin mindset perihal menghabiskan uang. Yok lihat contohnya langsung dari sosok yang harus kita cinta melebihi kecintaan pada diri sendiri, sosok yang telah Allah jadikan pada dirinya suri tauladan terbaik: Rasulullah Muhammad saw.
Sudah jadi rahasia umum kalo gaya hidup Rasulullah sederhana. Rumahnya sederhana, perkakas perabot di dalamnya juga sederhana –dan minimalis: kalo ga fungsional, ga akan ada di dalam rumah Rasul. Gaya hidup minimalis ala Marie Kondo sudah Rasulullah contohkan 1400 tahun lalu :’)
Apa-apa yang menempel di tubuhnya seperti pakaian dan sandal, sederhana jugak, jika sobek maka Rasulullah akan menjahitnya sendiri. Apakah penampilan Rasulullah terlihat seperti gembel? Oh tentu tidak, cek saja di berbagai riwayat shahih, Rasulullah ganteng, eh, maksudnya rapi. Tetap nikmat dipandang dalam kesederhanaannya. Also, he had a good taste, beliau suka memakai baju dari kain hibarah. Rasulullah pandai merawat dirinya, ia sering menyisir dan minta disisirkan oleh Aisyah. Salah, salah banget kalo ukhti-sistur mentang-mentang gamau tabarruj lantas asal berpakaian, apalagi kalo ditambah (maaf) bau. Baiknya nda begitu ya, sebab setiap kita adalah human representative-nya islam :’) kata umiku, berpenampilan baik itu salah satu cara kita menghormati diri sendiri. Santai, gak harus pake maxi dress Zara, outer Gucci, kerudung Dian Pelangi, lengkap dengan kets Nike –GAK WOY, GAK GITU WKWK ngausah menghamba pada merk.
Makanan, berkali-kali kita dengar Rasulullah hanya sahur dengan kurma dan air zam-zam. Rasulullah menyukai paha kambing, tapi jangan lupa juga bahwa Rasulullah jauh lebih sering memakan sya’ir yakni gandum dengan mutu rendah, tapi cukup gizi. See? Urusan perut, sederhanakan saja, yang penting gizinya terjaga. Ga perlu keju tiap hari, negeri kita kaya akan ikan teri Bung, sumber protein dan kalsium yang affordable.
Sekarang, mari cek fasilitas yang beliau gunakan untuk memudahkan ibadah (dalam hal ini dakwah dan jihadnya). Kendaraan, rasulullah punya unta putih yang tangkas, gesit, sehat! Kuda beliau juga merupakan yang tercepat, saking cepatnya, suatu ketika ada kegaduhan di pinggir kota, tim ronda hendak memeriksa namun Rasulullah sudah kembali dengan kudanya sambil berkata “tenanglah kalian, tidak ada apa-apa” ulala bole juga tu kuda. Pedang Rasulullah, jangan ragukan kualitas logamnya, ditempa sedemikian rupa, tajam bukan buatan, bahkan ada yang bilang beberapa kilogram emas dibutuhkan untuk melapisi dan menciptakan efek kilat saat tertimpa matahari (berguna untuk memberi kode dan aba-aba kepada pasukan di kejauhan). Apakah unta, kuda, sampai pedang Rasulullah tadi adalah sesuatu yang murah? Tentu tidak, Puan Muda.
Jadi, sudah bisa simpulkan bagaimana Rasulullah menghabiskan uangnya?
Beliau alihkan materi jadi fasilitas yang memudahkan ibadah, dakwah dan jihadnya. Beliau alihkan jadi hal yang menitikberatkan kualitas.
Aih, menjadi mukmin ternyata mahal ya? Hitung saja berapa biaya les renang, berkuda, dan memanah. Tambah lagi biaya sekolah sampai doktor, les Bahasa, privat mengemudi, seminar ini-itu, ikut course programing atau menjajal kemampuan desain (beli gadget spek bagus, beli aplikasi yang ori 😂), atau bahkan kursus jahit dan masak (bila memang ga ada SDM yang bisa, sedangkan kemampuan tersebut sudah diperlukan dakwah sampai tahap urgent, sikat lah, investasikan waktu dan uang untuk skill tersebut).
Benar ternyata, jadi mukmin harus kaya cui 😂 (mari saling doakan? wkwk), dan jangan sampai tertukar: letakkan dunia di tangan, sedang akhirat di hati.
557 notes
·
View notes
Text
Nak, jika nanti kamu ditemukan oleh seseorang, slalu ingat lah bahwa pintu surga mu ada pada nya, ada kewajiban yang tentu kamu harus penuhi, jadilah yang selalu menentramkan hati nya, membasuh segala lelah nya, menjadi pendengar setia nya, menjadi tangan yang siap menggenggam kala khawatir menghampirinya. Jadi lah pendamping nya yang utuh, mendampingi segala lebih dan kurang nya, jangan pernah berfikir untuk mengkhianati nya. Berjanjilah untuk menjadi pendamping terbaik, sebab, sungguh berat tanggung jawab yang dipikul nya nak, bantu ia untuk mendampingi mu dan anak-anak kalian kelak sampai di surga.
Bandung, 18 April 2020
265 notes
·
View notes
Text
Ngopi : Keuangan Keluarga
Bahas Uang Itu Sensitif, tapi Bukan Berarti ga Bisa jadi Santai
"Ditengah pandemik begini, bagi seorang pengusaha yang tiap harinya ngga menentu gimana sih?"
Yang aku dan mas Ali yakini dari sebelum Pandemik, tentang sebuah rezeki ngga tentang uang, jadi ga boleh ada alasan apapun, yang buat kami terkesan tidak bersyukur. Prinsip pertamanya gitu.
Terus gimana lagi?
Yang kedua, rezeki yang Allah kasih ke setiap individu sudah Allah pos masing-masing dan ndak ada yang tertukar, jadi ikhtiar maksimal adalah koentji biar Allah bukain kotak rezeki dari masing-masing kita.
Nah, masuk ke keuangan keluarga ditengah pandemik.
Awal mula himbauan lockdown ini, Mas Ali udah sering banget melototin laptop yang isinya Excel, yang judulnya 'Perhitungan Usaha'. Sesekali aku nanya, "Mas lagi apa?" Dari dapur. Terus mas Ali suka tiba-tiba nyeletuk "insyaAllah aman beberapa bulan ke depan"
Memang, untuk keuangan perusahaan Slava ini semua masih terpusat dari Mas Ali. Semua alur catatan kerja Perusahaan ya mas Ali yg pegang. Aku kebagian untuk hitungan skala kecil, 'Reward Kami' itu nama Gaji aku dan mas Ali dari hitungan Perusahaan.
Sebelum pandemik, aku dan mas Ali digaji dari 'Reward Kami', sisanya adalah persenan-persenan dari pos pos yang sudah kami sepakati, termasuk pos infaq (di dalam harta kita ada hak oramg lain) sampai pos sirkulasi usaha juga tabungan
Penurunan ga sih pas pandemik usahanya?
Iya, ngaruh banget, apalagi kan semua orang memang fokus ke kebutuhan pokok, sedangkan Slava bergerak ke pelayanan kebutuhan sekunder, jadi agak berpengaruh sama hasil usaha termasuk 'Reward Kami'.
Terus solusinya gimana?
Berhemat. Memilah mana pengeluaran yang harus ngga pakai tapi untuk dikeluarkan, menahan hawa nafsu yang menggoyahkan untuk pengeluaran yang kalau ditunda masih bisa hidup hhe, dan kunci utama adalah komunikasi.
Selama ini, kalau ada pengeluaran mendadak, aku konfirm mas Ali, ini pengeluaran diambil dari pos uangnya siapa, dan yang mana, selain itu kalau ngga punya dana cadangan, dan ada yang perlu dikeluarkan, ya komunikasi baik-baik, kalau benar tak bisa mengeluarkan, ya ditahan, dan bersabar.
Alhamdulillah dari sering komunikasi yang ringan, bab keuangan keluarga yang berat, minimal kalau tak ada solusi, masih ada secerca dengan sabar, habis itu Allah sering banget saat penantian bab sabar, Allah tunjukkan kuasa, tiba-tiba ada yang order Slava 100pcs aja, gitu aamiin.
Ya di tengah pandemik ini, aku juga seperti halnya setiap manajer keuangan keluarga lainnya harus benar-benar learning by doing jadi ahli akuntansi, catat mencatat, susun rencana, mana pos yang harus dihemat. Kalau semua dilakukan sendiri, seorang ekstrovert kaya aku ini pasti stres, nah dengan komunikasi sama pasangan, jujur dengan ngbrol baik-baik, meski solusinya hanya 'sabar' terasa ringan karena masalah dipikul bersama.
Banyak hikmahnya ya di tengah Pandemik ini, Allah benar-benar menguji kita, Bertahan Ok! Barakallahufiik
Bandung.
Masih ditengah suasana karantina :''
0 notes
Text
Mengakui
Salah satu tantangan hidup adalah mengakui Mengakui bahwa kita salah
Mengakui bahwa kita kurang baik
Mengakui bahwa kita kurang menarik . .
Bahkan
Dalam mengakui kita tu mampu
Mengakui bahwa kita berhasil
Mengakui bahwa kita bangga pada diri
Karena sejatinya tiap orang butuh keberanian untuk mengakui
Karena mengakui salah satu bentuk melawan ketakutan dalam diri
Tantangan hidup kali ini adalah mengakui, untuk menjadi lebih baik lagi mengalahkan ego diri.
The best version of me . .
Dari aku yang belajar mengakui potensi aku yang sebenarnya ada
Bandung.
Ditengah masa karantina :''
1 note
·
View note
Photo

Alhamdulillah, ternyata Allah masih ngasih kesempatan kita untuk terus belajar. Dan masyaAllah, perkara menuntut ilmu saja panjaaang, apalagi perkara-perkara yang lain? . . Bahkan, kalau ibadah kita ngga pakai ilmu, bisa jadi Allah ngga suka sama ibadah kita :'(( . . Jazakillah khayr ustdzh @ummnazeeha , seperti nampar kembali dan mengingatkan dalam proses belajar, kita wajib bersungguh-sungguh, apalagi kalau mau ilmu yang kita dapat bermanfaat dan Allah naikan derajat kita dengan perantara ilmu yang kita miliki . . Bismillah . . @bengkel_diri #adabilmu #BDramadhan #bengkel_diri https://www.instagram.com/p/B-SCrk0ptCV/?igshid=1al33fk4lvbfw
0 notes
Text
Belajar dari Corona
Selamat malam, dunia. Tidak bisa tidur ya?
Pasti kamu lelah dengan manusia? Diberi kerja, mengeluh. Disuruh istirahat, mengeluh. Berpeluh macet di kota, mengeluh. Duduk diam di rumah, mengeluh.
Aku lihat linimasaku mulai bertabur hikmah, buah pikir kawan-kawanku, sebab kau berhasil membuat kami semua geger, dunia. Terimakasih ya, kami jadi banyak belajar. Ternyata pak ustadz di surau kecil itu benar: kami tak punya daya, kau cuma sementara.
Dunia, tahukah? Seisi rumahku mulai bosan.
Sepagian tadi, kau juga lihat kan ayahku asik di lahan sempit yang ia sulap jadi kebun-super-mini lengkap dengan kandang ayam.
Ibuku tak jauh berbeda. Lepas subuh, sudah kucium aroma sedap dari dapur. Aku mengintip panci, ah.. ibu masak coto makassar. Kugoda ibu dengan berkata “tumben”, katanya: agar ada kerjaan, kalau hanya tumis-tumis seperti biasa, terlalu cepat selesai, nanti bingung mau ngapain setelahnya. Oh ya, seharian ini ibu juga membuat ratusan amplop kecil dari kertas tak terpakai. Asik menggunting-lipat-tempel di depan televisi. Kutanya “untuk apa?”, memanfaatkan kertas dan menghabiskan waktu, jawabnya. Duhai dunia, ibu memang tak bisa diam.
Adik-adikku juga sibuk, tapi di kamar mereka masing-masing. Yang satu tak akan jauh-jauh dari kerjaan, satunya lagi tak jauh-jauh dari tugas kuliah dan Netflix.
Dunia, barusan, lepas salat isya, kami nongkrong berjamaah di depan televisi, tak jelas apa yang ditonton. Kami kemudian pesan martabak telur dari aplikasi pengantar makanan. Lalu dalam kunyahan ke-sekian, pikiranku yang suka melanglang buana ini memunculkan tanya, sekonyong-konyong, entah pada siapa..
“manusia gerobak mengisolasi diri dan anak-anaknya ke mana ya?”
Duh, dunia.. sebelum mengeluhkan timbangan yang naik karena di rumah makan terus, mestinya aku bersyukur sebab masih punya sesuatu untuk dimakan, kan?
Duh, dunia.. sebelum mencak-mencak bosan, mestinya aku bersyukur sebab masih punya anggota keluarga untuk diajak bicara, kan? Aku masih punya buku untuk dibaca, aku masih punya akses internet, aku masih punya cat air, aku masih punya film, untuk dinikmati –atau setidaknya berusaha menikmati.
Aih, itu ada Quran tergeletak menunggu dibaca, jaminan ketenangan, kan?
Duh, dunia.. sebelum protes sumuk di rumah, mestinya aku bersyukur sebab masih memiliki rumah tempat berlindung, kan?

163 notes
·
View notes
Text
Bahagianya Kamu Itu Beneran atau Dibahagia-bahagiain?
Menurutmu, bahagia itu apa, sih? Kondisi seperti apa yang dapat menjadi indikator kebahagiaan bagi seseorang? Apakah ketika semua keinginan sudah terwujud, mimpi sudah tercapai, dan konflik-konflik yang dimiliki sudah selesai? Banyak buku-buku yang membahas kebahagiaan dengan memilih diksi stairway to the happiness, happiness 101, roadmap to the happiness, dst sebagai judul. Lucunya, jika kita coba lihat isinya secara umum, seperti yang sudah bisa ditebak, happiness atau kebahagiaan ini lebih banyak dikaitkan dengan self-love, self-care, travelling, pleasure, dll yang sebenarnya hmm … tidak salah juga. Tapi, hal itu dapat memunculkan pertanyaan baru di benak kita: apakah bahagia hanya menyoal hal-hal semacam itu? Bagaimana dengan urusan jangka panjang kita selepas dunia? Dalam buku The Little Book of Hygge: The Danish Way To Live Well yang ditulis oleh Meik Hiking dari The Happiness Reseach Institute asal Denmark, disebutkan bahwa Denmark merupakan negara paling bahagia di Eropa. Menurut buku ini, konon kebahagiaan berkaitan dengan atmosphere, presence, pleasure, equality, gratitude, harmony, comfort, truce, togetherness, dan shelter. Hmm, menarik. Tapi jika kita mencoba melihat salah satu mental health issues di Denmark, khususnys stress level, ternyata tinggi juga. Kalau begitu, apa sih yang menjadi kunci kebahagiaan kita, khususnya dalam peran kita sebagai seorang muslim? Di dunia ini, is happiness really exist? Is there any alchemy of happiness? Kalau sekarang kamu sedang merasa bahagia, bahagiamu itu beneran atau dibahagia-bahagiain, sih? Hehe.
Yuk, diskusi lebih lanjut di kelas online Heal Yourself bulan ini!

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, klik bit.ly/HYtalkabouthappiness ya :)
67 notes
·
View notes
Text
Seringkali kita merasa potensi kita disitu-situ aja, kurang dari yang lain. Itu tandanya kita sering lupa, bahkan belum mulai mencoba
Setelah dicoba, dan mendapat dukungan dari semesta, kita akan sadar, bahwa Allah menciptakan masing-masing dari kita dengan potensi yang berbeda. Kamu istimewa, yang menjadikanmu tak istimewa ya dirimu sendiri. Jangan hakimi diri, beri ia ruang ekspresi, biarkan ia menemukan jati diri hingga potensi diri
Self love.
0 notes
Text
Skripsi Jilid 2 : Ego Diri Yang Terluka
"ah nanti juga dipermudah, masa ngebiarin gitu aja" dalam benak yang congkak
Kemudian Allah memberi jalan, jalan yang berliku tapinya, yang membungkam kalimat 'ah nanti juga dipermudah'
.
Mulai dari nilai semester sebelumnya tak kunjung keluar karena sistem yang ternyata muter-muter birokrasinya. Terus dosen yang harus tes dulu agar nilainya keluar lagi. Sampai administrasi yang ini belum, itu belum
.
Kebayang aku yang panik, tapi yang ngejalanin sangat tenang. Tenang yang terlihat. Ku amati diam-diam sebenarnya ia pun ada paniknya. Tapi ia sembunyikan agar aku tak terus-terusan panik yang malah bikin kacau keduanya
.
"Ya mau gimana, harus dilalui, kerjain dan pasrah minta bantuan ke Allah" kalimat yang akhirnya keluar. Aku terdiam, dan akhirnya aku putuskan "oke aku ngga bisa dengan cara brutal paksa wkwk. Aku ikuti aturan mainnya"
.
Support system, kayaknya masih jauh dari sebutan itu, tapi aku terus berusaha sampai titik itu. aku bagian pritilan-pritilan, nyimpen dokumen, ngerapihin, ngecek perparagraf, ngga banyak komen, ikut ke perpus, ikut ke lapangan, ngejalanin aja senyaman doi untuk mau aku bantu
.
Karena pernah dipaksa "hayuk beresin, ini udah belum, itu gimana?" meski kalimat bukan perintah, ternyata itu bikin sebagian orang tertekan juga
.
Terus kunci utama dalam hal mendampingi melawan ego adalah Apresiasi. Sekecil apapun, itu jadi semangat doi ceunah. Akunya jangan kelihatan panik, senyum, tenang (padahal mah) wkwkw
.
"Tuhkan apa yang aku bilang! Coba urus dari kemarin" kalimat ini mematikan semangat, hati, dan memercik api
.
.
Ini adalah babak baru bagi kami, pelajaran berharga buat aku yang mungkin sebagian orang ngalamin juga
.
Remeh sih (mungkin buat sebagian orang) tapi kami belajar, oh gini bersama untuk berjuang menuntaskan cita-cita. Yuk lagi, semangat untuk kita ke misi kita berikutnya! Ceklis 👍
.
Tentang Ego diri yang harus berbenah, dari sini aku belajar, bahwa berpengalaman juga belum tentu jadi metode yang pas untuk dipakai ke orang lain. Semakin memaksakan sesuai kehendak kita, bisa jadi akan ada yang tersakiti. Mending kehendak kita dinegosiasikan dulu ke Allah, biar Allah yang 'sentuh' ia dengan caraNya 😊

3 notes
·
View notes
Text
Marhaban Ya Ramadhan, Alhamdulillah!
Alhamdulillah.....
Ramadhan sudah benar-benar datang, dan kini Ramadhan yang harus terbiasa
Terbiasa menyiapkan makan sahur. Ketika zaman nguli dulu makan sahur ala-ala, pokoknya siap kurma, buah atau roti gandum. Biasa bareng teh Sari cari makan dekat DT, nyiapin makan belinya malam, menunya ayam deui ayam deui (bukan sok, tapi ayam bakar/goreng itu awet ngga basi kalau beli malam) Sekarang? Mana bisa hanya ala-ala 😂
Qadarullah, tak bisa membuka Shaum di hari pertama, tapi semoga ngga menutup amalan lainnya. Termasuk dalam bagian 'pelayanan'
Oh begini rasanya prepare buat orang lain saat Ramadhan, yang pahalanya juga Allah janjikan. Aamiin.
Yang aku lakukan sebagai orang baru dalam hidupnye adalah bertanya. Bertanya kebiasaan kalau sahur, makan apa, ngapain aja, terus pas buka gimana, shalat tarawih dimana, ya hal-hal yang harus ku pelajari.
Oke, setelah dapat penjelasannya. Sahur pertama ini diisi dengan ritualnya diye karena menunya belum matang hahaha. Karena pak Bos orang Indo yang belum bisa menghilangkan nasi seutuhnya seperti yang dokter zaidulakbar bilang.
Tapi, ada kemajuan kok!! Hehe, beras yang kami beli kali ini udah campur-campur kacang dan biji-bijian macem Kongb** gitu, yang ada kacang hijau, beras merah dan perbijian lainnya
Warna baru saat sahur, aku harus prepare buat orang lain, yang belum tentu sama tipenya. Perbedaan bukan hal yang melulu negatif itu benar!! Sudut pandangnya aja yang emang ga sama. Ternyata, dari sana banyak banget media belajar. Jadi pribadi yang lebih baik lagi
Marhaban ya Ramadhan, Alhamdulillah, alhamdulillah Ya Rabb, terimakasih mengisi Ramadhan kedepan bersama nakhoda untuk semangat jemput Lailatul Qadr
1 Ramadhan 1440H
Seorang istri newbie, dirawae.
2 notes
·
View notes
Text
Pagi Yang Tak Biasa
"Bertumbuh keimanan, berbuah kebaikan. Itulah sakinah mawaddah warahmah dari pernikahan."
Entah kenapa pagi ini terasa sangat berbeda. Ah lebay si Dira aja, kalau mas tahu aku nulis begini. Tapi ndak papa kan ku bagi perbedaan dari biasanya ini sedikit.
Bagi yang pasangan hidupnya memilih berkarier office hour hal yang lumrah ketika pagi-pagi sudah meninggalkan rumah berkegiatan masing-masing.
Sang istri dengan kegiatan rumah tangga, siap bekerja. Pun dengan sang suami yang juga menyiapkan segala sesuatunya yang harus dibawa ke kantor. Pukul 07.00 menjadi sebuah moment berpisah sementara istri dan suami yang bekerja office hour.
_______
Pagi ini tak biasa bagi kami. Suami yang memutuskan terjun ke dunia Entrepreneur dimana jam office hour nya tidak se-saklek kerja kantoran lainnya pun menjadi efek ini jadi moment sedih (buat aku sih wgwg)
______
Pagi ini suami dapat proyek (diminta bantuan) untuk menjadi pengawas ujian kompetensi di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan. Mau gimana berbisnis juga, basic pendidikan dari suami sebenernya 'ngajar' haha. Ya menjadi pengalaman meskipun akhirnya banting stir. Tapi ngga tau juga kalau dari proyek ini malah jatuh cinta ke dunia pendidikan.
______
Sarapan lebih pagi, persiapan lebih pagi, menjadi pagi yang tak biasa hari ini. Pakaian yang sangat rapih bak Pak Guru kebanyakan, terasa janggal karena biasa melihat suami pakai kaos, sendal gunung wgwgw.
"Are you ready, Mas?" Tanyaku dengan kekhawatiran berlebih. "Ini laptop disini, charger disini, dompet ini, bla bla bla" Bak emak-emak yang khawatir putranya baru mau masuk sekolah.
((Suami senyum)) "Kalem cuman beberapa hari. Bisa kan? Nanti kalau ada apa-apa ke Ijal atau Ulia" Gak sepanik emak-emak tadi.
_______
Tapi apapun aktivitasnya, bermanfaat dan berbuat kebaikan untuk orang lain ngga boleh tertunda. Mendidik dan mengajar adalah tugas yang baik. InsyaAllah, semoga lelahmu tetap Lillah mas.
Allah mau nunjukin sesuatu, terlebih ke diriku, bahwa tiada lain dalam sebuah pernikahan adalah waktunya beribadah lebih. Kan dari 50% jadi genap 100% kekuatannya. Terlebih kalau proyek-proyek kebaikan yang dihasilkan dari pernikahan Allah ridhoi.
Bertumbuh keimanan, berbuah kebaikan. Itulah sakinah mawaddah warahmah dari pernikahan.
Seperti halnya Bunda Khadijah dan Rasuluah dipersatukan. Memperkuat dakwah, saling menjaga ketaatan pada Allah, Lillah Fillah. Apapun yang dilakukan, menjadi ibadah semata-mata untuk Allah :'))
______
So, biasakan Pagimu beberapa hari ini Dira! Hamasah Until Jannah

2 notes
·
View notes
Text
Panitia Rumah Tangga Bagian 2
Ngelanjutin part 1. Maaf pemirsaaah lama sekali.
Singkat cerita, awal-awal kami sama sekali ngga ada pembagian tugas. Hingga (mungkin) sampai titik aku kaget kali ya dengan kondisi 'lebih sibuk' dari biasanya. Aku lemas, ngga mau masak, mood berantakan hahaha.
Alhasil, ia mengajakku ke pusat pembelanjaan. Katanya sih mau beli Tonic buat rambut. Akhirnya merembet ke banyak hal.
Aku termasuk yang mudah berubah mood nya. Mungkin ada pengaruhnya ENFJ, jadi mood aku bisa berubah ketika jalan-jalan atau diajak ngbrol. Meski hanya jalan aja (ngga belanja) lihat pernak-pernik dapur aja buat seneng. Lihat warna warni alat tulis aja bahagia. Lihat doang padahal wgwgw
Singkat cerita aku heran, doi ngajak ke tempat sabun dan serumpunnya. Ternyata mau belanja bulanaaan!! Yeahhh pikirku dalam hati




Hasil dokumentasi tanpa izin wgwg. Dengan mahirnya memilih barang. Sambil ngejelasin urutan bebersih agar efektif dan efisien sampai pembagian ranah kerja wgwgw
-------
Ternyata Allah ngasih patner kerja yang luar biasa dan biasa di luar. Terbiasa masak di dapur darurat. Sampai sekarang masak juga di dapur darurat kalau akunya lagi ngerjain hal lain. Sampai ternyata kelihatan spesialisasinya adalah tidak tahan terhadap 'bau'. Jadi sensitif pisan penciumannya. Alhasil, rumah harus bersih agar tidak..... bau wgwgw
Aaah, Ya Rabb, alhamdulillah my patner ini luar biasa. Ngga jadi ngeluh, keluhan hanyalah datang dari keimanan yang sedang tidak stabil. Kalau disikapi dengan baik, dan diorganisir dengan teratur, Rumah Tangga Impian, Rumahku Syurgaku sangat bisa siapa saja perjuangkan
Tetap semangat ya Pak Achmad Ali Akbar, semangat dan sabar menghadapi Indira Sanjaningtyas tentunya hhi.
Sekian
dirawae 27 Maret 2019
2 notes
·
View notes
Text
Panitia Rumah Tangga Bagian 1
Dalam hidup, teratur dalam sebuah sistem adalah hal keniscayaan seperti bangunan yang teratur yang Allah suka. Bahkan tubuh kita juga sistem. Ada kepanitiaannya. Dan kini, terima kasih telah mengorganisir rumah tangga dengan baik! Ayo kita terus bikin event seruuuu selanjutnya Bos!
______
Cerita Single
Aku termasuk orang yang bukan orang super bersih kaya di drama korea yang lagi digandrungi kaula muda. Tapi setidaknya meski semut itu binatang yang organisasi barisannya rapih, aku ndak mau kalau emosi jiwa kemanusiaanku hadir untuk jadi 'beringas' nyemprot hingga barisannya bubar. Atau disaat orang-orang dengan kengeriannya dengan kecoaa, aku masih bisa menanganinya, tapi ku tak suka membiarkan mereka tertarik dengan wilayahku. Coba simpulkan, aku orang yang rapi??
Jawabannya, ngga juga sih. Jadi sesuai mood. Tapi yang penting tidak mengundang semut, kecoa dan cicak berada bebas didekatku. Sebeel! Haha
________
Bertemu dengan Bosque
Awal mengarungi samudra dan meninggalkan dermaga Singlelillah, aku banyak ngelus dada. Karena aku ndak bisa mengatur semua organisir kerumah tanggaan sendirian. Ngga bisa 'tidak boleh ada cicak, semut di rumah'.
Tidak bisa menggantungkan harap nyimpen teratur pada tempatnya. Karena aku tinggal berdua, bukan sendirian yang bisa ngatur barang pada tempatnya kaya di dermaga single jaman baheula.
______
"Semua punya waktu, waktu yang akan mengungkap segalanya," kata sinetron Indonesia.
Bener, semua punya porsinya, begitupun di dunia pernikahan. Beruntunglah wahai organisatoris event semasa singlelillah, harusnya udah terbiasa.
______
Semua terungkap.
Bosque pandai sekali memasak. Katanya, ilmu yang ia pelajari otodidak karena sering jadi sie Logistik tiap event, dan masakan teman-temannya yaaaa dia bilang standar (nyeritainnya sambil tertawa sok keren).
Beberapa kali saat aku moody masak menghilang karena sedih bahan makananku terbuang karena busuk, aku mulai malas. Sang Bos selalu nanya, "Mau masak apa? Sakit? Oke kita bagi tugas, nanti Mas yang masak."
Suka berbinar-binar kalau tiap pagi ada kalimat bagi tugas.
Terus, pas dia masak kamu ngapain Dir? Haha, aku ngerjain hal lain. Bersih-bersih dokumen, ngerapihin display lapak bisnis, beresin kamar dimana itu wilayah yang jarang Bosque jangkau. Kebayang? Kan setiap manusia punya kekurangan. Jadi moody ku muncul ketika 'kenapaa sih, rumah asa ngga beres-beres huft'. Haha
Bersambung dulu yak, aku mau berbagi tugas dulu gaiis haha

Ngga terlalu jorok kan? Ahahaahhahah candaaa
Ini habis pindahan, belum beberes karena barang sebanyak ini (masih ada di ruang lain) Bosque yang angkut (bagi peran katanya) karena si gue kebagian yang beberes, begitu kalimat bagi peran kepanitiaan rumah tangga selesai, iapun tertawa.
______
Pada akhirnya doi yang memulai wqq
Menuju bulan kedua mengarungi samudra kehidupan.
Cimahi, 26 Februari 2019
dirawae

0 notes
Text
Bukankah dirimu mengatakan, bahwa yang membuat engkau tegar dan berani melangkah sejauh ini semata-mata karena dirimu yakin akan takdir Rabbmu?
________
Repost dari instagram mbak kaffa silmy :)
0 notes
Text
Harta yang Tak pernah Habis
"Pasang surut bisnis, percaya kesatu vendor ternyata dikhianati, ah itu hal biasa. Kalau belum pernah dikhianati dalam bisnis, kita belum kuat" kata seorang bisnis-man kelas kakap
"Hal yang saya jaga dalam bisnis adalah kepercayaan, Teh. Pembeli adalah raja kan? Tapi selain itu, pembeli adalah amanah. Amanah penyampai rezeki kita dari Allah. Ga akan jatuh miskin teh kalau kita tetap menjaga kepercayaan pembeli kita" kata sebagian dari mereka
Mengingatkan pada kisah Urwah Al Bariqi dan Ustman bin Affan yang diamanahi 1 Dinar oleh Rasulullah untuk beli 1 kambing. Ia menjaga amanah dan berkomunikasi dengan baik, lisan yang baik meski berhadapan dengan Yahudi untuk membeli sumur yang pahalanya mengalir menjamin masuk Syurga
Kisah termasyur lainnya Abdurrahman bin Auf yang dermawan dan menghibahkan semua harta kekayaannya untuk jihad
Kekayaan yang tak pernah habis adalah akhlakul kharimah dalam berdagang. Bukan habis, malah harus terus diteladankan
Rasulullah dan Khadijah mencontohkan dalam sifat Amanah memegang amanat pembeli
Tulisan ini hadir, karena tadi pagi dapat chat WA dari bapak Endang vendor konveksi yang suksesnya tak diragukan. Beliau menjaga amanah customer dengan rasa tanggungjawab. Kisahnya, barang delay 3-4 hari. Kemudian beliau chat yang isinya kurleb begini, "Kedepannya saya mau kerjakan sendiri, ngga lewat pihak ketiga, saya malu kemarin telat. Mohon maaf" .
Hal yang jarang (mungkin aku belum ketemu lagi yang kaya gini). Seringnya dulu dikhianati 😅
Kisah diinspirasi dari Pak Endang. Sukses, dengan komitmen dan akhlak teladan yang harus dicontoh sebagai newbie. Kaya yang tak pernah habis, yakni berbisnis dengan teladan yang baik
________
Bandung, 1 Februari 2019
dirawae
0 notes
Text
Allah Catat Tanpa Jeda
Allah Catat Tanpa Jeda setiap transaksi, setiap hal yang kita tawarkan, Allah lihat setiap kata pelayanan baik/buruk pada pelanggan, terlebih setiap niat kita berjualan, Allah catat.

Sering kali disibukkan diri bertahan hidup untuk menggapai dunia dan dunia yang terasa, CAPEK!
Awal mula merantau, yang jadi orientasi seorang Maba adalah gimana caranya bertahan hidup, punya tabungan cukup untuk makan. Boro-boro berfikir untuk memutar uang yang dipunya agar terus bernominal lebih besar dari sebelumnya
Jalan tak mulus, jadi reseller tanpa modal ngga seindah yang dibayangkan. Enak, tapi pasti ada tapi. Sampai suatu ketika Allah tarik diri ketika sudah sangat terbuai akhirnya bisa bertahan hidup
Deg, barang yang banyak dipesan tak kunjung tersedia dari penyetok. Pencatatan amburadul, hingga pengeluaran yang membengkak. Hmm kenapa Ya Rabb? Tanyaku kala itu
Bertemu orang-orang yang orientasi bertahan hidup bukan duniawi menjadikan saya pribadi yang banyak kurangnya sehingga harus evaluasi diri. Uang dalam bisnis harusnya bukan menjadi alasan utama. Yang utama dalam bisnis adalah 'Seberapa Besar Manfaat Bisnis Kita Bagi Orang Lain'
Allah Catat Tanpa Jeda setiap transaksi, setiap hal yang kita tawarkan, Allah lihat setiap kata pelayanan baik/buruk pada pelanggan, terlebih setiap niat kita berjualan, Allah catat.
Nah, memulai sesuatu hal baru tentu tak mudah, tapi bukan tak bisa ((note to my self)). Ngga ada yang salah ketika memulai (lagi) dengan Ruh yang baru. Bismillah
Bandung, 31 Januari 2019
dirawae
0 notes