disyahara
disyahara
Untitled
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
disyahara · 4 years ago
Text
Ibuku dengan Obsesinya Belanja Online untuk Kebutuhan Rumah dan Memasak
Introduksi 
“Paket, Paket dari Tokopedia!” Terdengar suara pengantar paket di depan rumah memanggil, tetapi siapa yang membeli barang lagi? 
Pandemi ini sudah berjalan selama satu tahun setengah dan sekarang satu tahun setengah itu sudah berlalu. Tidak ada yang menyukai pandemi ini, walaupun kita diberi lebih banyak waktu untuk bersama keluarga lebih sering. Waktu berlalu, betapa bosannya kita di rumah, jarang bertemu teman, guru, dan saudara. 
Berbelanja hanya bisa ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan minuman untuk kebutuhan rumah. Jika bosan, kita mencari aktivitas yang bisa dilakukan saat bosan. Aktivitas yang biasanya kita bisa lakukan adalah FaceTime atau telepon teman-teman, memasak, menonton film, mendengarkan lagu, melukis atau menggambar, dan melakukan hal yang kita gemari. Hal lain yang juga menyenangkan adalah juga berbelanja, apalagi di masa pandemi ini! 
Berbelanja Offline belum tentu aman dan diperbolehkan, di sisi lain toko Online sudah lebih banyak dan memberi kita lebih banyak pilihan barang yang berkualitas untuk dibeli. Bundaku, adalah salah satu orang di rumah yang memiliki perilaku konsumtif. Sering sekali dia membeli barang dari berbagai toko Online, ada Tokopedia, Shoppee, Bukalapak, Lazada, BliBli, dan OLX. 
Dalam seminggu aku bisa hitung ada 3-5 paket yang datang, dari toko-toko yang berbeda. Sering kali aku ke depan rumah, ada banyak paket yang sudah tertumpuk dengan tulisan dari toko tersebut. Aku melihat kembali untuk siapa, ternyata semua paket bertumpuk itu untuk bundaku. Kira-kira bunda belanja apa saja ya? 
Setelah aku membawa paket-paket bertumpuk itu ke dalam rumah, ada suara teriakan pengantar paket dari Tokopedia. Aku bingung apakah dia salah alamat atau memang ada salah satu orang di rumah yang memesan barang. Namun, siapa yang membeli barang lagi? Saat aku ke depan rumah, dan bertanya “untuk siapa paket ini?” pengantar paket tersebut menjawab “untuk Ibu Illa.” Aku tertawa dan kaget karena saat paket untuk bunda sudah bertumpuk, ternyata barang yang sudah dibeli belum berhasil memuaskan keinginan bunda untuk berbelanja. Apakah perilaku ini akan terus berjalan, atau berhenti di suatu titik?
Isi
Selama masa pandemi ini masih berjalan, perilaku konsumtif bunda tidak ada hentinya. Berawal dari hobi memasak; memasak makanan Indonesia dan makanan khas negara lain. Saat karantina COVID-19 ini mulai, kita semua mempunyai banyak waktu luang untuk melakukan aktivitas yang kita gemari. 
Termasuk bunda yang mempunyai hobi memasak, ia pun sering memakai waktu kosongnya untuk memasak. Namun, untuk memasak kita memerlukan peralatan yang berbeda-beda untuk variasi makanan yang beragam, karena memasak memerlukan peralatan yang cukup komplit. Bunda memakai waktu kosong itu untuk mencari peralatan masak di toko online seperti Tokopedia, Shoppee, Bukalapak, dan lainnya. 
Sejak bunda mempunyai lebih banyak waktu kosong, ia tidak hanya membeli peralatan memasak, tetapi setiap bunda melihat barang di toko online yang unik, bermanfaat, dan memiliki banyak fungsi, ia langsung membeli barang tersebut. Namun jangan salah sangka, bundaku lebih memilih barang yang murah tetapi tetap berkualitas dan ada promonya. Jika harganya tidak terjangkau, belum tentu barang akan dibeli, terkadang akan dibeli jika sangat diperlukan. 
Promosi adalah salah satu hal yang sangat dominan dan menarik perhatian kita semua untuk membeli barang itu, karena promosi tidak datang setiap hari. Promosi sering datang pada hari raya atau momen tertentu. Begitu pula dengan bundaku, saat dia melihat harga barang yang murah atau barang promo di toko tersebut, ia langsung memasukkan barang itu pada keranjangnya. 
Dimulai dengan hobi, sampai kecanduan seperti sekarang. Terkadang bunda tidak sadar dalam satu pekan banyak barang dan paket yang datang ke rumah. Setiap pekan berbeda-beda, mungkin karena keinginan bunda berbeda. Barang yang dijual di toko online tentu saja berbeda tergantung dari produk dan kualitasnya, oleh karena itu jumlah uang yang dibelanjakan tentu saja berbeda. 
Setelah mewawancarai bunda, ia berkata “dalam seminggu, bunda bisa menghabiskan uang sebanyak Rp300.000,00 - Rp600.000,00 untuk belanja.” Harga total seminggu pun masih prediksi dan rata-rata, bisa diprediksi juga bahwa total barang yang dibeli adalah 5-8 barang. Sebab, bunda sangat melihat harga sebelum dibeli, uang yang dihabiskan dalam seminggu tidak melebihi 1 juta. 
Dalam kehidupan, pasti harus menjalani hidup yang teratur dengan memenuhi kebutuhan, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa memenuhi keinginan. Hidup tanpa memenuhi keinginan itu tidak memuaskan. Oleh karena itu, bunda sering berbelanja dan membeli barang yang cukup banyak dalam seminggu untuk memenuhi keinginan. 
Namun, bunda adalah orang yang tidak pelit. Ia membelikan barang-barang baru buat anaknya dan suaminya. Tidak hanya memprioritaskan keinginannya tetapi, membeli barang untuk kebutuhan pun sangat diperlukan dan dilakukan sebulan sekali atau saat stok minuman dan makanan habis. 
Saat kita memakai kata “kecanduan” itu adalah hal yang tidak baik atau hal yang harus dihindari. Kecanduan dalam berbelanja belum tentu 100% negatif, dalam perilaku konsumtif ini pun ada positifnya. Pasti dari kita ada yang suka membeli barang karena ingin? Itu bukan hal yang buruk. Namun jika menjadi keseringan, bisa menghasilkan kecanduan dan pola hidup yang tidak teratur. Perilaku konsumtif bunda, terkadang bisa menjadi suatu hal menyebalkan untuk lingkungan sekitarnya, karena paket terus datang. 
Selain menyebalkan, bisa juga menjadi hal yang menakutkan jika kita menjadi boros. Memboroskan uang untuk membeli barang yang tidak diperlukan atau sudah punya tetapi membeli lagi. Namun, bunda mengerti dan tahu cara memisahkan uang untuk membeli keinginan dan keperluan. Bunda juga memilih barang dengan harga yang terjangkau atau diskon, jika harga barang terlalu mahal maka berbelanja akan ditunda. Walaupun berbelanja cukup sering, ia tetap berbagi barang-barang itu kepada orang-orang yang dekat atau yang membutuhkannya. 
Banyak loh yang bisa kita ambil positifnya dari berbelanja ini! walaupun kita harus bisa mengontrol diri dari membeli barang yang melebihi kebutuhan kita. Kebutuhan dan keinginan itu adalah dua hal yang berbeda, tetapi membeli barang yang kita inginkan bersama yang kita butuhkan adalah poin tambahan dari berbelanja. 
Kebutuhan adalah hal yang diperlukan untuk mempertahankan hidup kita, mungkin bukan suatu hal yang kita gemari tetapi hal yang kita perlu lakukan. Di samping itu, keinginan adalah hal yang kita sukai dan inginkan. Bunda sering sekali saat belanja bulanan untuk membeli keperluan, menambahkan barang-barang yang tidak diperlukan ke keranjang. 
Selain itu kita bisa memprioritaskan apa yang dibeli terlebih dahulu, yang pasti kebutuhan adalah hal yang kita prioritaskan dahulu, jika kita tidak memenuhi kebutuhan, gaya hidup kita tidak akan berjalan lancar. Memenuhi keinginan akan selalu bisa ditunda setelah memenuhi kebutuhan, dengan itu gaya hidup kita akan lebih teratur. 
Pasti inginkan mempunyai gaya hidup yang teratur? Uang tidak cepat habis tetapi masih bisa membeli barang yang kita inginkan. Mengatur uang untuk kebutuhan dan keinginan adalah salah satu caranya. Saat mengatur keuangan dalam rangka kebutuhan dan keinginan, kita harus memisahkan kedua uang tersebut. 
Jadi keduanya mempunyai tabungan sendiri. Uang akan lebih hemat dan hidup pun akan lebih teratur. Jika kedua uang atau tabungan tersebut digabungkan bisa saja kita menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli barang yang kita inginkan sementara uang tabungan tidak cukup.
Kesimpulan 
Memiliki perilaku konsumtif tidak selamanya buruk. Akan tetapi tentu, perilaku itu bisa berubah jika kamu mau. Jika tidak, perilaku kamu akan berdampak negatif pada diri sendiri dan lingkungan. 
Aku memiliki harapan bahwa bunda bisa mengubah perilaku konsumtifnya. Walaupun bunda sering sekali berbelanja online karena hobi dan untuk menghilangkan stress, tetapi bunda bisa berpikir cermat.
Untuk mengurangi keseringan berbelanja barang yang diinginkan, bunda harus memiliki kontrol diri. Jika bisa mengontrol diri dari hal yang menarik perhatian, bunda akan bisa menghemat uang dan mengurangi frekuensi berbelanja. 
Memisahkan tabungan untuk keinginan dan kebutuhan, itu sangat diperlukan. Aku tahu bahwa pasti banyak dari kita sudah bisa memisahkan tabungan menjadi kebutuhan dan keinginan. Melalui cara ini kita bisa menyenangkan diri dan memiliki pola hidup yang sehat. Bisa memenuhi kebutuhan dengan keinginan secara langsung. Hasil dari cara ini, bisa menghemat uang, berpikir cermat dan menjalani hidup dengan lancar. 
Selama menghindar dari perilaku konsumtif, bunda bisa mengeksplorasi hobi atau aktivitas lain untuk dilakukan selama pandemi ini. Meskipun, berbelanja online adalah salah satu aktivitas yang bisa menghilangkan stress bunda. Memiliki hobi akan lebih efektif dan hemat untuk kita lakukan pada waktu kosong, seperti berolahraga, menggambar, menulis cerita, membersihkan rumah, menonton film, dan lainnya. Aktivitas tersebut bisa menghemat uang dan menghindarkan kita dari nafsu membeli barang yang tidak diperlukan. 
Ingat! Memenuhi keinginan bukan hal yang 100% negatif, tetapi memiliki nafsu yang datang setiap saat dan tidak bisa mengontrol diri adalah hal yang bisa menjadi 100% negatif. Untuk memiliki pola hidup sehat kita harus bisa menyeimbangkan berbelanja kebutuhan 50% dan 50% keinginan. Saat kita bisa menyeimbangkan kedua hal tersebut, maka lingkungan dan suasana hati akan terasa lebih teratur. Lakukan pola ini untuk masa depanmu! 
“Jika gagal untuk menghindari perilaku konsumtif. Maka bangkit lagi untuk mencapai tujuanmu, dengan kegagalan itu kamu bisa menjadi lebih baik.” 
1 note · View note