Tumgik
diveinmymind · 2 years
Text
Terkadang...
Terkadang, orang lain ga perlu tau apapun tentang diriku.
Mau diceritakan dan dijelaskan sedetail mungkin pun, mereka ga akan mengerti dengan sebenar-benarnya.
Tugas mereka mungkin hanya sebatas mendengarkan dan memberikan saran—itupun jika diminta.
Karena, ga ada yang benar-benar tau tentang diriku selain aku sendiri—yang benar-benar menjalani dan merasakannya.
Terkadang, komentar yang tidak kita harapkan dari orang lain pun sebetulnya tidak perlu dimasukkan ke hati dan pikiran.
Terkadang, diri ini harus bisa bersikap bodo amat dengan segala hal yang tidak berarti.
Terkadang, manusia itu butuh diingatkan bahwa dia diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut—yang kata seorang ustadz maknanya adalah, manusia harus lebih banyak mendengar daripada berkomentar dan berkomentar sesuai dengan dasar pengetahuan yang masuk lewat pendengarannya.
Ada juga hadist yang mengatakan, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam” (HR Muslim no 222).
Terkadang, kita lupa bahwa semua itu dipertanggung jawabkan.
YaAllah ampunilah aku...
4 notes · View notes
diveinmymind · 2 years
Text
Recap Jalan-Jalan (not so) Keliling Jakarta
Udah lama sebenarnya aku pengen bisa jalan-jalan ke Jakarta pakai moda transportasi umum.
Alias pengen gitu nyobain naik MRT keliling Jakarta.
Akhirnya, kemarin hari Minggu (26/12/21) langsung eksekusi.
Se-random dan se-dadakan itu emang. Iya tau, itu hari Minggu. Biasanya paling mager kalau jalan-jalan di hari Minggu. Karena besoknya harus kerja. Tapi aku ngerasa jenuh akhir-akhir ini, jadi aku tetap tancap gas.
Terus, scrolling ig darihalte_kehalte buat referensi tempat. Akhirnya pilihan jatuh kepada Claypot Popo dan Pos Bloc—Pos Bloc ini ngide aja sih karena kemarin lihat dipostingan teman xixi
Berangkat dari Stasiun Cikarang jam 11.25 naik KRL. Transit di Stasiun Manggarai kurleb jam 12 lewat sekian sambil Dhuhur-an. Dilanjut dari Stasiun Manggarai ke Sudirman. Setelah itu, pindah naik MRT BNI Dukuh Atas. Jaraknya tidak begitu jauh ternyata dari Sudirman, jalan kurang lebih 5 menit ke MRT BNI Dukuh Atas. Dari situ, langsung menuju Blok M. Turun di Blok M, jalan 10-15 menit untuk ke Claypot Popo.
Alhamdulillahnya, cuaca sedang bersahabat. Sepanjang jalan isinya cuma mbatin, "Wah ternyata ada kayak gini di sini ya, ada kayak gitu di sini ya, kemana aja baru tau." atau "Asik juga jalan-jalan gini doang." Sayang banget ga dokumentasiin detail karena baterai handphone tinggal 58%, bawa sih powerbank tp mati jg tidak guna, jadi dihemat-hemat, karena perjalanan masih long way to gooo.
Suasananya ala-ala Jakarta jaman lawas. Jiakhhh lawas lho was, berasa tua banget apa. Tapi memang terlihat dari bentuk dan design gedung-gedungnya, keramik di trotoarnya yang udah pecah-pecah.
Sesampainya di Claypot Popo, jujur agak kagok. Dalem hatiku, "Ini pesennya gmn. Ini halal ga sih? Kenapa ngga seraching dulu sebelumnya *sambil liat menu* ada sih tulisan halal-nya. Menu-nya aman sih aman. Jadul banget ya *sambil liat sana sini* ini cara buka pintunya gmn tolong, oh didorong aja lho, kejepit awas kejepit, santai aja ndeso dikit gpp kali. Tempat duduknya kecil ya, jebol ngga ya aku dudukin. Pelan aja pelan, santai."
Bangunan Claypot Popo ini tidak terlalu besar, berlantai 2, berwarna hijau kukus dengan tulisan yang lumayan kecil di atas pintu persis. Karena ramai, akhirnya aku dapat tempat di balkon.
Beginilah sebagian penampakan di balkon. Nuansa Chinese-nya yang ada banget.
Tumblr media
Di sini menunya banyak, ada yang kuah dan ada yang tidak. Aku pesan menu yang menurutku basic dan aman. Jadi, pilihan jatuh ke Claypot Ayam Kuah Siram dan Kailan. Untuk minum aku pesan air mineral. Claypot Ayam Kuah Siram ini ternyata punya tipikal kuah yang kental sekali, seperti lem dan gurih rasanya. Oh iya, di sini tuh ada chili oil yang menurutku mantap, 11/12 seperti di Imperial Kitchen & Dimsum. Aku campurin ke Claypot Ayam Kuah Siram-nya jadi tambah maknyus!
Tumblr media
Lalu, Kailan-nya segar sekali dan enak. Match sekali antara Claypot Ayam Kuah Siram yang kental dengan Kailan yang segar ditambah chili oil, nyammm!
Ini bentuk Kailan yang udah dimakan separuh🙃
Tumblr media
Perut kenyang, hati senang, lanjut ke destinasi berikutnya gas ngeng!
Lanjut ke Pos Bloc. Jadi dari Claypot Popo ini, jalan ke Stasiun MRT Blok M menuju BNI Dukuh Atas. Sampainya di BNI Dukuh Atas, lanjut naik KRL di Sudirman. Dari Sudirman menuju ke Juanda.
Waktu naik KRL di Sudirman, pas banget ada KRL yang arah Juanda tapi ga berhenti lama. Pakai acara salah jalan pula, akhirnya lari-lari dan pintu udah setengah ketutup, untung di KRL-nya ga penuh dan masih bisa masuk. Lumayan tremor dan panik, karena trauma dulu pernah kejadian di KRL juga tasku kehimpit pintu🥲
Akhirnya sampai juga di Stasiun Juanda!
Jalan dari Juanda ke Pos Bloc ini ngga begitu jauh kok. Sepanjang jalan dari Stasiun Juanda ke Pos Bloc disuguhi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Huhu ini seru banget versi aku!
Tumblr media
Sampai di Pos Bloc, pertama kali yang terpikir, "Oalah ini to, ya ngga jauh beda sama Blok M Space ternyata." Cukup menarik dan foto-able, tapi karena kebetulan ada bazar dan lumayan ramai, jadi tidak bisa mendokumentasikan dengan baik. Akhirnya, aku cm beli Es Coklat dan Croissant di Canggu. Enak!
Ini salah satu semacam store yang ada di dalam Pos Bloc
Tumblr media
dan ini Es Coklat Canggu, slurppp! Sambil enjoy angin sepoi-sepoi, rasanya nikmaaat!
Tumblr media
Ngga berasa, langit udah mulai gelap dan aku bergegas menuju Stasiun Juanda untuk kembali ke Cikarang!
Sebuah perjalanan yang sangat random dan dadakan ini seru! Ditutup dengan Alhamdulillaah!
Tumblr media Tumblr media
0 notes
diveinmymind · 3 years
Text
Pesan Untuk Diriku
Merenungi kembali bahwa,
dikira selama ini sudah banyak melakukan amalan baik, tapi rupanya dosa yang dilakukan ternyata banyak,
padahal aku tidak pernah tahu, amalan baik mana yang diterima dan dosa mana yang diampuni,
dan yang bisa dilakukan adalah jangan menyerah untuk terus melakukan hal-hal baik—lakukanlah sebanyak-banyaknya,
sampai ruang di kepala dan hati ini tak cukup untuk memikirkan dan melakukan hal-hal yang tidak baik.
1 note · View note
diveinmymind · 3 years
Text
Introduksi
Hai, Assalamu'alaikum!
Sebelumnya, aku akan kasih initial information tentang diriku—Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Aku suka kulineran dan di lidahku, makanan cuma ada enak aja dan enak banget! Aku anaknya suka cerita tapi lebih suka kalau jadi tempat orang untuk bercerita. Oh satu lagi, aku suka jalan-jalan ramean, apalagi kalau catching sunrise atau sunset. Tapi, kadang aku juga butuh me time agar aku tetap waras. Apalagi ya, hmmm. Sepertinya cukup itu dulu ya untuk initial information tentangku.
Well, ini kali pertama dimana akhirnya aku memberanikan diri untuk menulis di media sosial.
Sebenarnya, sejak di bangku SMP aku suka menulis. Apapun yang terjadi di hari itu, selalu aku tulis di sebuah buku—yang dulu sempat populer dengan sebutan diary.
Lambat laun, sudah jarang sekali bahkan bisa dihitung jari—dalam setahun—aku menulis. Kalau otak dan hati sudah dirasa penuh saja aku akan tergerak untuk menulis.
Tiba-tiba, beberapa hari yang lalu aku merasa, kok kangen nulis ya. Mungkin karena isi kepala dan hati ini sudah meminta untuk ditumpahkan. Akhirnya, aku meluruskan niat untuk menulis lagi tapi di media sosial.
Sepertinya ini bakal lebih asik dan challenging sih menulis di media sosial. Yuk bisa yuk, pelan-pelan aja it's okay. Siapatau kan ini bisa sebagai pengingat untukku dan juga kasih manfaat untuk banyak orang. Aamiin Aamiin.
5 notes · View notes