Text
Uang...Alat tukar
Apa hal yang membuat rotasi bumi menjadi begitu bergairah? Geliat alam terasa bahkan di saat fajar belum menyingsing. Suara knalpot kendaraan bermotor memecah kesunyian. Adzan shubuh belum lagi berkumandang namun beberapa kelompok manusia sudah siap dengan pakaian "kebesarannya", pakaian kerja. Sebagian memakai seragam pemberian induk semang sementara kelompok lainnya memakai pakaian "standar", yaitu: kemeja, celana bahan dan sepatu kulit. Penunjuk identitas bahwa saya adalah 'sesuatu". Sebagian orang bahkan merelakan untuk mengubah jam biologisnya untuk tetap terjaga dan beraktivitas di malam hari kemudian beristirahat di waktu siang. Alasan semuanya sangat niscaya untuk 1 tujuan utama, UANG.
Sebelum uang sebagai alat tukar ditemukan, peradaban manusia melakukan pertukaran atau barter untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Dua individu, masing-masing memiliki beberapa barang yang saling diinginkan akan melakukan pertukaran. Salah satu contohnya adalah jika seseorang memiliki sapi tetapi membutuhkan garam maka ia harus menemukan orang lain yang tidak hanya memiliki garam tetapi juga memiliki keinginan untuk daging sapi. Bagaimana jika ia menemukan seseorang yang membutuhkan daging sapi tetapi tidak memiliki garam dan hanya dapat menawarkan kayu bakar? untuk mendapatkan daging sapi, dia harus menemukan seseorang lainnya yang memiliki garam dan memerlukan kayu bakar dan demikian seterusnya. Muncul masalah baru, bagaimana menilai berapa bagian daging sapi yang sesuai dengan segenggam garam dan seterusnya berapa ikat kayu bakar yang harus ditukar? ini yang dimaksud bahwa prinsip barter secara inheren menyulitkan karena tidak memadainya unsur transferabilitas dan menentukan nilai pertukaran yang sesuai.
Peradaban manusia kemudian mengenal commodity money. Commodity money dipahami antara lain hasil bumi, hasil tambang dan lain-lain yang memiliki nilai intrinsik kemudian secara lazim digunakan sebagai alat tukar. Komoditas yang digunakan pada masa itu antara lain: emas, perak, kurma, barley, gandum, garam dan lain sebagainya mengikuti keunikan wilayah peradaban masing-masing.
Ketika skala produksi dan sirkulasi komoditas meluas, penggunaan komoditas sebagai alat tukar (uang) menciptakan tuntutan baru. Dimulailah koin logam diterima sebagai alat tukar. Koin dibuat dari bahan logam yang berbeda untuk menunjukkan nilai yang berbeda. Koin emas digunakan untuk barang berharga tertinggi dan karenanya, dapat dibagi menjadi nilai yang lebih kecil dengan menukar koin emas dengan lebih banyak koin perak dan koin perunggu. Koin logam sebagai alat tukar memiliki karakteristik tekstur yang seragam, mudah dibagi, ukurannya yang kecil tetapi bernilai besar, mudah disimpan dan dibawa.
Koin logam pertama di dunia diyakini dibuat di Lydia di Asia Kecil sekitar 640 SM. Koin tersebut terbuat dari paduan emas dan perak yang disebut electrum. (www.ancient.eu/coinage/)
Kegiatan ekonomi yang semakin meningkat dan menciptakan banyak orang kaya. Hal ini mengakibatkan penggunaan uang koin sebagai alat tukar juga sebagai alat pengumpul kekayaan menjadi tidak lagi efisien. Pada awal abad pertengahan di Tiongkok masa Kaisar Hien Tsung (806-821 M)( history world.net) mulai digunakan uang kertas selain karena kelangkaan bahan logam sebagai bahan baku dan berat kertas yang lebih ringan. Jenis uang ini memudahkan untuk dibawa dan semakin meningkatkan kecepatan perdagangan.
Penggunaan uang kertas (paper money) sebagai alat tukar dan alat pembayaran berasal dari nota kredit yang digunakan oleh pedagang untuk perdagangan jarak jauh. Uang kertas dipandang sebagai media untuk mentransfer uang, bukan sebagai uang dalam artian sebenarnya. Individu dapat membawa catatan kertas mereka ke institusi penyimpanan untuk ditukar dengan koin emas dan perak dengan nilai intrinsik yang sesuai nilai nominal yang tertera. Negara barat pertama yang menggunakan konsep uang kertas adalah Swedia pada tahun 1661, ketika Banco Stockholm mengeluarkan nota kredit dalam upaya untuk mendukung nilai uang logam Swedia.
Dolar Amerika termasuk dalam kategori uang jenis ini pada tahun-tahun setelah Perang Dunia II, ketika bank sentral di seluruh dunia dapat membayar pemerintah AS $ 35 untuk satu ons emas.
Paper money adalah uang sebenarnya (real money) sesuai dengan sistem gold standard (standar emas) yang berlaku. Karena jelas bahwa angka yang tertera menunjukan kepemilikan atas emas dengan nilai intrinsiknya. Bagaimana dengan uang kertas dan logam masa sekarang? Didukung oleh cadangan emas atau komoditas dengan nilai intrinsik yang sesuai?
Kekuatiran akan potensi pasokan emas Amerika membuat Presiden Nixon pada tahun 1971 meninggalkan standar emas dan menjadikan dolar amerika yang disebut sebagai uang fiat ( fiat money). Secara internasional, sistem ini muncul setelah runtuhnhya sistem Bretton Wood pada tahun 1973. Dengan kata lain, uang yang berlaku pada masa sekarang memiliki nilai hanya karena orang-orang memiliki keyakinan bahwa pihak lain akan menerimanya. Dengan hanya dijamin dan "dipaksa" oleh pemerintah (bank sentral) tanpa ada nilai intrinsiknya sama sekali. Penggunaan uang fiat adalah keniscayaan yang berlaku di hampir semua negara bangsa di dunia bila tidak dikatakan semua negara bangsa di dunia. Pertanyaannya, apakah uang kertas (fiat money) layak dikatakan menjadi standar kekayaan? apakah konsep menabung dengan uang jenis ini relevan?
Selanjutnya, pada masa sekarang Cashless money (uang digital) perlahan tapi pasti telah menjadi 'uang" alat tukar yang niscaya. Bahkan negara seperti : Swedia, Singapura, India dan negara lain termasuk Indonesia sudah mengkampanyekan penggunaan uang digital dan proses cashless pada transaksi keuangan. Dengan dalih lebih aman, lebih cepat, lebih nyaman dan lain sebagainya. Darimana uang ini berasal, siapa yang membuat, dimana nilai intrinsik dari uang jenis ini? pertanyaan bagi saya dan (mungkin) sebagian khalayak, siapa yang "menguasainya"?
1 note
ยท
View note