Tumgik
dontlistend911 · 3 months
Text
Apakah dia adalah laki laki yang terjebak di dunia patriarki berwujud humanity.
Suara hatinya bisu, empatinya laksana raja pada rakyatnya. Tangisnya harus senyap bergerilya; sedangkan telinganya dipaksa romusha mendengarkan cerita. tak pernah dunia memaksanya; tapi jika dia tak melakukannya-label penjahat menantinya.
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Although only a partial look in the eyes, a disabled person is able to hear how his heart tells stories; But those who feel perfect find it difficult to understand.
D911
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Murakami bilang :
"setiap kali aku melihat laut lepas, aku ingin bicara kepada seseorang. akan tetapi, saat aku bicara kepada seseorang; aku selalu ingin melihat laut lepas".
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Untuk memahami saya, fikiranmu tentang dunia hitam adalah jahat dan putih ada adalah baik harus berhenti. Dia harus percaya kalau putaran galaksi bisa membuatnya sakit perut dan paradoks penuh kontroversi dalam fikirannya adalah taman bermain; maka disitulah aku ada.
D911
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
"akhir akhir ini saya selalu berfikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis,mengkritik kepada banyak orang yang saya anggap tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan sedikit orang yang memahami saya. Dan kritik kritik saya tidak mengubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah apa gunanya kritik kritik saya? Apa ini bulan semacam onani yang konyol ? Kadang kadang saya merasa sungguh sungguh kesepian".
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
You can meet someone who’s just right, but he might not be meant for you. You break up, you lose things, you never feel the same again. But maybe you should stop questioning why. Maybe you should just accept it and move on
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
saya kurang tahu bagaimana menyampaikan rasa kecewa saya dengan baik selain diam dan mengambil jarak...
saya hanya butuh berjarak dan diam sebentar, mungkin juga sedikit lebih lama. pada jeda yang sebentar, biasanya itu hanya upaya untuk menahan diri agar tak mengumbar kata-kata yang tak perlu.
pada waktu yang lebih panjang, biasanya saya menimang-nimang tindakan apa yang sebaiknya saya lakukan.
pada kekecewaan yang terlalu mendalam, saya sebenarnya sangat takut menghadapi diri saya. saya bisa menjelma menjadi orang yang tidak peduli. mati rasa.
ini sisi yang mengerikan. sebab, ini yang saya pahami; lawan dari cinta, bukanlah benci, melainkan tidak (lagi) peduli. [13]
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Kita mungkin adalah sepasang lupa yang diingatkan Tuhan melalui bicara-bicara dengan mulut berbeda -
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Bila kau kira aku begitu sulit untuk percaya hingga menghindari interaksi sosial. Maka, mungkin kau harus ada di dekat untuk tahu siapa aku.
Bila kau kira aku sulit dimengerti lantaran segala isi kepala yang tak seperti kebanyakan. Mungkin kau perlu duduk sesekali berbincang.
Bila kau kira aku tak sehangat pria pada umumnya sebab tak semudah itu memberikan senyum. Mungkin kau harus pergi jalan bersama denganku hingga ada tawaku yang kau dengar.
Kadang bukan aku tak bisa untuk seperti yang lain. Hanya saja memang aku tak terbiasa untuk melakukannya.
Tapi bukan berarti aku tak bisa diajak berteman, kan?
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
“Mudah Itu Benar, Mulailah Dengan Benar,Dan Selanjutnya Akan Mudah. Lanjutkan Dengan
Mudah,Dan Hasilnya Akan Benar.Cara Yang Benar Untuk Melakukan Sesuatu Dengan Mudah
adalah Dengan Melupakan Cara Yang Benar Dan lupakan Bahwa Perkerjaan Itu Akan Berjalan
Dengan Mudah”
- Chuang Tzu
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
[ BICARA TENTANG KEBENARAN YANG PUITIS ]
Oleh : D911
Ada yang lebih baik daripada berdiam diri pada idealis dan realis. Tentang ketika kita percaya pada kemunafikan yang serta merta menyeret kaum-kaum yang tak tahan kritikan, pada kerinduan yang amat mendalam pada kejujuran nurani kemanusiaan.
Sosialis,agamais,nasionalis.
ataukah ini hanya gerakan menarik diri menjadi apatis ?
ketika kaum intelektual membabi buta dengan pandangan sebelah matanya.
mengkerdilan kebenaran sejarah berupa fakta dengan dogma-dogma.
Ketika lembaga perguruan tinggi bergeser pada kodratnya
mahasiswa mati pada intelektualitasnya
menghasilkan generasi seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.
Ketika, semuanya ditumpangi kepentingan politik untuk memperkaya diri
benar kata gie, politik itu kotor seperti lumpur. tapi pada akhir ketika kita tidak bisa mundur dan tercebur, apakah kita bisa keluar atau mati terhisap dan terkubur ?
ketika semua ditentukan berdasarkan hasil yang bagus.
mengabaikan proses yang pada saat ini dibakar hangus.
kita telah terbiasa dikotak-kotak, dijajah dan digerus.
otak dibungkus, dibuangnya pada tanah gersang dan tandus.
pada gerhana bulan berikutnya, yang tersisa hanyalah ketiadaan cerita.
kita lupa pada mayat yang bergeletakan hilang nyawa
kita lupa pada rakyat yang kelaparan terpaksa mencuri harta benda
kita lupa pada mahasiswa yang akhirnya pengangguran dimana-dimana
kita lupa payung hukum hingga kita main hakim sendiri tanpa hati nurani
kita lupa pada pemimpin hingga kita memberontak mengkudeta dengan berbagai cara
dan pada akhirnya, siapa yang akan tahan dengan bau amis darah dimana-dimana
siapa yang bertanggung jawab, pada kotornya sejarah yang dibuatnya
ketika tiada lagi kesadaran berkata kejujuran dan kebenaran
maka hidup ini tak lebih dari sekedar daging yang dibisukan kebohongan
--------------------------------------------------------------------------
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
kamu tau,
Kabut tak henti memberi tanda ?
Laju angin tidak berhenti ber !
kamu tak berhenti jadi *
Tapi mengapa hubungan tak +
Yang ada hanyalah Cinta yang ,
Hingga mati pada satu .
D911
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
Ajari aku menjadi sebuah permen.
Yang enggan menempel setia di sebuah Bandela.
Dimana luka pada hati yang jatuh,
mudah diobati dengan manis janji yang merusak diri.
Pada pertanyaanmu bersua tentang cinta.
Kujawab mesra seperti permen karet di toko willy wonka
Sampai hari ini, logika tidak pernah habis menyangka..
sejak kapan Fantom itu dikategorikan menjadi rasa.
"Apa Rasa Permen Karet bagimu?" - tanyaku.
Iya bisa manis, bisa saja mengikis, bisa mengiris tragis.
Iya bisa pedas ; bisa apa saja jika dia mau.
" Cinta Itu seperti YOSAN. " katamu
Iya memang terlahir cacat tanpa Huruf N,
Hanya Menjadi CITA yang hancur didepan mata.
Sesuatu yang memang pernah ada rasanya..
tapi tak bisa di deskripsikan lidah manusia.
Kunyahan Tuhan pada akhir, bernada;TAKDIR
KAMU TERSENYUM
tapi menurutku Untuk apa?
KALAU KENYATAAN YANG ADA
KITA BERAKHIR PADA PROBLEMA YANG SAMA
PERMEN KARET SEHABIS MANIS
YANG DIBUANG BEGITU TEGA;SEBAB GETIR TAK ENAK RASA..
D911 🎠
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
#If you wait for inspiration to write
#you’re not a writer, you’re a waiter
#D911
0 notes
dontlistend911 · 3 months
Text
RASA SAJAM DALAM PELUPUK MALAM
Keterjatuhan tahta hujan pada romansa didalam kias metafora.
Hujan deras merinai duka dari langit yang mendung;
Siapapun enggan berteduh merundung bingung;
Bersiaplah murung; dipanggil sejuk palsu asmara yang kian berkabung.
Betadine adalah resep mujarab dari rindu yang ter-jerembab ; pelupuk nanar sembab sedangkan sisa malam kian menguap.
Perih adalah musafir yang tak asing dalam rindu; sedangkan goresan luka yang khas adalah pertanda.
hanya temu muka dalam dialog senja; atau telinga yang mengiang sebuah nada; resep tabib istimewa yang melahir harap sembuh semula.
Tuli adalah kisah yang bias ; tuna-runggu adalah diksi bius majas.
Bisu adalah bahasa sansekerta; yang diartikan tuna runggu yang buta aksara.
Aku bicara, kau dan telingamu memilih Kudeta.
Bipolar Sukma bergeriliya dalam Jarah dialektika.
aku adalah gangguan mental; dan kau adalah obat Influenza; kita yang berarti jelas ! tak pernah bisa jadi apa - apa.
Matamu bagaikan nikotin yang terbakar bara;
Melepas phobia beputar liar bak biang lala.
Ku dapati candumu dalam sorot mata yang insomnia.
Duka bercerita pada airmata yang tumpah dengan segera; diam tanpa kata; merundung pilu romansa yang sedang drama.
Bukankah jelas tertera pada akhirnya,
Perjalanan itu menghantar sesuatu yang fatamorgana; cinta yang melepas rasa ; luka yang meng-genapi cerita; dan kehilangan adalah penutup paling manis di sebuah alenia.
Tertanda,
AKU, PENULIS YANG MATI DALAM TULISANNYA SENDIRI.
- D911 x Pardesela 🌙
1 note · View note
dontlistend911 · 3 months
Text
Pertama,
Ku ucapkan selamat kepada hati yang bersedia menjadi Redaksi.
Kepada penulis dengan rasa bersimpuh luka; yang menamai judul bab sebagai dendam dalam rasa.
Kepada Singgah atas tinta yang tak sungguh tertuang dalam alenia.
Kepada doa atas panjang umur puisi sebagai preliminaries sebelum tiada.
Kepada pembaca, Sekaligus pembeli buku yang hanya tertarik atas cover bukunya saja.
Tepat dini hari, Tulisan-tulisanku sudah larut menuai sedih sebagai Epeolatri.
Kau & dia, meracik setiap aksara; frasa dan rima sebagai isi yang tak ingin kubaca kembali.
Sequel perselingkuhanmu sebagai Ilustrasi;
Dan rahasia disisipi di bagian terdalam glosari.
Tangis adalah dialog hati dalam sepi yang menjadikan diksi sebagai saksi.
Atas kutipan yang menemani tinta dalam ajal diatas kertas.
Iya begitu indah tersusun secara alfabetis,
Tangan mungil penulis berirama airmata dalam tangis, menjadikan setiap tulisan sebagai konotasi nada yang mejamur menjadi puisi.
Sebagai isi riwayat penulis yang bersifat antagonis;
Dengan sakit hati sebagai pengantar luka psikis.
Ku awali maki kepada kutu-kutu bengis dibalik bisnis.
Yang mencuri kosakata demi label penulis romantis.
Jangan perdulikan harga ketika membuka list;
Sebab pembeliku rata rata hanyalah turis.
Ebook gratis dipasaran sudah menjadi pewaris.
Satire ini hanyalah kudapan ringan sebelum rilis.
Kini tulisanku tidak ingin mengemis,
Seperti mereka yang menginginkan bukunya di jual laris manis.
.
.
Kamis, dibuat saat gerimis.
Tertanda D.911 yang bukan seorang penulis.
1 note · View note
dontlistend911 · 3 months
Text
[ Monolog BahaSajaKarta ]
Eps. 1 " Prasangka rasa "
-----
Ada rasa yang tak cukup diwakili dengan kata tak senang, Cinta telah berbatas tipis dengan kecemburuan dan benci. Seolah olah, peran antagonis harus memainkan lakonnya sebelum selesai acara. Sampai kursi tempat dulu saya bercengkrama "patah". Dikecup rayap rayap nakal yang menyaksikan kebersamaan kita.
Akhirnya pencapaian tertinggi dalam memudar adalah hilang rasa, membuih tak terhingga dan lenyap. mendebur kencang bagai ombak dan surut. Terbit dengan gembira dan tenggelam menyesali asa. Penyesalan selalu lahir dari kombinasi dendam,kecewa dan masih cinta. Aku kini menegaskan dalam-dalam, Perihal seribu pertanyaan soal mengapa aku harus membencimu setelah tidak lagi bersama. aku bahkan telah memahami bahwa meninggalkan bukan satu satunya cara memperbaiki. aku juga meyakini bahwa menemukan lagi bukan cara belajar yang tepat untuk mendewasakan diri. Aku juga telah menerka bahwa kelemahan rasa terletak dari hilangnya rasa percaya. akupun telah mengusik waktu untuk belajar soal memprioritaskan temu.
Setidaknya..
walaupun saat ini kamu tidak bersedia percaya,
aku kini siap bersikap lebih baik soal mengikhlaskan rasa.
DontListenD911
0 notes