dromenann
dromenann
Dromen
32 posts
Menulis agar lekas pulih✨
Don't wanna be here? Send us removal request.
dromenann · 8 months ago
Text
2518
Halo-menyapa pertama di usia seperempat abad.
Seperti biasa, mengulang tahun di bulan oktober tanggal 18 rasanya senang-sedih-khawatir beserta emosi lainnya. Kalau bisa dilewati seperti hari biasa, i prefer this. Aku juga tidak meminta orang-orang mengingat hari ini, karena aku pun hanya mengingat hari ulang tahun keluarga-ku. Jadi, lebih baik mengingat hari libur tanggal merah kejepit saja supaya bisa cuti berlibur.
Perayaan. Sepertinya makin berkurang umur, perayaan menjadi hiasan dan formalitas saja. Karena yang kuperlukan hanya berkaca satu tahun sebelumnya, dan bagaimana menghadapi tahun berikutnya-refleksi diri. Kalau ada yang ikut merayakan dengan doa, aku sangat mengapresiasi, Karena doa yang ikhlas untuk ku kepada Tuhanku begitu berharga.
Aku tidak membenci ulang tahun, hanya saja perasaan itu selalu ada. Merasa senang lalu merasa tidak pantas untuk senang, merasa sedih lalu merasa tidak pantas untuk sedih. Jadi lebih baik kurayakan hari ini dengan damai, meluapkan apa yang terjadi setahun kebelakang, dari aku untuk diriku sendiri.
Terima Kasih Ya Allah, telah mengizinkan aku bertahan di dunia ini hingga seperempat abad ini, dengan kehidupan yang sangat luar biasa. Dari yang tidak mengerti apapun hingga mulai mengerti pola hidup ini, membaca-merasakan-mengamati-menemukan jalan keluar-bermimpi. Masih banyak hal yang akan aku terus temukan di depan sana, semoga engkau terus berkenan membersamai setiap langkahku ini, Aamiin
1 note · View note
dromenann · 1 year ago
Text
Update
Ujian UKMPDG
Sumpah Dokter
men ngamen
Penempatan Internship
dan sekarang udah iship 1 bulan di Malang, tepatnya Kepanjen.
Peristiwa ini semua sudah terjadi sampai pertengahan tahun ini. Another kejadian yang sangat roller coster, deg-degan, stress, senang, kecewa, sampai ikhlas menerima penempatan di daerah yang tidak terpikirkan sebelumnya, dan ternyata sudah 1 bulan dilewati~
Kalau kata Anies Baswedan, "bukan hanya saya yang pernah melewati ini, ada orang yang sebelum saya pernah melewati ini, maka saya pasti bisa melewatinya"
Sepertinya Allah SWT, mengetahui bahwa manusia ini gak pernah jalan-jalan jauh sebelumnya, hari-hari koas hanya dijalani dengan rumah-RS-ngajar yang bikin turun 10 kg :")
Mungkin juga ini momen untuk berfikir dan merenung akan melanjutkan kemana kehidupan yang sudah digapai sebelumnya. Kerja dimana? Lanjut sekolah S2 atau spesialis? atau menunda semua dan menikah (padahal belum ada calonnya). Momen bertemu dengan teman sejawat dari daerah lain, karakter yang berbeda. Momen melihat bumi ciptaanNya dari sudut pandang yang berbeda. Momen melihat kembali hidup yang sudah dijalani sejauh ini.
Beberapa hari lalu lihat postingan instgram dokter Ryan, seorang dokter otak yang aku dengar dan lihat ceritanya melalui podcast, he's truly amazing. Katanya, "Happiness is overrated; I prefer peace." Selama ini aku selalu mempertanyakan tentang kebahagiaan, kapan aku bahagia? kenapa aku ga pernah bahagia? kenapa setiap perasaan bahagia muncul, setelahnya kesedihan selalu hadir?
Ketika kalimat tersebut kubaca, ada benarnya. Mungkin kebahagiaan yang kuinginkan itu berlebihan, sehingga ketika bahagia ituperlahan hilang, kesedihan mendominasi. Maka mungkin, aku lebih memilih kedamaian. Dimana semua momen adalah sama, tanpa ekspektasi berlebih, tanpa merasa kekurangan, kedamaian hadir.
Thank you, doc!
4 notes · View notes
dromenann · 2 years ago
Text
Refrain
Untuk 23 tahun yang berlalu, untuk usia 24 yang mendatang. Siapa sangka hidupku akan berbeda dari kebanyakan orang. Siapa sangka hidup dengan rasa kehilangan terbesar bisa bertahan. Siapa sangka hidup dengan menelan pil pahit terasa hambar, tidak pahit, tidak manis, semua dipertengahan.
Hari-hari dihiasi dengan menghitung. Menghitung seberapa banyak yang harus dikeluarkan tidak sebanding dengan yang didapatkan. Menghitung jam berapa harus makan sebelum perut terasa perih, atau sampai perih. Menghitung ketidakmungkinan dan kemungkinan yang terjadi. Terlalu sibuk, hingga lupa menghitung nikmat Tuhan setiap harinya.
Bertahan dan menahan sudah menjadi bagaian hidupku. Bertahan untuk tetap hidup, berjalan, menjalani, menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Menahan dari ajakan perkumpulan teman-teman sebaya untuk bertemu, saling memberi, berkabar, rasa lapar, keluarga.
Selain berhitung, beberapa tahun kebelakang menahan sudah berkawan menjadi bagian hidupku. Entah sampai kapan harus menahan semua rasa dan keinginan demi perhitungan kehidupan. Atau mungkin rasa menahan sudah menjadi bagian hidup terpenting, tak akan terpisah.
Ketika pertahanan untuk menahan itu hancur, hal yang bisa kulakukan adalah menikmati setitik kebebasan dengan membeli coklat, tapi bahagianya luar biasa?
Setelah itu kembali berhitung, bagaimana hidup selanjutnya.
Mungkin Tuhan ingin memberi pelajaran hidup bagaimana seorang anak bungsu yang dulunya serba disediakan, sekarang harus bisa menyediakan untuk dirinya sendiri. Bersabar dan menahan diri untuk tidak pergi bertemu keluarga, teman, tetap berada di ruang kamar kotak dengan kipas angin yang menyemangatinya untuk tetap hidup. Suatu saat, Tuhan akan memberikan hadiah dari semua proses bertahan dan menahan ini, i'm sure of it. Aamiin Allahumma aamiin.
0 notes
dromenann · 2 years ago
Text
Sepertinya ada yang salah dalam hidup yang dijalani selama ini. Entah, belum ketemu yang salah ada di bagian mana, yang pasti aku salah. Mungkin kesalahan di masa lalu, dosa di masa lalu membuat hidup akhir-akhir seperti ini. Berusaha sebisa mungkin seperti orang normal menghidupi dirinya, namun hasilnya seperti 0 besar bagiku, sia-sia. Atau mungkin aku belum mengerti apa tujuan dan maksud Tuhan atas seluruh ‘keajaiban’ yang terjadi akhir-akhir ini padaku. alone, failure, seperti sudah biasa terjadi dalam hidup ini. Sampai akhirnya pagi ini, seperti biasa kebiasaan untuk scroll twitter dan menemukan :
cr.twitter
Tumblr media
0 notes
dromenann · 2 years ago
Text
Realize
Gue beruntung.
Selama hidup sampai detik ini, hal yang paling gue cintai adalah keluarga, diri sendiri. Dalam hal sederhana dan serumit tentang suka-menyukai, cinta-mencintai hanya berputar pada keluarga-diri sendiri-teman (itupun sesekali). Apakah hal ini membuat terasa kesepian? Feeling soo lonely? Ada fasenya. Dan fase itu sepertinya sudah terlewati. Di umur 20an hampir seperempat abad ini, hal yang sungguh sangat wajar untuk berfikir serius mengenai pasangan. Dan selama itu pula gue ga pernah mencoba untuk menyukai-bahkan mencintai seseorang dengan serius. Dari cerita teman2, ya gue sadar dan gue beruntung. Untuk punya boundaries sebesar dan sekuat ini, dengan prinsip yang ga mau ribet memikirkan kecewa, sakit hati, gagal dalam berhubungan dan bumbu2 lainnya dengan kehidupan sendiri yang udah ribet.
Tenang, fase ini bakal terlewati. I mean, gue udah pernah minta didatengin pasangan secepatnya tapi yaa belum juga, terus meratapi nasib yang kemana2 musti sendiri. Fase sekarang udah cukup bikin gue happy dengan menyadari hidup ga melulu tentang pasangan yang dalam khayalan gue hidup akan jadi lebih mudah. Bisa bikin keluarga bahagia atas kehadiran gue juga udah cukup. So, gue sudahi untuk berfikiran "kenapa gada yang deketin gue" atau "kenapa gue sendiri terus". Gue sadar, punya kehidupan orang lain dalam hidup kita kadang butuh kesiapan. Jadi bersabar dan nikmatin aja. Youre so cool!
0 notes
dromenann · 2 years ago
Text
Regretful.
I’m back, with a new me. 
“Selama hampir 6 bulan ini, apa yang bisa diambil?”
a failure, stressful, hateful, dan yang paling besar adalah penyesalan. Kejadian demi kejadian dipelajari, namun penerimaan terhadap sebuah kegagalan adalah penundaan-penyesalan. Hari ini dihadapi dengan kenyataan bahwa kegagalan yang terus menerus dialami, membuat tak mengenali diri sendiri, membenci diri sendiri. Berakhir dengan waktu yang menghabisi. 
Penundaan dan waktu saling berkejaran, sampai saat ini waktu masih menjadi pemenangnya. Ia terus berjalan, tak peduli akan ada hujan, badai, kelaparan, penghinaan. Penundaan semakin menjadi-jadi hingga kenyataan menamparnya. “ Selama hampir 6 bulan ini, apa yang bisa diambil?”. Kenyataan bahwa takdir tak akan bisa diubah dengan hanya mengandalkan waktu yang terus berjalan. 
Langkah panjang harus segera diambil. Mungkin sedikit pergerakan, perubahan. Bisa dimulai dari pola pikir, seperti “aku harus tetap hidup demi merasakan libur lebaran tahun depan” atau “aku harus tetap hidup untuk merasakan bermain bersama ponakan”. Dan berhenti berfikir untuk menghindar dari semua kejadian
a simple movement, but a great risks.
Semoga berhasil, na.
i'm rooting for you!
0 notes
dromenann · 2 years ago
Text
Just about Happiness
Just visit here, and read about my previous story, i cry a lot. 
Hidup tidak semenyedihkan itu, trust me. Mungkin pada fase ini bertahan hidup bisa jadi pilihan ke sekian. Merasa masalah begitu banyak, meghindarinya menjadi pilihan, menangis menjadi kebiasaan. Can i’m begging to my self, to not give up about my life? just trust god’s help, god plan more beautiful.
It's okay to cry when you're sad, it's okay to rest when you're tired, it's okay to fight a thousand times more than anyone else to succeed. Eliminate any form of excessive thoughts, overthink, thoughts that you are unhappy. No, you are happy in your own way, like eating chocolate, ice cream. 
I care with me a lot. 
Mungkin kebahagiaan yang terfikirkan selama ini, akan jadi bahagiamu di masa mendatang, kalaupun tidak terjadi, mungkin itu bagian bahagia orang lain yang kamu pikirkan, it’s not yours. 
From now on only positive thoughts can come when my negative thoughts are too many, i promise. Thank you for being me, it’s okay not to be okay. 
1 note · View note
dromenann · 2 years ago
Text
I was moved after watching Jo Jinho’s ‘Waving Through The Window’ performance in Phantom Singer 4.
I looked up what the song was about, and i found out that it was a musical song, about someone who has a social anxiety disorder. For some reason, i cry a lot when i watch Jinho and the original singer’s performance, the lyrics are very heartfelt.
Thank you Jinho, for the beautiful performance. It’s made me realize, i’m not okay. 
0 notes
dromenann · 2 years ago
Text
Update Kehidupan (1)
Naik dan turun, menolak dan menerima, berupa perasaan yang kujalani setiap harinya dari waktu ke waktu setelah dunia dan harapanku tidak sejalan. Terkadang menerima dengan lapang, peracaya keajaiban suatu hari akan datang, terkadang menangis, mengutuk diri mengapa ini terjadi hanya padaku saja, hanya pada kehidupanku saja. 
Rasanya akhir-akhir ini aku sudah tidak bisa menentukan sebuah keputusan. Menjadi lebih pasif, procastinate, tidak bisa menyerap dengan baik apa yang didapat, dengan ingatan short-term memory tidak bisa mengelola dengan baik, logika, perasaan seperti sudah mati. 
Rasanya tidak ada solusi yang baik untuk kedepannya, tidak ada petuah-motivasi yang dapat membangkitkan, pikiran ini terlalu sibuk, hingga tak sanggup untuk melanjutkan. Berfikir mengakhiri semua ini dengan cepat, berharap kejadian buruk terjadi pada hidupku, sehingga tak melanjutkan hidup. 
Pikiran ini selalu menghantui. Hampir setiap waktu. Terkadang dengan berbicara dengan orang lain, dengan sekedar menelpon dan menulis seperti ini bisa mengurangi hal tersebut, tetapi masih ada, dia tidak hilang, akan muncul kembali pada titik krusial. 
Seperti dunia perlu tau, masalahku sebanyak itu, dan aku selemah dan serapuh itu. i’m not a strong soldier. i’m a weak person who’s grow up with the difficulities.
Rasanya stuck, gabisa bergerak, takut, frustasi, stress, kegagalan, kehidupan, keuangan, karir. i don’t need this, i need my family to be with me whenever i get triggered to end it all.
1 note · View note
dromenann · 2 years ago
Text
One day, pengen tulisanku dibukukan. Tapi mengingat hanya seorang amatir yang senang berkeluh kesah dengan tulisan yang tidak seberapa, bahkan buruk, niat itu hilang. Tapi pengen banget, menuangkan menjadi tulisan yang dapat dibaca bagi orang-orang yang merasakan hal yang sama, tapi dia tidak bisa mengutarakannya, jadi bisa diutarakan lewat perasaan ketika membaca tulisanku. Tapi sekali lagi i don’t have basic skill dalam dunia tulis-menulis ini. Gapapa, bermimpi dulu aja. semoga suatu saat ada kesempatan belajar nulis, dan launching buku. Hehe Aaamiin.
1 note · View note
dromenann · 2 years ago
Text
The Grief Continues Grow Within Me
Mengenal kata ‘grief’ ini tahun lalu, menyadarinya sepanjang waktu hingga sekarang. Awalnya kekhawatiran selalu muncul. Kenapa rasa sedih ini masih ada bahkan 5-6 tahun sepeninggalan. Bukannya semakin lama akan terbiasa? semakin lama akan berdamai? bukankah ini teori yang dikatakan orang lain untuk menenangkan seseorang ketika ditinggalkan?
Ah, i get it wrong 
Teori itu bertumbuh pada diri ini dengan perasaan yang terus disembunyikan, perasaan yang terus terabaikan. Beberapa orang mungkin menganggapnya, berlebihan. Tapi ternyata its hurt me a lot. Sampai akhirnya, menemukan sebuah penjelasan bahwa its a normal, tidak ada yang menyalahkan untuk punya perasaan seperti itu. Perasaan itu akan terus muncul, sampai waktu yang tidak ditentukan. Tidak ada satu orangpun di dunia ini siap untuk ditinggalkan, i’m sure. But this is life, being abandoned will become commonplace for anyone. but no one is prepared. 
Setiap harinya, mungkin momen kecil di lingkungan dapat membuat perasaan grief itu muncul. Sekedar seorang ayah mengobrol asyik dengan anaknya, seorang ayah mengantar anaknya pergi sekolah, seorang ayah mengganti galon, memasang gas triggered me. 
Mungkin perlahan mengerti. Perasaan ini tidak bisa diubah, dihilangkan. Hanya perlu untuk mengenal lebih dalam, menerima bahwa hidup akan terus berlanjut meski kamu ditinggalkan dalam dunia ini, tapi sungguh mereka merasakan di alam lain segala usaha yang kita lakukan untuk berdamai dengan perasaan ini, bahwa aku sungguh sangat rindu denganmu, ayah.  
0 notes
dromenann · 3 years ago
Text
Right, It’s My Birthday
18 Oktober 1999
23 tahun lalu Allah SWT. lahirkan seorang bayi perempuan lewat rahim seorang ibu yang sudah melahirkan sebanyak 2 kali sebelumnya, ditemani suami dan kedua anaknya berusia 3 dan 1 tahun. 
Tangisnya pecah saat ia menghirup udara yang berbeda dari sembilan bulan sebelumnya. Mungkin ia bergumam, “ini bukan duniaku, tapi mengapa semua menangis-bahagia ketika aku hadir?”. Kalimat pertama yang ia dengarkan adalah azan yang dikumandangkan seorang ayah pada telinganya, allahuakbar allahuakbar..
Diberi nama lah ia, Dzikrina Annisa - Wanita yang selalu berdzikir/mengingat Allah.
Hari-hari berlalu, satu bulan pertama kedua pasangan ini sedikit kewalahan walau ini adalah pengalaman ketiganya, bayi itu terus terbangun malam, menangis, digendong, diayun-ayun, tertidur. Bulan-bulan berikutnya, mulai terbiasa, 1 tahun, 2 tahun anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan cinta kedua orangtua dan kedua kakaknya. 
Such a good memories.
Keluarga ini memutuskan untuk pindah rumah dan daerah, berbeda pulau dari sebelumnya, Kalimantan - Jawa Barat. Semua terasa sangat indah dan menyenangkan tahun-tahun pertama di Taman Kanak - Sekolah Dasar, hingga memutuskan mengikuti jejak kakak pertamanya untuk melanjutkan sekolah di ‘Pesantren’. Entah sejak kapan ia pandai menyembunyikan perasaan. Saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah tersebut, melihat teman sekamarnya menangis dan berpelukkan bersama kedua orang tuanya, ia hanya bisa menahan, “Jangan nangis, aku kuat. Ini pilihanku. Aku malu nangis di depan orang tuaku. Minggu depan mereka akan kesini lagi, kok na!”
Yap, hari-hari, bulan, hingga 6 tahun bertahan disana, diawali oleh kalimat tersebut. Ribuan kali sms yang dikirim untuk meminta ditelfon-menangis-dinasehati, ribuan telfon meminta untuk dijenguk-pulang-menangis-bertahan. Setiap minggu jadi momen terindah, karena pasti ayah atau ibunya datang untuk bertemu anak-anaknya-mengobrol-makan-pulang-menangis. Bahkan ayahnya pernah seminggu bisa mengunjunginya hingga 3 kali, “Na, itu ada ayah kamu kayaknya” atau “itu mobil kamu bukan, na?” selepas isya itu lah kalimat yang kutunggu dari teman sekamarku . 
Such a good memories.
Berkunjung adalah hal yang selalu kedua orang tuanya usahakan, bahkan ketiga anaknya masuk di universitas yang sama di bandung. Hari itu, anak ketiganya berusia 18 tahun. Ia mengirim sms kepada ayahnya, “Pak, ke bandung kapan? aku ulang tahun nih, tapi kalau minggu ini aku sibuk” sungguh kalimat yang kusesali. Tak lama ayahnya menelpon. Berbincang-mengucapkan selamat. “Yaudah, nanti lagi aja ya ke bandungnya, tunggu ga pada sibuk”. 
Kurang dari seminggu setelah percakapan itu, malam yang tak pernah dibayangkan sebelumnya, Kabar yang sangat membuat siapapun tak akan mau mengalaminya. Ia pergi dari Bandung-Bogor bersama kakak pertamanya, di mobil hanya panjatkan doa yang keluar dari mulutnya, rasa kantuk hilang. 
Sampai di IGD RS PMI kurang lebih pukul 03.00 dini hari, Jumat, 27 Oktober 2017.
Disambut dengan ibunya yang sudah terduduk lemah, kakak kedua yang mencoba memeluk dan menenangkan, adik dan kakak dari ibu dan ayahnya memasang muka khawatir. Tiba-tiba ibunya berkata seraya sambil memelu ketiga anaknya, “Ikhlasin bapak yah, kita kuat.” Tangis anak ketiga itu pecah bersama kedua kakaknya. Tangannya dingin, wajahnya pucat, nafasnya hampir tercekat namun ia berupaya menahannya. Tak lama, seorang perawat memanggil nama yang tak asing, yang sedang dipanjatkan ribuan doa dari keluarganya. Bunyi mesin RS, bunyi alat IGD, aku benci. 
Perawat itu menyampaikan kondisi ayahnya. Semua keluarganya menangis, dan segera melihatnya. Kecuali aku. Ya, aku anak ketiga itu. adalah kebodohan dan kelemahanku ketika panik, nafasku selalu tak beraturan hingga akhirnya shock, dan diberikan oksigen. Saat itu aku ditemani kakak keduaku, saling berpegang tangan dan menangis, “A, aku ga kuat kalo bapak gada-”. Nangis “sama naa-” keduanya tercekat, menangis. 
Sampai pada akhirnya azan subuh berkumandang, ibuku menghampiri “na, pulang yuk” dengan muka tegar yang menutupi seribu kesedihan. Aku bangun dan melewati ayahku untuk terakhir kalinya dengan berbagai alat ditubuhnya. Begitu singkat Allah angkat nyawa seseorang yang sungguh berjasa dalam 18 tahun 9 hari hidupku. Sesampainya di rumah, aku bergumam “ini nyata? rumah yang diibagun oleh ayahku ini tersisa 4 orang. Yang dibangun sebesar ini untuk melihat cucu-cucunya suatu saat nanti”. Aku kuat. Everything will be okay.
“Ini Ina, yang paling shock pas tau ayahnya meninggal di RS, sekarang yang paling cepet untuk biasa aja ya na.” Ibuku mencoba menguatkan berbicara pada temannya. Aku mencerna. “Oh, harus seperti itu ya bu? aku terlihat sekuat itu kah sekarang?” Yang hingga saat ini perkataannya saat berpengaruh di hidupku. Perkataan ini seperti kebiasaan bagiku. Seolah aku terlihat kuat padahal seribu perasaan sedih membayangiku. Seolah aku akan terlihat kuat ketika semua perasaan disembunyikan, perasaanku hanya untukku. Aku cepat menerima sesuatu, cepat menerima keadaan. 
Such a worse memories, nightmare.
Kini usia ku 23 tahun. Kehidupan 5 tahun lalu sangat berpengaruh pada keseharianku. Mungkin kalau ayahku masih ada hingga hari ini, beliau jadi satu-satunya tempat bercerita terbaik di hidupku. Yap, tapi dengan semua kejadian lalu, sekarang, perjalanan naik-turun, bahagia-sedih, berhasil-kecewa tak akan menjadi ina yang sekarang. Pengalaman pahit yang selalu membuatku menelan ludah, tenggorokan yang tercekat, menangis sepanjang malam, hati yang terkadang tersakiti dengan keadaan, pikiran untuk mengakhiri hidup. Terima kasih. Sudah membuat si lemah ini menjadi kuat. Terima kasih sudah menemani hari-hariku kemarin, bahkan mungkin kedepannya. Namun yang pasti, aku tak akan menyerah pada hidup ini. Perjalanan panjang yang lebih panjang dari tulisan ini akan terus berlanjut hingga Tuhan berkata ini berakhir. 
Ya Allah, di hari ini usia 23 tahun telah dibebankan kepadaku, berikan aku kekuatan yang lebih besar, kesabaran yang lebih luas untuk mengahadapinya. Berikan kebahagiaan kepada orang - orang yang menyayangiku, yang memberikan kehidupannya untuk membantu kehidupanku, yang mendengar ocehan-ocehan tak pentingku, yang menyapaku dengan senyum terindahnya, yang bersabar dan membantuku setiap saat. Untuk bapak, yang sudah berhasil membuat anak bungsu ini yang setiap saat menelponnya hanya untuk menangis, menjadi manusia kuat, mengajarkan menjadi orang sabar apapun ujian yang dihadapi, mengajarkan mengikhlaskan segala sesuatu, megajarkan memberikan sebagian rezeki sekecil apapun pada orang lain. Untuk ibu, ah. Aku tau mungkin ibu bukan manusia sempurna. Tapi sungguh, aku belajar kuat dan berjuang darimu. Terima kasih. Untuk kakak pertamaku, semoga keluarga kecilnya diberkahi dan tetap berbakti pada Ibu. Untuk kakak keduaku, terima kasih sudah mau berbagi keresahnmu, nasihat-nasih untuk tetap bertahan. Sungguh menjadi dirimu tidak mudah.
I’m sorry for this too long story. Thank you. Allah bless you.
12 notes · View notes
dromenann · 3 years ago
Text
Every Weekend
Setiap akhir minggu, kerjaanku nangis, overthinking, nangis. 
Rasanya mau menuliskan semua perjuanganku yang super berat ini. Tapi malah gak kuat, dan nangis. Menutupi semua masalah bikin sakit kepala, berat.
Pengen rasanya teriak udah ga kuat, aku sendirian ga sih yang kayak gini? -iya
Kenapa bisa aku ngejalanin hal seberat ini sendirian? -atas pilihanku
Kenapa selalu pretend okay, na? -karena gada yang peduli, right?
Pengen ada yang denger cerita aku sekali aja. -takut oversharing 
Pengen ada yang meluk gua, sambil bilang. “you was right, you’re not wrong every feelings are valid. Everythings gonna be okay. Just hold on, hang in there. I’ll always with you, ups and down.”
Intinya, gua gabisa sendiri. 
i’m too weak, stupid.
dah gbs nulis lg
0 notes
dromenann · 3 years ago
Text
Privilege
Memiliki beban yang menurut diri sendiri luar biasa berat dan besar, tidak memiliki apapun, siapapun. Just cry alone everyday, hide everything, act like it’s okay, fine. I can’t do this anymore. All of my work, none of the targets were achieved. I walk slower than others, feels like i’m a loser. 
Thinking constantly comparing life with others, worry, stress. Led to the fate that I have no privilege in life, I have nothing to support me. Walaupun ada, kita sama-sama menguatkan. 
Akhir-akhir ini tangisku sudah berkurang, alasannya mungkin aku sedang mengurangi rasa khawatir berlebihku, rasa overthinking every night. I just let my life flow. Walau masih saja targetku, semua masalahku belum selesai, aku hanya mengurangi rasa khawatir saja. Aku selalu berfikir untuk menguatkan diri, “gaada orang lain yang kuat di posisi kamu sekarang, na! you are very strong, your mentality is being trained to survive, even if you want to end. There’s no one like you in your life..” 
Kalau saja orang tau, hidupku seperti ini, lebih baik mereka gausah tau :) 
it's enough to know me with ina and the many things she hides
0 notes
dromenann · 3 years ago
Text
Tiga puluh menit
19/08/22
Siang itu pukul 11.30 aku memesan aplikasi ojek online seperti biasa, menempuh perjalanan 11 km dalam waktu 30 menit. Dihampiri seorang bapak, ayah dari empat anaknya, mengendarai motor listrik. selama perjalanan kuikir hanya normal percakapan biasa, tentan motornya, tempat tujuan, hingga keluarganya. 
Bapak itu mungkin berusia 40 tahun an. Cerita tentang anak bungsunya yang beliau harapkan untuk masuk kedokteran, terlebih kedokteran gigi. Bertanya berapa biayanya, beliau akan jual sawah di kampung untuk anak bungsu tirinya itu. Aku selalu berusaha untuk, “mendingan anak bapak masuk blabla.. daripada..” tapi beliau tetap bersikeras supaya anaknya masuk kedokteran gigi. 
Beliau cerita banyak lagi tentang keluarganya. Aku hampir tidak peduli dengan ceritanya, karena pikiranku terlalu rumit, dan lelah. Sampai akhirnya beliau bertanya tentang keluargaku, aku sedikit bercerita. Sepertinya beliau mulai mengerti kenapa penumpang ini menjawab singkat saja daritadi nadanya mulai mengiba. “Ah, seharusnya tidak kuceritakan” pikirku dalam hati setiap setelah menceritakan kisahku. 
Akhirnya, di lampu merah simpang dago yag cukup memakan waktu hampir 2 menit dengan kemacetannya, beliau memberikanku banyak nasihat. “Teh, bapak kasih tips dan rumus kalau mau sukses. Jangan pernah tinggalkan solat. Solat tepat waktu ketika selesai adzan. Solat sunnah dhuha, tahajud, qobla dan ba’da, sedkah sama pedagang-pedagang kecil, jangan takut habis rezekinya. Lakuin hal ini selama sebulan, InsyaAllah mau apa Allah kasih.”
Terima kasih pak sudah mengingatkan nasihat ayah ku 4 tahun lalu, terima kasih atas kehadiran 30 menit itu sudah mengingatkanku akan kehadiran seorang ayah yang sudah lama hilang dalam hidupku. Terima kasih.
0 notes
dromenann · 3 years ago
Text
Escape
Hello, I'm back with my old problem that hasn't been resolved.
Hari ini kepalaku penuh. Penuh untuk terus menghindar dari semua kehidupan, semua kejadian, semua masalah, semuanya. I just want to run away, escape from my life. Ya, escape. Hanya ingin terus melarikan diri dari dunia yang berputar di hidupku, dari cahaya sinar matahari yang datang pagi hari, dari bintang yang sesekali hadir malam hari. 
Setelah melarikan diri, tak tau harus seperti apa dan bagaimana. Semuanya abu-abu. Ketika menetap pada hidupku merasa tak sanggup, ketika berlari menghindar tak tau akan seperti apa. Semua terlihat sia-sia. Aku hanya ingin bertemu denga orang-orang yang menyayangiku dan berkata, “terima kasih” walau pada akhirnya tidak bisa berbuat apapun.
my ugly crying right now. 
I’m okay. Even if it's until my last day, I'm still alone. 
No, the reality i’ll crying all the time 
0 notes
dromenann · 3 years ago
Text
Silent Depression
Mungkin memang banyak kehidupanku terdahulu atau kemarin yang menjadi peembalasan dendam dunia padaku saat ini. Kalau boleh berteriak, sekencang-kencangnya, hanya ingin minta tolong pada siapapun yang mendengar teriakan itu untuk memeluknya. “You’re doing great”. please let me still alive until the time that kills me. 
Aku tidak pernah iri atas pencapaian orang lain, aku hanya iri akan kebahagiaan atas hidup pada orang lain. Jalanku mungkin akan 1000 kali lebih lambat dari orang lain, aku tau hidupku akan terusir jauh dari orang lain. But, god let me feel that happiness is, even if it just stops in my life. 
I think the world still needs this useless person a little bit. 
I will keep quiet for my silent depression.
0 notes