Text
Memaknai Lebaran
Lebaran idul fitri hari ketiga yang tahun ini sudah memasuki 1446 Hijriyah, tapi semakin dewasa entah kenapa semakin terasa tidak meriah.
Dulu selalu siap menampung amplop lebaran warna-warni begitupun isinya, sekarang siap ngga siap harus menampung beragam pertanyaan basa-basi yang akhirnya cuma bisa dijawab dengan template yang itu-itu saja. Dulu maaf-maafan hanya sebatas salim tanpa tau maknanya, sekarang jadi lebih tulus karna seiring usia yang bertambah begitupun dosa-dosa; terlebih kepada diri sendiri.
Dari tahun ke tahun selalu memastikan lagi lebih dari sekali takut-takut ada yang terlewat diucapkannya maaf, padahal kepada diri sendiri yang banyak salahnya lahir dan batin seringnya terlewat. Oleh karenanya, mohon maaf lahirmu yang mungkin beriringan dengan bebanmu dan mohon maaf atas batinmu yang mungkin cukup sering terluka. Tapi ingatlah bahwa "kemenangan" dijanjikan dari Yang Maha Bijaksana.
Dan perihal dosa-dosa yang sudah melebihi limitnya sementara kebaikan dari diri sendiri masih sedikit sekali terisi, Yang Maha Pengasih juga berkata untuk semuanya "kembali ke fitri".
Kita mulai lagi dari awal, ya.
(2025)
0 notes
Text
Seperti apa masa depan?
Tahun sudah berganti, umur berkurang dengan angkanya yang bertambah. Tapi rasanya seperti masih terus terjebak di labirin yang ngga ada ujungnya kalo ngomongin soal masa depan. Masa depan yang seperti apa? Atau seperti apa masa depan?
Dua hal yang berbeda, tapi semua manusia pasti sama berusaha untuk mempersiapkan masa depan. Masa depan yang seperti apa yang dipersiapkan? Meskipun lalu kadang menjadi penuh keraguan karena balik lagi, ngga ada yang tau akan seperti apa masa depan?
San seringnya manusia memang selalu meng-kotak-kotak-kan dan meng-hitam-putih-kan semua hal yang abstrak dan terlalu abu-abu, padahal ngga semua yang jadi pertanyaan akan selalu ada jawabannya, kan? Seperti pada sepenggal lirik kesukaan, "tak ada yang tahu kapan kau mencapai tuju, dan percayalah bukan urusanmu untuk menjawab itu".
(draft 4 Januari, 2025)
1 note
·
View note
Text
Makna Bersyukur?
Seringkali merasa ngga bersyukur karena masih sering ngeluh kalo lagi "lelah" sama kehidupan dewasa. Padahal ngeluh itu manusiawi, padahal ngeluh bukan berarti ngga bersyukur, padahal yang sudah merasa bersyukur pun bukan berarti yang ngga pernah ngeluh.
Seringkali juga merasa ngga bersyukur karena ngga lebih menikmati masa saat ini dengan apa yang sudah dimiliki sekarang. Padahal kalo makna bersyukur adalah dengan "bersyukur" dengan apa yang sudah diri sendiri miliki tapi orang lain belum tentu memilikinya, lantas gimana cara orang yang belum memiliki itu bersyukur? Bahwa ternyata ngga harus dengan melihat dan membandingkan dengan yang lain untuk memaknai "bersyukur".
(2025)
0 notes
Text
Feeling too much can hurt sometimes, but one day you grow and realize that your heart was never really broken. It was just wide open.
11K notes
·
View notes
Text
Orang-orang yang pernah kukenal dalam hidup ini tidak semuanya harus menjadi karib. Ada yang cukup untuk kenal, cukup untuk bekerja, cukup untuk hal-hal tertentu saja. Karena memang kehadirannya untuk bersinggungan takdir, mungkin sehari, seminggu, atau beberapa saat. Maka dari itu, tidak perlu terlalu mengambil hati apa-apa yang hanya lewat itu. Apalagi jika yang hanya lewat sebentar itu, membuatmu tidak nyaman sepanjang waktu dan kamu memeliharanya dalam pikiranmu bertahun-tahun.
Jangan sampai, sesuatu yang hanya sebentar, mengganggumu seumur hidup. Perasaan kagum, cinta, kasihan, marah, dan semua hal yang naik turun di dalam hatimu. Tidak perlu terlalu diambil hati. Lain kali, lebih hati-hati. Lain kali, lebih mawas diri.
951 notes
·
View notes
Text
“I lied and said I was busy.
I was busy;
but not in a way most people understand.
I was busy taking deeper breaths.
I was busy silencing irrational thoughts.
I was busy calming a racing heart.
I was busy telling myself I am okay.
Sometimes, this is my busy -
and I will not apologize for it.”

- Brittin Oakman
- Artwork : Sivan.ka
8K notes
·
View notes
Text
Seperempat Abad, pelan-pelan
youtube
Setahun tiba-tiba berlalu begitu saja. Berbeda dengan bulan Mei kali ini yang rasanya tidak juga berlalu. Mungkin karena ada sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu? Atau mungkin juga karena sedang merasa hampa saja? Awal bulan Mei seperti selalu menjadi penentu bahwa hidup terus berlalu hingga pada akhirnya berada di seperempat abad sekarang, dan kehidupan pun rasanya jadi semakin serius bukan kepalang. Tapi tetap masih selalu ingin lebih menikmati yang orang-orang bilang tentang "masa muda" itu. Sambil masih harus lebih mendengar dan memahami diri sendiri; masih juga akan mengenali yang sedang dan akan hadir sambil menebak-nebak siapa yang pada akhirnya bisa terus menemani; serta masih merasa tertatih menapaki karir dan pencapaian ini. Kemudian sampailah di penghujung bulan Mei yang berlalu pelan-pelan ini. Berharap agar seiring pula dengan awalan yang baik di bulan berikutnya dan seterusnya, dengan harapan-harapan yang semoga pelan-pelan juga akan terealisasikan.
(2024)
1 note
·
View note
Text
I'll be
the missing word
for your incomplete
sentence
A verb
of raving
intensity
133 notes
·
View notes
Text
climb these shadows and dance, at the slip of dawn, come as you are,
hello in any tongue.
the moon and stars linger a fading pale sky, refractions of light
beaming through the dark, moments written in time and this; but another poem saying hello to the day.
70 notes
·
View notes
Text







@januaryhoney // @naynawrites on Instagram // @sunflorally // @geloyconcepcion on Instagram // @lucidloving // @petrichara
5K notes
·
View notes
Text
Anak satu-satunya;
"Ih enak banget anak satu-satunya, minta apa aja pasti diturutin"
"Jadi anak satu-satunya pasti dimanja"
Padahal jadi anak satu-satunya; rasanya berat bawa beban sendirian, jadi satu-satunya harapan.
(2023)
1 note
·
View note
Text
Cerita Dewasa 21+
Cerita dewasa 21+ ini dimulai dari rutinitas baru gua dimana Senin sampai dengan Jumat harus bangun pagi-pagi dan masih menyempatkan berdandan untuk kemudian menjadi manusia hutan di belantara kota metropolitan yang seringkali harus bergelantungan di krl commuter rute Tambun-Sudirman-Tambun di pagi dan sore hari. Sungkem kepada para senior yang sudah menjalani rutinitas ini bertahun-tahun bahkan belasan tahun lamanya. Belum lagi dengan segala permasalahan yang sedang dihadapi di baliknya tapi dituntut untuk harus tetap profesional. Gua yang lebih kurang baru sebulan menjalaninya tapi rasanya udah terseok-seok. Kalo aja ada buku panduan, "Kiat-kiat sukses beradaptasi di kehidupan usia dewasa" mungkin akan langsung gua borong sekarang juga; dan kalo aja pada prakteknya harus beradaptasi menjalani awal kehidupan menjadi dewasa itu segampang teorinya.
Tulisan gua ini mungkin akan gua tertawakan sendiri di beberapa tahun lagi dengan berbagai permasalahan yang mungkin 'ga ada apa-apanya' dibanding saat ini. Tapi biarkan gua menikmatinya untuk sekarang. Meskipun sambil nangis dikit ditemani playlist berisi lagu-lagu puitis nan dramatis; khas film-film perjalanan hidup dengan bumbu-bumbu romansanya. Hanya saja untuk yang ini alur ceritanya sungguh sulit ditebak. Dan lagi-lagi yang selalu jadi pengingat, bahwa kita bukan sutradaranya. Sekalipun alurnya harus berliku-liku, durasinya harus lebih lama, berteman dengan si protagonis, atau justru harus berdamai dulu dengan si antagonis, yakin bahwa alur ceritanya akan memiliki akhir yang terbaik menurut sang sutradara.
Belum selesai masalah percintaan, lalu masalah kerjaan, kemudian sebentar lagi mungkin akan muncul masalah cicilan, masalah yang selanjutnya, dan seterusnya; sambil dituntut harus tetap profesional kerja. Biarpun katanya uang ngga bisa membeli kebahagiaan, tapi uang bisa beli apapun yang bikin bahagia! Satu yang selalu mengganjal, katanya, hidup untuk mencari bekal di akhirat. Tapi, kenapa duniawi rasanya ngga ada habisnya? Nahloh.
(2023)
2 notes
·
View notes
Text
Dua puluh empat

Di penghujung tanggal 1 Mei yang hampir berakhir ini, membuat gua merenungkan kembali perihal kehidupan yang sudah dua puluh empat tahun ini gua jalani dengan segala misterinya yang entah angkanya masih akan terus berubah sampai pada angka berapa? Sementara merasa masih menjadi hamba pendosa dan juga belum memberi banyak manfaat untuk sesama sebagai tabungan pahala. Juga dengan segala misteri lainnya perihal duniawi, bagaimana tentang masa depan? pekerjaan? pendapatan? percintaan? Sementara merasa hidup sepertinya masih 'begini-begini' saja dengan segala turun-naiknya, sedih-senangnya, maupun sakit-sembuhnya. Namun tentunya masih ada banyak sekali hal yang membuat gua terus bersyukur, lagi dan lagi. Salah satunya perihal ditemukannya dengan orang-orang yang sudah atau bahkan belum dan dengan sengaja maupun tidak sengaja bersinggungan, yang membuat gua kemudian ditemukan dengan hal-hal baik atau buruk yang lalu menjadi hal-hal baik karena pada akhirnya memberikan banyak pelajaran. Dan gua rasanya sudah tidak sabar karena tentunya masih akan ada banyak sekali pelajaran setelah ini sebagai bekal di perjalanan. Lalu perihal tidak luputnya peran orang-orang terkasih beserta iringan doa-doa baiknya yang sampai dua puluh empat tahun ini masih selalu menemani. Semoga bukan hanya untuk saat ini, tapi sampai seterusnya ketika entah kapan akan terpecahnya misteri dimana angkanya sudah tidak berubah lagi.. dan ketika segala hal duniawi sudah tidak lagi berarti.
(2023)
12 notes
·
View notes
Text
Who you are is enough. You are enough. You can be authentic and be loved at the same time. You don't have to earn love by being whatever the other person needs you to be. You can be yourself and find happiness, joy and love. It is okay to walk away from those who demand you to adjust to who they want you to be instead of who you are right now. You deserve more than conditional love, you deserve more than having to earn love, than feeling like you have to beg for breadcrumbs of affection because you are never good enough for them. Find people who love you for your authenticity, who already thing you are good enough just as you are right now.
5K notes
·
View notes
Text
Lembaran kosong cerita kita
Kalo aja ada kata-kata yang melebihi ucapan "terimakasih" dan "bersyukur" atas pertemuan kita yang tanpa diduga-duga dan kemudian mulai menuliskan baris demi baris, paragraf demi paragraf, hingga nantinya menjadi berlembar-lembar cerita; aku mau terus menulisnya dengan kamu. Semoga.
(2022)
3 notes
·
View notes