Text
oh gini rasanya...
Aku mulai merasa usia ku sangat ekuivalen dengan jari ku mengetik-- sudah lambat, sedikit berbanding terbalik dengan segala hal yang ada dipikiranku, semoga begitu cepat terfikirkan dari satu titik menuju titik lain bahkan sampai pada hal yang tidak bisa kubayangkan pun bisa beberapa kali terfikirkan olehku di titik ini aku perlahan berusaha membuka satu persatu setiap hal yang telah kujalani dan yang kerap putar balik dari hadapanku. sesekali aku sadar kalau sudah terlalu banyak waktu yang kumanfaatkan dengan baik tapi yang kusia-siakan pun juga hampir memmenuhi ekspektasiku semua ini. beberapa titik lemah mulai perlahan kuselami dan kupelajari, barangkali itu bisa menjadi boomerang diriku untuk dapat berkembang lebih dari apa yang selama ini aku merasa malu dan takut.
kerap sekali aku merasa stuck-- tidak punya arah dari apa yang aku jalani, tapi perlahan pun juga aku berusaha memberi afirmasi terhadap diri ini bahwa semua hal yang terjadi ini memliki alasan-- either it's good or bad one yang semuanya akan leads to something; tujuan yang sudah aku impikan ( atau lebih tepatnya yang sudah dituliskan untukku) oh tak terasa aku merasa se fragile ini malam ini, banyak hal yang sebenarnya aku satu persatu sampaikan dan utarakan melalui tulisan ini, oh tapi sayangnya tidak semua itu bisa aku untai secara cepat--terlalu rumit, begitu ucap pikiran ku yang lain
hahaha, dan aku pun mulai bingung dengan tulisan ini seolah olah ada dua pikiran yang saling kontradiktif yang saling berusaha untuk mengutarakan apa yang ingin ditulisnya.
tak apa sebenarnya, tapi aku mulai senang dengan beberapa hal yang terjadi belakangan ini--- perlahan aku mau untuk merangkai hal hal yang selama ini tertinggal dari mimpiku dulu
semoga ini menjadi awal yang baik, dengan pikiran yang terus saling bersahutan satu dengan yang lain -- kudengar itu sangat wajar sih (apalagi memasuki usia disaat ini) katanya bahkan tidak cuma pikiran, omongan teman dan tetangga pun ikut saling bersahutan
tapi hal yang membuatku cukup sadar, aku bertambah secara pemikiran, tujuan dan juga berat badan tentunya. tapi ya tetap ku perlu untuk mendetailkan secara baik lagi, makna bertambah ini akan kubuat sampai sepositif apa
terima kasih, 02.02 AM, at Rasuna Said, Jakarta selatan
0 notes
Text
Fase Hidup #2
Setelah drama banget untuk membuka tumblr dari laptop bener-bener susah, akhirnya bisa juga untuk buka dan menuangkan apa yang harus dituangkan.
welcome back, Tumblr!
kali ini aku benar-benar berada dalam fase banyak belajar untuk lebih banyak bersyukur, atas semua yang terjadi di hidup ini, for good things and bad things, too!!
beberapa minggu ini, aku mulai menyadari akan satu hal tentang hidup yang selama ini lengah dari perhatian orang-orang, caring. ini semua setelah aku menonton salah satu film yang direkomendasikan seorang kawan, love, Simon. yap! aliran film yang tidak akan pernah tayang di Indonesia sama sekali, karna memang cerita pokoknya mengenai sexual things about being gay, tapi santai aja, yang bakal aku review bukan soal itu, melainkan perspektif lain yang bisa aku lihat dari sebuah film, semacam hidden message yang ga bakal di dapetin kalo kalian semua hanya pas nonton udah pada nyinyirin soal gay nya tersebut.
let’s start it!

sebuah film yang mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang benar-benar mempunyai kehidupan yang sangat sangat perfectly normal ,dia punya segalanya, keluarga, sahabat, bahkan semuanya benar-benar luar biasa, permasalahan muncul ketika dia mempunyai suatu rahasia yang selama ini dia pendam, nobody knows, yap dia punya orientasi seksual. sampai pada satu titik dia bertemu dengan seorang di dunia fana yang buat dia nyaman, tapi mulai itu semuanya kacau balau, disatu sisi dia bahagia karna ada yang bisa merasakan apa yang dia rasakan, namun disisi lain banyak yang akan dia korbankan akan rasa kecewa, keluarga terlebih lagi sahabatnya yang notabene udah barengan sama dia dari kecil. sampai pada satu momen semuanya so messed up,semua orang tau dan yang menjadi mencolok buatku adalah bagaimana orang yang ada di sekelilingnya. ketika semua media sosial membicarakan orientasinya, sahabatnya malah chat dia
“hey, you wanna go out? “
“ are u okay? where are u? can i go to your home?”
“hey buddy, wanna hang out? waffle house?”
saat itu dia mengignore semua kawannya, even adiknya sendiri yang juga hits untuk media sosial, datang ke kamarnya, then she cried.
yang membuatku salut dalam pembuatan tokoh Simon adalah, dia jujur akan apa yang dia rasakan dan untuk menjadi bebas pula, sekeras apapun adiknya membantunya untuk mengatakan kalo berita itu hoax, dia tetap teguh dan yakin kalo itu bukan hoax, even it’s gonna break everything.
saat itu semuanya berantakan, cowok fana yang dia kenal menjadi menghilang karna takut mengalami hal yang sama, dan semua kebohongannya terhadap sahabatnya mulai terbongkar, yap memang simon banyak berbohong dengan sahabatnya untuk menutupi orientasi seksualnya. awalnya keluarganya susah untuk menerima, terlebih lagi ayahnya, sampai pada satu titik, ibunya berkata
“ being gay is your thing. There are parts of it you have to go through alone. I hate that. As soon as you came out, you said, “Mom, I’m still me.” I need you to hear this. You are still you, Simon. You are still the same son who I love to tease, and who your father depends on for just about everything. And you’re the same brother who always complements his sister on her food, even when it sucks. But you get to exhale now, Simon. You get to be more you than you have been in, in a very long time. You deserve everything you want. ”
simon mulai membuka dirinya dengan membuat pengakuan akan apa yang dia rasakan dan apa yang selama ini menganjal dihatinya. tentang bagaimana kita membuka sesuatu yang mengganjal pada diri kita dan itu yang membuat kita sesak akan hal itu, tentang hal yang selama ini yang disembunyikan dan tidak pernah dikeluarkan, tentang bagaimana menjadi diri sendiri dan berpegang akan keyakinan diri sendiri, dan tentang bagaimana hidup dengan bahagia.
pelan tapi pasti, sahabatnya mulai mengerti, semuanya
“i don’t wanna lose you, i just wanna everything still the same, cause i’m still simon you all know”
dan di minggu-minggu ini pula aku merasakan apa yang simon rasakan,tentang arti sebuah keluarga dan sahabat dalam menolong kita.
semuanya punya fase hidup, dan tidak semua bisa menerima keluarga bahkan sahabat kita, aku pernah. dan dalam melalui masalah itu aku mulai mengenal siapa temanku siapa sahabatku dan siapa keluargaku.
dulu
dengan segala cara, mereka tidak menerima keputusaan bodohku
dengan segala cara lakukan, menjemputku kerumah, mengajakku berkeliling, menyuapi kumakan, bahkan hingga menemani saatku terlelap. mereka selalu ada. sampai pada titik terendah pun, aku minta mereka untuk tidak mempedulikanku, tapi mereka tidak menggubris, mereka tetap peduli denganku.
pada titik itu satu hal yang selalu mereka bilang
“aku tau kau, ini bukan kau yang sebenarnya”
“semuanya bakal baik-baik saja”
pada titik terjatuh pun mereka rela untuk berbagi denganku,
sayangnya aku baru menyadari itu, ketika aku bisa survive dari masalahku, ketika aku bisa bahagia dan tertawa dan lebih banyak bersyukur, merekalah yang ada di waktu-waktu itu, merekalah yang mempunyai banyak peran dalam jatuhnya aku. ketika semua dunia melihatku baik-baik saja
and i never thank to all of you, cause for the reason i know, when you say thank to someone, means you done for their helps. but for me, i’m not done yet. i still need you for infinity and beyond, i’m the happiest person in the earth for having you, the proudest one, and i’m glad for your existence in my life. even not all my journey, but i admit it, you all are my chapter of life :)

dari mereka saya belajar bagaimana menjadi diri sendiri dan menemukan kebahagian diri sendiri tanpa harus membenci orang lain. dan dari film love simon juga aku belajar, bagaimana temanmu dan apa masalah yang dihadapinya, friends will help to figure it out , teman yang membenarkan hal yang benar dan menyalahkan apa yang salah pada kita. dan aku sadar, you guys have it
Sometimes I feel like I’m stuck on a ferris wheel. One minute I’m on top of the world, then the next I’m at rock-bottom
but for every reason, everyone deserve a good life love story
Fadlan Nursiwan
03.36 am 6/4/2018
Palembang, Indonesia
2 notes
·
View notes
Text
#6
Selamat mengulang umur untuk berkurangnya usia Sarqu!
Maaf, itu pertama kali yang aku pengen ucapkan ke perempuan itu—yang selama ini kujuluki sarqu. Ya dia perempuan yang entah bagaimana aku bisa menjelaskannya.
Hampir se 7/8 dari perjalanan perkenalanku dengannya, dia mampu mengubah begitu cepat semuanya—ketika aku hampir membenci kota ini, dan ingin segera jauh dari semua hingar binger kota ini, dia tiba-tiba mampu membuatku jatuh lagi kepelukan kota ini.
Maaf pertamaku adalah maaf aku harus berkenalan denganmu di akhir perkuliahanmu, andai memang waktu dulu bisa lebih depercepet sepesekian detik dari tiap menitnya, ku pikir perkuliahan ku tidak akan pernah se mess up waktu itu.
Maaf keduaku adalah maaf aku selalu menyita waktumu untuk meladeni keanehanku, meladeni tingkah ku yang kadang aneh bin ajaib, tapi dia, ya perempuan itu masih mampu untuk tinggal dan menjadikanku tempat nyaman baginya
Maaf ketigaku adalah maaf aku belum bisa membersamai dia yang sedang berbahagia hari ini, tampak jarak dan waktu memang tak pernah menjadi teman baik bagi dua orang yang sedang dicandukan rasa rindu.
Selamat 21, perempuan itu sudah mulai mengenal dirinya.
Mengenal akan dunianya, terlebih lagi dia mampu mengenalku dengan segala sisi gelapku
Terima kasih.
Semoga diusia perempuan itu yang baru ini, dia akan tau kodratnya, patuh dan taat pada-Nya menjadi seuatu kewajiban yang tidak dia bisa ditinggalkan, semoga semakin banyak pengingat waktu dan amal yang akan lahir darinya-perempuanku.
Aku rindu padamu diperantauan ini, sarqu.
Semoga apa yang dia cita-citakan di umur 21 nya menjadi suatu yang dapat iang usahakan dan wujudkan, yang kuyakini, usahanya baik dan selalu baik.



Sekali lagi, selamat mengulang tahun, sarqu!
04 Januari 2018, Desa Tanjung Lalang, Muara Enim
With love,
Fadlan A Nursiwan
1 note
·
View note
Text
“Ketenangan itu mampu membuat seseorang bahagia, meski ia tidak memiliki apapun. Pun kehilangan ketenangan dalam diri seseorang, akan menjadikan ia orang yang paling sengsara, meski ia memiliki segalanya“
Jikalau kamu menyadari, bahkan seorang nabi pun akan gagal jika tanpa sebuah kesabaran, seperti pupusnya harapan Musa berguru pada Khidir hanya karena kurangnya sabar, maka bersabarlah pada setiap detik gelisahnya hatimu. Atau mungkin hati kita yang kadang tertutup pada hikmah kehidupan. Mari berguru pada seekor merpati, ia yang hanya keluar mencari makan untuk hari itu saja, tanpa ia mengumpulkan bekal banyak untuk sekedar sarapan esok paginya, karena ia tau bahwa esok pun Tuhan akan menjamin kehidupan dan makanan untuknya.
Menyederhanakan bahagia dan mengistimewakan syukur itu, seperti tidak gelisahnya hati dan jiwamu pada apa yang tidak ada di genggamanmu hari ini dan seterusnya. Menyederhanakan bahagia dan mengistimewakan syukur itu, seperti bahagianya dirimu tatkala sadar bahwa dengan apa yang kamu miliki hari ini bisa membuatmu lebih rajin beribadah.
Tenanglah, bukankah terbitnya mentari menandakan adanya kehangatan yang baru dari dinginnya malam ? Pun sama denganmu, bahwa tumbuhnya rasa syukur menandakan akan datangnya rezeki yang baru bukan ?
@jndmmsyhd
540 notes
·
View notes
Text
Fase Hidup #1
sampai titik ini aku tersadar, mungkin bakal banyak pilihan-pilihan sulit yang akan datang berharap untuk dipilih.
beberapa bulan terakhir, fikiran dengan hati tidak bertemu pada titik yang menyejukkan, benar-benar teramat jiwa ini goyah.
kita mulai saja....
hatiku tidak pernah seberharap ini--sampai pada akhirnya aku benar-benar bertemu dengannya, seakaan semua jawaban akan setiap rentetan doa yang selama ini kujabahkan, terlampau nyaman aku akan dia, aku bahkan tak tau apakah aku benar-benar cinta padanya atau hanya karna aku memang hanya merasa nyaman? pengharapan itu masih ada, teramat ada, untuk dia yang menjadi alasan setiap subuhku, setiap aku harus memulai hari dengan senyuman, setiap kenapa goresan tinta itu haus untuk mencatat setiap kisah hatiku padanya, tak benar bisa aku membendung rasa ini, gila aku dibuatnya, tak pernah aku sebercanda ini pada seseorang, seberani ini sesampai aku dari niat aku menceritakan dia kepada kedua orang tuaku. namun pengharapan itu musnah, aku bahkan tak bisa mengenalnya lebih, aku hanya bisa dari jauh, memendam dan pada akhirnya mengalah, semua karna dia, ya dia. dia yang pada akhirnya sudah memilih kepada rumah tempat hatinya akan tertambat, salahkan saja aku yang liar dan tak pernah bisa mengontrol perasaan yang nyatanya hatinya sudah milik rumah yang lain, kuasa ku sangat lemah.
teramat bodoh sekali pun aku bisa cinta besar padanya, oh ya begini ternyata dikhawatirkan mereka pujangga era lalu, lelaki bisa gila hanya karna wanita yang wanita saja mungkin tidak cinta kepadanya. mereka bilang teramat gila aku akan dia, terlalu kasian hati yang harus menyayat dirinya sendiri, pun logika ku entah lari kemana, hilang tak berjejak. mengemis aku akan dia dan logikaku yang seirama meninggalkanku.
pilihanku cuma satu; kugadaikan saja hati ini.
pun laki-laki mana yang kuat akan situasi seperti ini? ketika kau yakin dia adalah jawaban akan segala pencarian dan rumah yang penuh pengharapan, tapi ternyata kau tidak begitu baginya.
biarkan bodohku menjadi bodoh yang teramat bodoh untuk perempuan yang ini, karna keyakinan dan serta jawaban kadang tidak pernah seirama, pun akhirnya aku tak pernah bisa memaksakan semuanya--selalu ada yang berkorban, pun logika sudah lama meninggalkan. putusan bulat makin kuat--kugadaikan saja hati murah yang penuh luka ini, walau kutau ini tak pernah laku untuk nyonya-nyonya sekelas mereka.

tidak ada lagi pengharapanku, yang kutunggu hanya putusan dan pilihanmu, kau tau dimana aku, diantara bait-bait cerita malam yang ingin kaudengarkan pun dapat kau temukan aku.
terima kasih, dan hilang sudah pengharapanku.
.
0 notes
Photo






Geognost. Stud. Field checking!! "Alam mempunyai bahasanya sendiri dalam mengkomunikasi apa yang ingin ia sampaikan" - unknown May 17-22, 2017
0 notes
Text
#5, to you!
Beberapa waktu belakangan ini terlalu banyak kegiatan yang menyita dan mengalihkan setiap keiinginanku.
tapi aku tidak akan pernah lupa, akan hari ini.
selamat berulang tahun kembali mah, wanita tangguh yang sampai saat ini ku kenal dan belum ada yang mampu meyainginya.
tidak banyak yang bisa kuberikan saat ini, mah. terlalu banyak angan serta cita-ku sendiri yang bahkan belum bisa kucapai sampai detik ini, layak yang ku ucapkan ke papa beberapa bulan lalu
“tak pasti kapan, tapi segera” semua angan dan impian itu, bakal kuwujudkan. terlalu rindu anakmu ini diperantauan ini,
dilibatkan berbagai macam konflik
diikat hingga tak bisa bergerak
dirantai serta dipaksa untuk berfikir
bahkan bertengkar untuk hal yang tidak penting
hanya terkadang besar duka yang tergores ditiap lembar kehidupan yang kubuat.
mah, aku mulai rindu akan semuanya, akan pelukanmu, kadang tempat ku kala bersedih pun hilang arah, ku pendam sampai air mata itu mengering sendiri terserap oleh perihnya kehidupan yang kualami, namun aku tau, kau selalu memintaku untuk kuat, di negeri orang yang bahkan kadang tidak semuanya menjadikan ku orang disini.
kuingat lagi, ketika aku masih terlalu muda bahkan masih terlalu mudah pula untuk kau angkatku, aku masih ingat rasanya itu, rinduku bertabuh akan saat itu, mah.
mah, ku bahkan enggan menyebut umurmu yang sekarang, terlalu tidak sebanding dengan semangat yang masih kau punya untuk hidup, untuk menyemangati anak-anakmu ini, yang terlalu sering hilang arah.
uban yang tumbuh itu pun seakan hanya sebuah fatamorgana simbolis dari usiamu,
mah aku rindu,
aku tidak ingin jauh seperti ini
aku janji, beberapa tahun kedepan. akan mulai kurangkai setiap angan-angan dan pengharapanmu akanku, yang selalu kau nyanyikan dulu sebagai pengantarku tidur, benar-benar masih ingat diubunku akan segala yang kau harapkan padaku kelak nanti,
selamat berulang tahun kembali mah, semoga segala doa dan pengharapan baikmu akan ku dan anak-anakmu yang lain, senantiasa tergiring ditengah perjalanan hidup kami mah.
adek sayang mamah!
i love u, mah!


0 notes
Photo
#COLDPLAY
A Head Full of Dreams lyrics Coldplay+Nature
3K notes
·
View notes
Photo
hard to believe
sound “garing abis”--gitu aja ..










2K notes
·
View notes
Text
-- yeah
Attending Conferences
Paying the registration fee:
Then receiving the travel grant:
74 notes
·
View notes
Text
#4
Pernah terdengar….
Kalau aku tidak akan pernah berbeda jauh darimu, Bahkan akan sangat mirip sekali; Dari cara berjalan, Cara berbicara, Sampai selera makan. Sampai pada satu titik kutemukan apa yang menjadi ketidaksamaan kita,
Cara berfikir.
Kuakui , tingkat realistismu benar-benar sangat membuatku berdecak kagum, aku bahkan tidak pernah menemukan orang serealistis-mu, itu lah yang membuat kita tidak pernah searah jika membicarakan suatu hal yang perlu dikritisi—aku sangat idealis dan visioneris.
Tapi hanya satu yang bisa membuat kita tidak pernah bertengkar, selera musik—ya the beatles itu masih menjadi favorite playku juga tentunya, nowhere man.
aku sedang jauh diperantauan ini,
beberapa kali, bahkan hampir ribuan kali, aku benar-benar rindu akan perbincangan kita-- yang sebagin itu benar. Bahwa tidak ada yang pernah bisa kita percaya seutuhnya, bahkan dirisendiri pun masih mampu membohongi kita.
Umurku tak lagi seperti saat kau menggendongku kala itu, kau banggakan aku dengan rekan rekan kerjamu yang wajahnya bukan pribumi itu, kau bilang bahwa aku yang akan melanjutkan bekerjasama dengan mereka, kau bilang aku yang akan menjadi emasmu kelak pada mereka, benar-benar itu yang kau banggakan diumurku yang tak sekarang ini.
Kepalaku sudah dua pah, dan sekarang kau sudah setengah abad,
Aku bukan anak kecil yang masih kau gendong itu, dan kau juga bukan papa yang berstamina seperti dulu, walau kutau semangatmu masih benar-benar masih sama saat pertama kali kau mengenalkan lapangan padaku—paiton, Surabaya. Saat itu kau menceritakan keluh kesahmu beratnya pekerjaan lapanganmu, bagaimana tingkat sosialiasasimu, aku benar tak mengerti, saat itu. Tapi pah, aku tak sekecil itu lagi.
Hidupku mulai dirunyam kegundahan mu yang dulu pernah kau rasakan, diperantauan mengejar satu hal yang berjuta orang impikan, aku bahkan tak pernah bisa menahan keluhku, sedihku bahkan sakitnya ini.
Doakan anakmu ini pah, diperantauan. Yang kita bahkan setahun hanya sekali bisa bertemu, berbincang banyak layaknya teman sebaya, mengenai makna hidup dan dunia yang fana ini. Semoga aku bisa cepat menggantikanmu, hingga kau bisa benar-benar isitirahatmu di hari tua yang mulai terlihat dari rambutmu itu.
Tak pasti, tapi segera pah.
Kan kuwujudkan semua yang pernah menjadi harapanku serta mimpimu padaku yang akan kukolaborasikan bersama jutaan rintangan yang akan kutempa ini. Dan semoga aku bisa membicarakan satu tempat yang menjadi favoritku kepada anakku kelak, seperti waktu itu—kauceritakan bahwa tidak akan ada yang bisa lebih menarik dibandingkan oleh Rusia, Negara dingin penuh dengan tingkat individualisme yang tinggi, namun ketika kau mengenali mereka, kau tidak akan pernah asing di negara orang. Dingin yang masih mampu mengalahkan hangatnya setiap puntung rokok yang terbuang, serta keluhmu harga marlboro yang sangat mahal—
Doakan aku bisa lebih darimu pah, agar aku bisa menanggung dan mengerti makna hidup sebenarnya,
Akan kuwujudkan semua khayalan gila mu tentang hari tua itu lebih cepat—kau hanya terduduk di pematang, memandang indahnya alam, ketika aku dan anakmu yang lain hanya memberi kabar baik, dengan kunjungan setiap tahun mengenai keadaanmu—dan kuharap garut masih menjadi pilihanmu menikmati hari tua itu.

Pah selamat berulang tahun kembali
Semoga cepat kita bertemu
Menghabiskan waktu
Duduk bercerita
Selagi asap-asap itu menjadi saksi bisu
Tentang cerita kita
.
Dari anakmu,
Palembang/11-12-16
0 notes
Photo
And someday the history goes to This country, where smog not because industry revolution,but because low of humanism grade in civillian



December 5th 1952: Great Smog of London begins
On this day in 1952, the Great Smog descended on London, beginning a national crisis which lasted for four days. Following the Industrial Revolution, which began in the late eighteenth century, London saw a sharp rise in polluted, smoky fog (known as smog) due to toxic coal fumes emitted by factories. Smog, unlike fog, is often thick, discoloured, and foul-smelling, and several smogs affected London throughout the nineteenth century. December 1952 was bitterly cold, and as Londoners burned large amounts of coal to keep warm, the smoke joined with toxic fumes from factories. The smoke was trapped by an anticyclone in the region, and, unable to disperse, combined with fog to create a smog. The thick smog caused chaos in London, with traffic halted by poor visibility of a few metres, opportunists committing crime, and the poisonous air filling hospitals with people suffering from breathing problems. Around 4,000 people, plus numerous animals and livestock, are known to have died as a result of the fog, though recent estimates taking into account long-term damage are much higher at 12,000. The smog was London’s worst civilian disaster, producing more casualties than any single incident during the Second World War and the Blitz. To prevent future disasters, Parliament passed the Clean Air Act of 1956 which tried to limit smoke emissions. Innovations in technology and environmental legislation ensured that no such smog has ever occurred again, but invisible pollution remains a grave concern for modern cities.
(see: metoffice.gov.uk, historytoday.com)
1K notes
·
View notes