eunoialiy

[eunoialiy]

Perjamuan Berulang

Banyak pertanyaan, menyempit jawabannya Iya, mungkin iya, bisa jadi Tidak, mungkin tidak, bisa jadi

Selepas panggilan-panggilan video Digesa-gesa oleh sepah pemikiran ini itu Bagi mama 27 tahun itu sudah mulai berderak dan berderit Inginku menjawab kepada mama: tua cuma perasaan Inginku menjawab kepada teman: tua bukan cuma kita Inginku menjawab kepada adik: tua belum tentu kau rasa

Lima tahun terakhir menyambung hidup Halaman baru, tertutup dan tertindih Diulang; halaman baru, tertutup dan tertindih Di lemari tanpa kusadari terlipat juga lembaran-lembaran yang usai Di langit-langit kamar tanpa kusadari waktu melingkar-lingkar lebih gila

Kupungut waktu yang jatuh dari jalan pikiranku Sekeping ingatan merah berubah kuning, biru lalu gelap. Perlahan aku mengerti kenapa kejadian harus diulang Sebab demikian bukanlah persoalan besar Hanya saja selalu ada yang tidak bisa kubawa serta.

[eunoialiy]

Masih Terlalu Pagi

Masih terlalu pagi untuk kembali menjadi perempuan yang pernah kau kejar, meski pikiran untuk mengemban cinta menjadi seletih matamu yang menantap mataku dari kota sebrang.

Kau tau sendiri, dulu tak seluas ini rentang lenganmu. Kini, aku di lain kota pun lenganmu terentang luas, seluas sabarmu. Terima kasih yah... telah membersamaiku tuk bertaruh dengan masa depan, walaupun sekarang itu kelihatan konyol karena kita tidak akan pernah tau kapan kita akan tinggal, meninggalkan, ditinggalkan atau meninggal.

Kejadian ini pasti telah tertulis namun tidak dengan penerimaanku, huft. Cerita yang tidak sampai, mimpi yang tidak selesai, kasih yang tiba-tiba hilang dan semua basa basi yang kita simpan untuk besok. :( Terkadang bahagia kemarin berubah menjadi kekhawatiran dan kegelisahan lalu terjaga entah hingga kapan, sebab bagiku masih terlalu pagi untuk kembali menjadi perempuan yang jatuh cinta lagi.

[eunoialiy]

Dalam beberapa kesialan, kau akan mendapati dirimu telah menyusup diam-diam di hidupku lalu hanya tinggal menjadi rahasia.

[eunoialiy]

Jika rasa suka itu datang dan lahir berkali-kali, lalu kemana mereka pergi jika bukan kepadamu? oh iya mereka semua hidup luntang lantung dengan hati yang patah, tapi dengan bodohnya mereka tetap lahir berkali-kali.

Ku mohon lekaslah menikah dan berbahagia dengan pilihanmu, itu akan membuatku meresa tenang melepasmu.

[eunoialiy]

Apa itu harap?

Kalau tak bisa bersetubuh dengan kenyataan yang akan datang, setidaknya kau jangan ngangkang terlalu sering mulai dari sekarang.

[eunoialiy]

Merayakan setahun penerimaanku yang kalah dengan perasaan yang final.

[eunoialiy]

Apakah aku salah? Apakah kau salah? Apakah kita salah? Atau apakah saya yang terlalu cepat menyimpulkan? Tiga tahun lalu pikiran bahwa diri ini tak pantas dicintai oleh siapa pun itu muncul. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seseorang yang ku pikir akan menemaniku namun akhirnya aku menyadari sesuatu bahwa aku pun tak pandai mencintai orang dengan baik. Diri ini begitu tidak pantas dicintai oleh siapa pun. Saya berhenti. Yang dilalui adalah kebersamaan yang palsu namun meyakinkan. Tak ada yang mengeluh sakit kecuali saya seorang. Keluh yang banyak maunya, egois dan bodoh. Kau bilang kedewasaan adalah akur dengan kesendirian lalu kebersamaan adalah kekanakan yang menjemukkan. Bosan dan garing. Aku ingin menyangkal bahwa saya tidak menyerah. Aku ingin menyangkal bahwa saya kuat. Aku ingin menyangkal bahwa aku baik-baik saja.

Aku mau bilang ini sia-sia tapi bukan juga. :)

- April 2021

[eunoialiy]

Jangan lupa kamu pernah sesedih ini. Jangan lupa kamu pernah sesusah ini. Agar jika kelak kamu senang, senangnya tidak keterlaluan.

—Taufik Aulia

[eunoialiy]

Postingnya Des, 2020. Like I know this is gonna happen :)

Bercanda

Suatu hari di bulan Juni keputusan untuk mebersamaimu sungguh tidak main-main. Kalau menujumu adalah meredakan segala kekhawatiran, maka mencintamu adalah penyandaran yang mewaraskan. Di sudut rasa bersalah yang pernah lama kusesali, kini setiap menatapmu mata ini berusaha memetakan kebahagian untuk masa nanti. Menunaikan segala perasaan indah bersama yang akan disusun rapi. Namun berpayung dari apa yang pernah kau katakan dulu sungguh menenangkan hingga aku lupa diri dan hanya menciptakan angan sesaat saja. Hingga akhir dari segala akhir kita hanya bercanda untuk menetap, kemudian meromantisasikan kehilangan.

[eunoialiy]

Aku pun jadi ahli berpura-pura. Begitu ahli sampai-sampai setelah beberapa saat, batas antara kenyataan dan khayalan pun mengabur. Dan terkadang, ketika sedang berpura-pura dengan lihai, aku bahkan bisa mengelabui diri sendiri.

Ruta Sepetys - Salt to Sea (hal138)

[eunoialiy]

Aku percaya bahwa kata-kata yang diucapkan dengan penuh nafsu akan berisi kebenaran yang lebih hidup, ketimbang kata-kata yang menyatakan pikiran-pikiran yang dibentuk secara rasional. Itulah darah yang menggerakan tubuh. Kata-kata tidak hanya dimaksudkan untuk menggetarkan udara belaka, mereka dapat menggetarkan hal-hal besar.

Natsume Soseki - Rahasia Hati (149)

[eunoialiy]

3

Bunuh diri adalah tindakan paling egois yang bisa dilakukan manusia. Karena ia meninggalkan luka, beban, dan kesedihan bagi orang lain. Kematian yang wajar, sakit, menua, atau bahkan kecelakaan adalah nasib yang dipersiapkan. Seseorang bisa merelakan kehilangan semacam itu karena mereka menganggap kematian yang demikian sebagai peristiwa alamiah. Sementara bunuh diri adalah kematian yang bisa dicegah, seseorang yang mengalami kesedihan luar biasa, seseorang yang bisa meminta bantuan, tapi memilih untuk pergi.

Kukira mereka yang menganggap pelaku bunuh diri sebagai orang egois tak pernah merasakan kesedihan. Penderitaan yang demikian berat. Kondisi di mana kematian dianggap lebih baik daripada menjalani hidup yang tidak tertanggungkan. Kamu menyebut orang yang bunuh diri sebagai orang narsisistik yang egois, tapi apa sebutan untuk yang memaksa orang lain hidup dalam penderitaan demikian berat, kondisi mental yang mengerikan, kondisi jiwa yang demikian terpuruk sehingga berpikir kematian adalah satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan.

Kuira ada yang lebih keji daripada bunuh diri, yaitu mereka yang tak mau tahu mengapa seseorang ingin mengakhiri hidup. Penderitaan, sesak di dada, mimpi buruk, kehilangan semangat hidup, kehilangan kebahagiaan, tak mampu lagi tertawa, tak mampu lagi menikmati dunia, segala hal yang dulu membuatmu bahagia, kini tak lebih dari penahan perih. Sekedar waktu luang, mengulur diri agar tetap hidup sehari saja. 

[eunoialiy]

Bercanda

Suatu hari di bulan Juni keputusan untuk mebersamaimu sungguh tidak main-main. Kalau menujumu adalah meredakan segala kekhawatiran, maka mencintamu adalah penyandaran yang mewaraskan. Di sudut rasa bersalah yang pernah lama kusesali, kini setiap menatapmu mata ini berusaha memetakan kebahagian untuk masa nanti. Menunaikan segala perasaan indah bersama yang akan disusun rapi. Namun berpayung dari apa yang pernah kau katakan dulu sungguh menenangkan hingga aku lupa diri dan hanya menciptakan angan sesaat saja. Hingga akhir dari segala akhir kita hanya bercanda untuk menetap, kemudian meromantisasikan kehilangan.

[eunoialiy]

Aku yang mudah menyimpulkan basa-basi.

Diri ini sudah tak pantas untuk dicintai.

Namaku telah mati.

Pergi.

[eunoialiy]

Kebanyakan orang patah hati karena gak pikir panjang saat mengizinkan hatinya ditawan oleh orang yang gak berhak.

Tawan-menawan perasaan bukanlah perkara yang bisa dijalani dengan prinsip udah jalanin aja dulu. Kenapa? Karena selama kamu menjalaninya, selama itu pula kamu akan menginvestasikan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaanmu untuk orang itu. Kalau pada akhirnya akan pupus juga, maka sia-sialah semua hal yang sudah kamu investasikan. Kesia-siaan inilah yang bikin susah move on sebab pupusnya harapan bertemu dengan semua kenangan yang sudah tersimpan rapi dalam ingatan.

Paling mentok, kamu cuma bisa dapat pelajaran dan hikmah atas semuanya.

Karenanya, mencegah patah hati lebih baik daripada mengobati. Cinta memang memabukkan. Tapi pikir-pikir saja dulu.

— Taufik Aulia

[eunoialiy]

Selama 3tahun puisi ini ada, baru kemarin saya dapat hint dari puisi ini.. wkwk. 😊😊

Untuk?

Untuk malam yang kesepian Mau kah tuk sekedar berteman Menanti indahnya rembulan Enggan nampak dibalik awan

Untuk yang kesekian kalinya Rindu amat curang terasa Kian bertambah semaunya Tuk berkurang tak tahu cara

Untuk angin yang berarah Bukankan berbisik itu mudah Ku yakin kau takkan salah Hiburlah ketika resah

Untuk hari di tepi abad Nyatakan kata penuh tekad Nyatakan kalimat dalam akad Sebelum roh tinggalkan jasad

Dan ku bersimpuh menengada Berucap amin di penghujung kata Perlukah hujan di pelupuk mata Hingga segalanya menapak nyata

[eunoialiy]

Yang kau katakan cinta itu hanya nafsumu saja. Aku mohon cukup kesialan kita menjadi dewasa, tidak untuk menjadi traumaku