Tumgik
fairinalfinata · 1 month
Text
Saat seseorang menjadi penting untukmu, betapa ajaibnya keputusannya bisa memengaruhi keputusanmu, opininya memengaruhi pandanganmu, perilakunya memotivasi aksimu. Keberadaannya berarti untukmu. Tidak ada yang salah jika kamu berbuat kebaikan atau sesuatu bermula karena dia. Nanti, suatu waktu ketika kamu terbiasa dengan yang kamu lakukan, kamu akan menemukan alasan utk tetap bertahan meski tanpanya.
Sebab itulah mengapa kita saling dipertemukan. Beberapa orang dipertemukan untuk menjadi ujian satu sama lain. Beberapa lainnya dipertemukan untuk menjadi berkah. Beberapa lainnya berujung pada sakinah dan mawaddah.
Lalu mengapa kita dipertemukan? Entah bagaimana ujungnya nanti, bertemu denganmu adalah satu paket berisi: suka dengan sedikit bumbu duka, harap beserta cemasnya, angan dan takutnya.
195 notes · View notes
fairinalfinata · 3 months
Text
Satu pertanyaan yang idk what's the answer, 'aku ini lagi kenapa sih?!' rasanya sedang memasuki fase entah apa tapi yang pasti rasanya seperti bukan aku bgt. Beberapa hari ini liat sw seorang temen yang aktif jalan jalan, hari ini ke gunung, besok di pantai, lusa udh lain tempat lagi. Terus keinget akh dulu yang kayak gitu, persis. Kayak gapunya capek dan selalu curious buat jelajah tempat baru. Sekarang? Duh, mager. Motoran agak jauh udh mikir nanti cape ga si? Panas banget ga si? Dll. Mentok mentok nya yaa janjian sama temen di cafe atau taman buat ngobrol. Kenapa ya?!
Futur. Kayanya iya. Entah sejak kapan ya, hidup berasa banyak hampanya. Banyak malesnya. Padahal harusnya gaboleh gini. Gw pegang organisasi cuy. Gimana mau mimpin ukm kalo mimpin diri sendiri aja keteteran gini? Orang-orang mandang aku kek apa sih? Pencitraan banget kayaknya aku klo diliat dr luar.
Padahal sadar, mimpi mimpimu yang banyak itu kan gabisa diraih pake males malesan gini. Tapi kenapa sih ah. aaaaaaa.
26 notes · View notes
fairinalfinata · 3 months
Text
Nano-nano Term Kedua
Aku nggak akan lupa minggu pertama Februari 2024. Banyak kabar yang bikin kaget, termasuk dirilisnya semua nilai mata kuliah term pertama. Begitu menerima email final result, sontak aku merasa bodoh.
“Bodoh banget sih mes?”
Tahu persis kalau ngatain diri sendiri gini sangat nggak baik, tapi gimana? Nggak ada opini yang bisa aku munculkan untuk melawan statement-ku sendiri.
Nilai kamu D, apa namanya kalau bukan stupid?
Kalau tahu, coba kasih jawabannya di bawah sini 🙂
Alhamdulillah, hari-hari berikutnya mulai merasakan kemudahan dari Allah untuk menerima takdir-Nya. Nilai udah keluar, mau gimana lagi? Kalau harus resit (mengulang ujian di penghujung tahun), ya dijalanin aja.
Selain itu, ada tiga hal yang bikin legowo untuk menerima nilai yang nggak sesuai ekspektasi:
Ada hal-hal yang nggak berubah walaupun nilaiku D. Rasa tumis jamur dan paprika buatanku tetap enak terlepas nilaiku yang nggak karuan itu. Pemandangan dari jendela kamarku tetap cantik walaupun nilaiku bukan A, B, atau C. Pengalaman lari pagi tetap bisa dinikmati meski nilai mata kuliah ini nggak bisa dibanggakan. Masih banyak hal-hal yang nggak ada hubungannya dengan nilai jelek. Keadaan bumi ini before-after kamu dapat D ternyata sama loh.
“Mungkin bukan bodoh, cuma kamu butuh waktu lebih lama aja untuk belajar”, adalah salah satu nasihat teman yang masuk ke otakku saat itu. Iya juga ya, masuk akal. Mungkin kalau waktu belajar lebih panjang, nilaiku lebih bagus juga. Mungkin melabeli bodoh tuh nggak adil kalau berdasarkan satu nilai mata kuliah. ‘Bodoh di mata kuliah Introduction to Neuroscience’, mungkin lebih tepat daripada ngatain diri sendiri dengan cara pertama.
Sebetulnya ini petunjuk paling awal yang sampai di aku, bukti nyata kalau Allah nggak ninggalin walaupun mengizinkan kejadian nggak enak mampir bentar :”) Kebetulan tilawahku molor, kebetulan baca ayat ini setelah dapat email nilai D.
Allah bilang bahwa hal baik maupun buruk sudah sejak lama ada di lauh mahfuz, sehingga jangan kecewa kebangetan ketika sesuatu nggak sesuai ekspektasi. Pun nggak perlu jumawa ketika berasa ketiban dunia runtuh karena rezeki dari-Nya.
Kalau bahagia, nggak selamanya. Kalau sedih, nggak akan lama. Karena cuma dunia, cuma sementara.
Glasgow, 12 Februari 2024
19 notes · View notes
fairinalfinata · 3 months
Text
Ternyata benar, kalau salatnya berantakan, dunianya akan lebih tak beraturan 😔
129 notes · View notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Perjuangan
Akhir-akhir ini aku dapat pelajaran hidup dari teman-temanku. Ternyata kita sedang sama-sama berjuang, berjuang di jalan masing-masing.
Hemmm, aku sampai tertegun, karena ternyata jalan tema-temanku lebih terjal dari jalanku, Tapi mereka baik-baik saja. Mereka ikhlas menjalaninya, meskipun tidak mudah. YaAllah tolong mampukan kami melewati ini semua. Aamiin
#Siang, Jkt 14 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Niat
Bismillah, meluruskan niat.
Setelah baca tulisan orang di blog, semakin mawas diri.
Perbaiki niat, ceraikan dunia sebelum berangkat. Berkata-katalah yang baik semasa persiapan, berangkat, dan berada di sana. Jika khilaf perbanyak istighfar.
YaAllah aku semakin merindukanMu rasanya. Entah kenapa rasanya campur aduk, teringat ini adalah salah satu pesan abah yang dulu selalu disampaikan kepadaku. ''Nanti temani ibu ya dek''. Kayak, yaAllah ini beneran aku berangkat berdua sama ibu? YaAllah tolong mudahkan prosesnya, ridhoi kami yaAllah. Berikanlah kami sehat lahir dan batin. Aamiin.
#Malam, Jkt 7 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Nikmat Sehat
MasyaAllah benar ya, kalau nikmat sehat baru terasa ketika kita sakit.
Sedang tidak enak badan beberapa hari ini, tapi kemarin masih sempat ke Tangerang. Hari ini cuman pergi ngaji 2 jam setelah itu tepar seharian, malam ini malah muncul migrain ditambah diare. Sore tadi sempat demam, tapi alhamdulillah setelah makan sudah merasa baikan.
MasyaAllah ya, baru dicabut nikmat sehatnya dikit aja sudah ngeluh banget. Semoga bisa lebih ikhlas merawat diri agar tidak dzolim sama tubuh. Sepertinya ini alarm, sudah beberapa bulan kemarin sok kuat, sok sehat. Semoga lebih ikhlas agar jadi penggugur dosa. Aamiin
#Malam, Jkt, 6 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Rencana
Aku tidak pernah membayangkan akan datangnya hari ini. Sebuah rencana yang sebenarnya memang sudah aku dan ibu rencanakan, tapi aku tidak pernah menyangka akan benar-benar hadir hari ini.
MasyaAllah, manusia hanya berencana Allah yang berkehendak. Semoga niat kami dimudahkan diridhoi jika memang ini baik untuk kami. Bismillah, Bismillah, Bismillah, semoga Allah ridho. Aamiin
#Malam, Jkt, 5 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Asumsi
Jujur kemarin menjadi hari yang membuatku sedikit syok. Bagaimana tidak pagi-pagi aku mendapatkan kabar kalau ada perombakan tim. Mix feeling.
Kayak, yaAllah baru semalam aku minta di do'a kan sama ibu biar aku gak di posisi itu lagi. Kenapa aku masih berada di posisi itu? YaRabb. Apakah aku kuat? apakah aku bisa?. Sekilas terbesit tanya pada diriku sendiri.
Ingin aku menangis. Tapi satu hal yang menjadi pengingatku, Kamu jauh lebih hebat dari yang kamu kira. Allah lebih tau mana yang baik untuk kamu, sekalipun yang baik itu menurutmu sangat tidak nyaman.
Malamnya aku bercerita kepada kakakku, seperti biasa dia menasihatiku ala ibu-ibu bijak hehehe
Entahlah, jika semua sudah jelas hitam di atas putih apa boleh buat. Satu hal yang harus aku tanamkan sejak hari ini. Bismillah, jangan lupa minta pertolongan Allah, selalu melibatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan, terus berusaha melakukan yang terbaik, berusaha untuk bertanggung jawab dan tulus ikhlas dalam mengemban amanah. Ingat ya, tahun lalu aku denial berminggu - minggu di awal aku mengemban amanah, hasilnya penyesalan yang aku rasakan.
Tanggung jawab melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati adalah kunci. Yuk ikhtiar, berserah, minta perlindungan dan pertolongan Allah. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang baik untuk diri kita sendiri. Allah lebih tahu, karena sejatinya Dia adalah pemilik kita.
#Malam, Jkt 5 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Hujan
Pagi ini ada apel HAB tempat kami mencari nafkah.
Tapi sejak terbangun gerimis tipis - tipis membuat semua orang ingin menarik selimut kembali. Ralat, aku maksudnya heheh
Dengan penuh perjuangan mengumpulkan niat dan keyakinan untuk segera beranjak dari kasur, aku harus segera mandi dan bersiap batinku.
Aku lihat jam di layar hapeku sudah menunjukkan pukul 5 pagi, sial aku terlambat lagi sholat shubub. Astaghfirullah.
Setelah sholat shubuh, aku masih sempat-sempatnya scroll sosial media, menilik whatsapp melihat obrolan di grup yang saling menyemangati untuk beranjak bersiap. Setelah persiapan babibu, akhirnya pukul 6 lebih sedikit aku sudah siap. Namun aku tak kunjung pergi meninggalkan kamarku, aku masih duduk santai menunggu komando teman-temanku untuk menuju kantor. Kami berniat berangkat bareng dengan atasan kami yang membawa mobil.
Pukul 6 sudah lewat banyak, pikirku ini teman-temanku kemana tidak kunjung berangkat, atasanku sudah mulai menelpon, mencari keberadaan kami, mengajak segera bergegas berangkat. Long short story kita sudah sampai di tempat kegiatan, dan tadaaa ternyata hujan masih awet bro. Sampai pada akhirnya kita upacara di bawah payung, balutan jaket, balutan mantel dan ada yang rela hujan-hujanan.
Sepertinya ini akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan untuk kami masing-masing yang hadir pagi hari ini. Semoga hujan pagi ini menjadi berkah untuk kami semua di tahun yang baru ini. Semoga menjadi semangat baru, terbukti pagi ini kita semangat berkegiatan meskipun hujan membasahi kami.
#Malam, Jkt, 3 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Prasangka
Masih lekat dalam ingatanku awal masuk kerja, ada beberapa teman yang melihatku sebelah mata. Tidak lain dan tidak bukan karena aku anak kampung lulusan dari universitas kecil.
Sebenarnya ini bukan hal baru, dipandang sebelah mata. Sudah amat sangat biasa dari kecil aku merasakan perasaan yang seperti ini. Tapi meskipun begitu nyatanya aku tetap nangis-nangis di tahun pertamaku. Kenapa aku begini, kenapa begitu, kenapa aku gak seperti mereka yang begini dan begitu.
Tapi satu hal yang aku pegang dari dulu, kamu tidak perlu menunjukkan apapun kepada siapapun. Lakukan saja yang menjadi tanggung jawabmu sebaik mungkin. That's it! Sisanya urusan Tuhan, cukup Allah yang tahu.
Sampai suatu ketika, aku tidak sengaja membantu temanku mengunduh artikel ilmiah penelitian luar negeri. Awalnya dia memang tidak meminta bantuanku secara langsung, namun aku mendengar kegelisahannya, kemudian dengan iseng aku menyahut obrolan temanku yang sedang kebingungan dengan seorang temanku yang lainnya. Ditengah obrolan itu aku interupsi, Mas lagi cari atikel apa? Mungkin aku bisa bantu carikan, boleh dikirim Judul artikel dan penulisnya mas ke aku, aku yang saat itu asal nyeletuk otomatis membuat dia sedikit kaget dan meragukan bantuanku.
Tidak sampai 5 menit, tadaaa... Aku yang kala itu masih berstatus mahasiswa di universitas negeri yang punya akses penelitian lumayan tidak terbatas.
Sejak hari itu, temanku yang aku bantu sedikit mulai mengapresiasiku, kemudian dia mulai melihatku sebagai seorang teman. Dan ternyata hal ini berlanjut di tahun ketigaku ya, di Tahun 2023, aku satu tim dengannya dan dia sebagai ketua Tim.
Tidak hanya dia teman satu angkatanku, seniorku pun pernah juga melihatku sebelah mata. Sampai suatu hari, aku mendapatkan tugas bersama tim seniorku, kita ditugaskan untuk menjaga stand di suatu event bergengsi. Disitu kita mengadakan layanan on the spot, kita bekerja sama untuk memberikan layanan kepada pelaku usaha yang datang ke stand kami. Dan tadaaa .... dari situ seniorku mulai terlihat senyumnya melihatku, dia mulai tertarik mendengar obrolanku ketika menjawab pertanyaan dari pelaku usaha. Dia cukup tertarik dengan caraku menjawab pertanyaan, ada beberapa topik yang dia belum pernah dalami sebelumnya. Alhamdulillah sejak saat itu yang awalnya aku dan seniorku tidak bertegur sapa, sekarang berubah drastis. Seperti kemarin di hari pertama aku masuk kerja di tahun baru ini, aku kaget dia menyapaku lebih dulu ketika berpapasan di lorong gedung tempatku bekerja. Aku langsung melting, masyaAllah sungguh cara kerja Allah itu tidak pernah terduga ya, kita yang awalnya sering berpapasan tapi amat sangat malas menyapa, bahkan aku merasa kita dulu sempat berselisih paham karena suatu hal, sekarang aku merasa kita sudah mulai akrab satu sama lain. Alhamdulillah. Yuk bismillah, biasakan berbaik sangka dengan sesama, yakin aja Allah yang akan membuka hati hambanya kita tidak perlu menghabiskan tenaga untuk terlihat oleh makhluk lainnya, berbuat baiklah dengan tulus ikhlas, tunaikan kewajibanmu dengan penuh tanggung jawab, sisanya serahkan pada Allah sebaik-baik pemilik hati manusia.
#Malam, Jkt 3 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 4 months
Text
Baca Tulis
Sepertinya ini adalah dua kata yang seringkali kita dengar ya dari kecil.
Tapi entah kenapa menurutuku semakin dewasa jadi memiliki pov yang lain. Kalau dulu jaman SD denger kata ayo lita belajar baca tulis mungkin artinya ya belajar membaca dan menulis buku pelajaran.
Tapi dewasa sekarang rasanya Baca dan Tulis ini punya artian yang jauh lebih luas. Kita yang sudah terpapar dengan media sosial ini memang tidak lagi membaca hanya dari buku teks atau buku cetak, namun bisa membaca juga dari media digital. Menulis pun begitu, kita tidak lagi hanya menulis di buku tulis. Namun kita bisa menulis di media sosial dan media cetak.
Rasanya di tahun yang baru ini aku harus memperkaya bacaan dan semakin rajin menulis kembali. Tumblr ku yang sudah sangat bersarang ini harus kita tempati. Dari sini aku belajar menulis nasihat-nasihat dan pengingat untuk diriku sendiri. Namanya aku si anak bungsu yang harus sering diingatkan dan di nasihati, kalau tidak takutnya bablas.
Bismillah satu langkah memperbaiki diri di Tahun baru ini. 1. Kembali rutin menulis di Tumblr 2. Membaca terjemah Al-Qurán minimal 1 hari 1 ayat.
#Malam, Jkt 1 Januari 2024
0 notes
fairinalfinata · 5 months
Text
R.U.M.A.H
Jujur sudah lama sekali aku tidak menulis di sini.
Bukan karena apa-apa, sepertinya terlalu ramai isi kepalaku. Biasanya kalau malam tiba aku seringnya overthinking dan berakhir menangis. Bingung kalau harus menulis, menguraikan isi kepala yang rumitnya sebenarnya karna ulahku sendiri. Persoalan yang sebenarnya itu-itu lagi, yang jawabannya sebenarnya aku sudah tahu. Tapi bukannya di uraikan malah aku pikirin sampai bercabang kemana-mana.
Dipenghujung akhir tahun ini, juga jadi puncaknya. Semua isi kepalaku sudah mau meledak rasanya.
Mulai dari keluhan, isi hati, isi kepala semuanya bergumul jadi satu. Sepertinya aku memang butuh teman ngobrol, biar semuanya gak menumpuk di kepalaku, sama sekali tidak terurai. Hemmm
Sebenarnya aku sadar di tahun ini aku sangat jarang bertemu dan ngobrol banyak dengan orang. Sampai terkadang aku bingung jika bertemu dengan orang harus mulai pembicaraan dari mana. Betapa manusia introvert ini semakin hari semakin diam. Huft
Dipenghujung akhir tahun ini aku sempatkan untuk pulang ke rumah, dengan harapan bisa sediikit menghirup udara. Otakku butuh oksigen untuk berpikir lebih jernih dari biasanya. Tapi ternyata pulang ke rumah itu seperti dua sisi mata uang logam. Benar aku mengisi tangki cintaku, bertemu ibu dan saudara bahkan tetangga. Namun ternyata di sisi lain aku jadi rindu abah *lagi. Rasanya seperti ada yang kurang, aku yang setiap pulang kerumah disambut abah. Seperti terbayang-bayang sosoknya yang selalu menungguku pulang. Hemmm
Rasanya rinduku semakin menjadi. Mungkin ini yang orang bilang, sakitnya rindu itu adalah rindu yang tidak bisa bertemu. Sedih sampai terbawa mimpi. Hiks
Besok aku harus kembali ke kota rantau yang bising, penuh hiruk pikuk, riuh dengan macetnya jalanan ibu kota. YaAllah semoga aku masih diberikan kesempatan untuk bisa kembali lagi ke rumah dengan penuh suka cita. Menjenguk ibu yang tinggal berdua dengan adek asuhku rasanya membuat hatiku sesak. Bagaimana ibuku tidak kesepian, tidak punya teman mengobrol. Bagaimana ibuku tidak bosan, tidak ada lagi yang mengajaknya jalan-jalan menikmati kota kecil tempat kelahiranku ini. But, yaudahlah ya life must go on! Bismillah 2024 jadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih dekat dengan Allah, yuk back on track! Bismillah. Bismillah. Bismillah.
0 notes
fairinalfinata · 5 months
Text
Hari ini adalah perayaan 8 tahun saya di Tumblr 🥳
0 notes
fairinalfinata · 5 months
Text
Mendung Hari Ini
Jika datang padamu keraguan soal masa depan, entah penantian separuh hati, rezeki, anak, pekerjaan dan semua gemuruh yang tidak mengenakkan hati, percaya bahwa tidak ada yang buruk dari semua itu.
Sebab kepasrahanmu pada Tuhan itu yang pasti akan menenangkan hati dan pikiran. Benar, aku percaya kamu sudah berdoa setiap hari, mengupayakan dengan sebaik-baik upaya, bahkan kamu sudah berikhtiar semaksimal yang kamu bisa.
Tapi jika Allah mengatakan belum waktunya, kamu bisa apa? Yang kamu bisa hanya memperbanyak prasangka baikmu pada-Nya, memupuk sabar dan menebalkan iman.
Apa yang belum waktunya, tidak akan pernah Allah berikan. Dan jika sudah waktunya, pasti Allah hadirkan, siap atau tidak siapnya kamu.
Aku tahu kamu lelah dan sudah pengang telingamu mendengar ucapan orang lain terhadap dirimu. Tapi, bukankah orang lain berhak bebas berbicara dan kamu pun bebas untuk tidak menanggapinya?
Terkadang, ketenangan itu datang di sepertiga malam, dengan keadaanmu yang sudah suci dan khusyu' dalam salat. Tidak terasa air mata itu turun tanpa kamu minta, tersebab gemuruh hati yang kamu tumpahkan pada pemilik alam semesta dan semua takdirnya.
Kamu tidak salah menceritakan, sebab ceritamu pada-Nya pasti didengar dan pasti diberikan jawabannya. Sabar, ya. Sebentar lagi kok :')
— Jundi Imam Syuhada (@jndmmsyhd)
892 notes · View notes
fairinalfinata · 6 months
Text
33 Tahun dan mengapa belum menikah di usia ini?
Ini tentu bukan bercerita tentangku, tapi tentang pengamatan. Sebagai penulis, beberapa kali melakukan proses interview, ngobrol, bertukar pikiran, dan sebagainya. Dulu, pandangan seperti ini tidak banyak kutemukan karena dulu usiaku masih 24 tahun saat memulai karir. Sekarang, tahun ini telah beranjak 33 tahun, sebentar lagi anak pertama masuk SD. Dan beberapa kali juga, melalui istri, ditanya apa ada temanku yang bisa dikenalkan ke teman-temannya istri. Yang tahun ini, menjelang kepala tiga. Dari proses-proses yang risetku selama menulis dan apa yang terjadi, datanya tidak sesederhana itu. Kita berada di lingkungan yang baik, tidak serta merta membuat kita langsung ketemu pasangan hidup yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Dipadu padankan dengan obrolan bersama psikiater beberapa waktu terakhir. Ada beberapa pendapat subjektif yang bisa kuhadirkan dari seluruh kumpulan riset itu, nanti kalau kamu ada lainnya, boleh ditambahkan : 1. Kehidupan yang semakin materialistik, ukuran terhadap materi dan kesiapan materi menjadi parameter yang sangat menentukan dalam pernikahan. Dan ukuran ini membesar, seperti kepemilikan rumah, kendaraan, atau gaji dalam nominal tertentu, serta tuntutan hidup materialistik (apa-apa diukur dengan uang) ini berpengaruh pada pola pikir dan kesiapan orang untuk menikah. Memang, mempersiapkan finansial untuk menikah itu penting, tapi ketika semua keputusan berpusat pada uang - mendominasi pikiran. Itulah awal mula dari kondisi tersebut. Apakah kamu setakut itu pada masalah rezeki? Kondisi yang sangat mungkin berbeda dengan waktu orang tua kita dulu. 2. Kondisi mental dan emosional yang belum pulih. Percaya atau enggak, orang lain bisa merasakan apakah kita ini cukup stabil atau se-eror itu. Apalagi jika keeroran kita tervalidasi melalui asesmen. Kita perlu untuk mengakui dan menyadari kalau memang kita perlu meluangkan waktu untuk mengobati diri sendiri. Kalau pun butuh waktu beberapa tahun, ya itu bagian dari konsekuensi. Karena masuk ke dalam pernikahan memang memerlukan kondisi mental emosional yang cukup kuat. "Badai"nya sesuatu, dinamikanya sangat beragam, dan tantangan yang akan dihadapi sangat berbeda dengan saat kita masih single. Kita akan berkompromi dengan banyak sekali orang. Apalagi jika nanti kita memiliki anak. Mereka perlu orang tua yang sehat jiwa dan pikirannya. Agar jangan sampai, kalau saat kita memiliki trauma, ternyata tanpa sengaja menjadi penghambat bagi anak-anak kita. 3. Romantisasi keadaan. Belum menikah di usia tersebut sebenarnya itu bukan masalah, tidak ada panduan bahwa menikah itu harus usia 25-30. Tidak ada dosanya juga belum menikah di umur 30 lebih. Tapi, membiarkan diri meromantisasi keadaan sehingga dari sana kita merasa mendapatkan dukungan, validasi, pembenaran pendapat, dan apapun yang sebenarnya digunakan untuk menutupi kekhawatiran diri karena belum menikah. Alih-alih berusaha untuk membangun persepsi diri yang benar, pandangan hidup yang lebih luas, dengan demikian kita bisa memiliki value kita sendiri yang kuat, yang tidak goyah saat kita sendirian dikamar yang sepi, atau saat di tengah kumpulan keluarga.
4. Tidak siap dengan masalah. Kalau kata buku yang kubaca, menikah itu seperti memilih masalah yang akan kita jalani seumur hidup, jadi pilihlah masalah yang kamu mau menjalaninya. Tontonan berupa film, drama, dan romanitasi yang berseliweran di media sosial secara tak sengaja membangun kesadaran kita bahwa menikah itu pasti akan sebahagia itu. Ini juga berkaitan pada poin satu tadi salah satunya. Tidak siap dengan beragam masalah, harus beradaptasi dengan beragam kondisi, kompromi dengan pasangan, belum lagi hal-hal lainnya. Tidak setiap pernikahan itu selalu dimulai dengan sudah memiliki rumah, kadang harus ngontrak. Tidak dimulai dengan langsung ada mobil, harus kerja bertahun-tahun dulu. Belum lagi nanti kalau harus memilih sekolah anak yang disesuaikan sama budget keluarga. Belum lagi, bersosialisasi dengan masyarakat. Singgungan yang banyak itu akan menciptakan dinamika, salah satu dinamikanya adalah masalah-masalah tersebut. Belum lagi dinamika soal tinggal di mana, siapa yang akan ngejar karir duluan, dan berbagai pembagian peran dan tugas dalam keluarga. Apakah kamu siap menghadapi dan berkompromi dengan beragam masalah itu? Sesuatu yang memang sudah sepaket dengan pilihanmu untuk berkeluarga.
Apakah kamu bisa membayangkan? Empat dulu, ada banyak temuan lainnya dari hasil diskusiku selama ini. Pendapat di atas sangat subjektif, benar-salahnya tidak mutlak. Tapi semoga bisa menjadi pelajaran penting. Pelajaran yang membuat kita bisa memiliki perspektif yang lebih luas dalam mengamati sesuatu. Ada tambahan? (c)kurniawangunadi
608 notes · View notes
fairinalfinata · 6 months
Text
Mata boleh menangis, hati boleh bersedih, tapi pastikan lisan dan harapan kita tetap percaya bahwa apa yang Allah takdirkan pasti berujung pada kebaikan dan kebahagiaan.
Bukankah tidak ada kelezatan dan kepuasan tanpa didahului oleh perjuangan? Sepanas-panasnya kemarau, pasti akan datang musim hujan. Iya, kan?
Sebab dunia ini tempatnya menanam dan menyemai, dan akhirat tempatnya memanen dan memetik hasil. Sabar, ya.
—jndmmsyhd
807 notes · View notes