Tumgik
fairytalemaker5 · 10 years
Video
youtube
Kau yang dulu berkata dengan bangganya "Serahkan pada Mahar dan alam", kini benar-benar telah kembali ke pangkuan alam. Yang tenang disana, Boi. Sumpah demi tanah Belitong, Bunga Serojamu akan selalu mekar di bagian kecil hatiku. Semoga Allah menghapuskan semua sakit dan dosamu disana. Amin...
Selamat jalan, Boi...
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Quote
Alangkah banyaknya kuhabiskan waktu pagi dan petang untuk perbuatan tak berarti, sedang saat itu, kain kafanku sedang ditenun tanpa kusadari
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
A HUNCH
Aku membuka mata ketika menyadari udara sekitar seakan menghimpitku. Semua suram. Buram. Jika selama ini aku hanya melihat keadaan pada zaman dimana belum ada foto berwarna sehingga gambar apapun yang dihasilkan akan berwarna hitam putih, seperti itu lah keadaan yang kulihat saat ini. Tidak ada warna apapun yang dapat kutemukan selain hitam, putih, dan abu-abu. Kesuraman ini hanya semakin membuatku sendirian ditengah udara yang menghimpit. Tidak ada siapapun disini.
Aku berdiri di pinggir sebuah jalan berusaha merapatkan diri di tembok bata hitam dari bangunan tua dibelakangku. Mataku menjelajah ke sekeliling. Hanya terdapat jalanan kosong dengan sampah plastik beterbangan diterpa angin berbau lembab, bangunan-bangunan tua berwarna abu-abu tua dan putih pucat, serta sebuah tong sampah bundar besar lengkap dengan penutupnya berdiri miring tepat di sebelahku.
Aku sedang berusaha melingkarkan kedua tangan merengkuh diri dalam pelukanku sendiri ketika mataku menangkap sekelebat bayangan bergerak dari sebuah balkon lantai 3 di salah satu bangunan tua yang terletak tepat di sebelah bangunan tempatku berdiri. Sebuah apartemen? Atau rumah? Aku bahkan ragu apakah ada orang yang masih ingin tinggal di tempat seperti ini.
Tapi ternyata pikiran dan hatiku berkata tidak sejalan. Disaat pikiranku berkata bahwa ini adalah tempat yang sangat buruk, hatiku berbisik bahwa aku sangat merindukan sesuatu dari tempat ini. Seperti tersimpan sesuatu yang sangat berharga dibalik kesuramannya.
Aku kembali menoleh ke arah balkon lantai 3 ketika aku merasakan sebuah tatapan yang seakan terpancang di samping tubuhku. Seorang laki-laki yang tak dapat kulihat dengan jelas wajahnya berdiri menyender di tiang pembatas sambil menatap tajam ke arahku. Kali ini pikiranku berkata bahwa aku tidak mengenalnya, namun dalam hatiku diam-diam terisi dengan perasaan kosong yang luar biasa menghimpit dada sampai-sampai membuatku sangat ingin memeluknya.
Tanpa diperintah, kakiku bergerak mendekati bangunan dimana laki-laki itu berada. Entah kenapa aku… merindukannya. Sangat. Tiba-tiba saja, laki-laki itu bergerak masuk meninggalkan balkon tempat dimana ia sebelumnya berdiri, membuatku memejamkan mata seraya menghela napas. Tetapi begitu aku kembali membuka mata, aku sudah berada di sebuah ruangan dengan luas sekitar 5×5 meter tanpa ada satu pun penyekat di dalamnya.
Sebuah ruangan berlantai kayu mahoni rapuh dengan warna dinding putih pucat yang sudah termakan usia, sebuah tempat tidur besi tepat di sebelah pintu tempat dimana aku masih berdiri, sebuah piano tua berwarna hitam yang sudah berdebu di pojok ruangan, dan sebuah sofa abu-abu tanpa sandaran yang diletakkan tepat di pinggir jendela yang terbuka di seberang ruangan.
Angin lembab masuk ke dalam ruangan melalui jendela itu, menerbangkan gordin putih tipis di bagian kanan-kiri jendela. Aku tersentak kaget ketika seekor kucing abu-abu berbulu lebat bergerak menyentuh kakiku. Suaru pintu yang tertutup di belakangku membuatku menolehkan kepalaku.
Dan disini lah dia. Laki-laki yang kulihat di balkon lantai 3 tadi. Tubuh kurus tingginya yang menjulang bergerak melewatiku tanpa suara, tanpa alas kaki. Ia hanya mengenakan kaos putih tipis dan celana kain hitam panjang yang keduanya sudah terlihat lusuh, keadaan yang tidak jauh berbeda dengan orang yang mengenakannya. Rambut hitam pekat tak terurusnya mulai terlihat memanjang sehingga nyaris menutupi matanya yang tajam. Ia berjalan mengikuti kucing kesayangannya dan duduk memeluk kakinya di sofa pinggir jendela. Tatapan matanya sibuk dibuangnya untuk menatap keluar seperti sengaja menghindariku. Lagi-lagi tanpa kuperintahkan, organ dan panca inderaku bergerak di luar kemauanku.
“Aku sudah mencarimu kemana-mana,” ucapku yang entah kenapa terdengar rapuh. Kemudian aku berjalan dan duduk dihadapannya. “Aku mohon jangan menghindariku,” ucapku lagi. Suaraku yang terdengar bergetar membuatnya menolehkan wajahnya menatapku. Saat ini lah aku menemukan matanya. Mata cokelat yang terlihat sangat gelap. Matanya seakan memancarkan kesedihan dan kelelahan luar biasa. Mata yang dapat membuatmu tenggelam di dalam pedihnya rasa sakit yang mendera yang selalu memaksanya untuk menyerah. Rahang kuatnya yang terbentuk dengan indah sempurna kini terlihat rapuh. Bibir penuh yang biasa terlihat segar pun kini menjadi pucat. Dan hidung tajamnya, selalu membuatmu ingin untuk menghidu udara yang sama dengannya.
“Semua akan baik-baik saja. Aku berjanji, sebentar lagi semuanya akan selesai. Kau  tidak perlu khawatir.” Dia bergerak ke depan dan menarikku ke dalam pelukannya. Tanganku melingkari tubuhnya erat, seakan takut untuk melepaskannya dan kehilangan dirinya untuk yang kedua kali. Saat ini, diam-diam batinku sangat mengharap agar waktu dapat berhenti saat ini juga. Namun ia bergerak dan melepaskan pelukannya. Mata cokelat gelap dengan sedikit meruncing di bagian ujungnya yang sedang menatapku dalam malah membuat mataku berair dan berhasil menggerakkan tanganku untuk kembali menariknya ke dalam pelukanku.
“Aku merindukanmu,” ucapku berbisik di telinganya. Aku melepaskan pelukanku dengan berat, lalu mencium keningnya perlahan. Seakan berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku pasti akan kembali lagi untuknya, aku berdiri dan berjalan menjauhinya.
Kini tatapannya kembali menatap keluar jendela. Dan kini, hanya kucing abu-abu berbulu lebat dan angin lembab yang menemaninya.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Photo
Tumblr media
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Ketika gue terus berusaha untuk menjadi diri sendiri seperti gue yang apa adanya, tanpa dibuat-buat dan tanpa memakai satu topeng pun, tapi saat itu pula lah berasa semakin parah darah Slytherin mengalir dalam darah gue. Ah... わからない… Σ(=ω= ;)
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Selingan Minggu Malam
(Minggu malam lagi nonton salah satu acara talk show di TV yang bintang tamunya Merry Riana)
Mama : "Ris, mending kamu nulis buku, terus diterbitin. Kaya' Mamanya Syifa tuh. Dari pada nganggur maenan laptop, nontonin video korea terus."
Gue : "Udah kok. Ini lagi nulis, tapi baru sampe prolog hehehe." Mendadak adek mandangin gue dengan tatapan penuh tanya
Gue : "Di otak udah sampe ending ini, tinggal ditulisnya aja."
Ya begitulah~ Setelah Mama nyuruh ikut casting film, jadi artis, audisi jadi salah satu member di grup vocal berhijab yang gue gak tau namanya apa, sekarang nyuruh nulis buku. Tapi di antara pilihan yang pernah beliau tawarkan, yang menurut gue paling oke emang pilihan terakhir sih. Jadi selama ini setiap Mama menawarkan hal-hal yang menurut gue agak absurd, cuma gue tanggepin dengan ketawa-tawa doang. Selama itu keluar dari mulut Mama, apapun ucapannya yang penting itu hal yang baik, gue anggep sebagai doa aja. Semoga suatu saat bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar Mama. Amin Ya Rabbal 'alamin. :)
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
SLR カメラがない。でも、満月が必ず、いつも、大好き。いい満月の写真は本当に取りたい。。。  (´;ω;`)
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
"... and it's time to stop... ."
I can hear it loudly, even words that aren’t said I tried to pretend otherwise but I already know This damn feeling that suffocates my breath more and more Maybe I trapped you inside my useless fantasy Maybe you tried out a role for me that didn’t really fit Even when I told you I loved you out of habit, I was always thinking about something else The lines and facial expressions didn’t match, the subtitles are off
  I wanted a movie-like love but is this my punishment? I ask about your heart but your answer is always open-ended Yeah, we were always having twists on top of twists A repetition of suffocating scenes Worse than the hot hell is this cooled down emotional purgatory I see the end I can’t turn off the projector of imagination When I black out, that’s when I can at least breathe Just cut me out or kill me out I don’t care about a happy ending Don’t let me fade... out
  Maybe you and I were playing a crazy game of charades With the ending already decided from the first frame Maybe you and I were already headed toward the end from the first scene This is our last parade...
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Quote
Be selective in your battles. Sometimes peace is better than being right.
TheDailyPositive.com (via thedailypozitive)
845 notes · View notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Jatuh. Terjerembap.
"I never knew that it’ll be this hurt. For all this time i just know about ‘adore’ word on my head. But why it feels so hurt? To just read your words, to imagining how happy you are."
Mungkin memang aku yang salah, karena terlalu berharap banyak tentangmu, terlalu mengharapkan apa yang seharusnya tidak pantas untuk aku harapkan. Aku sadar bahwa aku memang tidak akan pernah pantas untuk bersanding denganmu.
Mungkin memang aku yang telah gagal. Gagal untuk mempertahankan egoku untuk tetap berada pada batasnya, gagal untuk menahan pikiranku berada tenang dalam tempatnya, tanpa harus ia berkeliaran dan kembali hinggap di atas nama indahmu.
Entahlah, tapi mengikhlaskan selalu terasa berat bagiku walaupun aku sudah sangat familiar dengan kata itu. Entah kapan aku dapat benar-benar menguasainya. Padahal aku pun tahu, bahwa satu-satunya yang dapat mencegahku agar tidak kembali jatuh hanya lah satu kata itu.
Namun tanpa kusadari, tenyata aku telah jatuh. Lagi. Sekeras apapun aku menolak dan bertahan agar aku tidak jatuh terjerembap, aku tetap gagal. Aku lah satu-satunya yang membuat diriku sendiri jatuh terjerembap. Aku tahu jika lumpur hisap berada tepat dihadapanku, namun perasaanku sendiri lah yang membawaku terperosok ke dalamnya. Sekali saja kakiku terjebak di permukaannya, lumpur hisap akan terus menarikku hingga aku berada di dalamnya dengan sempurna. Tanpa peduli dengan logikaku yang berusaha dengan keras menolaknya. Namun dia mengelilingiku, memelukku, merengkuhku dengan kuatnya sehingga sulit untukku melepaskan diri darinya. Yang kumengerti, itulah yang dinamakan “Cinta”.
Untuk saat ini, biarlah aku menikmati rasa sakit ini. Biarlah rasa sakit ini yang menjadi penyadarku bahwa makhluk rendahan sepertiku pun masih memiliki hati. Waktu akan menjawab, apakah seharusnya aku tetap berada di dalam lumpur hisap dan menikmati pelukannya, ataukah aku harus memberontak agar aku dapat keluar dari dalamnya.
Namun percaya lah,  tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan merindukan seseorang yang telah merindukan orang lain. Dan tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan merindukan seseorang yang namanya selalu kusebut dalam doa, namun ia telah menyebut nama orang lain di dalam doanya. 
1 note · View note
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Kisah Gelombang, Laut, dan Buih di Lautan
“Karena Gelombang lah kau ada disini. Dan hanya kepada laut lah kau akan bermuara.”
Terkadang, akan ada saat dimana kau mengalami suatu hal yang sangat buruk di masa lalu, dan kau lebih memilih untuk (memaksa dirimu sendiri) melupakkannya karena kau begitu membenci kenangan tersebut. Itulah yang terjadi padaku. Beberapa kenangan buruk yang terjadi di masa lalu membuatku sangat membencinya, sehingga aku lebih memilih untuk melupakannya dan menganggap bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi. Dan untuk beberapa kasus, metode tersebut memang benar berhasil.
Adalah pilihanmu juga untuk menentukan sikap yang selanjutnya akan kau pilih. Yang pertama adalah kau lebih memilih untuk mengikhlaskannya dan membiarkan semuanya berlalu. Menganggap semuanya sebagai pelajaran yang berharga. Yang kedua adalah mengubah tekadmu bahwa kau berjanji, hal yang sama tidak akan pernah terulang kembali. Kau membentuk sebuah ambisi yang kuat bahwa kau akan menunjukkan kepada hal yang telah membuatmu jatuh di masa lalu, kau pun akan mampu tegak berdiri karenanya. Dan yang ketiga, adalah pilihan yang kuanggap terburuk, kau lebih memilih untuk melarikan diri dari kenyataan sehingga kau lebih memilih untuk hidup dalam mimpi, dan kau beranggapan bahwa indahnya mimpimu tidak akan pernah menyakitimu.
Aku, lebih memilih pilihan kedua. That’s why i’m a Slytherin.
Aku menghabiskan banyak waktu untuk termenung sendiri seminggu terakhir ini. Termenung memikirkan segala hal yang telah terjadi, dan langkah apa yang harus kuambil selanjutnya. Sebuah perang seakan sedang memanas di dalam benak, jiwa, dan pikiranku. Terdapat dua kubu berbeda yang terus berteriak kepadaku memaksa agar aku berada di pihak mereka, dan aku diharuskan memilih salah satu diantara mereka.
Prinsip dari kubu pertama lebih berpegangan pada logika. Logikaku sangat mengerti seberapa hebatnya guncangan yang terjadi beberapa waktu lalu. Logika terus mencekokiku dengan kenyataan bahwa yang terluka karena timpahan runtuhan bukan hanya diriku seorang, namun banyak orang lainnya. Timpahan runtuhan telah melukai kakiku, sehingga mengharuskanku untuk mengamputasi kedua kakiku. Membuatku lumpuh, tidak dapat bergerak dengan bebas. Ruang gerakku terbatas. Logika terus melempariku ultimatum agar aku harus membalaskan dendam kepada zat yang telah menyebabkan guncangan besar. Mereka memaksaku untuk mengeluarkan benda yang selama ini kusimpan di ruangan tergelap, yaitu samurai berhargaku, dan menarikannya tepat mengarah ke kepala lawanku, sehingga samurai tersebut akan membuat kepalanya terpenggal. Dengan begitu, dia tidak hanya kehilangan kemampuan untuk berjalan, tapi juga kehilangan kemampuan untuk melihat, mendengar, menghidu, mengecap, dan berpikir.
Slogan mereka sangat mudah untuk diingat, yaitu “Jika kau penggal kakiku, maka akan kupenggal kepalamu.”
Kubu kedua lebih memegang teguh prinsip pada hati. Perasaan. Mereka terus membisikiku dengan lembut, apalah gunanya aku melakukan saran dari kubu logika? Apakah dengan melakukannya akan membuang batu ganjalan yang kini tengah teronggok di dalam jiwaku? Perasaan terus meyakinkanku bahwa jika telah kulakukan saran dari kubu logika pun, tetap tak akan tenang jiwaku karenanya. Dengan cara mengeluarkan lagi samurai berhargaku dari tempatnya, sejujurnya hal itulah yang sudah dengan susah payah kuhindari selama 6 tahun ini. Kubu perasaan mengobrak-abrik simpanan dokumen dari tempat pembuanganku dan membacakannya lantang tepat di depan hidungku. “Kau lah yang memaksa samurai-mu untuk tidur tenang di tempat tergelapmu!”
Kubu perasaan sekaan merapalkan nyanyian-nyanyian pujian, membuat jiwaku menghangat. Mencairkan gletser es di antartika membuat air laut menguap perlahan-lahan. Nyaris menenggelamkan. Namun rasa sesak dari tenggelam seakan menyadarkanku, bahwa laut lah tempatku akan bermuara nanti. Kubu perasaan meyakinkanku, jika aku merelakan gundukan es mencair, laut pun akan ikut menenggelamkan zat yang telah memenggal kakiku. Dan saat itulah seharusnya aku pasrahkan seutuhnya. Biarkan laut menenggelamkannya, biarkan ombak besar menggulungnya, biarkan ikan buas mencabiknya. Karena tanpa disadari, sejatinya, zat itulah pembentuk gunung es-mu, dia pula lah yang akan kembali mencairkannya, dan dia pula lah yang akan menikmati buih-buih ombak di lautan.
Untuk saat ini, aku menganggap jika tawaran dari kubu perasaan lebih menguntungkanku ketimbang jika aku memilih tawaran dari kubu logika. Namun sebelum memilih, aku mengajukan satu syarat kepada kubu perasaan. “Lindungi lah aku dari zat penghancurku. Jauhkan lah aku darinya. Jangan biarkan dia kembali dapat menemukanku. Karena sejujurnya, jiwaku begitu rapuh jika harus dihadapkan kembali kepadanya.”
Entah ombak seperti apa yang akan laut tujukan kepadaku jika aku mengajukan syarat seperti itu. Tapi untuk saat ini, aku benar-benar lelah untuk terus bermain di dalam asap. Asap yang bukan kutimbulkan sendiri, namun telah membuat mataku perih dan berair.
Gelombang, sesungguhnya hanya itulah nyanyianku. Kuharap Kau tidak sumbang mendengarnya.
  Ditulis saat sedang terjadi hujan meteor yang mengarah ke Venus.
Sisi bagian kanan Galaksi, 141119.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Falsafah Hidup
Aku bukan lah orang yang gemar untuk menyalakan api kecuali saat gelap benar-benar sedang mengurungku sehingga aku tak lagi punya pilihan selain memberikan penerangan. Aku tidak suka dengan bau terbakar dan panasnya api yang kutimbulkan. Aku bukan lah orang yang senang untuk ikut menarik sahabatku tenggelam bersama dan menyelam dalam sesaknya warna biru di samudra. Tapi satu hal yang harus kau ingat. Jika kau penggal kakiku, akan kupenggal kepalamu.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Beautiful Liar
"Semua memiliki batas”  Aku bukan seorang penulis yang mudah untuk memilih kata-kata indah dan merangkainya menjadi kalimat yang begitu apik untuk dibaca, aku hanya seseorang yang masih berusaha menjadi diriku sendiri dan apa adanya walaupun terkadang banyak penilaian buruk tentang ku.  Hidup adalah sebuah perjalanan, dimana aku, kau, dia, dan mereka saling mengenal beriringan. Memiliki banyak perbedaan antara satu dan lainnya, yang harusnya perbedaan tersebut berfungsi untuk melengkapi, bukan untuk menyakiti. 
Kebohongan terbesar yang pernah aku lakukan terjadi saat aku masih menjadi salah satu siswa SD. Saat itu aku berbohong kepada nenekku, dan bahkan aku ikut menarik Ibuku ke dalam cerita palsu itu (dengan keadaan Ibuku tidak mengerti seujung kuku pun mengenai kebohonganku). Namun tidak bertahan lama, beberapa jam kemudian aku merasakan perasaan ketakutan yang luar biasa hebat sehingga membuatku tidak berani untuk pulang ke rumah. Jadi saat itu aku memilih untuk kabur (yang ternyata rute yang aku ambil masih rute di sekitar rumah) dan aku juga tidak memiliki tempat tujuan. Pada akhirnya Ayah menemukanku di salah satu rumah kerabat.  Jujur saja, sampai sekarang pun saat aku mengingat tentang hal itu lagi, itu tetap dapat menohok bagian terdalam diriku. Perasaan takut yang muncul dengan sendirinya saat mengatakan kebohongan merupakan perasaan yang sangat mengganggu. Kita pun tidak perlu munafik, karena kita tidak akan pernah bisa mengingat sudah berapa banyak kebohongan yang telah kita lakukan. Kita bisa saja mengatakan “Yaelah, bohong kecil gitu doang. Itu juga demi kebaikan kok.” Bohong yang seperti itu dapat kita namakan sebagai White Liar. White Liar biasa disebut sebagai sebuah kebohongan demi kebaikan. Tapi sebenarnya, sesakit dan seburuk apapun sebuah kejujuran, itu masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan sebuah kebohongan yang indah.  Tapi tahukah kau tentang Pathological Liar? Itu seperti gangguan psikologis dimana seseorang berbohong secara luar biasa dan terus menerus, tanpa adanya tujuan yang jelas dan pasti sebagaimana layaknya kebohongan biasa yang biasanya bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Pathological Liar dapat bersandingan dengan bentuk kelainan Histrionic Personality Disorders dan Narcissistic Personality Disorders. Histrionic Personality Disorders yang bersanding dengan Pathological Liar berupa kelainan dimana pengidap berbohong berulang kali menciptakan pribadi yang dramatis dan super untuk menarik perhatian orang-orang sekitar. Sedangkan pengidap Narcissistic Personality Disorders yang bersanding dengan Pathological Liar biasanya menggunakan kebohongan untuk membesarkan dirinya sendiri, yang seringkali amat mudah terlihat ketidaknyataanya oleh pendengar. Tapi, bagaimana jika seseorang memiliki komplikasi dari ketiga penyakit psikologis tersebut? Dapatkah kita menyebutnya sebagai “Normal”?  Perkumpulan kami adalah sekumpulan orang-orang yang jauh dari kata baik, jauh dari kata sempurna, dan bahkan seringkali kami melakukan banyak hal secara sadar yang dapat merugikan orang lain. Namun suatu ketika kami terjebak dalam situasi yang sulit untuk kami hindari. Situasi tersebut terlihat indah, harum, berwarna bagai pelangi, bahkan sampai terbawa mimpi, dan hey! Ingat lah bagaimana aku mengatakan hal-hal gila karena bahagia berada pada situasi tersebut.  Sebenarnya aku sudah menyadari hal ini lebih dulu dibanding mereka, menyadari akan adanya hal ganjil yang terlihat begitu jelas untukku. Pada suatu saat aku membicarakan hal ganjil tersebut pada salah satu diantara kami, namun respon yang kudapat justru membuatku terihat begitu bodoh dan jahat atas pikiran yang kuutarakan. Atau mungkin memang aku yang jahat, karna aku lah awal penyebab hal ganjil itu berasal.  Aku tahu apa yang menyebabkan aku terlihat bodoh, ya... kepercayaan. Kepercayaan itu lah yang membuat kami semakin lama semakin memperburuk keadaan selanjutnya untuk kami sendiri. Sulit rasanya berusaha merelakan apa yang sudah terjadi, terlalu berkesan indah dan membekas dihati. Hanya waktu dan keahlian pada diri sendiri yang dapat melenyapkan itu semua.  Dan ayolah, kebohongan ini bukan hal sepele yang hanya mengatakan "Aku tidak sedang di rumah" ketika kau sedang tidak ingin bermain dengannya karena bermaksud untuk menghindar. Atau "Aku tidak mempunyai uang" ketika kau menolak halus untuk enggan meminjamkan sebagian uangmu untuknya karna takut tidak akan dikembalikan.  Menurut kami ini kebohongan besar. Lihatlah bagaimana pintarnya kau merencanakan ini semua dan menyusun satu persatu kebohongan ini. Sehingga kami yang penuh dengan kepercayaan terperosok ke dalamnya.  Tak ada satu pun manusia yang dapat menghitung kebohongan di dalam hidupnya, walaupun manusia tersebut dianugerahi ingatan bak gajah. Tapi jika kebohongan tersebut sebesar gajah, manusia yang kehilangan ingatannya pun aku rasa akan mudah mengingatnya.  Kenapa harus menyakiti kalau ada banyak yang perduli?  Kenapa harus membohongi kalau ada banyak yang mempercayai?  Benar adanya kalau tetua mengatakan “Sekali kau berbohong, kau akan melakukannya untuk kedua kali, ketiga kali, bahkan untuk seterusnya” dan mungkin saja kebohongan adalah penyakit yang sulit untuk diobati.  Tapi harusnya kebohongan bisa memilih untuk tidak membohongi kepercayaan.  Aku baru saja berfikir kalau kebohongan itu adalah musuh bagi si percaya. Kebohongan selanjutnya adalah suatu pilihan. Ketika kau memilih berhenti, kau akan berhenti, namun ketika kau memilih untuk terus, kau akan berjalan bersama kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya.  Dan harusnya kau mengetahui jelas perbedaan antara dunia khayal dan kebohongan. Karna dunia khayal adalah kita sendiri yang terlibat dan kalaupun ada pihak lain yang terlibat, pihak tersebut sadar kalau itu khayalan. Tapi kebohongan? Kebohongan dapat melibatkan dan merugikan orang lain, dengan posisi orang tersebut tidak mengetahui kalau dia sedang berada didalamnya.  Kebohongan salah satunya didasari oleh kesenangan. Dan aku yakin kau tidak bermaksud untuk menyakiti kami, kau hanya ingin bersenang-senang dengan melibatkan kami di dalamnya.  Tapi bukan kah kesenangan pun ada batasannya?  Semua memiliki batasan tanpa terkecuali, hal tersebut ada karena untuk menjaga adanya kepuasan yang dapat merugikan orang lain.  Dan yang menjadi pertanyaan untuk saat ini adalah, tidakkah kau merasa takut dan merasa terkejar-kejar karena kesenanganmu itu?  Tidakkah kau merasa begitu sangat bersalah karena telah menarik ketiga orang yang kau sebut sebagai sahabat ke dalam lingkaran setanmu?  Tidakkah pernah kau berpikir bahwa bukan hanya tiga orang yang kau anggap sahabat yang kau seret ke dalam lingkaran setanmu, namun masih banyak orang lain yang juga ikut terseret ke dalamnya?  Tidakkah pernah kau berpikir apa keuntunganmu membuat dunia khayal indah itu?  Tidak pernahkah kau berpikir apa yang akan terjadi ketika lingkaran setanmu mulai hancur karena kebusukanmu sendiri?  Sadarkah kau bahwa kau baru saja memulai lingkaran setan yang lain, ditempat yang kau anggap masih hijau?  Dan pernahkah kau berpikir akan kenormalan jiwamu?  Satu hal yang harus diketahui, kami dan kau sama-sama mempunyai hak untuk tidak menerima kebohongan.  Namun apa daya, terkadang kehidupan dapat terlihat indah karena adanya kebohongan.  Maka dari itu, terimakasih kau telah memperindah kehidupan kami, dan terimakasih pula keindahan itu sudah terhenti sebelum kami terlalu jauh menikmatinya.  Well… Bukan kah tulisan ini terlihat absurd? hanya untuk kalian yang mengerti yang dapat memahami. Dan sekali lagi, aku bukanlah seorang penulis yang begitu pintar menyematkan kata indah di setiap kalimatnya.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Sebuah Kata
"Hidup terasa sangat indah ketika tidak ada kau di dalamnya."
Begitu kuatnya pengaruh sebuah kata. Sebuah kata dapat menghidupkan kembali kupu-kupu yang telah lama mati, dapat mematikan luasnya padang bunga di tengah musim semi. atau juga melayukan harapan sebelum ia berkembang.
Yang perlu kau lakukan hanya lah memilih untuk menjadi malaikat kehidupan, malaikat kematian, atau malaikat pemutus harapan. Sungguh, tidak ada satu pun yang dapat memaksamu untuk menentukan sebuah keputusan. Karena hanya dirimu sendiri lah yang dapat memutuskan jalan yang kau pilih dalam hidupmu.
Dan untuk selalu kau ingat, bahwa kata akibat akan selalu menjelma menjadi bayangan dari kata sebab sampai kapan pun.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
アオハライドって、今年の最高の夏のアニメだ!ヾ(*´∀`*)ノ
コウがメチャ大好き!キャアアアアア!(*≧∇≦*)
3 notes · View notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Well... i was changed my tumblr acc's name for 2 times. Yes, 2 times. Tbh, i don't want 'someone' to find out this acc. She/He just like a bad dream to me. And i can see a signal that she/he is already found out for a new victims. 
Such a pitty, uh? Just hope that she/he will success for this time. Hypocrisy and rottenness is always with you, baby~
But... ouch really!! How did she/he acted like a good-person like that? In front of peoples who don't really know her/him? Oh please... I knew her/him soooo well man! That's why she/he can be so cruel to dumped and deceived me like a fool-person-ever!
You should bite you own tongue, man. Srly.
0 notes
fairytalemaker5 · 10 years
Text
Time and Fallen Leaves
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Dengan daun-daun yang jatuh berguguran
Aku melepaskan mereka yang tidak dapat kulupakan
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Menuju langit bernoda merah
Aku mengangkat mereka yang tidak pernah bisa bersama denganku
Waktu berlalu seperti air yang mengalir
Aku membangun  sebuah bendungan yang kusebut sebagai kenangan
Ada kenangan yang tidak bisa kupertahankan
Itulah alasan kenapa lagi-lagi aku memandang melewati batas horizon hari ini
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Daun berwarna yang merengkuhku
Kuberikan seluruhnya seperti aku bersandar perlahan pada mereka
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Dengan penuh harum musim gugur yang semakin matang
Aku berpegangan pada kehausan hatiku dan tidur cepatku
Bunga-bunga dan pepohonan dalam hatiku melayu
Semua kenangan terkubur terlalu dalam, dan aku tidak bisa menariknya kembali
Begitu indah karena mereka tertidur di tempat itu
Seperti mereka apa adanya
Menyedihkan, ini menyedihkan
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Di kuningnya pohon ginkgo
Aku memanggil kenangan lama yang bersembunyi
Aku berjalan dengan kaki telanjang melewati banyak kenangan
Dengan angin yang bertiup
Aku memegang erat pada mata-mata yang tertutup di dalam hatiku
1 note · View note