Hanya seorang hamba yang sedang berusaha memperbaiki dirinya menjadi lebih baik, menjadi lebih sempurna di mata-Nya. Seorang anak kecil yang pernah mempunyai cita-cita menjadi seorang astronom muda tetapi saat ini sedang menyamar menjadi seorang calon tentara kesehatan di suatu lembaga pendidikan. 💙💛💜💚 ESTJ. An Amateur Photographer and Fiction-Writer. Really like drawing but not good enough. Really love to learn some experience that i never do before. Coffee and Chocolate addict.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tertatih, Agar Tak Ingkar
Benar katamu,
ketika berjanji, maka yang harus di lakukan ialah berjanji pula untuk selalu menepatinya bukan untuk mengingkarinya.
Tapi,
Ada hal lain yang ku rasa dalam menepati janji ini
Aku, tertatih.
Tertatih untuk menepati janji ini.
Nyatanya, ucapan itu manis di bibir tetapi sepat di lakukan. Sulit.
Banyak sekali hal yang ku telan bulat-bulat karena janji ini. Aku takut ingkar. Bahkan terlalu takut untuk menjadi sedikit ingkar.
Banyak sekali hal yang ku singkirkan, bahkan termasuk egoku sendiri untuk melakukan ini-itu yang ku tau kau tak suka dengannya.
Banyak sekali hal yang urung ku lakukan, demi menepati janji ini.
Banyak sekali cibiran orang yang mengatakan, apa tak ada hal lain yang dapat kau lakukan selain menepati janji?
Aku melakukan hal lain, tetapi porsinya jauh lebih sedikit ketimbang dengan penepatan janji ini.
Aku tertatih
Tapi yang kau lakukan hanyalah tersenyum saja sembari membersamaiku.
Sungguh, sejujurnya aku butuh penguat lebih dari sekedar ulasan senyum dan keberadaanmu. Aku butuh penguat lebih dari itu, tidakkah kau paham?
Aku tertatih bak manusia yang tak biasa berjalan jauh, namun tetiba di haruskan melakukan perjalanan jauh yang entah kapan dan dimana akhir dan ujungnya.
Sampai kapan?
Sampai dimana titik aku harus terus tertatih?
Kau tersenyum, setengah menyeringai.
Oh tenanglah, ini belum seberapa. Aku yakin kau bisa menepatinya meskipun sulit,
Kau tak akan sendiri, karena kau tak akan kuat. Biar ku temani.
Aku hanya dapat menjawab dengan senyuman pahit. Ya, aku harus belajar tertatih lebih lama agar tak ingkar. Semoga saja.
13 notes
·
View notes
Text
Menjadi Dekat
Setahun, dua tahun, tiga tahun seakan tak terasa
Pada akhirnya, kau seolah meyakinkanku bahwa aku pantas menjadi temanmu. Menjadi orang yang selalu berada di sampingmu
Setahun, dua tahun, tiga tahun seakan tak terasa
Kau dan aku menjadi dekat bak perangko pada amplop surat
Setahun, dua tahun, tiga tahun seakan tak terasa
Aku jadi semakin memahami bagaimana dirimu
bagaimana tingkah lakumu, tuturmu, dan bagaimana caramu menyelesaikan masalah
Tapi tunggu. Apakah itu sebenarnya dirimu? Atau hanya kesimpulan yang ku buat secara sepihak saja dari diriku?
=======================================================
Kau pernah berkata padaku, bahwa kau merupakan seorang pencemburu
Tidak bisa melihat jika yang ada di dekatmu pergi meninggalkanmu
Tidak bisa barang sehari saja di abaikan
Tidak bisa menunggu terlalu lama
Tidak bisa jika posisimu di gantikan oleh yang lain
Tapi, kamu juga mengatakan bahwa kamu akan selalu ada
Meskipun kelak, orang yang berada di sampingmu menjadi sibuk
Meskipun kelak, orang yang berada di sampingmu menjadi abai
Meskipun kelak, orang yang berada di sampingmu bahkan meninggalkanmu dan menggantimu dengan yang lain.
Aku tertegun, sebegitu berartinyakah orang yang berada di sampingmu?
Seketika hatiku ciut.
Bagaimana kalau suatu saat aku menjadi seperti yang kau katakan?
Bagaimana kalau suatu saat aku lupa dengan persahabatan yang mengikat ini?
Bagaimana kalau suatu saat aku malah melupakanmu?
Namun, seolah tau kau menepuk lenganku perlahan, lalu tersenyum
‘Tenanglah, tetaplah jadi dirimu yang sekarang, yang berada di sampingku.Mari berjanji untuk terus bersama agar kau tak merasa takut. Semoga saja, dengan janji ini kau tidak seperti apa yang kau takutkan’
Ucapmu sambil mengacungkan jari kelingking, tanda meminta kesepakatanku.
Aku tersenyum kecut. ‘Aku takut tak bisa menepatinya. bukankah janji merupakan hal yang harus senantiasa di laksanakan?’
Kamu tetap tersenyum dan tetap mengacungkan kellingkingmu
‘Maka, berjanjilah untuk selalu menepatinya bukan mengingkarinya’
0 notes
Text
Perkenalan
Kala itu, kau adalah orang yang asing namun entah mengapa begitu ramah dan bersahabat dengan semua orang
Meskipun yang kulihat dari kejauhan, tak semua orang memperlakukanmu dengan hal yang sama seperti apa yang kau lakukan pada mereka
Aku tertarik, padamu
Saat memerhatikanmu ada sesuatu yang menjadi sedikit lebih terisi di dalam bagian dari diriku, yang sebelumnya tidak pernah kurasakan.
Aku tertarik, padamu
Tuturmu halus namun bermakna. Kamu pun teduh nan menyejukkan orang-orang di sekelilingmu.
Aku ingin mengenalmu, namun malu dan segan
Rasanya seperti tak pantas untuk seorang diri seperti aku dikenal olehmu
Tapi, aku penasaran denganmu
==============================================
Singkat cerita, akhirnya aku memberanikan diri untuk mendekat padamu
Memperkenalkan diri dan mengajak berkenalan
Saat itu, kesan yang kau berikan padaku adalah sama seperti biasanya
Sama seperti ketika aku memerhatikanmu dari kejauhan
Ramah dan bersahabat
Namun, ada sedikit berbeda dari dirimu yang ku kenal ketika aku mengamatimu dari kejauhan
Nyatanya, kau tak hanya ramah nan bersahabat. Tetapi juga cerdas!
Hal itu terbukti ketika kita berbincang di bawah langit sore, kala itu
Kamu asik di ajak berbincang mengenai apapun. Seakan kau mengetahui segalanya
Kau mau membagi berbagai macam informasi, banyak kisah, dan banyak sekali petuah
Padahal itu baru pertemuan pertama kita.
Namun, dari pertemuan dan perkenalan pertama kita aku menjadi memiliki sebuah asumsi
Asumsi yang ku ciptakan dari diriku sendiri
Pantaskah kalau aku terus berada di sampingmu? Menjadi temanmu?
2 notes
·
View notes
Photo

[UI Quranic Olympiad, 2017] Dulu waktu masih jaman maba, tau UIQO ini pas magang di nurani. Dan menchallenge diri, mencoba untuk ikut untuk mewakili FKM. . Taun ini, saya mencoba menchallenge diri lagi, membalas dendam setaun lalu di karenakan merasa belum pantas dengan gelar yang di berikan tersebab hafalan yang sebenernya masih sangat-amat compang-camping. Lagi-lagi qadar Allah menetapkan kalau ternyata saya belum bisa membalaskan dendam untuk lancar dalam perihal sambung ayat di kategori hifdzil, tetapi terlempar di kategori fahmil yang semula hanya sebuah pilihan iseng di sebabkan rasa penasaran sekaligus challenge dari orangtua perihal kedalaman pengetahuan keislaman yang saya punyai sekarang. . Pas seleksi udah pasrah, karena ternyata soal yang di dapat sangat di luar praduga. Parah sih, bener-bener mendalam. 'Kayaknya taun ini gua ga jadi kontingen di UIQO buat FKM' pikirku selepas mengerjakan soal-soal seleksi yang di berikan. Pas pengumuman, ternyata lolos. Dan pas tau teh lemes karena gatau gimana cara memperdalam lagi semua materi yang di ajukan dalam waktu singkat, mana tim pula bukan individu. Namun ternyata, ke-galau-an yang saya rasakan, terobati dengan di pertemukannya saya dengan dua orang hebat di foto pertama dan kedua. . Mungkin untuk salah-satunya pernah ku ceritakan di beberapa postinganku sebelum ini. Dia ukhty-ku di lembaga dakwah. Kak azizah. Satu lagi, namanya Fitri. Lengkapnya Fitri Annisa Ahlul Jannah. Anaknya diem-diem unyu, tapi beuh meuni jago kalo udah urusan faraidh-zakat-dan perihal hitungan dalam hal-hal yang berbau semacam itu. Fitri demennya malu-malu nan tawadhu, tapi receh juga WKWK. #ampunfit Dia bilang 'aku gabisa kaak kalo bahasa arab' tapi ternyata buku referensi dia belajar buat fahmil, language-based nya adalah bahasa arab wk. Kurang lebih sebulan bareng mereka, saya belajar banyak banget. Belajar manage tim buat lomba, belajar nguatin, sampe belajar ngelawak biar ga bosen belajar. Terima kasih geng, sudah mau merima aku yang yah, begini adanya. Yuk teruskan belajar kita! Dan bertemu kembali di tahun depan! :) 📷 : geng fahmil, geng FKMQO, dan geng hifdzil
0 notes
Photo

[UKHTAYYA, FILLAAH] Setelah di post sebelumnya saya menceritakan sedikit rasa paruh dua di bem beserta embel-embel per-sister-an di organisasi tersebut, kali ini izinkan saya untuk sedikit menceritakan rasa paruh dua saya di lembaga dakwah yang mengisi kehidupan berorganisasi di tingkat kampus plus embel-embel per-ukhty-an nya juga. . . . Masuk ke paruh dua di lembaga dakwah hanya tidaklah jauh berbeda dengan masuk ke paruh dua di BEM. Perbedaannya, menurut saya, terletak pada penekanan peningkatan kerohanian setiap anggota di setiap agendanya. Mulai dari syuraa yang memiliki syarat harus tilawah minimal 2 halaman+matsurat terlebih dahulu sebelum mulai, kabar kerohanian dalam kurun waktu seminggu ketika berkabar, dan pelurusan niat karena Allah. . . Dan tentunya, perbedaan lainnya terletak pada dia. Dia yang berada di samping saya. Yang suka menghampiri dengan keadaan setengah mengantuk bekas begadang semalam sebelumnya. Yang suka menghampiri dengan keadaan yang terkadang absurd sampe di ajak ngomong kadang ga nyambung wkwkw. Yang mulai demen ngeledekin 'izzah kan taun depan jadi kadep, Syifa jadi mp' padahal mah sepertinya dia yang jadi MP atauga kadep di taun depan WKWK. Yang tibatiba hadir dengan banyak solusi terkait dunia pengafalan quran di kampus. Tibatiba ngajak murajaah bareng, setoran bareng, ngubek tas cuman buat nyari pensil+nanya keorang ada pensil atau engga buat nandain yang salah pas murajaah. Di saat saya nangis karena waktu murojaah hafalan yang semakin mencekik bahkan bablas ga terlaksana, dia hadir dengan solusi sesimpel itu, dan konkrit. Dia, yang tibatiba ngajak makan+ngobolin banyak pembahasan terkait dunia kaderisasi, evaluasi yang harus di pantau, dan hal-hal yang mungkin bisa di lakukan di kemudian hari untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang ada tapi setelah makan+ngobrol panjang kali lebar tersebut, dia bilang bahwa dia ngajak saya makan karena saya lagi terlihat lelah dengan banyaknya tugas organisasi yang melebihi tugas kuliah. Wkwk . . Lagi dan lagi, semangat paruh keduanya uy untuk kita, ukht! Semoga kelar dengan husnul khatimah, dan di ridhoi sama Allah:") Terimakasih telah hadir, terima kasih telah banyak memberi arti
1 note
·
View note
Quote
Jalan cinta para penghafal Al-Qur'an adalah dengan membersamai Al-Qur'an disetiap waktu, disetiap keadaaan.
Barangkali ketika kita mencintai namun terjatuh di kubangan rindu. Medekap doa adalah jalan cinta terbaik dari sekadar temu.
Mencintai menusia bisa pergi. Mencintai manusia bisa patah. Namun tidak dengan mencintai Al-Qur'an. Setiap cinta yang disampaikan dapat bersemi meski nantinya mengelakar sampai surga-Nya.
Demikianlah..
Demikianlah janji manis, yang Ia janjikan pada mereka yang rela menghabiskan seluruh waktunya untuk mencintainAl-Qur'an.
Mencintai manusia hanyalah perasaan semu jika tidak dilandasi dengan ketaqwaan. Mencintai manusia hanyalah perasaan sementara jika bukan ridho-Nya yang ditempuh.
Namun mencintai Al-Qur'an, kenikmatannya abadi. Meski raga sudah tidak lagi mendekap dunia, meski kaki tak lagi menjejak di bumi. Al-Qur'an dengan penuh cintanya akan mendekap setiap hati-hati yang berkomitmen untuk mencintainya selalu.
Al-Qur'an itu manis. Ia (Al-Qur'an) layaknya obat bagi hati yang sakit. Ia (Al-Qur'an) layaknya oase di gurun pasir yang tandus. Ia (Al-Qur'an) layaknya udara yang menyejukan. Ia (Al-Qur'an) layaknya cinta sejati, yang sampai kapanpun akan menjadi penyelamat kelak.
Lantas, masikah mendapati diri bermalas-malasan untuk membacanya?
Lantas, masikah mendapati diri semakin jauh untuk membersamainya?
Ahh, Al-Qur'an terlalu mulia untuk ditinggalkan dan dicampakkan. Sungguh!
Maka pulanglah, kembalilah, mendekaplah dan perbaiki sekali lagi hubungan kita dengan Al-Qur'an. Mari bahagia, mari bahagia bersamanya, Al-Qur'an.. ((self reminder))
- Ibn Syams
(via quraners)
449 notes
·
View notes
Photo

[Display UKM LD Se-UI] Berawal dari keragu-raguan. Antara ikut atau tidak. Tapi rasa ingin itu muncul karena memori Display UKM LD setahun yang lalu masih sangat melekat di otak, membekas di hati, dan sangat berkesan. Hingga akhirnya memutuskan untuk ikut latihan di hari ke 2 hingga hari ke 7 sebelum d-day pelaksanaannya. . Setiap hari selama seminggu belakangan di gembleng 'kalau ingin Allah Ridho atas acara ini; atas apa yang ingin kita lakukan kedepannya, maka rayu-lah Ia dengan berbagai macam cara, mendekat, dan memohon ampun atas segala dosa-dosa yang mungkin bisa menjadi penghalang ridho-Nya atas apapun yang akan di lakukan oleh kita.' Selain itu, kami di gembleng juga agar tak hanya memperbaiki dan mengisi jasmani, akan tetapi ruhani pula. Dan belajar, bahwa setiap menyampaikan suatu kebaikan, maka urusan yang bermain adalah antar-hati. Maka sampaikanlah secara ikhlas, baik, dan karena-Nya. . Terima Kasih teman-teman yang sudah mau membersamai, semoga segala sesuatu yang kita harapkan tersampaikan dengan baik kepada seluruh teman-teman mahasiswa baru 2017. . 📷 : - 1&2 : foto setelah selesai display UKM LD se-UI hari pertama dan hari kedua - 3 : Lembaga Dakwah se Rumpun Ilmu Kesehatan - 4-6 : #teambarissatu puzzle akhwat. Yang banyak ceritanya mulai dari arahan baris berbaris, menyamakan langkah, angkat-balik puzzle, dll. - 7 : Formasi Puzzle, ketua LD, panji, serta bendera ketika display UKM berlangsung. (at Universitas Indonesia)
2 notes
·
View notes
Quote
Perempuan itu, hati dan perasaannya harus meneladani Fathimah RA dan Khadijah RA, kecerdasannya harus meledani Aisyah RA, dan cara berfikir serta cara bertindaknya haruslah meneladani Asma binti Abu Bakr dan Umar ibn Khattab.
Ibu
2 notes
·
View notes
Photo

(3:139) Sekian minggu, mbatin sendiri tentang segala masalah yang entah kenapa datang berentet, datang tanpa permisi (padahal sebenarnya sudah di skenariokan oleh Allah). Membuat pesimis bahwa permasalahan ini akan sulit di selesaikan. Tetiba dapet ayat ini:“) rasanya agak nyelos, dan terpelatuq. . Lupa, bahwa janji-Nya memang ada untuk menenangkan hamba-hambaNya yang sedang bersedih dan merasa lemah. Lupa, bahwa setiap permasalahan di gunakan untuk semakin membentuk, melayak-an kita di hadapan-Nya. Lupa, bahwa Ia sebenarnya sedang mencoba memeluk kita di kala kita semakin menjauh, dengan ujian yang di berikan. Lupa bahwa Ia sedang mengajari aku, kita tentang kekuatan yang tersimpan di dalam diri kita, tentang bersabar atas masalah yang menimpa. . Dan, lupa bahwa Allah memang telah mengistimewakan manusia dengan keimanannya yang dimiliki di dalam dirinya. . Terima Kasih telah mengingatkan:) #RamadhanProduktif #CaptureYourAyat @salam_ui
1 note
·
View note
Photo

[A Little Group Called Iron Man] .9 Juni 2017. Grup kecil ini bernama iron man, sebutan kece untuk kelompok rohis di sma-ku yang entah dari mana asal-muasalnya. Unik, karena rohis kami terdapat di dalam sekolah islam. . Grup ini bisa dibilang penjaga-nya izzah ketika jaman putih-abu dulu. Yang menyemangati izzah kala down, apalagi pas jaman-jaman ketolak snmptn, ujian sbmptn serta antek-anteknya setahun yang lalu. Yang tibatiba minta setoran hafalan atau minta di tasmi ketika izzah lagi gaada semangat-semangatnya untuk ngafal. Yang sama-sama banyak belajar dari satu lingkaran kecil yang sekarang sudah bertransformasi menjadi tiga lingkaran yang sudah sedikit membesar. I learn a lot, especially islam which is kaaffah. And i got it with them. Bahwa sejatinya kebaikan tak hanya nikmat di konsumsi sendiri, akan tetapi perlu di bagi juga dengan yang lainnya yang belum merasakan. Bahwasanya ukhuwah itu bukan hanya tentang aku dan kamu, tetapi kita. Bahwasanya menjadi istiqomah itu memang tidak mudah, banyak tantangannya. Bahwasanya masalah yang kita hadapi sebenarnya hanya sebagian kecil Kasih sayang-Nya yang dilimpahkan kepada kita, hamba-Nya. . Tetap semangat geng rohis, geng iron-man-ku! Meskipun kepengurusan sudah berganti, semoga tetap dan semakin menginspirasi! . Another notes : semangat juga hai alumnus (nabski,mbe,jule,imeh,indira,ipang) untuk tanggal 13 nanti! Semoga di berikan yang terbaik~ (at SMA Islam PB Soedirman Cijantung)
1 note
·
View note
Photo

Dan sepertinya, berdamai dengan masa lalu memang semenyenangkan dan semenenangkan itu. Bahkan hingga kamu tidak tahu kenapa kamu tersenyum karena telah melepas sedikit beban-mu dan melepas sedikit ego-mu yang tersisa pada sekian tahun belakangan. . . Rabu, 12 Ramadhan 1438 H
3 notes
·
View notes
Quote
Dan salah-satu dari sekian nikmat yang sering di lupakan oleh manusia adalah ketika ia di kumpulkan bersama segolongan orang-orang baik yang dikirimkan oleh Allah untuk menjaga-nya, akan tetapi ia tidak menyadarinya dan menganggap itu hanyalah hal yang biasa
Seseorang di balik layar
4 notes
·
View notes
Quote
Sebab kita tak tahu kemana takdir membawa, cara mensyukuri ketidaktahuan itu adalah merencanakan dan mengupayakan takdir yamg terbaik
Salim A Fillah —ngena pisan euy. Semangat.
3 notes
·
View notes
Quote
As we have entered into another divinely gifted month of Ramadan, I give you this advice: Don’t come into Ramadan with expectations for perfection. Don’t decorate your costume for a show. Come as you are. The broken, the sinner, and the fallen. The strong and the weak. The guided and the lost. The certain and the unsure. The steady and the shaken. Come as you are. And know that your Creator accepts all who come to Him with sincerity and need. No one found God by pretending to be perfect. They didn’t find Him with dry eyes. They found Him on their knees. They found Him with their forehead on the ground. They found him with wet eyes and shattered hearts. Helpless. Humble. Broken, sometimes. They found Him while lost at sea. So come as you are. And remember that holding onto hope while everything is dark, is the greatest act of courage.
Yasmin Mogahed (via islamicrays)
625 notes
·
View notes
Text
Allah Maha Romantis?
Rabu, 5 Ramadhan 1438 H
(Adopted from my little story 3 month ago)
Siang itu, aku baru saja selesai dengan kelas MPKTB (kalau di UI, mata kuliah ini mengajarkan tentang bagaimana kita presentasi secara profesional, berpendapat dengan baik, mengolaborasikan ilmu pengetahuan, dan bagaimana berbahasa dengan baik dan benar sesuai kaidah KBBI) dan akan melanjutkan destinasi-ku ke mushola di karenakan sudah memasuki waktu ashar kala itu. Aku berjalan bersama seorang teman-ku yang lain, beriringan.
“Zah, mau tau sesuatu ga?” ujar temanku, dengan nada ala-ala yang membuat penasaran.
“Apa?” ujarku dengan sedikit malas. Karena sudah sering kali di berikan semacam ini dan jawabannya akan zonk menyebalkan bin ga penting biasanya.
Dia terdiam, kemudian memberhentikan langkahnya sambil melihat ke langit.
Aku mau-tak-mau ikut berhenti juga, bingung. Dan, dengan polosnya, akupun ikut memperhatikan ke arah yang ia lihat juga, mencari apa yang ia lihat. Tapi tak menemukan apa-apa.
“Apaansih? Kamu mau ngasih tau aku apa? dan kenapa liatnya ke arah atas?”
Ia menghela napasnya sebentar. Lalu tersenyum. “Allah tuh ya zah, Meuni Romantis pisan.”
“Hah?” Aku tetiba langsung menengok ke arahnya, spontan. Jujur, kaget. Bukan karena apa yang barusan ia lontarkan, tetapi karena ia yang mengucapkan.Kesambet apaan ini anak tiba-tiba ngomongnya jadi bener begini. Karena dia ini biasanya demennya bercanda dan ga di sangka akan ngomong kayak gitu.
“Iya zah, Allah teh Romantis banget” ujarnya lagi, sambil memamerkan senyumnya yang semakin mengembang.
Penasaran, kenapa anak ini sampe sebegitu bahagianya, sampe bisa melontarkan kata-kata yang membuatku tertegun sebegitunya.
“Kenapa? Kenapa menurut kamu Allah sebegitu romantisnya sampe kamu ga berenti senyum dari tadi?”
“Aku merasa zah, Allah teh bener-bener berada di samping aku, ngebimbing aku, udah gitu setiap apa yang aku harapin Dia pasti punya aja caranya untuk ngabulinnya. Padahal mah akunya masih sering banget maksiat, masing sering ngelakuin dosa. Ajaib banget zah. Bahkan ketika aku ga minta pun, ada aja surprise yang di kasih sama Allah buat aku, setiap hari. Pokoknya Allah teh bener-bener romantis deh! Lebih romantis daripada doi!” Ujarnya senang. Sedangkan aku menimpalinya dengan tertawa.
.
Ya, memang begitulah Allah. Ia memiliki caranya sendiri dalam membersamai setiap hambanya, dengan cara-cara yang romantis dan menakjubkan. Setiap menit, setiap detik, setiap saat. Kalau kita sebegitu senangnya ketika seseorang yang kita sukai berperilaku romantis kepada kita, maka bagaimana jika itu Allah?
Tugas kita sebagai hamba, tinggal meyakini-Nya. Meyakini bahwa Allah punya segala rencana di atas rencana, punya segala cara diatas cara, punya kuasa diatas kuasa yang tidak bisa di tafsirkan oleh kita yang notabenenya hanyalah seorang hamba yang hanya bisa mengeluh dan meminta, yang hanya bisa menuntut dan terkadang menyalahkan, yang memang sebenarnya tidak pantas untuk menafsirkan segala sesuatu yang telah Allah perbuat kepada kita, yang telah Allah berikan kepada kita.
Maka, sejauh mana kita sudah yakin bahwa Allah memang Maha Romantis kepada setiap hamba-Nya?
Sudah sepenuhnya kah kita percaya? Atau masih separuh? Atau mungkin masih baru memberikan sedikit space untuk percaya?
2 notes
·
View notes
Quote
Aku rindu
Rindu berlelah-lelah bersama, rindu tertawa bersama, rindu bertengkar kecil, rindu saling menguatkan, rindu melangkah bersama, bahkan aku rindu setiap sapaan dengan senyuman-mu itu. Bagaimana denganmu?
1 note
·
View note
Photo

[A little thing that accidently found] Senin, 3 Ramadhan 1438 H pukul 13.00 . Tidak sengaja menemukan tanaman ini di salah satu gedung putih RIK. . Meskipun kecil, tapi kaktus ini unik, imut, lucu:3 Kayak kamu. . Gadeng wk. (at Gedung A RIK Universitas Indonesia)
2 notes
·
View notes