Tumgik
faizulqomar · 4 years
Text
-
Aku melihat ke masa lalu dan menemukan diriku yang dulu. Ia masih remaja dan lugu dalam menerima harapan-harapan yang seseorang janjikan. Kudengar ia mengucapkan nama kekasihnya selembut perasaan.
Andai bisa kukatakan padanya sekarang: jangan gila.
Sehabis ini kau akan tahu kenapa cinta tak seharusnya kau jatuhkan terlalu dalam. Kau naif dan buta. Perasaanmu terlalu lemah menghadapi dunia. Bahkan kata-kata yang kekasihmu ucapkan itu suatu hari akan teringkari juga. Kau tahu, dia yang akan mengatakan perpisahan itu. Tentu bukan dirimu. Karena aku paling mengerti, betapa kau mencintainya pada saat itu.
Puisi-puisi cinta yang kau tulis itu akan berakhir di sebuah buku yang bahkan tak mau lagi kaubaca, karena kau malu pada dirimu sendiri. Karena kau menyesal pernah sebodoh itu menerbangkan hatimu di sepasang sayap yang palsu. Dan perasaan itu akan berakhir di dering telepon malam yang ia layangkan ketika ia mabuk dan mengaku rindu–itu kebohongannya yang ke seribu. Tetapi dengan bodoh kau tetap menelannya. Menyatakan rindu sebaliknya.
Kau betul-betul gila, ya?
Tetapi ketika kau tidak bisa mengurangi kegilaanmu itu, setidaknya bersyukurlah bila nanti teman-temanmu akan setia menemani berhari-hari setelah ia menegaskan perpisahan. Karena di hari-hari itu kau tak tahu lagi bagaimana bentuk hatimu. Remuknya akan mengundang sesak setiap kali kau mencoba bernapas. Dan setiap tengah malam, kau akan terbangun dari tidur hanya untuk tertawa dan mengeluarkan air mata. Tanganmu menetap dan mengusap dadamu sendiri. Satu-satunya yang bisa kau katakan di malam seperti itu hanyalah: Sakit. Sangat sakit. Sakit yang tak pernah kau kira sebelumnya. Sakit yang seperti tak ada obatnya.
Maka jangan pernah mengusir teman-temanmu pergi dan jangan melakukan hal bodoh! Percayalah akan ada orang-orang yang dengan sabar memelukmu, mengucap doa untuk sembuhnya patahmu, dan mengatakan kepadamu bahwa masih ada banyak hati yang mencintaimu. Masih banyak yang membutuhkanmu. Maka jangan pernah kau menjauh dari orang-orang yang sepeduli itu denganmu.
Tenanglah. Percaya padaku kalau dia nyatanya bukan duniamu.
Percayalah padaku suatu hari kau akan menemukan cinta yang jauh lebih baik darinya, jauh lebih mesra dari sikapnya padamu, dan membuat matamu terbuka lebar. Bahwa cinta dan harapan adalah dua hal yang berbahaya, namun kau sudah mengerti betapa kau tak perlu jatuh terlalu jauh lagi.
2 notes · View notes
faizulqomar · 6 years
Text
1
Tetes hujan yang melambai di kaca jendela, ia mencari alamat sungai. 
Aku mencari alamat hatimu. 
Kutemukan telaga: sebuah genangan sunyi, tanpa ombak tanpa nyanyi, lalu kutenggelam dalam bening puisi. 
Itulah yang istimewa tentang dirimu, ketika segayung hujan membasuh telapak tanganmu, aku terhanyut di situ, lautan teduh dekapanmu. 
Maka aku menyamar hujan, memelukmu deras, mencium parasmu dengan kecup rintik yang tak pernah tuntas.
Di telapak tanganmu aku mengembara tanpa berhenti, menyusuri garis-garis sungai keberuntunganku. 
Setiap garis adalah makna. 
Membawaku pada muara bernama cinta. 
Aku di situ melukis sawah-sawah yang menguning dengan jejak hidupku. 
Rerumputan, ilalang, kenangan, dan bunga-bunga rindu. 
Airmata dan semesta. 
Hujan dan doa. 
Membentangkan tenda cahaya tempat kita menghabiskan waktu dan bara. 
Setiap bintang adalah karunia. 
Setiap titik waktu yang aku petik untukmu. 
Aku ingin menulis seperti sebaris embun yang kau selipkan pada seliris kuntum di bibirmu. 
Cukup manis walau hanya sebait senyum. 
Kutahu, puisi tak selalu tercipta dari kata. 
Tetapi hanya dengan kata kumampu menceritakan puisi ini padamu. 
1 note · View note
faizulqomar · 7 years
Text
Do boys face sexism?
Do boys face sexism? Well, I do. Kemarin ada pernyataan seseorang teman kuliah yang bikin gue triggered AF. Orang itu bilang "Eh temen lu cewek semua ya? Masa cowok main sama cewek." Actually, iya, dan gue sama sekali gak malu akan hal itu. Gue kuliah di jurusan Ekonomi Syariah, yang mana di kelas gue cowoknya bisa dihitung jari.
Selama kuliah temen gue emang 70% cewek, beda banget sama waktu sekolah yang mana justru temen cewek yang bisa dihitung pake jari. Gue bukan tipe orang yang mengharuskan karena gue cowok, gue gak akan main sama cewek.  Gue akan main dan kongkow sama siapa aja yang menurut gue baik. Mereka baik buat gue, dan gue baik buat mereka.
Gue punya temen gay, terus apa artinya gue akan jadi gay karena temenan sama dia? Gue juga punya temen yang secara kepercayaan beda sama gue, terus apa artinya gue akan ikutin ajaran agamanya?
Enggak kan?
Gue malah bersyukur karena gue gak cuma bergaul sama orang-orang dari satu golongan. Yang artinya gue akan selalu tau hal dari sudut pandang mereka juga. Gue rasa banyak banget seksisme yang gue alamin. Kaya "Eh, jadi cowok kok ngerawat diri banget?" lah terus gue harus dekil bulukan gitu?
Gue gak boleh ngerawat diri gue? Gue gak boleh ngeringin rambut gue pake hair dryer?
"Eh, kok jadi cowok suka belanja?" lah kan gue belanja buat kebutuhan gue sendiri, masa iya orang mau beli pomade atau sabun cuci muka aja gak boleh.  Gue belanja pake duit sendiri juga.  
Bahkan ketika gue beberapa bulan lalu gue upload insta story lagi ngepel, ada aja orang yang bilang, "Kaya cewek aja dirumah malah ngepel." Loh? Kan gue ngepel sendiri, gue nyuci sendiri, gue masak makanan gue sendiri, karena gue sadar tanggung jawab gue. Toh pada akhirnya, itu semua buat diri gue sendiri kan?
Masa iya sih buat diri sendiri aja harus nyuruh 'cewek' hanya karena dari kecil lu di didik kalo pekerjaan ngepel, nyapu, nyuci, masak itu kerjaan cewek. Apalagi kalo ada yang bilang, "Kok cowok suka Korea?" IYA! GUE SUKA KIM JONG UN! KENAPA?
Yup, bukan cewek aja kok, cowok juga bisa mengalami sexism dari orang-orang di sekitarnya. Entah mau itu cewek atau cowok, ketika lu mengalami sexism , gue rasa lu gak perlu ngasih tau mereka tentang gender equality.
Mungkin aja mereka bolos mulu kan pas pelajaran IPS. Cukup diam aja, kalo mereka bisa mikir ya suatu saat nanti mereka juga akan sadar kalo mereka salah. Ya itu kalo mereka punya otak juga sih.
You don't have to to say sorry for how you dress, how you make your hair, how you speak, how you act, you don't have to be sorry for being yourself! Embrace it!
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
at Faizul's
1 note · View note
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
Jika kau merasa kedinginan, ambil saja rindu yang ku gantung dalam lemari bajumu. Rasakan walau hanya sebentar, barangkali bisa menghangatkanmu.
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(3/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(2/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(1/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(1/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(3/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Video
(2/3)
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
1 note · View note
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
0 notes
faizulqomar · 8 years
Photo
Tumblr media
👦 : Hello. 👧 : Hi. 👦 : I kinda think I love you. 👧 : High five! 👦 : So, you love me back? 👧 : No, we both love me! (at Semarang, Indonesia)
0 notes