fajarhafuza
fajarhafuza
belajar menjadi hamba profesional
220 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
fajarhafuza · 1 year ago
Text
Tumblr media
It's my 8 year anniversary on Tumblr 🥳
2 notes · View notes
fajarhafuza · 3 years ago
Note
Allahumma Shalli'ala sayyidina muhammad mas fajar :)
Allahumma sholli wa sallim wa barik 'alaih.. 😄
6 notes · View notes
fajarhafuza · 3 years ago
Text
Tumblr media
Allah, dosaku banyak. amalanku masih kacau. doa-doaku belum seberapa. sedangkan masalahku masih banyak. emosiku kadang meradang bergejolak. hatiku sering risau. namun harapan surga masih hangat dalam iman, keinginan memperbaiki diri masih melekat dalam-dalam, dan ada hati yang masih rindu akan taat pada-Mu.
maka, allahumma innaka 'afuwwun tuhibbu 'affa fa'fu'anni —Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai orang yang meminta maaf. oleh karena itu, maafkanlah aku.
13 notes · View notes
fajarhafuza · 3 years ago
Text
Ayat Pamungkas
saya merasa, selalu punya energi yang besar dan perasaan yang berbeda saat membaca atau ngga sengaja ketemu ayat 56 surat Adz-Dzariyat:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
(wa maa kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun)
"(Dan) Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menjadi hamba) kepada-Ku."
Quran Juz 27, ayat 56, Surah Adz-Dzariyat.
Tumblr media
saya pertama kali mengenal ayat ini secara sadar saat di MAN (sederajat SMA). karena ada pelajaran Quran Hadits maka ayat ini menjadi salah satu wajib dihafalkan dan disetorkan ke guru kala itu. mungkin karena sering masuk di soal ujian dan ayatnya ngga terlalu panjang juga mudah dihafal alhasil sampai sekarang ngelotok dipikiran.
dulu guru yang mengajari saya bilang, kalau ini ayat yang menjadi dasar penciptaan manusia dan alasan mengapa kita diciptakan.
lebih jauh beliau menjelaskan bahwa, makna ya'budu yang digunakan dalam ayat ini tidaklah sekedar beribadah biasa yang seringkali diartikan: salat, puasa, zakat, sedekah, dsb. namun lebih dalam dari itu, akar dari kata ya'budu adalah 'abd yang secara harfiah berarti "hamba".
berangkat dari pemaknaan itulah yang membuat ibadah jadi semakin dalam dan ngga asal-asalan, yang membuat ibadah lebih dalam karena itu bentuk kita menghamba yang sebenarnya.
karena kalau menghamba hanya berbentuk ibadah saja, maka penghambaan terbatas pada kapan dan bilangan saja seperti solat 5 waktu, puasa saat ramadhan, haji saat musim haji. sedangkan Allah mengatur urusan kita dari mulai bangun hingga tidur lagi, dari doa bangun tidur, doa mau tidur lagi, bahkan doa masuk kamar mandi dan doa mau makan pun ada di Islam sebagai bentuk ekspresi menghamba sepanjang waktu.
ayat ini pula yang menginspirasi saya kenapa menuliskan di bio tumblr ini dengan kalimat "menjadi hamba professional", yang menjadi harapan bagi saya pribadi untuk bisa teguh dan istiqomah menghamba, -yang sampai kapanpun, siapapun kita, apapun kita, status kita adalah hamba, maka semoga mampu jadi hamba yang professional.
di ramadhan ini ketemu dengan ayat ini, pamungkas banget nge-reminder saya pribadi untuk jangan beribadah asal-asalan dan menjadi hamba yang tidak professional.
semoga amal kita diterima oleh Allah Ta'ala, yaa..
0 notes
fajarhafuza · 3 years ago
Text
bersyukur tahun ini masih bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan –dengan segala lebih dan kurangnya.
bersyukur masih bisa nyoba lagi biar memperbaiki diri dan belajar lagi –walau ya tetep aja masih banyak yang kurang, masih aja banyak ngga benernya.
karena berhenti berusaha berarti memutuskan berhenti berkembang, mending coba lagi aja ye khan. kali ini, di Ramadhan ini, coba berusaha lagi jadi lebih baik lagi.
sepenuh hati saya mohon maaf lahir dan batin apabila banyak salah dan kurangnya. Marhaban Ya Ramadhan. semoga di Ramadhan kali ini kita jadi pribadi yang bener-bener baik berkelanjutan dan berkesinambungan.
apa target besar Ramadhanmu?
5 notes · View notes
fajarhafuza · 3 years ago
Text
lessons learned of 2020
2020 menjadi tahun yang luar biasa dan menjadi tahun yang penting bagi saya. saya bersyukur atas banyak hal, juga belajar banyak hal. banyak hal baru, orang baru, tempat baru, ilmu baru, dan hal lainnya yang mungkin tak ternilai oleh materi sekalipun. saya akan mencoba menuliskannya ke dalam beberapa poin yang semoga sedikit banyak bisa diambil pelajaran didalamnya, terutama reminder dan retrospeksi diri bagi saya di masa yang akan mendatang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan pembelajar.
#1. ilmu itu ternyata penting banget!
#2. jangan terlalu percaya dan bergantung kepada orang lain
#3. but, jangan juga mudah menghakimi dan menjudge orang lain
#4. kita itu hidup di dunia engga sendirian
#5. engga apa-apa plan gagal, yang penting siapin plan kedua
#6. engga semua yang kita harapkan akan terwujud, lapangkan hati buat menerima yang ada.
Yang paling disesali dari proses dan dinamika 12 bulan belakangan adalah tentang sibuk yang menyibukkan sehingga membuat diri tidak berkembang. Hingga lama tidak nulis lagi di blog ini. Padahal dulu seminggu sekali. Hingga lama tidak baca buku lagi. Padahal buku adalah investasi diri yang sangat berharga. Sibuk adalah baik. Itu pertanda tidak malas dan berkarya. Namun sibuk yang produktif dan mengembangkan diri. Bukan 'sibuk yang menyibukkan'. Sehingga tidak berkembang.
Namun dari proses dan dinamika yang cukup panjang kemarin, saya menemukan pembelajaran yang sangat berharga, dari pengalaman sendiri maupun belajar dari orang lain, juga skill diri yang tanpa sadar ternyata juga tertempa.
1. Kita hidup, menjalin urusan, dan bersinggungan dengan manusia, bukan dengan malaikat. Sediakan ruang maaf yang seluas-luasnya. Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, oleh karena itu manusia cenderung untuk melakukan kesalahan. Maka perlu ruang dalam hati yang 'super-duper luas', agar sebab bahagia menjadi mudah menemani.
Bila pun sedang melakukan kesalahan, iringi dengan tanggungjawab memperbaiki, sampaikan maaf dan jangan benci siapapun. Kata Ustaz Salim A Fillah:
"Bencilah maksiat, tapi sayangi pendosanya.
Kritiklah pernyataan, tapi muliakan penyampainya.
Musuh kita itu penyakit dan bukan penderitanya."
Skill required: memaafkan dengan tulus, tanggungjawab atas kesalahan, dan sampaikan maaf kepada orang lain.
2. Bersinggungan bukan berarti salah. Sedangkan yang bersama-sama belum tentu benar. Fokuslah untuk mencari titik temu dan peluang kolaborasi, bukan perpecahan. Adanya diskusi, perbedaan pendapat, dan masukkan adalah salah satu ciri/pertanda organisasi yang sehat. Berbagai masukan dan pendapat malah menjadikan sebuah ide lebih lengkap dan bisa dikombinasikan. Setiap ide dan pendapat dengan niatan yang baik, perlu diapresiasi dengan tanggapan yang baik pula. Walau pada akhirnya tidak menjadi opsi yang diterima.
"Tidak mudah kita memahami cara berpikir orang lain, pilihan-pilihan yang ia buat, dan hal-hal yang ia jalani. Kadang, ketidakmudahan ini berujung pada pikiran kita yang lantas menilai, menghakimi orang lain."
Skill required: kerendahan hati, pikiran yang terbuka, sikap acceptance, dan prasangka negatif.
3. Belajar untuk berkata, "Ya, setuju/oke/sepakat/gassss" untuk kepentingan bersama. Memutuskan berorganisasi, berarti memutuskan untuk mendahulukan preferensi umum daripada preferensi pribadi atau sebagian kelompok yang kemudian merugikan preferensi umum.
Agak mustahil untuk membuat semua orang dalam satu pendapat. Sedangkan persoalan-persoalan sering menuntut untuk segera dicarikan solusinya, agar organisasi bisa lanjut berjalan.
".... Tidak akan rugi orang yang bermusyawarah" HR. Thabrani
Skill required: musyawarah, mendengarkan pemimpin, kerendahan hati
4. Menjadi pemimpin, berarti harus mendengar perasaan dan peka atas permasalahan terhadap yang dipimpin. Bos beda dengan pemimpin. Jika bos adalah berkaitan dengan jabatan, maka pemimpin adalah berkaitan dengan emosional dari yang dipimpin terhadap pemimpinnya. Apakah yang dipimpin merasakan ada arahan dan pengenalan beban dari pemimpinnya.
"Pemimpin akan mendapatkan rasa hormat yang lebih tinggi jika mampu mengatur ritme emosi mereka terhadap orang lain yang dipimpinnya, baik dalam masalah pekerjaan maupun kehidupan pribadi mereka. Tidak sebatas hubungan struktural"
Skill required: leadership, peka, respect kepada orang lain
Terima kasih untuk aku atas proses dan dinamika 12 bulan yang lalu. Jangan lupa bahagia.
Ngijo, Gunungpati, Semarang.
*Tulisan yang barangkali bisa jadi reminder diri sendiri dimasa yang akan datang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
8 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
diantara banyaknya manusia yg sedang menempuh perjalanan. ada yang bersantai-pelan. ada yang bergegas-buru. ada yang fokus benar-benar hanya pada apa yang dituju. ada yang sesekali rehat, menepi sejenak. bukan soal membandingkan mana yang lebih baik. keduanya tak ada masalah. asal kita punya kendali. pada diri, pada waktu dan pada batas.
ah ya, benar. lebih dari itu. apapun yang sedang dirasakan dalam perjalanan, baik bersantai-pelan ataupun bergegas-buru ada satu yang jangan sampai terlewatkan, yaitu 'temuan baru'. ditiap pemberhentian, ditiap bertemu orang baru, teman baru, kisah baru, kesialan baru, kesalahan baru, kejutan baru, temuan-temuan baru. karena menemukan 'temuan baru' adalah tanda sedang belajar, maka nikmatin aja.
menemukan hal baru apa hari ini?
2 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
‘menjadi baru’
pernah engga, pas tahun baru, kita ngerasa memiki semangat baru buat menjalani hidup, harapan baru buat menguatkan langkah, energi baru buat bergerak dengan penuh gairah, dan ‘menjadi baru’?
pernah engga, pas kita ulang tahun, kita ngerasa dan berdoa semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi, di umur selanjutnya banyak hal yang lebih positif lagi, perasaan refleksi nan penuh syukur dan kemudian ‘menjadi baru’?
pernah engga, ngga hanya pas tahun baru atau pas ulang tahun aja, tapi bisa aja pas habis sholat lima waktu misalnya, atau pas habis jumatan bagi yang cowok, atau pas pulang dari penatnya kerja, atau pas ketemu keluarga di rumah, atau pas berdoa ditengah malam, atau pas bangun di waktu subuh, atau pas kita melihat senyum orang yang kita anggap berharga, atau pas kapanpun kita berucap syukur, kemudian kita 'menjadi baru'?
kayaknya kita perlu sering-sering deh ‘menjadi baru’.
biar ngga tenggelam dalam lusuh dan kumelnya kehidupan.
sudah 'menjadi baru' hari ini?
5 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
sepanjang pengalaman saya belajar dan memahami tentang berbagai hubungan manusia satu dengan yang lainnya, diantaranya hubungan yang paling awet ialah, hubungan yang masing-masing menunjukkan keorisinalitasan, yang otentik, natural, yang apa adanya, yang mana satu sama lain mampu menunjukkan kerapuhan tanpa penghakiman.
menjadi rapuh dan memiliki kelemahan adalah bagian yang tak terlepaskan dari seorang manusia. maka berpura-pura untuk sempurna, sejatinya kita sedang ke arah menunjukkan, kalau kita, tidak benar-benar sempurna.
maka kemudian, berpura-pura menjadi sempurna adalah jalan memperpendek 'keawetan' dari sebuah hubungan antar manusia.
3 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
a lesson learned: kalo ada seseorang yang berbuat baik dan mengagumkan, maka kagumilah perbuatan dan sikapnya.
begitu pula kalo dia berbuat hal yang ngga baik, maka benci juga jauhilah perbuatan dan sikapnya.
kadang kita terlalu sering menisbatkan sesuatu pada personal seseorang, entah kekaguman, entah kebencian.
sedangkan disisi lain, manusia tak kan pernah luput dari keduanya.
ah yaa, jadi inget pesan sakti; sukailah sewajarnya, bencilah seperlunya.
that's right.
1 note · View note
fajarhafuza · 4 years ago
Text
Generasi Muslim Modern?
bicara soal muslim modern, pernah ngga sih kita ngebayangin, gimana kira-kira model atau karakter muslim kekinian, yang keren, yang asyik, ditengah arus informasi dan digital yang cepat, tapi juga tetap masih benar-benar sholih?
saya pernah membaca buku berjudul “#GenM: Generation Muslim” karya Yuswohady yang merupakan ahli dan konsultan marketing pada masa awal-awal dulu sebagai mahasiswa tahun 2017an.
di buku itu, saya belajar fenomena yang terjadi belakangan pada kelompok sosial muslim kelas menengah dan pengaruhnya dimasa yang akan datang, juga gimana karakteristik muslim di tahun mendatang yang dipengaruhi oleh meningkatnya kesejahteraan dan digitalisasi yang masif? apa yang menarik? dan gimana cirinya? lebih jelasnya pada diagram berikut:
Tumblr media
#1 Modern
Muslim dimasa mendatang adalah muslim yang knowledgeable, berpengetahuan dan berwawasan yang luas. Muslim di era ini menghadapi era dimana pendidikan semakin mudah dan murah, disisi lain mulai meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia. dibeberapa daerah mulai digratiskan pendidikan dari SD hingga SMA. internet mulai familiar dan kian terjangkau.
selain knowledgeable, muslim di masa mendatang juga digital savvy (cerdas digital). sejak lahir sudah sering berinteraksi dengan gadget hingga muncul istilah 5 screens heavy users atau pengguna intens 5 layar (TV, desktop, laptop, ipad, smartphone).
tak berhenti disitu, ia juga memiliki global mindset. apa yang sedang hype di dunia internasional, hype juga bagi muslim muda modern ditengah arus kencangnya informasi.
#2 High Buying Power
Tak hanya modern, yang menjadi nilai khas muslim muda mendatang ialah ia memiliki kemampuan daya beli yang tinggi seiring pendapatan per kapita masyarakat yang kian naik. muslim modern akan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi (high consumption), namun juga senang investasi (high investment), inveastasi jadi kesenangan yang menyenangkan bagi muslim muda modern di masa yang akan datang. tak berhenti disitu, yang menjadi keunikan lain bagi muslim muda ini adalah jiwa sosial yang tinggi dengan kegemaran berdonasi diberbagai kegiatan amal (high giving).
#3 Religius
di risetnya Pak Yuswohady, ada hal yang menarik terkait pertambahan kesejahteraan dengan tingkat religiusitas masyarakat Indonesia. dibanding di Amerika yang masyarakatnya kian sejahtera dan semakin pintar, maka semakin luntur tingkat keagamaannya. di Indonesia sebaliknya, meraka yang semakin sejahtera, semakin cerdas, religiusitasnya akan semakin naik, keinginan untuk berbagi terhadap sesama semakin tinggi.
#4 Universal Goodness
terakhir adalah universal goodness, dimana semakin cerdas masyarakat Indonesia, semakin baik tingkat literasinya, semakin beriman dan bertaqwa, maka nilai-nilai kebaikan yang universal akan sering kita temui diberbagai topik diskusi. semakin dewasa dan bijaksana masyarakatnya akan semakin melekat dan tertanam semangat rahmatan lil alamin, semakin humanis, semakin inklusif. muslim muda sudah jenuh dan muak terjebak di perkubuan yang tidak produktif.
sekarang sudah hampir 5 tahun berlalu sejak buku itu diterbitkan. disisi lain fenomena digitalisasi merebak luar biasa ditengah pandemi saat ini, apakah ciri itu sudah mulai mencerminkan muslim muda kita hari ini? apakah sebaliknya, muslim-muslim muda itu kini terpuruk karena tertinggal dari perkembangan teknologi, terbelakang dari segi literasi dan pengetahuan, dan paling bawah dari segi pendapatan dan kesejahteraan? atau kita masih dalam perjalanan menuju #GenM itu?
ibarat bunga yang sedang tumbuh, kita sebagai muslim muda semoga sebentar lagi mekar. bukan menjadi bunga yang layu terlebih dahulu sebelum terkembang.
salam.
bagaimana menurutmu?
6 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
Allah dulu, Allah dulu, Allah dulu
Jika kita mencoba memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim saat peristiwa qurban, maka kita akan mendapati: polemik dan kegalauan hati yang luar biasa dahsyat yang dialami oleh Nabi Ibrahim.
Bayangkan saja, anak yang sudah diharapkannnya bertahun-tahun ketika sudah didapatkan, eh tiba-tiba diminta untuk membunuhnya, melepaskannya.
Bayangkan ada sesuatu yang benar-benar kita cita-citakan, benar-benar kita cintai dan ingin memiliki, namun harus direlakan. Betapa beratnya hati.
Maka ujian tentang hati pun datang. Apakah kita bisa menempatkan Allah dulu di segala hal, atau kita akan tenggelam dalam al-wahn, cinta berlebihan terhadap dunia.
Jika ditelisik lebih dalam, Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa KEPEMILIKANNYA terhadap Ismail.
Ah yaaa.. Setiap kita adalah ‘Ibrahim’. Dan setiap 'Ibrahim’, mempunyai 'Ismailnya’ masing-masing, jadi, apa sesuatu yang benar-benar sangat kamu cintai dan berpotensi melenakanmu dari Allah? Siapkah untuk meninggalkan?
Pada hakikatnya, semuanya milik Allah dan pada Allah lah tempat kembali. Allah dulu yang utama, perihal bagaimana perasaan kita, biar itu urusan belakangan saja.
Semoga kita bisa meneladani keshalihan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
Selamat Hari Raya Kurban.
*jangan kebanyakan makan daging, nanti gendut.
16 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
mihnah atau ujian keyakinan tak pernah datang di awal perjalanan. ia kerapkali datang di tengah perjalanan.
mihnah hanya akan menghampiri mereka-mereka yang berjuang saja. maka yang tak pernah berjuang, tak pernah benar-benar menemuinya.
bersyukurlah jika hari ini sedang menghadapi ujian, itu pertanda kita masih on the track memperjuangkan sesuatu yang kita anggap berharga.
2 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
belajar lagi tentang mengikhlaskan dan menajamkan orientasi pada Allah Taala. semoga diberi keyakinan dan kemantapan. semoga dikaruniai ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. semoga senantiasa berkontribusi dan memberi manfaat.
1 note · View note
fajarhafuza · 4 years ago
Text
Tumblr media
Allah, tolonglah muslimin dan pejuang-pejuang di Palestina, kuatkan dan teguhkan iman mereka. Allah, satukan lah hati setiap muslim, jangan biarkan teecerai-berai. Allah, terimalah amal dan doa-doa kami. Aamiin.
2 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
Tumblr media
Allah, dosaku banyak. amalanku masih kacau. doa-doaku belum seberapa. sedangkan masalahku masih banyak. emosiku kadang meradang bergejolak. hatiku sering risau. namun harapan surga masih hangat dalam iman, keinginan memperbaiki diri masih melekat dalam-dalam, dan ada hati yang masih rindu akan taat pada-Mu.
maka, allahumma innaka 'afuwwun tuhibbu 'affa fa'fu'anni —Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai orang yang meminta maaf. oleh karena itu, maafkanlah aku.
13 notes · View notes
fajarhafuza · 4 years ago
Text
saya ingin cerita, tentang cerita masyhur yang memiliki nilai yang dalam, yang mungkin sebagian dari kita tidak tau atau mungkin lupa..
beliau adalah seorang mujaddid, juga guru yang berdakwah cukup lama di Paris, Perancis. ia mengajarkan tentang keluhuran dan kemuliaan Islam kepada masyarakat di Perancis, hingga banyak diantaranya yang memeluk Islam dan menjadi muridnya karena takjub akan keindahan dan kesempurnaan nilai-nilai didalam Islam.
suatu hari, sang guru harus berpisah dengan murid-murid kesayangannya untuk kembali pulang ke kampung halamannya di Kairo, Mesir dan kembali mengajar di Universitas Al-Azhar. setelah sekian lama ditinggal sang guru dan begitu rindu terhadap gurunya, murid-murid kesayangan tersebut memutuskan untuk silahturahim dan menemui gurunya di Kairo. disamping itu, ingin melihat secara langsung dan lebih dekat tentang keluhuran dan keindahan Islam yang sering disampaikan sang guru saat dulu mengajar di Paris.
murid-murid itu melakukan perjalanan panjang, jalur darat dan laut hingga melintasi laut mediterania mereka lalui. selama perjalanan, di benak sang murid membayangkan akan peradaban Islam dimana tempat sang guru lahir, tempat yang mengesankan, dekat dengan nilai-nilai Islami, banyak ulama disana, tak ada orang miskin karena masyarakatnya pada menunaikan zakat, lingkungannya indah dan bersih karena mengamalkan ath-thahuuru syatrul iimaan -kebersihan sebagian dari iman, dan bayangan-bayangan keberhasilan Mesir yang melebihi Paris.
hingga tibalah di Pelabuhan Mesir, Port Said, mereka turun satu per satu, dan langsung dikejutkan oleh bau yang tidak sedap, masyarakat yang semrawut dan tidak teratur, kata-kata kasar, kotoran dimana-mana, dan banyaknya pengemis. murid-murid itu mencoba menghibur diri, “okelah, namanya juga pelabuhan, pinggiran, pusat kotanya mungkin jauh berbeda.”
kemudian mereka melanjutkan ke Kairo, ke Universitas al-Azhar untuk bertemu sang guru. disepanjang jalan Mesir itu, sang murid tak lantas harapannya terpenuhi, namun malah semakin kecewa dan kaget. mereka bahkan menyaksikan seorang laki-laki berjubah buang kotoran sembarangan dengan menghadap tembok. gambaran keindahan peradaban Islam yang diceritakan oleh sang guru ternyata tak didapati, tapi malah sebaliknya. murid-murid itu terpukul. lezatnya iman dan gambaran Islam yang sempurna, terbentur oleh realita, oleh kenyataan umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islami.
mereka akhirnya bertemu dengan sang guru yang amat mereka rindukan, lalu dengan segera mereka menyampaikan protes atas apa yang mereka lihat dari sejak turun dari kapal hingga ketemu sang guru;
“kami berharap mendapatkan contoh Islam yang hidup di Mesir ini, Syaikh. tapi sungguh jauh dari yang kami harapkan. kami hampir-hampir tidak menemukan Islam yang dipraktikkan di sini. mana Islam yang indah, Islam yang luhur seperti yang Syaikh ajarkan kepada kami saat di Paris dulu? kenapa dalam sepelemparan batu dari Masjid Al-Azhar, ada seorang laki-laki berjubah yang buang air kecil menghadap tembok sambil berdiri? kenapa Paris yang tidak mengenal ajaran Islam lebih bersih dan teratur daripada Kairo? sesungguhnya apa yang terjadi, Syaikh?”
sang guru kaget mendengar pertanyaan dari sang murid, bibirnya kelu, kesedihan yang luar biasa menyelinap ke dalam hati sang guru, matanya berkaca-kaca, dan dengan menahan isak dan suara serak, sang guru berkata sebuah kalimat yang di kemudian hari masyhur dan terkenal seantero umat Islam hingga kini;
“al-Islamu mahjubun bil muslimin”
Islam tertutup oleh umat Islam itu sendiri.
dari kisah tersebut saya belajar, ternyata cahaya Islam bisa tertutupi oleh umat Islam itu sendiri, bahwa muslim, bisa menjadi penyebab tertutupnya keluhuran dan kemuliaan akan nilai-nilai Islam. ibarat berlian yang berkilauan dan bercahaya, namun redup dan padam karena tertimbun dan tertutup oleh lumpur.
oleh karena itu, jika kita tidak bisa menjadi sebab terpancarnya Islam, setidaknya jangan menjadi sebab tertutupnya cahaya Islam.
semoga kita selalu dalan lindungan dan petunjuk Allah Taala. ihdinasshiraathaalmusataqiim.
wallahua’lam.
notes: 1. sang guru adalah Syaikh Muhammad Abduh 2. sirah diambil dari;  `Abbas Mahmud al-`Aqad, Muhammad Abduh, (al-Haiat al-Mishriyyah al-`Ammah li Ta`lif wa an-Nasyr, 1970). Hlm. 68.
9 notes · View notes