fajarsbahh

[fajarsbahh]

Sebab pada akhirnya kita akan dilupakan seolah-olah kita tak pernah ada di dunia. Maka hiduplah untuk Allah semata, Dzat yang tidak pernah lupa.

MilikNya segala yang ada di hadapan kita, di belakang kita, dan di antara keduanya. Tuhanmu sekali-kali bukan pelupa. (QS. Maryam: 64)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Melangkahlah namun jangan terburu-buru dan berusahalah tapi jangan tergesa-gesa, karena apa yang menjadi takdirmu akan terjadi tepat pada waktunya; tidak ada cara yang dapat mempercepatnya dan tidak ada sebab lantaran yang bisa memperlambatnya.

“Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.” (HR: Ahmad).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Berhati-hatilah dengan pertemanan yang membuat lidah kita kelu untuk menyampaikan kebenaran dan menolak kemungkaran. Sungguh salah satu penyesalan terbesar manusia di hari pembalasan adalah salah memilih teman.

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). (QS. Al-Furqan: 27-28)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Sebab sejatinya hidup adalah tentang memilih lelah, maka pastikan lelahmu bernilai ibadah; yang membuat Allah rida, yang melapangkan jiwa dan yang balasannya surga, bukan lelah yang sia-sia apalagi terhitung dosa; yang membuat Allah murka, yang menyempitkan jiwa dan balasannya neraka.

“Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya, merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syam: 7-10).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Kerja keras kita hanyalah omong kosong, mengatakan semua yang kita raih adalah karena pengetahuan serta kemampuan kita sendiri itu bohong dan merasa diri pantas untuk menerima apa yang kita miliki merupakan benih dari sifat sombong.

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qashash: 78)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Banyak dari kita tidak memahami bahwa tidak memiliki sesuatu yang kita inginkan pun termasuk bentuk rejeki; Sebab Allah hendak menjaga kita dari bahaya yang kita tidak ketahui.

"...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS. Al-Baqarah 216)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Semua manusia punya hati. Bedanya, orang baik menggunakan sepenuhnya, orang munafik menggunakan setengahnya dan orang zalim tidak menggunakannya sama sekali. Perihal kita yang mana sebaiknya masing-masing dari kita menghisab dirinya sendiri.

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Bila perasaanmu begitu mendalam terhadap sesuatu hal, maka kembalikanlah hal itu kepada Allah biar dirimu tidak tenggelam dan bila pikiranmu terlalu jauh merenungkan suatu urusan, maka pulangkanlah urusan itu kepada Allah biar dirimu tidak tersesat.

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepadaNyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepadaNya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud: 123)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Perihal takdir, pertanyaannya bukan mengapa terjadi tapi siapa yang menghendaki; Karena tidaklah pantas bagi kita selaku orang beriman mempertanyakan perbuatan Allah yang lebih mengetahui tentang diri kita dibandingkan diri kita sendiri.

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah yang akan ditanyai.” (Qs Al-Anbiya : 23).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Kita marah, kecewa, bahkan sampai putus asa ketika do'a-do'a yang kita panjatkan tak kunjung dikabulkan, sementara kita tak pernah bersyukur ketika dosa-dosa yang kita lakukan tidak langsung diberi hukuman.

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Ya Rabb, sungguh hamba takut bila hamba termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menyia-nyiakan RamadanMu sehingga dido'akan celaka oleh MalaikatMu dan diaminkan oleh RasulMu, maka janganlah Engkau biarkan Ramadan ini berlalu kecuali Engkau telah mengampuni dosa-dosaku.

Rasulullah bersabda; Jibril datang kepadaku dan berkata; "celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni". Maka aku pun berkata "aamiin". (HR. Ibnu Khuzaimah)

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Jangan pernah bersandar pada materi yang kamu miliki dan sebab-sebab duniawi yang bisa kamu upayakan, tapi bersandarlah hanya kepada Allah Yang menguasai segala sesuatu; Karena yang menjamin masa depanmu itu Allah, bukan gajimu. Yang mencukupkan kekuranganmu itu Allah, bukan tabunganmu. Dan yang menjaga, melindungi, serta menyelamatkanmu itu Allah, bukan pasangan ataupun keluargamu.

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 41).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Ramadan mengingatkan bahwa tidak semua dosa yang kita lakukan disebabkan bisikan setan yang masuk ke dalam hati, kebanyakan justru dikarenakan dorongan hawa nafsu kita sendiri.

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (QS. Shad: 26).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Jangan membandingkan dirimu dengan siapa pun dan dalam hal apa pun. Sebab Jika kamu merasa dirimu "lebih" dari orang lain maka hatimu akan dipenuhi kesombongan, pun jika kamu merasa orang lain "lebih" dari dirimu maka hatimu akan dikuasai kecemburuan dan dua-duanya sama-sama racun.

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Kekuatan ikhlas memang luar biasa. Manusia tidak suka menahan rasa lapar dan dahaga, tapi orang-orang yang ikhlas sanggup berpuasa dengan bahagia. Manusia pun sangat takut akan kekurangan makanan dan harta benda, namun orang-orang yang ikhlas bersedia menyedekahkan apa yang ia punya dan ia suka dengan kelapangan jiwa.

Katakanlah; "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya". (QS. Az-Zumar: 11 )

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Ramadan adalah bukti bahwa hidup begitu menenangkan dan menyenangkan ketika dijalani sesuai dengan tujuan kita diciptakan; Menghamba kepada Allah, melaksanakan segenap perintahNya, serta menjauhi seluruh laranganNya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kecerdasan mental dalam memilah dan memilih antara yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram, serta yang benar dan yang salah) kepadamu..." (QS. Al-Anfal: 29).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)

[fajarsbahh]

Selamat mengkhidmati dan menikmati bulan suci Ramadhan. Teguklah semanis-manisnya keberkahan yang Allah limpah ruahkan, ambillah sebanyak-banyaknya pahala yang Allah lipat gandakan dan raihlah seluas-luasnya ampunan yang Allah murahkan.

"Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan" (HR. Ahmad).

©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)