fatheladan-blog
fatheladan-blog
ENERGIZER
50 posts
writting and charge your soul
Don't wanna be here? Send us removal request.
fatheladan-blog · 7 years ago
Text
Sembuhlah Dari Ketidak Tahuan
Jangan bimbang anakku
saat frustasi para filsuf itu
yang terus bertanya sampai sesat "Mengapa aku tidak tahu"
Karena kita adalah kepunyaan Rabb Yang Maha Tahu
yang takan melunta-luntakan kita dalam "tidak tahu"
kebenaran telah terang
kebathilan telah hitam
bukan abu-abu anakku, pilihanmu adalah terang
Rabb kita telah melunasi segala yang dibutuhkan ciptaanNya
Sungguh agama ini telah tuntas mengajari
dari mana kita dan akan kemana
iman kita telah selesai dengan "mengapa kita diciptakan"
mari berbarislah disini anakku
bersama cahaya Rabb dan NabiNya
bila telah tak sanggup tanganmu menggenggam
gigitlah sunnah Nabimu dengan geraham
Cisarua, 17 Februari 2018
11 notes · View notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Anakku yang Dirahmati Allah...
Alhamdulillahilladzii bini'matihi tatimushshalihaat Anakku yang dirahmati Allah, Ini adalah organ-organ dalam sistem pencernaan kita. Coba dengarkan baik-baik, mereka mau bercerita! "Hai aku kerongkongan. aku bisa melakukan gerakan yang membuat makanan yang melewatiku semakin mudah dicerna" "Hai aku lambung. Aku memiliki zat asam yang akan membuat makanan semakin lembut. Saat aku terisi kamu akan merasa kenyang. Saat aku kosong kamu akan mulai merasa lapar. Saatnya makan. Jangan lupa berdoa ya" "Hai, aku hati. Aku bertugas untuk menetralisir zat-zat berbahaya di dalam makanan yang kamu makan. Maka, pilihlah makanan yang halal, aman dan bergizi agar pekerjaanku semakin ringan dan tubuhmu menjadi sehat" "Kami semua diciptakan Allah untukmu karena Allah sayang kepadamu. Kami dapat berfungsi atas izin dari Allah swt yang Menciptakan kami. Maka banyak-banyaklah bersyukur kepada Allah Yang Maha Penyayang dengan menjaga kesehatan serta beramal shalih" Waaah, maa syaa Allah. Anaku yang dirahmati Allah, Betapa sempurnanya ciptaan Allah. Kalau ciptaannya saja sempurna, tentu yang menciptakan mereka jauh lebih sempurna, dialah Allah Rabb semesta alam yang senantiasa mengurusi kita setiap saat. ★★★★★★★★★★★★ Ibunda, mari menanamkan tauhid di setiap kesempatan bersama si kecil. Karena tauhid adalah sumber kehidupan bagi jiwa. Alhamdulillah maryam antusias sekali dengan mainan baru ini. Maryam senang bisa menyuapi mainan kardusnya, dan melihat kemana makanan yang ia suapi pergi. Motorik halus terlatih, tauhid tertanam, ilmu pengetahuan pun terbarui. Selamat bermain!
Tumblr media
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
DUHAI JIWA
Berjuntai raga-raga di muka bumi, melanglang dengan mayat di relung raga busuk tercium hingga ke sidratul muntaha Indah raga di muka makhluk Membangkai hati di hadapan Khalik Duhai manusia Bangkitlah! dekap dadamu, ada satu yang dapat hidup lagi setelah kau biarkan mati Basuhlah ia dengan rintik rengkuh sujud yang jernih Asupi ia dengan rintih malu dan harap yang menggetar Seonggok daging di relung raga Raja meraja Selaksa inti seluruh laku dan laga Seonggok yang Hitam karena dosa Kilau bercahaya karna taqwa Seonggok yang Hidup karna taat Membangkai Mati karena maksiat Kembalilah hai jiwa Sungguh TuhanMu Maha Pengampun Fathiah Islam Cisarua, 29.09.17 #puisiduhaijiwa #puisifathiahislam #berpuisilagi
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
PULANG
Pulang adalah gerilya kenangan di kepala pulang adalah cinta Pulang adalah kepastian yang rahasia pulang jasad kepada tanah pulang ruh ke dalam barzakh Pulang adalah rindu jiwa pada sang Pencipta Fathiah Islam Cisarua, 28.09.17 #puisipulang #puisifathiahislam #berpuisilagi
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Puisi 6.02 Pagi Bilakah pagi ini dapat kusublim menjadi kata, Ingin kubacakan baris demi barisnya yang syahdu kepadamu, ibu. Bahwa dengan usiaku, bahkan pagi terasa semakin tua. Tanpa genggam ragu pada segelas teh panas pekat yang tak terlalu manis. Lalu deru tangan-tangan keturunanmu yang beradu, pada piring kudapan pagi. Aku, dan tiga lelaki kesayanganmu. Ibu, pagi ini, biar kukisahkan pada setiap jengkal gerak matahari yang magis, tentang rinduku padamu yang tak pernah habis. Hanya malam demi malam ku simpuhi Meminta pada Tuhan yang Maha Penyayang Agar menyayangimu sebagaimana kau buai aku ketika aku tak berdaya lagi tak berakal Ibuku, ibuku, ibuku. #remakepuisilama #puisi6.02pagi #puisireligi #puisifathiahislam
2 notes · View notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Penurunan "Instinct of Learning"
✨Cemilan Rabu ke-3✨ 23 Agustus 2017 🌺 6 Tahun Pertama yang Berarti🌺 💐Bunda yang berbahagia, sebuah pernyataan oleh Collin Rose seorang praktisi bidang Accelerated Learning sungguh mengejutkan. Dia mengatakan bahwa anak mulai usia nol sampai enam tahun mempelajari dan menguasai lebih banyak daripada orang dewasa yang bersekolah hingga mencapai gelar doktor. 💐Berdasarkan hasil penelitian Neuro Science atau ilmu yang meneliti tentang cara kerja otak manusia, ditemukan bahwa otak manusia mirip sebuah prosesor komputer, pada saat bayi baru lahir masih kosong dan belum terisi program kerja. Saat itu, sebagian besar kerja otak masih diatur oleh otak kecil yang masih primitif, yang hanya terbatas untuk mengatur fungsi- fungsi dasar kehidupan, seperti fungsi pernapasan, detak jantung, suhu tubuh, dan sejenisnya. 💐Namun demikian, secara alami Tuhan telah meng- Install atau meletakkan program (software) yang dikenal dengan the instinct of learning. Software itu merupakan naluri belajar alami yang biasanya ditunjukkan melalui rasa ingin tahu yang luar biasa terhadap berbagai hal. 💐Pada balita, the instinct of learning masih bekerja secara penuh atau in full capacity. Melalui rasa ingin  tahu yang luar biasa inilah otak anak akan terus diisi oleh hal - hal baru, yang diibaratkan sebagai program- program kehidupan. Dia selalu ingin tahu apa yang dipegang orang tuanya, apa yang dibaca, bagaimana membuka ini dan itu, sepanjang hari sejak terbangun dari tidurnya. 💐Sesungguhnya fase balita ini adalah fase paling kritis ketika otak harus diisi dengan program- program pembelajaran. Tuhan juga melengkapi di dalam otak anak kita sebuah energi yang besar, yakni energi untuk memaksa dan pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya agar otak dapat terus terisi. 💐Energi inilah yang sering kali diterjemahkan oleh orang tua sebagai sikap keras kepala dan susah diatur. Sesungguhnya dia hanya menjalankan program yang sudah diletakkan Tuhan dalam dirinya untuk kebaikan perkembangan otaknya. Ini juga yg disebut oleh Collin Rose sebagai proses belajar yang sesungguhnya, yakni memenuhi rasa ingin tahu yang terus menerus sehingga pada akhirnya anak akan menguasai satu persatu apa yang dipelajarinya itu. 💐Namun sayangnya, menurut hasil penelitian The Instinct of Learning pada anak akan mengalami penurunan. 🌹Penurunan ini disebabkan oleh tiga hal besar : 🌷disebabkan oleh orangtua dan guru yang terlalu banyak melarang anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Misal di sekolah dinyatakan dengan “jangan berisik “ dan “ duduk di tempat yang rapi “ 🌷disebabkan oleh orangtua dan guru yang sering merendahkan harga diri anak, baik mentertawakan maupun melecehkan anak yang sedang berusaha mempelajari sesuatu. Misalnya “begitu saja kamu ga bisa “ atau “tampang seperti kamu sampai kapan juga tidak mungkin bisa “ 🌷disebabkan oleh sistem sekolah yang hanya membatasi anak untuk mempelajari hal - hal yang diwajibkan oleh kurikulum dan bukan mempelajari hal- hal yang menarik minatnya. 💐Dari ketiga hal diatas, yang paling dahsyat menurunkan The Instinct of Learning atau kemampuan belajar alami anak adalah poin ketiga. Sekolah umumnya hanya berorientasi pada soal ujian dan kemampuan menjawab soal, bukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. 💐Ya, penurunan kemampuan belajar alami anak dimulai sejak usia 7 tahun, yakni sejak anak-anak mulai mengikuti pendidikan formal yang diselenggarakan institusi resmi pendidikan. Coba kita perhatikan, sejak anak sekolah dia hanya mau belajar jika ditugaskan gurunya. Dia hanya mempelajari hal- hal yang ada di buku wajibnya, tidak pernah lagi mempelajari hal- hal yang menarik minatnya dan sejak itu rasa ingin tahunya akan segala hal perlahan memudar. 💐Bunda yang berbahagia, coba ingat- ingat lagi pengalaman kita dulu bersekolah. Apakah kita lebih banyak membaca buku wajib atau lebih banyak membaca buku yang menarik keinginan kita? Jika dahulu bunda lebih banyak membaca dan mengerjakan sesuatu yang menarik minat bunda, beruntunglah bahwa The Instinct of Learning bunda masih terpelihara. Pada umumnya, orang- orang inilah yang cenderung lebih sukses dalam kehidupan nyata. Salam ibu profesional /Tim Fasilitator Bunda Sayang 2 / 📚 “Ayah Edy Punya Cerita/Penulis, Ayah Edy ; Penyunting, Laura Ariestiyanty_Jakarta:Noura Books, 2013
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Toilet Training Maryam Day 1
Hari ini saya memutuskan memulai sesuatu yang sangat menarik, setelah saya menundanya berkali-kali karena perasaan ragu pada diri sendiri. "repot tau?" "banyak cucian lho ntar" "wah mau lepas pospak, belum bisa kali bu?" Begitu kurang lebih komentar-komentar yang saya terima dari beberapa ibu disekitar saya saat saya katakan bahwa saya akan memulai misi Toilet Training. Saya coba menatur maryam seperti yang dilakukan beberapa ibu yang telah sukses toilet training, saya tatur maryam 2 jam sekali, tapi tidak juga berhasil. Maryam memang terhitung jarang pipis. Seharian ini saya hitung maryam pipis hanya sekitar 5x dan BAB sebanyak 4x dan semuanya terjadi diluar toilet kecuali 1 kali BAB di pagi hari, wah rasanya bahagia sekali menyaksikan maryam BAB di toilet. Karena alasan maryam tidak kunjung pipis saat saya ajak ke toilet, saya putuskan hari ini saya hanya akan mengamati bioritme tubuh maryam saja. Sore hari, saat maryam diajak tantenya main keluar, maryam umi pakaikan pospak dengan celana dibagian dalamnya, supaya umi tau kapan maryam pipis. Malam harinya setelah maghrib, di rumah, abi menyelenggarakan rapat dengan anak-anak, maryam tidur ketika itu, di tengah rapat berlangsung, maryam bangun. Umi biarkan maryam bermain dengan bebas sambil ikut memandu rapat, tiba-tiba umi mencium bau khas yang sering umi cium saat maryam bayi, maryam mengompol. Sayangnya, umi baru sadar setelah maryam duduk-duduk di pangkuan abi dan seorang siswi peserta rapat. Buru-buru umi ganti popok kain dan celana maryam, setelah itu buru-buru umi siapkan pakaian ganti buat abi sholat isya. Puncak cerita Toilet Training Maryam hari pertama ini terjadi menjelang tengah malam. Saat Umi shalat, maryam asik menemani abi memasak cemilan. Umi tenang-tenang saja, karena maryam baru saja selesai BAB. Namun selesai solat, umi menemukan tetesan air berwarna kuning dilantai kamar, jangan-jangan..., benar saja, maryam BAB di celana. Umi terlihat kerepotan sekali saat itu, buru-buru umi bawa maryam ke toilet untuk dibersihkan, lalu tiba-tiba abi pun berkomentar, "udahlah neng, ribet, pake lagi aja pampersnya, nanti juga bisa sendiri pipis-bab di kamar mandi" Saya langsung terdiam, benar sekali bahwa saya kerepotan. Mungkin saja, akan lebih mudah untuk menunggu maryam sedikit lebih besar untuk memulai toilet training. Namun, umi merasa kecewa, umi merasa tidak dipercaya. Selain komentar tersebut ada beberapa komentar lainnya yang membuat umi semakin tidak percaya diri. Kasur khusus toilet training yang sudah umi setting sedemikian rupa umi gulung lagi, azam membiarkan maryam tidur tanpa pospak pun kandas malam itu. Terjadilah percakapan destruktif antara umi dan abi walaupun akhirnya abi meminta maaf sebelum tidur, dan perasaan negatif itu masih terasa sampai pagi hari. Beginilah adanya, bahwa tantangan terbesar itu ternyata ada pada diri umi sendiri. Umi sadar bahwa harusnya umi bisa mengendalikan diri dan tetap berpikir positif. Malam itu umi lupa jargon bunprof yang diajarkan bu Septi bila hal semisal ini terjadi ditengah perjuangan menuntut dan mengamalkan ilmu, "Cancel, cancel, go away!" lalu kembali fokus pada tantangan yang sedang dijalani. #Level2 #day2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10Hari
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Maryam Is Not A Baby Anymore
Hari ini, saya baru saja menyelesaikan misi saya memahami betul materi ke dua di kuliah bunda sayang yaitu Melatih Kemandirian Anak. Materi ini saya terima bertepatan dengan 13 bulan usia Maryam putri pertama saya. Saya sangat bersyukur Allah memberikan saya kesempatan membekali diri dengan ilmu di waktu yang tepat untuk memulai mengamalkannya.
Seorang anak dikatakan bayi dalam rentang usia 0 - 12 bulan. Maka hari ini, saya katakan dengan tegas pada diri saya sendiri, bahwa maryam bukan lagi seorang bayi. Saya harus memuliakannya dengan membersamainya membangun kemandirian, memerdekakannya dari mental seorang bayi.
Ada 3 poin yang menjadi indikator kemandirian anak usia 1-3 tahun, yaitu : 1. Toilet Training 2. Makan sendiri 3. Berbicara saat memerlukan sesuatu
Sejak maryam berusia 7 bulan, saya sudah mulai membiasakan maryam makan sendiri dengan makanan-makanan padat, meski saya harus merelakan berat badan maryam yang sealu dikritisi tenaga kesehatan, saya yakin bahwa bila anak saya makan dengan gembira, tanpa paksaan dan tanpa adegan “mencekoki makanan” ke mulutnya, maryam akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat. Hingga hari ini, saya masih berkutat dengan tantangan yang sama, yaitu secara konsisten menyediakan menu harian yang kira-kira disukai maryam. Begitulah adanya, maryam tampak aktif, jarang sekali sakit, namun kurus dan jarang sekali makan meski saya sudah menawarinya makan hingga 2 jam sekali.
Sebagai ibu bekerja yang tinggal di tempat kerja (saya dan suami bekerja sebagai wali asrama di sebuah asrama pelajar sma milik pemerintah provinsi) sebenarnya saya lebih leluasa mengatur waktu, namun, banyak hal tak terduga seringkali berdatangan. Saya masih mencari format terbaik manajemen waktu untuk bisa memenuhi misi-misi mulia sebagai istri, ibu, dan pendidik, ya, termasuk menyediakan menu kesukaan keluarga. Keberadaan dapur asrama yang menyediakan makanan untuk penghuni asrama 3x dalam sehari kadang membuat saya dan suami menjadikan agenda belanja harian sebagai prioritas kesekian karena kami tinggal ambil jatah makan kami di dapur saat lapar.
Keberadaan saya dalam kelas bunsay, materi-materi kelas bunsay, dan aliran rasa para ibu di IIP membuat saya semakin bersemangat memperbaiki cara saya untuk memenuhi misi ini. Bila selama ini misi saya sekedar membuat maryam makan dengan porsi yang cukup, saya naikkan tangga saya menjadi membimbing maryam makan sendiri dengan baik dan benar sebagai bagian dari kemandirian, karena maryam bukan lagi seorang bayi.
#Level2 #day1 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10Hari
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Kuliah Bunda Sayang Batch #3 Bandung 1 Sesi #2 : MELATIH KEMANDIRIAN ANAK
Fasilitator : Ahditya Marwah
10 Juli 2017 di WAG Bunda Sayang Batch#3 Bandung #1
Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?
Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.
Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.
Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.
Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?
Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.
Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.
Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?
☘Usia 1-3 tahun Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri. Contoh : ✅Toilet Training ✅Makan sendiri ✅Berbicara jika memerlukan sesuatu
🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th adalah sbb : 👨‍👩‍👦‍👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri. 👨‍👩‍👦‍👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa. 👨‍👩‍👦‍👦Komitmen dan konsisten dengan aturan
Contoh: Aturan berbicara : Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.
Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.
Aturan bermain: Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.
Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.
☘Anak usia 3-5 th Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya Contoh : ✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa. ✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya
🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb : 👨‍👩‍👦‍👦Hargai keinginan anak-anak 👨‍👩‍👦‍👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan 👨‍👩‍👦‍👦 Terima ketidaksempurnaan 👨‍👩‍👦‍👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil 👨‍👩‍👦‍👦 Berbagi peran bersama anak 👨‍👩‍👦‍👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak
Contoh : ✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak. ✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap. ✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.
☘Anak-anak usia sekolah Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.
⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.
🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah 👨‍👩‍👦‍👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya 👨‍👩‍👦‍👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri 👨‍👩‍👦‍👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak. 👨‍👩‍👦‍👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko
Contoh : ✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself) ✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.
☘Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb: 1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya 2⃣Ketrampilan Literasi 3⃣Mengurus diri sendiri 4⃣Berkomunikasi 5⃣Melayani 6⃣Menghasilkan makanan 7⃣Perjalanan Mandiri 8⃣Memakai teknologi 9⃣Transaksi keuangan 🔟Berkarya
☘3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah : 1⃣Konsistensi 2⃣Motivasi 3⃣Teladan
Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?
☘Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak 1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak 2⃣Membuat aturan bersama anak-anak 3⃣Konsisten dalam melakukan aturan 4⃣Kenalkan resiko pada anak 5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak
Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita
Salam,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
Sumber bacaan:
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014 Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi
RESUME SESI TANYA JAWAB
1. Citra : Teh adit gmana caranya ya untuk memunculkan motivasi kemandirian di usiia sekolah (sekarang anak saya umurnya 7 tahun), memang sih teh diumur batitanya waktu itu anak sy dimanja, terutama sama neneknya. Kalo sekarang sih udh mau melakukan tugas2nya tapi dalam tahap disuruh, butuh pengulangan dan mengulur waktu. Contoh misal mandi, meletakan bajunya ke tempat cuci dan meletakan handuknya kembali itu semua masih disuruh, belum ada keinginan dri diri sendiri.
Saya tadinya berencana untuk routine chart gitu teh jika misal kan berhasil dalam seminggu melaksanakan di dalam routine chart dapet reward tpi ya kecil2an. cuma apakah efektif ya? takutnya anaknya mau ngerjain karna ada reward saja 🙏.
Jawab : Teh Citra, usia anaknya hampir sama ma anak saya. Di usia segitu anak saya juga masih selalu saya ingatkan untuk tugas tanggung jawab nya. Kadang berasa sampai bosen mengingatkan😅. Trs saya mulai mengubah cara saya dengan mengubah pola komunikasi. Sekarang bukan menyuruh, melainkan mengajak melakukan bersama. Misal ketika mainan berantakan.
“Wow mainannya kemana-mana, seperti gula yang bertebaran” “Oke Bunda akan jadi semut besar, kalian jadi semut kecil. Kita akan berlomba untuk mengambil gula-gula yang berserakan”. “Siapa yang lebih dulu selesai, akan jadi juara malam ini”.
Contoh lain… Kamar berantakan
“Kakak, kamarmu artistik sekali, bagaimana kalau kita rapikan bersama, Bunda bagian kasur, kakak bagian lemari buku ya, kapan kira-kira siapnya? Bunda dikabari ya.”
Dengan pola komunikasi yang bukan sok bossy, membuat anak-anak lama-lama sadar dengan sendirinya. Itu yang saya lakukan ke anak-anak sampai sekarang. Maka pahami anak-anak ya teh, Komunikasi seperti apa yang paling produktif. ✅
2. Afina : Assalamualaikum teh Adit
Ini materi yang paling saya tunggu. Karena saya sedang fokus mengajarkan kemandirian anak di usianya yg 3 tahun (perempuan). Saya merasa cukup terlambat, walaupun tidak ada yg terlambat ya. Materi pertama tentang Komunikasi produktif, saya gunakan juga untuk melatih kemandirian anak. Tapi ya itu, saya mengalami kendala2 teknis. Atau mungkin sayanya kurang sabar ya.
1. Awal2, saya mengajarkan dia untuk memakai dan melepas pakaian sendiri ketika mandi atau buang air. Tapi kalau sedang rewel, dia maunya dipakein, dengan berbagai alasannya. Kalau lama2 saya biarkan, gak baik juga ya, dia lama2 tidak berpakaian. 2. Saya ingin mengajarkan kemandirian soal makan sendiri. Terus terang ini cukup berat. Karena anak saya tergolong susah makan, kalau dia tidak suka. Gak mungkin juga saya kasih makanan yang itu2 aja. Jadi daripada sakit yang akan lebih merepotkan dan menghabiskan waktu dan juga emosi, saya menyuapi saja. Bahkan kadang kalau disuapi juga susah, makan bisa sambil main, lari-lari, nonton tv. Padahal saya tau ini gak baik. Ada tips gak teh, tahap2 memulainya bagaimana. Sama juga kalau dia lagi rewel, dia menolak makan sendiri. Bahkan dia seringkali bilang gak mau makan. Berat badan saja sudah hampir ambang batas bawah. Sedih juga. Apa saya relakan kemandirian saja?
Oia soal latihan memakai pakaian dan makan sendiri, saya juga membuat tabel reward ‘starboard’. Jadi kalau dia berhasil melakukannya sekali, saya kasih bintang. Setelah penuh, saya akan mengajaknya bermain di tempat permainan. Tapi hanya awal2 saja ini berhasil. Sekarang sudah sulit lagi mencapainya.
Minta share pengalaman dari teteh2 yang lain juga kalau ada pengalaman seperti saya. Terima kasih
Jawab : Wa'alaikum salam teh Afina… Anaknya usianya juga hampir sama ma anak kedua saya. 3,5 tahun perempuan.
Teteh, anak-anak mengalami fase kemunduran dalam kemandirian itu sangat mungkin. Hal tersebut biasanya disebabkan beberapa faktor. Kalau anak di usia sekolah biasanya karena faktor beban tugas di sekolah. Kalau anak di bawah 5 tahun, biasanya faktor psikis, seperti punya adik lagi, perlu kasih sayang ibu/bapaknya dll. Maka carilah penyebab utama mengapa anak kita mundur kemandiriannya.
Bahkan kalau saya, ketika anak-anak sakitpun, pasti ada faktor psikologis yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turun. Sehingga pengobatan awal tidak buru-buru ke dokter melainkan menyelesaikan urusan psikisnya terlebih dahulu. Karena secara alamiah anak yang bahagia, imunitas tubuhnya naik, sehingga jarang sakit. Anak yang sering sakit juga akan berpengaruh terhadap kemandiriannya, karena kita terlalu melindunginya.
Untuk makan,,, anak saya yang kedua ini sejak usia 8 bulan saya perkenalkan dengan yang namanya BLW. Poin penting yang dipelajari untuk makan adalah dia tahu kebutuhannya sendiri. Saat MPASI, dia makan secukupnya, dan berhenti saat kenyang. Walaupun di meja masih sisa banyak. Berlanjut setelah 2 thn sampai skrg, perilakunya masih begitu. Tetap makan sendiri, kadang-kadang minta disuapi, tapi berhenti saat kenyang (walaupun masih menyisakan banyak-makanya emaknya jadi lemmu karena jadi tempat menghabiskan makanannya🙈😆).
Diatas 3 thn, siasat saya adalah meminta Naina untuk melihat porsi makanan yang saya ambil ke piringnya. Dan Naina yang bilang sudah, nah berapa banyak yg diambil, itu yg dia makan, dan mesti konsekuen dihabiskan. Jadi saya memberikan tanggung jawab baru.
Pengalaman saya pribadi, kalau kita minim komentar reaktif, anak bisa cepat mandiri. Komentar spontan semacam, “duh kok berantakan banget makannya” “Ih tumpah terus” dll.
Saya lebih banyak tepuk tangan dan memuji, berusaha cuek bebek kalo makanan berceceran. Paling nantinya 2-3x bilang, “nanti nasinya dipungut ya” atau nanti tolong makanan yang jatuh di lantai dibersihkan ya".
Tambahan,,, bisa juga dengan mengganti variasi makan dan suasana makan. Dibandingkan mengganti cara makan, dari makan sendiri menjadi disuapin.
3. Amanda-Bandung : saya berada dalam 1 kota dengan nenek kakenya anak dari sy dan suami saya. sehingga kami rutin seminggu sekali mengunjungi mereka jika tdk ada halangan, bahkan sebelumnya pernah tinggal dengan mereka sblm akhirnya ke rumah sendiri. Pada akhirnya anak saya (2 tahun 4 bulan) kalo ketemu nenek kakenya ga mau pisah, kalo pas mereka yg ke rumah kami pas pulang pasti nangis pengen ikut. dan nenek kakenya selalu kasih gadget (dimana kami ortunya membatasi sekali), seolah kami tidak begitu di dukung soal pembatasan gadget. Ada saran solusinya seperti apa supaya anak ketika bertemu dengan nene kakenya aturan yang berlaku di rumah tetap dia patuhi, atau karna umurnya masih kecil jadi itu masih hal yang wajar? terimakasih sebelumnya..
Jawab : Teteh Amanda, mau pilih yang mana? Rasa nggak enak dengan orang dewasa di sekitar anak-anak dalam hal ini kakek neneknya atau disiplin aturan anak kita yang bisa berdampak kedepannya kelak?
Ini perlu dipertimbangkan matang untuk​ menempatkan prioritas yg utama dan pertama. Kalau saya lebih memilih anak sbg yg utama dan pertama. Perasaan dengan mertua dan orang dewasa lain, itu urusan saya, dan tidak akan mengorbankan anak.
Itu saya, bagaimana dengan teman-teman lain, mungkin punya solusi yg tdk terlalu ekstrem?
Kalau saya selalu punya prinsip, tidak ada yg sukses dengan setengah-setengah.
Oiya saya ingat, baru menghadapinya ketika lebaran kemarin… ☺
Dan solusinya adalah.. Diskusi dengan suami, apa yg jadi visi misi kita.
Jalan mana yg akan kita ambil, resiko dan konsekuensinya apa.
Setelah sepakat, kami jalani. Meski keluarga banyak yg protes, namun sudah kami perkirakan dan antisipasi.
Alhamdulillah, ternyata tidak apa-apa.. hanya intrik sekejap..
Karena langsung dikomunikasikan sebelum perciknya menyala.✅
Silakan share pengalaman teman-teman disini. Bisa sebagai masukan juga.
4. Dian- Derwati : Mau tanya ttg kemandirian anak.. 1. Bagaimana melatih kemandirian anak usia dibawah 1 tahun? Anak saya usia 8 bulan plg dari mudik terlihat bedanya, dulu ketika sblm dimanja dengan enin2nya mau main sendiri, tp skrg ditinggal sendiri nangis.. 2. Apakah ad batasan membiarkan si anak nangis ketika mendisiplinkan anak? 3. Bagaiman caranya memulai toilet training utk anak dibawah 1 thn? Terutama utk pipis 🙏 apakah idealnya menunggu anak bisa bicara dulu?
Jawab : Teh Dian silahkan lihat jawaban saya pada no 2 y. Lihat faktor penyebabnya.
Teteh, bayi 0-12 bulan baru taraf sensomotorik, masih bergantung semuanya ke orang lain. Sehingga jangan buru-buru diminta mandiri, kecuali memang anak kita yg sudah minta. Anaknya menangis karena apa teh? Lihat dulu penyebab kenapa anaknya menangis y teh.
🍀Mengenai toilet training, kampanye Bu Septi di materi kemandirian anak ini sebenarnya secara implisit adalah “HENTIKAN PEMAKAIAN POSPAK” (popok sekali pakai) ke anak usia 1-3 tahun.
Saya sebenarnya bukan ibu yang anti pospak. Namun jika memang anak sudah memiliki ciri khas yang kita kenali ketika mau BAK atau BAB, maka sejak itu pospak saya lepas. Usia anak saya lepas pospak berbeda. Yang pertama lebih lama daripada yang kedua. Untuk TT nya juga berbeda usia. Yang pertama TT nya dimulai di usia sekitar 1 tahun krn udah bisa ngomong. Kalau yang kedua sekitar 1,5 tahun.
Oiya tiap ibu berbeda y…
Ini saya copas kan jawaban dari bu septi mengenai TT. 👇🏻 saya adalah ibu yang anti pospak sejak punya anak. Sehingga sejak anak-anak usia 6 bulan, sudah mulai saya latih toilet training dengan cara ditatur ( istilah jawa), secara periodik, membawa anak ke kamar mandi, dan bilang “ssst…ssst” sampai dia pipis sendiri. Bahkan saat 1/3 malam, saya bangunkan untuk di tatur lagi….
Sehingga anak-anak tidak pernah mengompol, saat pup pun disesuaikan dengan bioritme tubuhnya. kalau mereka sudah bisa merangkak, saya letakkan bebek-bebekan toilet anak, di depan kamar mandi, dan saya mulai memperagakan. Kalau mau pup, pegang perut, maka merangkak ke depan kamar mandi, dan duduk di atas bebek ya. terus menerus seperti itu, sehingga saat 1-3 tahun sudah merdeka untuk urusan yang satu ini.
Sedih kalau lihat ada anak, dibiarkan berdiri, mengejan sampai merah, kemudian ibunya tenang-tenang saja.
Saat saya tanya “ kenapa anaknya dik?”
“Nggak papa bu, udah biasa, itu sedang pup” huuffft….kebayang betapa orangtuanya malas untuk melatih anak-anak.
Setelah selesai, saya datangkan elan, untuk cerita tentang bagaiman dia melatih kucing usia 1 bulan, pup dan pee di tempatnya. Anak kucing saja bisa dilatih, lha kok kita menurunkan kemuliaan anak manusia.
5. Ai-Ciamis : Bagaimana menerapkan agar konsisten pada diri sendiri untuk mendidik kemandirian anak misal TT,Makan sendiri serta untuk melatih bertanya apa yg dibutuhkan_untuk TT saya belum kepikiran untuk menerapkan karenaa saya kerjanya shift kalo saya tinggal kerja anak samaa neneknya,untuk makan sendiri dia emang lagi aktif2nyaa lari sanah lari siniih maunyaaaa main diluar rumah sambil mainpun sekarang diaa susah untuk dikasih makan,prinsip mertua sebelum main anak harus makan dulu kalo udah makan ngapain ajaa boleh jadi urusan makan anak mertua yg nyuapin saya pernah bilang pada suami ato sama mertuaa biar makan sendiri sambil belajar kata mertua malah bilang kalo makan sendiri g beneer kalo disuapin yg dimakan banyak,anak saya belum bisa bicara banyak baru kata2 sekata2 kaloupun membentuk kalimat tapi tidak mengerti ucapannyaa…oooiya anak saya unurnyaa 21Mo…hatur nuhun teh
Jawab : Melatih kekonsistenan pada diri memang sulit tp gak mustahil untuk dilakukan. Tiap saya keluar jalur, saya kemudian selalu reminder ke diri. Ada motto yang saya tanamkan ke diri saya. Yaitu… Cancel…cancel…cancel…go away… There’s no failure, only wrong strategy.
Nah 2 motto itu dan keinginan mendalam agar kelak anak-anak saya bisa mandiri krn usia tidak ada yang tahu kapan akhirnya. Sehingga ketika saya tidak ada lagi menemani mereka walaupun masih kecil, namun mereka sudah mandiri dan bisa tidak bergantung pada orang lain.
6. Anindita : Bagaimana caranya disiplin dalam melatih kemandirian anak saat ada kakek nenek yg selalu bersedia menawarkan Bala bantuan? Jika misal kita sudah mengajarkan anak buang sampah lalu satu saat dia tidak mau dan malah lari pada kakek neneknya sambil meminta bantuan (apalagi sambil bilang “bundanya galak” deuh padahal udah bicara lelah lembyuuuttt😓) Itu kata2 apa yg kita sampaikan saat berdua sama anak untuk mengevaluasi keadaan tersebut?
Jawab : Teh Anindita… Tetapkan prioritas utama dan pertama y. Orang lain atau anak. Lihat jawaban saya diatas y teh😊
Pada saat sedang berdua dengan anak, ajak anak ngobrol dari hati ke hati. Tanyakan kenapa anak melakukan hal tsb. Jangan menjudge anak y.
7. Jadi gimana kalau anaknya ditawari makan, malah gak mau makan teh? Apakah kita jadi ngikutin anak dengan menyuapi di waktu makan? trus juga bisa masuk makanannya kalau sambil nonton tv, sambil lari2 di luar, atau main sepeda.
Mana yang harus didahulukan teh? Makan dia teratur tapi disuapi? Atau makan sendiri tapi gatau kapan dia mau makan sendiri. Heuheu
Barangkali ibu2 yang lain punya tips menghadapi tentang makan sendiri pada anak yang susah makan. Mohon sharenya ya buibu 😊
1. Kalau saya teh, saya biarkan. Mungkin pada waktu itu anak sedang tidak lapar. Bahkan kita orang dewasa ketika belum lapar dan disuruh makan, rasanya akan gimana bukan?
Namun, ketika anak tidak mau makan makanan utama, tidak boleh memberikan cemilan lain sbg pengganti makanan utama. Krn nanti anak akan mengulangi lagi krn tahu bahwa kalau tidak makan, akan diberi cemilan.
Anak saya, saya berikan waktu untuk makan. Misal jam makan siangnya. Jam 12-13. Lewat dr itu, kalau masih gak mau makan, maka skip makan siang.
Nanti malam pas jam makan malam pk 18-19 pasti dia akan minta duluan krn udah lapar😅😊
8. Bagaimana menerapkan untuk pertama kalinyaa agar saya bisa menerapkan TT,sedangkan saya kerja shift kalo diserahin kemertua sepertinya g mau repot apakah bisa menerapkan TT Ketika saya ada dirumah sedangkan ketika sayaa kerjaa anak saya pake popok??
Jawab : Teteh, udah coba pakai clodi atau training pants? Jika memang tidak ada orang dirumah yang bisa diajak kerja sama untuk melatih TT, maka bisa seperti itu teh. Pada saat teteh dirumah, lepas pospak dan latih anak untuk bisa merasakan kapan waktunya untuk ke toilet.
9. Nah teh berarti kunci utamanya dengan komunikasi ya teh. teh adit apa dengan morning routine chart itu efektif kah? saya sih lebih pengen anak ngerti ritmenya.. misalkan bangun itu harus ngapain dan ngapain.. intinya untuk semangatin. jadi nanti kalo anaknya udh mandi dan makan bisa checklist ddi chartnya.
soalnya selama ini yaa kalo misal ga lagi sekolah.. mandi ya semaunya aja gitu 😂.
dan untuk penerapan konsekuensi ya teh. contih riilnya spt apa ya teh?
Jawab : Yup.. Kuncinya memang pada komunikasi kita ke anak.
Untuk chart seperti itu, saya gak pernah pakai teh. Pas ramadhan aja pakai chart puasa dll nya. Namun untuk rutinitas nggak pakai.
Jika memang teteh melihat chart tsb efektif buat anak, bisa diterapkan. Namun sebaiknya chart tsb diisi dengan kesepakatan oleh anak. Sehingga pada saat anak tidak mematuhi chart tsb maka konsekuensi yang sudah disepakati sebelumnya bisa diterima oleh anak. Contoh yang saya pakai dirumah… Misal… Ketika mandi… Saya tanyakan ke anak, jam brp dia mau mandi. Jika tidak menjawab, baru saya tanyakan apa mau mandi jam 4 misalnya. Jika anak setuju, maka 5 menit sebelum jam 4 diingatkan. Jika lewat jam 4, belum mandi juga, baru saya ingatkan dengan konsekuensi bahwa lewat dr jam itu sudah terlalu sore untuk mandi dan akibatnya kakak gak mandi sore hari ini dan bisa gatal2. Juga selain itu ada konsekuensi lain yang sebelumnya sudah kami sepakati, misal gak boleh main game.
10. Teteh mohon beri masukan,rasanyaa sayaa masih beraaat buat menerapkan ketiga hal diatas tapi entah kapan harus memulainyaaa….karenaa saya masih tinggal serunah samaa mertuaa jadi rasanyaa sungkan kaloo untuk mendahului ato memberi masukan…jadinyaa sukaa ngegulimeet dalam hati sendiri. Malahan pas saya ungkapin nak marii kitaa belajar pipis ke toilet yaa eenya ketoileet jugaa…eh suamii malah nyambeer ah repooot.. jadinyaaa😟😟😟😩😩mungkin jugaa karena materinyaa belum sayaa ungkapin kesuami baru nanti menjelang tidur sayaa akan bicarakan dengan suami…sungguh dilemaaa masii tinggal dirumah mertuaa
Jawab : Coba komunikasikan ke pasangan y teh. Cari jalan keluar terbaik buat anak. Untuk anak kedua kemrn saya pakaikan training pants pas lagi TT. Jadi pas mau BAK memang telat ngomongnya kalau dia mau BAK namun krn memakai training pants itu, urin nya gak langsung menggenang di lantai. Namun anak bisa merasakan bahwa celananya basah dan menyampaikan ke saya bahwa celananya basah.
Ketika saya konsisten melakukan TT pada anak, gak sampe 6 bulan, anak sudah bisa menyampaikan bahwa dia mau BAK dan BAB.
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Quote
Terikat, merasa harus selesai dari berepisode-episode CERITA BOHONG. Ironis!
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
#gamelevel1 #komunikasiproduktif #BundaSayang #IIP #KuliahBunsayIIP #aliranrasalevel1
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Quote
دآئماًنشكو قلة الوقت وسرعته وليس هناك وقت للقرآة والعبادة والبر والصلة؟؟ أقول فيه وقتٌ كبير وإذا أردتَ معرفتَهُ فأغلق التقنية والتواصلات !! Kita selalu mengeluh akan sedikitnya waktu dan cepatnya ia berlalu sehingga tidak ada waktu bagi kita untuk membaca Al-Qur’an, beribadah, berbakti kepada orang tua, dan menyambung tali silaturahim? Aku katakan: sebenarnya ada banyak waktu jika Anda mengetahuinya. Tutup segala gadget dan alat komunikasi Anda!!
@kask3255 - Syeikh Khalid bin Ali Abu Khail, imam dan khatib masjid Abu Hurairah, Buraidah, Arab Saudi.
10/6/2015
(via twitulama)
Wah
(via fathiahislam)
Membiarkan Pencuri paling handal ada dalam genggaman.
87 notes · View notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Dengan atau Bersama
Hari ini saya tidak banyak berkomunikasi dengan suami, suami seharian rapat pleno penentuan penerima beasiswa dan pembinaan asrama. Komunikasi dengan maryam, alhamdulillah lancar. Hal yang mengganjal hati saya hingga saat ini sekaligus menjadi tantangan adalah, bagaimana mengelola komunikasi dengan maryam saat saya sedang bersama beberapa orang dewasa. Saya tidak tau apakah ini hanya prasangka saya atau benar begitu adanya, saya sering merasa maryam tampak tidak senang karena tidak dilibatkan dalam obrolan saya dengan orang dewasa lainnya.
Saya menemukan bahwa berbeda antara kita berkomunikasi dengan anak, atau bersama anak, saya merasa lebih sering berkomunikasi bersama Maryam ketimbang dengan Maryam, dan itu membuat Maryam sepertinya tidak nyaman.
Pekerjaan saya sebagai pembina di Asrama memang membuat saya banyak berinteraksi dengan binaan saya. Saya sudah berpikir tentang beberapa solusi, namun saya belum bisa melaksanakannya dengan optimal. Semoga Allah memudahkan saya untuk terus muhasabah dan menjadi lebih baik dari hari kehari.
#level1 #day7 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Jangan Marah Umi, Bagimu Surga
Hari itu, saya harus menunggu suami saya pergi menjemput antar adiknya yang akan menginap di rumah kami. Saya dan Maryam lebih tepatnya, menunggu di Bank karena sebelumnya memang ada urusan yang perlu kami selesaikan.
Cukup lama saya menunggu, tantangannya, maryam tidak mau saya ajak menunggu di dalam ruangan sejuk ber-AC. Kami sudah mencoba eksplor sana-sini, mulai dari memainkan daun-daun tanaman hias, mencorat-coret brosur, sampai menarik-narik kabel stand-pen, Maryam bosan. Akhirnya kami keluar, bapak penanggung jawab parkir sudah menawari kami duduk, Maryam ternyata bosan diajak duduk-duduk.
Cuacanya terik sekali, berbagai pikiran negatif sempat berkelebat di kepala saya. Perasaan kesal sempat berusaha mendominasi. Saya pun mengajak diri saya bersepakat, “hei, ini tantangannya, namanya tantangan ‘Laa taghdhob walakal jannah’. Kamu bisa”. Saya tawakkal pada Allah, saya berdoa "Ya Allah, bantu saya, sungguh itu teramat mudah bagiMu yaa Rohim". Pembawaan diri saya langsung ceria. Maryam pun bisa menangkap resonansi perasaan saya yang menyenangkan, Maryampun tersenyum seolah-olah bilang, “Ayo umi, kita main!”
Saya tidak yakin, saya bisa mengajak maryam bermain di tengah suasana terik ditambah bau jalan, suara bising kendaraan lalu lalang, tanpa kesepakatan dengan diri saya sebelumnya. Tidak lama kemudian suami saya datang, bahagia rasanya bisa menyambutnya dengan senyum tanpa keluh kesah.
Tidak mudah menahan marah, apalagi berkali-kali, maka saya benar-benar merasakan, saya jadi faham mengapa Nabi saw sabdakan, ia adalah buah dari tawakkal dan balasannya setinggi surga.
#level 1 #day6 #tantangan10haru #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
1 note · View note
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Bukber
"Besok kita jadi bukber ya, di tempat yg kemarin udah aku reserved" Aku menutup aplikasi line setelah memastikan teman segrup mengiyakan. Beralih ke aplikasi kalender: besok bukber jurusan, lusa bukber unit, weekend bukber sma. Melewati tengah ramadhan, ajakan bukber masih saja padat. Sebelum pada pulang kampung katanya. --- Namun malang, ternyata aku yang lebih dulu 'pulang'. Bukber hari itu ditiadakan. Teman-temanku berombong datang ke rumahku. Teman dekatku menangis, yang lain matanya sembab. Lalu apa? Semua grup line yang aku ikuti berisikan ribuan ucapan belasungkawa terindah. Post berisikan wajahku dgn caption kenangan terbaik ramai memenuhi instagram. Oh belum lagi ratusan notifikasi ucapan kangen dan tidak percaya aku telah tiada yang membludak di kolom komentar instagramku. Dan papan bunga dengan namaku yang berdiri di depan gerbang kampus tercinta. Lihat, begitu banyak orang yang mencintaiku. Tidak sia-sia aku sering menghabiskan waktu bonding dengan mereka, bukan? --- I wish I could say that. Namun kehidupan akhirat nyatanya tidak seindah itu. Ucapan belasungkawa, post instagram, serta komentar kangen mereka di media tidak cukup kuat untuk menembus ke bawah tanah ini. Aku bahkan tidak tahu menahu itu ada. Ratusan teman dan rekan di kampus katanya. Aku di gelapnya kubur menunggu cahaya doa dari mereka-mereka yang lama kuhabiskan waktu dengannya. Namun berapalah titik cahaya yang datang langsung dari doa di atas sajadah, bukan di atas keyboard? Mungkin hitungan jari. Atau kurang. Kemana kalian? Bukankah kita sudah terlampau sering melakukan bonding bersama? Bercanda dan terbahak bareng, nonton bareng, makan bareng, jalan bareng, kegiatan ini kegiatan itu, dan kau juga sudah menyebutku sebagai keluarga, ingat? Atau memang selalu dan hanya akan sebatas ini sejak dulu. Yang hidup di dunia akan tetap berkutat dengan dunianya. Sedikit demi sedikit kenangan tentangku akan lenyap dihanyutkan kesibukan dunia. Sebulan, setahun, lalu habis. Dan tinggallah aku yang kan pergi mempertanggungjawabkan diri di akhirat. Sendiri. Kalaulah dahulu diperlihatkan seintip kehidupan akhirat yang nyata, Pastilah aku akan memilih bonding dengan Sang Pencipta dibandingkan dengan makhluk-Nya. Akan menggantikan belasan bukber yang sering tercampur bumbu ghibah itu dengan dzikir petang atau berkumpul dengan keluarga. Akan menggantikan tidur sehabis subuh itu dengan dzikir pagi. Akan menggantikan waktu marathon film itu dengan marathon hafalan Al-Quran. Dan tentu tidak akan menyia-nyiakan bulan Ramadhan ini dengan amalan sekedarnya. Bahkan tanpa diperlihatkan pun sebenarnya aku tahu, namun sering berpura lupa dan acuh mengabaikannya. Hingga waktuku habis dan datanglah hari penyesalan ini. --- Apalah artinya banyak tertawa bersama makhluk, jika menjadikan kita lupa untuk menangis kepada-Nya “Andai kalian tahu apa yang aku tahu, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR Bukhari dan Muslim) #selfreminder #ceritapendek EPILOG: Kudengar bukber di hari 'kepulanganku' itu diundur menjadi minggu depan. Tak ada yang berbeda, hanya berkurang satu kursi dari meja. Ternyata tanpaku pun mereka tetap bisa ramai dan banyak tertawa. Penulis: Mutia Ayu C.
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Bahagia Berbalas Bahagia
Hari ini adalah hari yang menantang bagi saya. Saya mengalami migrain dari kemarin, hari ini migrain itu tidak kunjung berkurang. Maryam bangun lebih pagi dari biasanya, saat saya belum "makan kodok" apalagi mandi dan makan nasi -karena saya sedang haram berpuasa-, saya pun meledak. Maryam sulit sekali diajak tidur siang, saat suami pulang ia masih sibuk melayani pertanyan para peserta penerimaan siswa baru lewat handphone, rasa rindu saya menjelma jadi tumpukan rasa yang sulit keluar dengan kata-kata. Saya menjadi pihak yang kehilangan "produktifitas" saya dalam berkomunikasi siang itu. Kepala dan perut saya seperti dipelintir. Nalar saya bicara bahwa saya hanya butuh makan dan istirahat sejenak, tapi 2 hal itu tidak bisa saya lakukan dengan optimal. Saat saya mencoba makan pagi sekaligus siang bersama maryam, maryam berkali-kali merebut sendok yang saya pegang, sendok pertama saya biarkan lalu saya ambil sendok yang lain, hingga ada 3 sendok ditangan maryam, saya sempat bicara agak tinggi dihadapan maryam, saya pun mulai makan sambil menangis. Ya, menangis lebih baik daripada saya lanjutkan luapan emosi saya dengen marah-marah. Titik klimaks itu membuat suami saya mengerti, bahwa saya butuh posisi "back stage". Ia pun menggendong maryam dan membawanya keluar, Ia menitipkan Maryam pada salah satu murid kami yang sudah biasa kami percaya menghandle maryam di saat-saat mendesak, karena suami juga sedang diburu-buru agenda rapat siang itu. Namun, Ia kembali masuk ke rumah, menyediakan pundak dan telinganya buat saya. Sungguh saat yang berharga ditengah kesibukan suami saya menjalankan tanggung jawabnya, saya berupaya sekuat tenaga mengendalikan diri, mengingat kembali poin produktifitas yang sedang jadi tantangan saya, "Clear and Calrify". Saya berupaya berbicara dengan jelas, menjelaskan apa yang saya rasakan sejak kemarin, respon yang suami saya berikan, betul-betul menenangkan. Momen itu berlangsung kurang dari 5 menit, tapi saya menjadi tenang. Saya menangis lagi karena menyesal berbicara tinggi pada Maryam. Setelah makan, saya berusaha melakukan hal yang membuat saya "segar" kembali, seperti berwudhu meskipun tidak menyucikan dan menyikat gigi. Saya harus mengembalikan produktifitas saya. Saya kembali bersama maryam, menyambutnya dengan wajah ceria dan suara gembira. Melihat maryam tersenyum lebar sambil mencondongkan tubuhnya ke arah saya sungguh membahagiakan. Sore itu, ternyata sore yang tidak mudah bagi suami saya. Saya berusaha bergabung dengan aktivitas anak-anak dan suami saya. Saya bantu suami saya yang mendadak harus memastikan penyediaan ta'jil dan makan malam bagi sekitar 40 anak dan orang tua yang akan mengikuti tes tulis esok harinya. Saat saya tahu dia hampir tak kebagian menu ta'jil dan lauk makan malam, saya coba buatkan seoptimal yang bisa saya lakukan. Saya sangat bahagia melakukannya, suami saya pun tampak bahagia melihat istrinya sudah stabil dan kembali produktif, termasuk dalam berkomunikasi. Sungguh benar apa yang Rosulullah saw pernah sampaikan dalam hadist beliau, saya tidak ingat kalimat lengkapnya, tapi kurang lebih maknanya adalah, bahwa bila seorang Muslim berupaya menyebabkan kebahagiaan di hati musli lainnya, Allah akan berikan kebahagiaan baginya. Saya meyakini bahwa kebahagiaan berada 1 level di atas kesenangan. #level1 #day5 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
0 notes
fatheladan-blog · 8 years ago
Text
Jangan Pernah Berhenti Memulai Kembali
Jatuh bangun. Itu yang saya kira dialami oleh banyak ibu dalam game tantangan 10 hari komunikasi produktif kuliah Bunda Sayang. Proses ini, akan berlangsung sepanjang hayat, proses ini akan mengukir akhlak sosok yang digelari "madrasah pertama" bagi 1 generasi anak-anak manusia. Tidak semudah membiasakan diri lari pagi setiap hari, berlatih untuk terus menerus menjadi pribadi yang positif jauh lebih menantang. Ini lebih dari sekedar game, ini adalah proyek perubahan besar. Jiwa para ibu adalah jiwa dirumahnya. Jiwa yang meng"hidup"kan jiwa-jiwa lain di rumahnya. Jiwa yang mengakselerasi kebaikan-kebaikan jiwa-jiwa di dalam rumahnya. Hari ini, saya tidak banyak mengalami hal istimewa. saya merasa berpindah dari tantangan ke tantangan yang lain. Menundukan diri sendiri, dari pikiran negatif, dari emosi yang bergejolak. Saya akan terus berusaha sekuat tenaga, agar selalu menjadi beruntung, beruntung karena bisa berbuat lebih baik baik dari hari sebelumnya. Semangat ibu, jangan pernah berhenti memulai kembali, dengan lebih baik. #level1 #day4 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip
1 note · View note