Tumgik
fatmahasanah · 3 months
Text
Nasihat yang Tidak Populer
Untuk adik-adik di sini yang sedang memantau takdirnya akan menikah dengan siapa dengan perasaan cemas dan gelisah :
Seburuk-buruknya kamu menilai dirimu sendiri, teruslah berdoa untuk bisa mendapatkan pasangan yang terbaik - yang sebaik baiknya, nggak usah tanggung-tanggung mintanya, benar-benar yang sebaik-baiknya.  Dan aku turut mendoakan, agar jika doa itu terkabul, kamu tidak memiliki perasaan tidak layak. Kamu layak! @kurniawangunadi
2K notes · View notes
fatmahasanah · 4 months
Text
Pesan Untukku di Masa Depan
Hai diri.. Apa kabar? Sedang bahagia? Atau bersedih?
Jika bahagia, Alhamdulillah. Karena sejatinya kita harus bahagia menjalani hidup yang ditakdirkan oleh Allah. Bersyukur adalah kuncinya. Janji Allah jika kita bersyukur, maka Allah akan tambahkan nikmat kepada kita. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan hal-hal kecil. Meski hanya bisa makan nasi lauk tempe..
Hai diri.. terkadang dunia memang tidak adil untuk kita, tapi itulah seni dalam hidup. Hati yang patah akan menjadi jalan cahaya Allah yang masuk ke dalam hati kita. Jika hari ini kamu merasa sedang terpuruk, nikmati. Yakin hari-hari berat ini pasti akan terlewati. Yakin Allah itu adil. Tak mungkin membuat hari-harimu hanya menjadi hari yang berat. Allah itu sangaaat sayang kepada hamba-hambanya. Termasuk dirimu. Bahkan sayangnya Allah melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Inget deh cerita Nabi Muhammad saat perang, ada bayi yang terlempar di tengah peperangan, kemudian seorang ibu menolongnya. Sungguh pengorbanan ibu yang terkadang tidak masuk akal. Rela berkorban nyawa demi anaknya. Kata Rasulullah cinta Allah kepada hambanya melebihi rasa cinta ibu itu kepada anaknya. Sesayang itu Allah sama kamu. Jika Allah sesayang itu sama kamu, adakah alasan untuk membenci dirimu? Allah yang menciptakan aja sesayang itu sama kamu. Kenapa dirimu malah banyak mengutuki kelemahan dirimu?
Ah ya kelemahan diri adalah kekuatan untuk semakin mendekat kepada Allah. Minta tolonglah kepada Allah saat dirimu merasa lemah, bukan malah merutuki atau membenci diri sendiri. Bersyukurlah dengan kelemehanmu yang membuatmu bergantung kepada Allah. Karena jika kamu kuat, memiliki segalanya bisa jadi akan seperti Fir'aun yang sombong dan merasa semua bisa dilakukan sendiri..
Hai diri.. bersabarlah dengan apapun yang sedang ada disekitarmu. Sabar memang berat, tapi ingat tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Kesabaran dan kebaikan apapun akan Allah balas. Teringat suatu cerita. Seorang syekh yang melihat wajah seseorang perempuan yang bercaya. Hingga syekh tersebut penasaran. Apakah amalan yang dilakukan hingga bisa membuat wajahnya begitu bercahaya. Lantas Syekh itu menanyakannya. Ternyata perempuan tersebut tidak memiliki amalan apapun, ngaji, sholat dilakukan seperti pada umumnya. Namun, ia bisa bersabar saat suaminya meninggal dan diikuti oleh kedua anaknya yang ikut meninggal. Masyaallah..
Hai diri.. apapun perasaanmu hari ini semoga bisa menjadi jalan yang semakin mendekatkan dirimu kepada Allah.. Semangat!!! Allah selalu bersamamu. Allah tak akan pernah meninggalkanmu..
0 notes
fatmahasanah · 5 years
Text
Membangun ketangguhan keluarga dari rumah
Berbicara tentang keluarga adalah berbicara tentang segala hal “yang pertama”. Tempat pertama untuk bertumbuh. Tempat pertama untuk belajar bagi setiap individu. Keluarga merupakan rumah yang memberikan tidak hanya dukungan fisik namun juga emosional. Keberfungsian sebuah keluarga tidak hanya akan berdampak pada seorang individu, namun juga berdampak pada kehidupan masyarakat secara umum. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga disebut-sebut sebagai institusi yang paling tangguh (Defrain & Asay, 2007). Lalu, di tengah kehidupan modern yang sangat dinamis sekarang ini, seperti apa sesungguhnya keluarga yang kuat itu?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John Defrain pada banyak keluarga di berbagai negara,
terdapat empat karakteristik yang menunjukkan karakteristik keluarga yang kuat. Keempat hal tersebut yaitu:
Adanya apresiasi dan afeksi yang ditunjukkan dengan adanya kepedulian serta penghargaan di antara anggota keluarga, rasa persahabatan, juga memiliki selera humor dalam kesehariannya
Komitmen untuk saling percaya, saling bergantung, mengutamakan kejujuran, kesetiaan, dan kemauan untuk saling berbagi.
Mengembangkan komunikasi yang positif dengan cara saling memberikan compliment, berbagi perasaan, menghindari sikap saling menyalahkan, mampu untuk berkompromi, dan bersikap asertif.
Menikmati waktu bersama dengan pertemuan yang berkualitas dan dalam waktu yang cukup.
Memiliki kesejahteraan spiritual dengan mengembangkan nilai-nilai hidup bersama.
Memiliki kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif. Keluarga yang kuat mampu melihat krisis sebagai tantangan dan kesempatan untuk berkembang bersama.
Keluarga yang kuat merupakan rumah yang baik bagi anak-anak untuk tumbuh dengan baik. Namun demikian, keluarga yang kuat tidak berarti keluarga yang sempurna. Keluarga yang kuat adalah keluarga yang memilih untuk menghadapi setiap kesulitan sehingga bisa terus berproses untuk berkembang. Keluarga yang kuat fokus untuk memastikan setiap fungsi yang ada dalam keluarga bisa berjalan dengan baik. Hal ini berarti keluarga yang kuat tidak selalu yang memiliki struktur yang lengkap. Sebagai contoh, keluarga dengan orang tua tunggal tetap bisa menjadi keluarga ketika setiap anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan baik (Defrain & Asay, 2007).
Keberfungsian setiap anggota keluarga salah satunya ditentukan oleh kondisi kesehatan mental setiap anggota keluarga. Hal ini dikarenakan adanya keterikatan antar setiap anggota keluarga. Misalnya jika salah satu anggota keluarga hanya fokus pada permasalahan keluarga, maka yang lain pun hanya akan fokus pada masalah. Namun jika bisa melihat pada potensi kekuatan yang dimiliki keluarga, maka yang lain pun demikian (Defrain & Asay, 2007).
Berikut ini merupakan cara untuk memperkuat dan menjaga kesehatan mental keluarga (Iqbal, M, 2018):
Memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta menjalankan syariat agama. Agama merupakan panduan dalam hidup. Dengan pemahaman agama yang baik, kita punya landasan yang kuat dalam menjalani hidup dan tidak semata berorientasi pada dunia tetapi juga akhirat.
Menjalankan pola hidup yang sehat dan seimbang. Fisik dan psikis tidak dapat dipisahkan. Makanan yang sehat, olahraga yang teratur, hingga berlibur dapat memperkuat kesehatan mental.
Menjalin hubungan sosial dengan masyarakat. Dengan bergaul dengan masyarakat, setiap anggota keluarga dapat belajar dinamika dalam kehidupan. Hidup pun akan lebih bermakna dengan mengikuti berbagai kegiatan sosial.
Senantiasa terus belajar. Dengan banyak menuntut ilmu -membaca buku, menghadiri majelis ilmu- kapasitas seseorang dalam menghadapi persoalan hidup akan semakin baik. (ay)
Sumber: DeFrain, John & Asay, Sylvia. 2007. Strong families around the world: An introduction to the family strengths perspective. Marriage & Family Review. Vo. 41, no.½, pp. 1-10
Iqbal, M. 2018. Psikologi Pernikahan. Jakarta: Gema Insani
SUPERMOM’s NOTE Edisi #psycorner 2 Desember 2019
Fanpage FB : https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/
Twitter : https://twitter.com/supermom_w
Instagram : https://www.instagram.com/supermom_w/
Tumblr : http://supermomwannabee.tumblr.com/
WhatsApp: +6281904714215
168 notes · View notes
fatmahasanah · 5 years
Text
Sahabat perempuanku dulu pernah berkata. Katanya, kalau dapat laki-laki yang baik agamanya itu bersyukur banget. Karena dia paham, bahwa bila cinta ia akan memuliakan perempuannya, dan jika marah ia tidak akan menghinakannya.
Saat mendengar itu, aku tau apa yang dia inginkan. Semoga saja semua lelaki bisa memahami hal ini.
El Isbat
“Pilihlah lelaki yang Baik Agamanya, Jika marah tidak akan menghina. Bila cinta akan memuliakan.” — Imam Hasan Al Basri
908 notes · View notes
fatmahasanah · 5 years
Text
Tumblr media
Ketika Perempuan (Paling) Shalihah Berkeluh Kesah
Oleh: Yunda Fitrian
“Ah, emak-emak depresi itu kurang iman aja!”
Kadang ada orang yang menganggap depresi atau stres tingkat tinggi itu karena kurang iman. Kurang ibadah. Kurang ngaji.
Saya tidak punya cukup ilmu untuk menilai. Tapi saya ingin berbagi sesuatu yang saya dapat setelah merenungkan kisah seorang perempuan penghulu surga.
Perempuan terbaik, paling shalihah di zamannya; Maryam binti Imran. Bunda dari Nabi Isa Alayhissalam.
Alquran mengabadikan ucapan Maryam saat hendak melahirkan Isa alayhissalam. Sebuah kalimat yang menyiratkan beban mental begitu berat.
Sebuah kalimat yang menurut saya, terlalu tabu untuk diucapkan. Apalagi oleh seorang perempuan yang menjadi pemimpin perempuan surga. Kalimat yang mungkin kalau diucapkan di hadapan emak yang gak empati, responnya persis sama dengan kalimat yang saya tulis di awal tadi :D
Allah mengabadikan ucapan curhat Maryam itu dalam Alquran. Ucapan yang memang hanya Maryam ucapkan dalam kesendirian, bukan di hadapan kaumnya apalagi di medsos yak. Ucapan tersebut tertulis dalam surat Maryam ayat 22-23.
“Dan kisahkanlah di dalam Kitab (Al-Qur’an) tentang Maryam, ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Rasa sakit hendak melahirkan membawanya pada pohon kurma, ia berkata: “Oh, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tak berarti dan dilupakan.””.
Saya membayangkan duka hati Maryam. Seorang gadis yang beribadah siang dan malam di Baitul Maqdis. Semua orang hanya mengenalnya sebagai seorang perempuan shalihah.
Lalu tiba-tiba ia hamil tanpa suami? Apa kata dunia??
Maryam tahu tak akan ada yang percaya. Hanya Zakariya dan istrinya, yang yakin akan kebenaran cerita Maryam.
Setegar-tegarnya Maryam, setinggi-tingginya iman Maryam, gadis itu tetap hancur hatinya mendengar omongan orang.
Itu Maryam, perempuan paling shalihah pada zamannya. Paling banyak zikirnya. Paling bagus ngajinya. Paling tebal imannya. Jangan ditanya ibadahnya.
Bisa-bisanya perempuan seshalihah itu akhirnya berkeluh kesah? Bahkan sampai berucap mengharap kematian?Hanya karena omongan orang?
Betapa begitu besarnya pengaruh kalimat tuduhan, nyinyiran, dan penghakiman terhadap batin seorang Maryam.
Maryam sang manusia pilihan masih bisa merasakan sakit hati, pilu terhadap pandangan orang.
Bahkan sampai berandai mati saja. Dilupakan orang. Dianggap tak pernah ada. Daripada harus menghadapi dunia yang tak berpihak padanya.
Di situlah saya tersadar. Maryam, perempuan shalihah yang imannya tak mungkin diragukan itu, hanya manusia biasa.
Manusia, diciptakan Allah dengan fitrah rasa. Punya emosi dalam jiwa. Keberadaan iman tidak meniadakan gejolak emosi manusia. Melainkan mengarahkannya untuk mengelola segala rasa dalam taat padaNya. Tapi sekali lagi, bukan menghilangkan semua emosinya. Inilah bedanya manusia dengan malaikat.
Butuh waktu bagi manusia untuk mengelola emosi jiwa dan buncahan rasa. Ada proses yang perlu dilewati, bukan dalam sekejap mata.
Ah, entah mengapa setelah membaca kisah Maryam, saya tak sampai hati menyimpulkan perempuan yang depresi itu kurang iman.
Justru bisa jadi episode depresi yang mereka alami, adalah cara Allah menaikkan mereka ke derajat yang lebih tinggi. Atas jihad mereka mengelola hati.
Siapa tahu, sakit hati yang mereka rasa, adalah jalan menuju surga. Sebab gugurnya dosa. Sebab pahala atas lelah jiwa.
Jangan-jangan saya yang ujiannya biasa-biasa saja, sedang jalan di tempat belok kiri dikit masuk neraka, hiks naudzubillahimindzalik..
Kembali ke kisah Maryam. Setelah curhatan duka tersebut, Allah pun langsung meresponnya.
Ternyata bukan dengan menghardik Maryam karena ia mengeluh berandai mati saja. Allah tidak bilang, “Eh Maryam, gak boleh ngomong gitu! Mana iman kamu?!”.
Tidak.
Allah Maha tahu, manusia yang ia ciptakan sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Sedang kalut dengan emosi yang mengaduk jiwa.
Allah Maha tahu, yang dibutuhkan Maryam saat itu bukan omelan. Bukan nasihat. Tapi dukungan. Ketenangan.
Apa yang Allah lakukan?
Surat Maryam ayat selanjutnya, 24-26.
“Kemudian Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyang-goyangkanlah pelepah pohon kurma itu ke arahmu niscaya akan gugur buah-buah kurma yang telah masak itu kepadamu. Maka makanlah dan minumlah, dan senangkanlah hatimu. Jika kamu melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar kepada Yang Maha Pengasih untuk berpuasa, maka aku takkan berbicara kepada seseorang pun pada hari ini.””
Allah mengutus ‘konselor’ berupa malaikat Jibril untuk memandu Maryam. Menghalau kesedihan dan menuntunnya fokus pada kekuatan yang masih ia miliki. Perintah untuk menggoyang pelepah pohon kurma untuk menjatuhkan kurma matang adalah cara Allah membuat Maryam percaya dirinya masih punya daya.
Selanjutnya Maryam diminta makan dan minum, serta menyenangkan hatinya. Menurut saya, ini solusi yang sangat manusiawi!
Maryam yang sedang tenggelam dalam rasa sakit karena melahirkan, emosi sedih membayangkan tudingan kaumnya, diberikan kesempatan untuk makan dan minum. Setelah terselesaikan kebutuhan pokoknya tersebut, barulah Allah menyuruh Maryam menyenangkan hatinya.
Selama Maryam menata hati, Allah beri ia kesempatan untuk menenangkan diri, memenangkan pertempuran batinnya dengan berpuasa. Maryam diperintahkan untuk berpuasa dan tidak berbicara. Tidak membantah apapun komentar negatif kaumnya.
Masya Allah.
Membaca kisah ini sungguh membuat saya merasakan kasih sayang Allah. Bahwa Dia tak pernah meninggalkan hambaNya. Tidak pernah membebani di luar batas kemampuan hamba Nya. Bahwa Allah sangat memanusiakan manusia.
Bahwa ungkapan kesedihan, merasa tak ada harapan, bukanlah pertanda hilang iman. Melainkan pertanda bahwa yang mengucapkannya hanyalah manusia. Ciptaan Allah yang dibekali fitrah rasa. Makhluk yang membutuhkan perlindungan Robb-nya.
Maka jika ada emak yang curhat kelelahan, sedih, sampai punya keinginan menyakiti diri sendiri atau anaknya, jangan buru-buru menghakiminya kurang iman.
Ajaklah ia duduk nyaman, fokus pada kekuatan yang masih dimilikinya. Bawakan makan, minum, dan senangkan dulu hatinya. Baru bantu ia menata emosinya.
Jika sang emak curhatnya di medsos, gak usah nimbrung komentar nyinyir. Cukup diinbox, diwapri, diajak ngobrol personal aja. Kalau benar-benar peduli dan sayang padanya.
Sebab kita tak pernah tahu, Allah mungkin sedang menaruh perhatian padanya. Sedang mengamati siapa yang akan ikut dapat pahala dalam skenario ujian seorang hamba. Siapa yang ikut menolong dengan tulus dan siapa yang hanya ikut menjatuhkan sesama.
Wallahu a'lam bishshawab. Semoga Allah kuatkan semua ibu yang sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Makan, minum, dan bersenang hatilah, Bunda. Sebab Allah sedang membukakan jalan menuju surga. InsyaAllah.
Yunda Fitrian, Sahabat Ibu Berdaya
195 notes · View notes
fatmahasanah · 5 years
Photo
Tumblr media
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya .
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.
Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an.
Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu.
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu.
Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad .
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya . Seperti Ummu Habibah . Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya .
Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya :
“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam ! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu . Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu . Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya . Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin !”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i .
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman .
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu .
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak .
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan .
Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani .
Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.
~ Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses . Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu . Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu .
Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri . Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor . Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia .
Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999
Semoga terinspirasi…
✍🏻 WA BIS ( Belajar Ilmu Syar'I Akhwat )
🍂🍃Untuk para ibu dan calon ibu
4K notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Text
Tumblr media
Yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah untuk kita. Yang tidak baik menurut kita, belum tentu tidak baik menurut Allah untuk kita.
Yang kita cela, mungkin saja takwanya lebih hebat dibanding kita. Yang kita puji, mungkin saja takwanya tidak lebih hebat dari yang kita duga.
Yang kita suka, mungkin karena kita belum tahu saja keburukannya. Yang kita tidak suka, mungkin karena kita belum tahu ketulusan hatinya.
Yang kita impikan, bisa jadi bukan impian yang sesuai dengan kemampuan kita. Kita yang terkadang terlalu mengada-ada. Yang kita abaikan, bisa jadi adalah yang paling sesuai untuk hidup kita. Kita hanya belum bisa memahaminya.
Yang kita mau, terkadang lebih kepada keinginan-keinginan, bukan kebutuhan. Yang kita jarang sadari, terkadang itulah memang garis kebutuhan kita, agar tidak melampaui batasnya.
Itulah hidup, sahabat. Jangan kufur, jangan menjudge seenaknya, jangan mengeluh, dan janganlah bersedih.
El Isbat
1K notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Text
💍 Perencanaan dalam Pernikahan 💍
Pendaftaran BIAS #12 DITUTUP
Terima kasih atas atensi Moms yang telah mendaftar BIAS #12. Bagi yang belum mendapatkan kesempatan, jangan sedih ya, insyaa Allah kita bisa bersilaturahim di BIAS berikutnya 😉
🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸🔸
💞Assalamu’alaikum, Moms Dads, Supermom’s Note edisi #seninbersamabuku kembali hadir untuk melanjutkan sharing buku tentang psikologi pernikahan. Kali ini kita akan membahas terkait bagaimana perencanaan yang baik dalam sebuah pernikahan. Nah, seberapa penting sih perencanaan pernikahan itu? Apakah merencanakan pernikahan sebatas tentang gaun pengantin dan tema yang akan digunakan saat resepsi nanti?
💞Perencanaan dalam pernikahan ternyata jauh lebih kompleks dan tentu saja tidak sebatas dalam penyelenggaraan pesta pernikahan. Perencanaan tersebut justru lebih jauh tentang bagaimana kehidupan pernikahan itu akan berlangsung nantinya. Perencanaan ini penting karena ternyata dengan perencanaan yang baik dapat meminimalkan risiko perceraian dan juga bisa sebagai sarana untuk mengembangkan potensi positif baik suami maupun istri dalam mencapai tujuan dari pernikahan itu sendiri. Dari cukup tingginya angka perceraian di Indonesia (365.633 pada tahun 2016), diketahui bahwa salah satu pemicunya adalah lemahnya perencanaan dalam pernikahan.
💞Pada dasarnya, inti dari perencanaan pernikahan adalah memberi jawaban atas pertanyaan 5W + 1H sehingga apa yang diinginkan dan tujuan pernikahan dapat diwujudkan dengan baik. Nah, berikut ini beberapa hal penting yang harus direncanakan dalam pernikahan:
1. Figur keluarga impian Kita perlu menentukan figur keluarga yang diinginkan seperti apa sehingga kita akan lebih mudah dalam membangun visi dan misi keluarga dan juga memiliki dasar keluarga yang kuat. Figur ideal bisa datang dari mana saja, misalkan keluarga, kerabat, tokoh atau rujukan agama (keluarga nabi dan rasul). Sebagai muslim, penting sekali untuk memiliki figur keluarga sakinah karena tujuan akhir pernikahan selain kebahagiaan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Perencanaan dalam memilih pasangan Perencanaan pernikahan ternyata dimulai dari bagaimana kita menentukan kriteria pasangan kita nanti. Dalam memilih pasangan, faktor agama, perbedaan sosial dan budaya, serta kesamaan visi hidup perlu menjadi bahan pertimbangan agar  mudah beradaptasi nantinya. Beradaptasi disini maksudnya adalah bagaimana nanti menjalani kehidupan sehari-hari dengan pasangan kita berdasarkan perbedaan-perbedaan yang pasti ada.
3. Persoalan keuangan Persoalan ekomoni menjadi variabel yang sangat penting karena kondisi keuangan akan mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku seseorang. Pasangan suami istri perlu memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan sehingga mampu mengelola dan memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan hiburan bagi anggota keluarga. Jumlah penghasilan harus disesuaikan dengan pengeluaran. Oleh karena itu, sebelum menikah, alangkah baiknya membekali diri dengan pengetahuan terkait pengelolaan keuangan keluarga.
4. Perencanaan dalam karier dan pekerjaan Kedua belah pihak perlu mendiskusikan terkait rencana karir masing-masing sebelum melangsungkan pernikahan. Hal ini penting agar dapat dilakukan penyesuaian jika ternyata arah perkembangan karier suami dan istri saling berbenturan. Ada banyak kasus, pasangan suami istri memilih berpisah atau menjalani pernikahan jarak jauh (long distance relationship) dikarenakan tidak adanya komunikasi terkait rencana karier masing-masing. Jika memang ada kendala terkait karier, kedua belah pihak perlu mendiskusikannya dan harus ada yang berkorban demi keutuhan keluarga.
💞Demikian, semoga bermanfaat. Pembahasan lain tentang buku Psikologi Pernikahan ini akan dilanjutkan pada edisi #seninbersamabuku selanjutnya. (ay)
📚Sumber: Iqbal, Muhammad. (2018). Psikologi Pernikahan. Jakarta: Gema Insani
🌷SUPERMOM’s NOTE🌷 Edisi #seninbersamabuku 18 Maret 2019
🔖 Email: [email protected] 🔖 Fanpage FB: https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/ 🔖 Twitter: https://twitter.com/supermom_w 🔖 Instagram: https://www.instagram.com/supermom_w/ 🔖 Tumblr: http://supermomwannabee.tumblr.com/ 🔖 WhatsApp: http://bit.ly/supermomwannabe
65 notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Text
Tekanan ain dan hasad manusia itu bisa sangat terasa ketika Anda sering menceritakan kesuksesan atau kebaikan yang terhubung pada Anda. Entah keluarga Anda yang harmonis, perdagangan Anda yang beruntung, proyek Anda yang sukses di sana sini, berhasil travel ke sana kemari, dan seterusnya.
Terlalu banyak menjelaskan tentang diri sendiri itu tidak baik bagi kesehatan jiwa sendiri maupun orang lain. Silakan sukses namun ingat bahwa di antara teman dunia maya kita mungkin banyak yang tidak sesukses kita (misalnya). Sehingga kian banyak cerita, kian keruh hati sebagian orang. Jangan salahkan sesiapa kelak jika dada sendiri terasa sesak, seolah banyak pihak yang tidak sukai kita. Padahal kita orang sukses.
Tetaplah sebar kebaikan dan inspirasi. Tapi mari sedikitkan bercerita tentang ‘aku’. Ada istri orang jadi benci suaminya karena Anda mempesonakan bahwa Anda terideal. Ada suami orang merasa futur dan dengki, karena Anda mempesonakan diri di hadapan mereka melalui medsos bahwa Anda sukses, mereka tidak!
Kalaupun mau cerita tentang ‘aku’ , maka niatkan yang baik. Usahakan tidak ada niatan bahwa 'kalian tak sesukses saya’. Semua nikmat dunia akan lenyap. Jika tidak bermanfaat dan menjaga hati manusia, maka hendaknya selalu tahan mengatakan tentang 'aku’.
Ustādz Hasan al Jaizy, Lc hafidzahullāh
658 notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Photo
Tumblr media
Antara Pencarian dengan Ketenangan
Dalam hidup ini, manusia pasti tidak luput dengan pencarian. Mencari segala sesuatu untuk memperoleh tujuan tertentu. Mencari rezeki hingga bekerja keras, supaya hidup diliputi kekayaan. Mencari ilmu hingga merantau ke negeri seberang, supaya bertambah wawasan dan pengetahuan. Mencari tempat atau wisata untuk dikunjungi, supaya penglihatan dan pikiran segar kembali. Mencari hiburan dalam berbagai ragam, supaya kesenangan terus menghiasi hati dari hari ke hari. 
Kita merasa bahwa jika pencarian ini berhasil memperoleh tujuan, maka hidup ini akan menjadi lebih tenang. Sehingga tujuan dari pencarian itu sendiri ialah ketenangan. Puncak dari kehidupan manusia di dunia adalah Memperoleh ketenangan, sehingga banyak cara yang kita lakukan. Beberapa diantaranya yaitu dengan mendapatkan banyak kekayaan, traveling ke berbagai tujuan, menonton berbagai hiburan, mendengarkan berbagai musik kesukaan, dan menjadi terkenal di berbagai kalangan. Padahal itu semua bersifat sementara, bukan ketenangan yang sebenarnya. Bahagia mungkin iya, tetapi hanya sekedar saja. 
Sejatinya kebahagiaan adalah makmum dari ketenangan. Jika hidup kita tenang, kita pasti bahagia. Tetapi jika kita bahagia, belum tentu kita memperoleh ketenangan. Karena kekhawatiran tetap bersemayam pada kebahagiaan. Mungkin dengan harta kita bahagia, tapi akan tetap khawatir bagaimana jika harta tersebut akan binasa. Mungkin dengan berwisata kita akan bahagia, tapi akan tetap khawatir karena setelah berwisata kita akan kembali ke kehidupan nyata. Mungkin dengan hiburan hati kita menjadi lebih berwarna, tapi akan tetap khawatir. Karena ketika hiburan itu berakhir, hati kembali menjadi hampa.
Lalu, di mana kita memperoleh ketenangan yang sesungguhnya? Tercantum pada surat Al-Fath ayat ke 4 yang artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 
Maka, sumber dari ketenangan yang sesungguhnya ialah Allah SWT. Allah-lah yang menghadirkan ketenangan kepada hati kita. Sebanyak apapun harta, sesering apapun berwisata, sevariatif apapun hiburan yang dipunya; jika Allah SWT tidak menghendaki, maka ketenangan itu tidak akan hadir ke hati. Sehingga jika ingin senantiasa memperoleh ketenangan, teruslah mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan. Teruslah mencari ridho Allah dalam setiap perbuatan. Teruslah tingkatkan keimanan dan kebaikan.
Ketenangan juga berkaitan erat dengan keimanan. Hanya kepada Allah SWT, hidup ini kita sandarkan. Seperi kata Imam Hasan Al-Bashri, bahwa ada empat rahasia ketenangan hidup, yaitu “Aku yakin bahwa rezekiku tidak tertukar, karena itu hatiku tenang. Aku yakin amalku tidak mungkin digantikan oleh yang lain, karena itu aku semangat beribadah. Aku Yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu bermaksiat. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap untuk menghadapinya.” 
Semoga segala pencarian kita berujung pada ketenangan yang sebenarnya. Karena dengan ketenangan, segala persoalan hidup bisa terselesaikan. Karena dengan ketenangan, hidup menjadi lebih tertata dan beraturan.
982 notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Text
Ada banyak sekali pertanyaan yg mungkin saat ini Allah belum memberikan jawaban.
Pada setiap kejadian dan perjalanan yang telah dilewati, ada banyak pelajaran yang mungkin hari ini belum bisa dimengerti.
Telah datang pesan dari Sang Pencipta tentang berbagai macam tanda, melalui bumi—yang seringkali manusia lupa untuk peduli.
Ada rindu yang terbang melangit, namun ia terhempas jatuh dan lenyapkan berbagai temu.
Ada harapan yang tengah berlayar, namun ia karam dan tak pernah sampai untuk menemukan daratan.
Ada pula cita-cita yang sedang dibangun, namun ia hancur lebur disapu gelombang yang menenggalamkan segala perjuangan.
Setiap kejadian itu telah datang sebagai peringatan pun sebagai pembawa pesan agar manusia tidak jumawa atas segala rencana yang mereka sedang kerjakan.
Tahun ini, ibarat sebuah ruang kelas yang berisikan berbagai rupa pelajaran.
Tentang diri yang harus siap meluaskan kesabaran.
Tentang hati yang musti ikhlas menerima ketetapan.
Dan tentang jiwa yang tidak boleh lupa untuk selalu bersandar kepada Sang Pemilik Kehidupan
Semoga tidak pernah berhenti mengudara doa-doa dari penduduk bumi untuk terus mengetuk pintu langit.
Semoga tidak pernah berhenti pula rangkaian ibadah dan ikhtiar kebaikan untuk selalu mendekatkan diri kepadaNya.
Hingga nanti buah dari kesabaran itu hadir membawa kebahagiaan serta jawaban atas segala kejadian hidup yang telah dipasrahkan.
Karena Allah tidak pernah memberikan suatu ujian tanpa menyelipkan sebuah jawaban dan sebuah pembelajaran.
Sampai berjumpa di esok hari. Semoga rahmat dan keberkahanNya mengiringi pada setiap langkah dan desahan nafas kita.
Selamat memperjuangkan resolusi, semoga keridhoanNya menjadi tujuan akhir atas semua ini.
362 notes · View notes
fatmahasanah · 6 years
Text
💕 Proses Pembentukan Karakter Anak #2 💕
💗Halo moms dads, #seninbersamabuku hadir kembali untuk melanjutkan rangkuman buku The Secret of Englightening Parenting: Mengasuh Pribadi Tangguh, Menuju Pribadi Gemilang. Kita akan melanjutkan tema edisi sebelumnya tentang proses pembentukan karakter pada anak.
💗Pada edisi sebelumnya, proses pembentukan karakter dijelaskan pada area lingkungan, kemudian terbentuknya perilaku dan kapabilitas pada diri anak. Pada edisi ini, kita akan menjelaskan tiga area lainnya yaitu:
1. Nilai-nilai dan keyakinan Suatu perilaku akan kembali dilakukan jika ada alasan yang tepat dan bisa diterima. Perilaku pada anak pun mudah terbentuk ketika anak mengadopsi nilai-nilai atau keyakinan baru. Nilai maupun keyakinan tersebut seringkali berasal dari orang-orang yang dianggap berpengaruh oleh anak dalam keseharian mereka. Hal ini terjadi ketika anak-anak sudah mulai bisa berkomunikasi. Maka tidak mengherankan jika anak-anak dapat berubah seketika setelah mendengar kata-kata gurunya misalnya, yang ia anggap hebat dan punya pengaruh yang kuat dalam hidupnya.
2. Identitas Identitas dikenali saat seseorang menyatakan tentang dirinya. “Saya adalah orang yang….” Perilaku yang telah menjadi identitas ini telah mengkristal menjadi karakter. Oleh karena itu, untuk mengubah perilaku pada level ini butuh strategi khusus. Disini bahaya jika orang tua suka memberikan label kepada anaknya. Label tersebut akan mengkristal menjadi identitas yang tertanam di alam bawah sadar seseorang.
3. Spiritual Area ini ditandai dengan pemahaman untuk siapa/apa suatu perilaku dilakukan oleh anak. Pemahaman spiritual tersebut baru terbentuk pada tingkat kematangan tertentu. Bahkan bisa jadi hingga usia dewasa, pemahaman tersebut masih belum sepenuhnya terbentuk. Ini adalah area puncak dimana terjadi pelepasan ego. Jika orangtua dapat membimbing anak hingga pada titik kematangannya,- ia dapat mengatakan bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai rida dan kasih sayang Allah- maka akan terbentuk karakter yang kuat, tidak mudah tergoyahkan, dan segala perilakunya dilakukan dengan ikhlas. Pencapaian spiritual ini tentu saja perlu untuk dilakukan pemeliharaan.
💗Berdasarkan penjelasan pada setiap area tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan karakter dimulai dari lingkungan kemudian terbentuklah perilaku, kemampuan, dan keyakinan yang membentuk suatu identitas dimana akhirnya diperlukan pemahaman spiritual agar terbentuk karakter yang kuat dan tidak mudah tergoyahkan. (ay)
📚 Sumber: Fitriani, Okina. (2017). The Secret of Enlightening Parenting: Mengasuh Pribadi Tangguh, Menjadi Generasi Gemilang. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
🌷SUPERMOM’s NOTE🌷 Edisi #seninbersamabuku 24 Desember 2018
🔖 Email: [email protected] 🔖 Fanpage FB: https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/ 🔖 Twitter: https://twitter.com/supermom_w 🔖 Instagram: https://www.instagram.com/supermom_w/ 🔖 Tumblr: http://supermomwannabee.tumblr.com/ 🔖 WhatsApp: http://bit.ly/supermomwannabe
33 notes · View notes
fatmahasanah · 7 years
Text
Sungguh, jika Allah mengambil satu; maka Allah sisakan yang lebih banyak.
Tersenyumlah, ada hikmah di dalamnya. Jangan sampai kau berputus asa..
…akan aku sematkan pada awal tulisan kali ini.
Jangan, kumohon jangan. Jangan menggerutu pada takdir dan ketetapan yang ditentukan oleh Ar-Rahman. Jangan menyimpan banyak pertanyaan, jangan membiarkan singkatnya kalimat tanya ‘kenapa?’ membuat imanmu goyah dan runtuh sebab merasa Allah memberikan ujian yang terlalu berat. Terlalu besar, dan terlalu rumit untuk akhirnya ditawakkal-kan.
Seberapapun kita akan dibuat berkali-kali jatuh, akan selalu ada kekuatan untuk bangkit jika Allah menjadi tempat yang dituju. Sebagaimanapun kita akan dibuat berurai-urai air mata, akan selalu ada setitik cahaya, untuk akhirnya menyapu dan menyirnakan badai kesedihan di dalam jiwa. Jika masih Allah, yang menjadi tempat kita memuarakan segala rasa.
Saudaraku, apapun yang sedang menimpamu hari ini.. kuyakin, kau kuat. Lebih kuat dari sekuat yang kau kira. Meski aku tak mengetahui, bagaimana kau sedang dibuat berdarah-darah, aku yakin, in syaa Allah, selagi iman itu masih terpancar dari balik dadamu, kau mampu. Dan kau akan berhasil melewatinya. Ingatlah, tentang apa yang Allah katakan,
“Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu” (QS. Ali ‘Imran 186)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna illaaihi ra’jiun” (QS. Al baqarah 155-156)
Demikianlah..
“Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”
Saudaraku, pernahkah kita mendengar kisah Urwah bin Az-Zubair dengan ujian yang Allah berikan kepadanya? Dan sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya”
Tersebutlah, pada suatu hari seorang Khalifah dari bani Umayyah, Al-Walid bin Abdul Malik, mengundang Urwah bin Az-Zubair untuk mengunjungi istananya di Damaskus. Adalah sebagai wujud sapaan cinta, untaian hormat dari sang Khalifah. Urwah memenuhi undangan tersebut dengan menggandeng anak sulungnya.
Disaat Urwah berbincang-bincang pada majelis sang Khalifah, anak sulungnya diantarkan oleh pengawal untuk mengunjungi tempat dibagian istana mana pun yang dia suka. Hati anak sulungnya terpikat untuk melihat kuda-kuda khalifah. Dan,
‘Bughh!’
Seorang pengawal lari tergopoh-gopoh menghadap Khalifah juga Urwah,
“Wahai Khalifah, sesungguhnya telah terjadi begini dan begini,” Pengawal tersebut menceritakan detailnya, “dan sekarang, sang anak telah berpulang menghadap Allah Subhaanahu wa Ta’ala.”
Siapa yang mampu menduga? Ternyata dalam suka ria nya sang anak, salah seekor kuda menendangnya hingga terpelanting jatuh ketanah dan terinjak-injak oleh kuda yang sedang berlari di atasnya, dan saat itu juga, ia meninggal dunia. Dialah sang anak sulung Urwah bin Az-Zubair. Seorang anak kesayangan yang Urwah harapkan mampu menjadi penerus ilmunya. Maka mampukah kita membayangkan bagaimana reaksinya kala itu?
‘Urwah tersenyum dan ia berkata “Innalillahi wa inna illaaihi ra’jiun”
Maka saat itu juga Urwah sendiri yang turun keliang lahat untuk menguburkan anaknya. Setelah usai pemakaman, dalam dzikir dan ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang ia jadikan permohonan agar Allah berikan kesabaran, tiba-tiba betisnya terasa begitu sakit yang luar biasa. Kakinya terserang penyakit langka yang memaksanya untuk harus diamputasi.
Berkatalah salah seorang ahli pengobatan kepercayaan Khalifah, “Ini harus diamputasi. Dan Wahai Imam, kami akan memberikanmu seteguk minuman yang memabukkan, agar sakit yang ditimbulkan takkan terasa olehmu.”
“Tidak” Jawab ‘Urwah, “Sungguh, aku tidak akan menggunakan sesuatu yang haram demi mendapatkan kesehatanku kembali. Dan aku tidak ingin salah satu bagian dari tubuhku hilang tanpa aku merasakan sakitnya. Ku serahkan semuanya kepada Allah.”
Maka setelah berapa tabib itu berunding, mereka memutuskan agar Khalifah memberikan beberapa orang untuk memegangi ‘Urwah ketika melakukan proses pemotongan kakinya yang manual.
Maa syaa Allah! Pemotongan kaki yang manual. Sekali lagi, manual.
Dengan cepat ‘Urwah berkata, “Aku tidak membutuhkannya, biarlah aku memalingkannya dengan dzikir dan tasbih ketika kalian memotongnya.”
Tak terbayang, bagaimana pedih dan perihnya daging yang dikupas tanpa bius sedikitpun. Tulang yang digergaji, dan darah yang terus mengucur darinya. Tak heran, beberapa kali ‘Urwah meringis kesakitan, “Hassi… Hassi..” katanya. Ia bermakna, suatu rasa sakit yang luar biasa terasa
Sesudah proses amputasi selesai, darah tak kunjung berhenti. Maka cara satu-satunya adalah dengan mencelupkannya pada minyak panas. ‘Urwah menyetujui. Saat kakinya dicelupkan kedalam minyak panas yang mendidih, ia menjerit, lalu pingsan, dan dikatakan bahwa ‘Urwah pingsan dalam waktu yang lama. Satu hari.
Hati ini rasanya mengerdil, sungguh.
Bagaimana, bagaimana jika kiranya ujian yang ‘Urwah hadapi menimpa seseorang diantara kita? Baru saja sesaat dia kehilangan anaknya, dia harus pula kehilangan kakinya dengan proses yang luarbiasa menyakitkannya. Disini, bukankah kita melihat, bagaimana kokoh jiwa haba yang beriman kepada-Nya? dan benarlah, bahwa Allah menguji hamba-hambaNya sesuai dengan kadar keimanannya. Cukuplah, ini sebagai bukti, betapa pancaran iman itu telah memenuhi seluruh penjuru ruang hati ‘Urwah bin Az-Zubair.
Sang Khalifah merasa kasihan dan ingin menghibur ‘Urwah. Namun ia bingung, ia tidak memiliki cara untuk menghiburnya. Namun cara Allah lebih menakjubkan, datanglah seorang lelaki buta kepada Khalifah, dan dia bercerita
“Wahai Amirul Mukminin!”, seru laki-laki buta tersebut, “dulu tidak ada seorang pun dari bani Abas yang lebih kaya dariku, lebih banyak anak-anak selain diriku. Aku tinggal disuatu lembah, dan banjir besar menerjang kaumku. Tak ada lagi hartaku, tak tersisa lagi anak-anakku kecuali hanya seorang bayi dan seekor unta.”
“Namun unta tersebut hendak melarikan diri, aku mengejarnya dan meninggalkan anakku. Maka kudengar teriakan bayi, ternyata anakku sudah berada di mulut serigala. Aku kembali hendak mengejarnya, namun sia-sia, serigala tersebut telah memakannya. Aku berbalik lagi, kukejar unta yang kabur, dan saat sudah dekat dengannya, salah satu kakinya menyepak wajahku. Hingga hancurlah keningku dan buta mataku.”
Sang Khalifah mendapatkan apa yang dia cari, Maha Baik Allah mengirim laki-laki untuk ‘Urwah. Sebab, ujiannya jauh lebih berat dari ‘Urwah. Diutuslah laki-laki tersebut kepada ‘Urwah untuk menceritakannya. Seusai ia bercerita, ‘Urwah berkata,
“Innalillahi wa inna illaaihi ra’jiun…”
Dalam do’anya, ‘Urwah berkata,
“Ya Allah, dulu aku memiliki empat anggota badan, dua tangan dan dua kaki. Lalu Engkau mengambil satu darinya dan Engkau menyisakan tiga darinya, maka segala puji bagi-Mu. Dulu aku memiliki empat orang putra, lalu Engkau mengambil salah satu darinya dan Engkau menyisakan tiga darinya, maka segala puji bagi-Mu.” isak ‘Urwah, “Demi Allah, seandainya Engkau mengambil, pasti Engkau menyisakan, dan seandainya Engkau memberi ujian pasti Engkau memberi kesembuhan.”
~
Inilah, ‘Urwah bin Az-Zubair. Inilah, kisah-kisah seorang hamba yang Allah berikan ujian hebat luarbiasa. Belum lagi, jika kita melihat ujian para Nabi.
Maka…. segala puji, hanya bagi Allah..
Inilah salah satu dari sekian rintik hujan yang Allah berikan, yang menyimpan berkah, menyimpan maksud dan tujuan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa.”
Dan cukuplah, segala ujian yang Allah berikan kepada kita menjadi sebaik-baiknya cara Allah membersihkan dosa-dosa kita. Sebab sungguh, apalah arti sakit di dunia jika dibandingkan dengan sakit di akhirat.. apalah arti tangis di dunia, jika dibandingkan dengan tangis karena siksa dan penyesalan di akhirat..
Mari, bukan lagi memfokuskan kepada apa yang telah hilang dan pergi. Melainkan, kepada apa yang masih Allah sisakan dari segala yang sudah tidak dimiliki. Betapa, betaaapa Allah Maha Baik. Dari sekian sakit yang mungkin bisa dihitung dengan hitungan jari, mampukah kita menghitung nikmat sehat yang sudah Allah beri? Mampukah kita mengkalkulasi, berapa banyak biaya oksigen yang Allah beri dari kita terlahir di muka bumi ini? Yakinkah.. kita merasa aman, jika tiba-tiba jantung ini bermasalah?
Maka bacalah, apa yang sudah tertulis dikalimat awal yang dikutip pada tulisan kali ini.. :’)
–Ibn Sabil
1K notes · View notes
fatmahasanah · 7 years
Text
APA KAMU BENAR-BENAR BAHAGIA?
Menurutmu, apakah kamu akan benar-benar bahagia dengan yang kamu inginkan?
Dulu, ketika saya kuliah, saya punya seorang teman wanita. Ia selalu bercerita, bahwa ia sangat mengagumi seorang pria di lingkungan kami.
Ya, pria itu memang tampan, baik hati, murah senyum. Perawakannya tegap, pandai bergaul, dan selalu membantu orang. Pria ini, merupakan idola para wanita, wajar saja jika teman saya terpincut, karena tidak hanya dia, tapi hampir banyak wanita lain juga yang mengidolakannya.
Teman wanita saya, hampir setiap kami ketemu, pasti menceritakan kekagumannya pada pria ini. Jujur saja, saya pribadi, ketika melihat teman saya ini, saya agak pesimis. Berapa besar kemungkinannya, sesorang yang diidolakan banyak orang, menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak terlalu kenal dengannya? Bak seorang artis, dengan seorang fans.
Namun, apa yang terjadi? Beberapa tahun berselang, mereka menjalin sebuah hubungan.
Menurutmu, apakah kamu akan benar-benar bahagia dengan yang kamu inginkan?
Beberapa bulan berselang, saya kaget mendengar kabar tersebut. Tidak hanya saya, semua orang. Semua sangat yakin, bahwa hubungan mereka akan berjalan baik dan lancar. Bagaimana tidak? Seorang wanita, berhasil mendapatkan orang yang benar-benar ia kagumi, benar-benar ia harapkan, benar-benar ia cintai. Bukankah indah?
Beberapa bulan berikutnya berselang, saya kaget mendengar kabar lainnya. Tidak hanya saya, semua orang. Wanita itu, putus hubungan dengan sang pria yang ia cintai. Bagaimana mungkin? Bukankah ia mendapatkan sesuatu yang ia harapkan? Bukankah ia mendapatkan sesuatu yang sangat ia inginkan?
Singkat cerita, selepas menjalin hubungan. Sang pria sangat senang, mengetahui bahwa ada wanita yang sangat mencintainya sepenuh hati. Karenanya, pria ini ingin membalas perasaan cinta sang wanita sepenuhnya, lebih bahkan kalau bisa. Sang pria, melakukan hal apapun untuk membahagiakan teman saya ini. Menurutmu, ini membahagiakan?
Beberapa bulan berselang, sang pria lebih sering menghabiskan waktu dengan sang perempan, lebih sering mengorbankan kepentingan dirinya sendiri demi sang wanita. Hingga akhirnya, urusan akademik sang pria terbengkalai, kehidupan sosialnya pun mulai terganggu. Tapi, bagi sang pria, tak masalah, selama wanita yang kini menjadi pujaannya ini, merasa bahagia. Padahal, tahukah kamu? Teman saya, ia kehilangan respek pada sang pria.
Bukan, bukan pria seperti ini yang ia harapkan. Bukan pria yang meninggalkan kewajibannya, bukan pria yang meninggalkan teman-temannya, bukan pria yang melupakan urusan akademiknya, bukan. Pria yang ia kagumi, berubah menjadi pria yang tak ia harapkan. Pria yang ia cintai, berubah menjadi pria yang ia benci. Pria yang dulu ia sukai, kini telah berubah. Perubahan pria itu pulalah yang merubah perasaan sang wanita.
Kini, sang pria keluar dari kuliahnya, entahlah menjadi apa, saya tak ingat. Teman wanita saya, tetap bahagia dengan status singlenya, ia tetap menjadi ia yang biasanya. Namun, kisah mereka, menjadi pelajaran yang besar bagi saya.
Menurutmu, apakah kamu akan benar-benar bahagia dengan yang kamu inginkan?
Bagi saya? Belum tentu. Pasangan yang benar-benar bahagia, bukanlah pasangan yang kita inginkan, melainkan ia, yang kita butuhkan.
Maka, jangan bersedih, jika hari ini, kamu tidak mendapatkan seseorang yang sangat kau impi-impikan. Karena, yang benar-benar tahu bahwa ia adalah yang terbaik, hanyalah Tuhan.
Bukankah yang kita inginkan, belum tentu kita butuhkan?
APA KAMU BENAR-BENAR BAHAGIA? Bandung, 23 Januari 2018
1K notes · View notes
fatmahasanah · 7 years
Text
Jika masih ada perasaan galau, tandanya masih kurang mendekatkan diri kepada Allah. Karena orang-orang yang sibuk mendekatkan diri kepada Allah, tak akan sempat memikirkan hal lain yang membuatnya galau.
#selfreminder
1 note · View note
fatmahasanah · 7 years
Text
3 Kunci
Setidaknya, ada tiga hal terpenting dalam proses menghafal Al-Quran;
1. Meninggalkan Maksiat
Al-Quran itu isinya baik, diturunkan oleh yang Mahabaik melalui perantara malaikat yang terbaik kepada manusia yang perfek. Sedangkan maksiat itu buruk, lantas apakah (+ x - = +) ?
Tentu tidak! Kesimpulan sederhananya, yang baik tidak akan bersatu dengan yang buruk.
Mungkin ada yang terbersit di benaknya, “perasaan, saya walaupun maksiat juga tetap bisa menghafal, bahkan terkadang bisa jadi lebih cepat.” Suatu kali guru kami pernah menasihati, “nikmat itu didapat oleh dua orang; orang yang dekat dengan Allah, dan orang yang kufur. Nikmat yang diberikan kepada orang pertama sebagai bentuk penghargaan dan kasih sayang, dan nikmat kepada orang kedua sebagai bentuk istidraj (nikmat yang disegerakan).”
Dan tentu bisa menghafal Al-Quran merupakan nikmat yang teramat besar. Maka bagaimana kau ingin menjemputnya?
“Sungguh aku melihat bahwasanya Allah telah menganugerahi cahaya kepada hatimu” ucap Imam Malik kepada Imam Syafi'i, “maka jangan kau padamkan dengan maksiat” lanjutnya.
2. Shalat Malam
Selain merupakan amalan Sunnah yang paling dicintai, shalat malam menjadi parameter kesungguhan seorang hamba, bagaimana tidak? Ketika orang lain terlelap dalam tidurnya, orang ini bangun berwudhu dan melaksanakan shalat, dan ada pula keikhlasan yang nyata walau tak seorang pun yang melihatnya.
Tumblr media
“Kesehatanku telah pergi, tulangku sudah melemah, tetapi sesungguhnya jikalau diriku bangun untuk sholat malam, tidaklah aku membaca melainkan surat Al-Baqarah dan Ali-Imran”, ucap seorang alim.
Terkadang malu terhadap mereka yang sudah terlihat lemah, tapi nyatanya mereka lah yang lemah yang tak mampu untuk melaksanakan shalat malam.
3. Doa
Secerdas apapun dirimu, jangan lupa untuk selalu sertakan Allah dalam segala urusanmu, terkhusus dalam urusan menghafal Al-Quran, karena begitu banyak tantangan pada prosesnya, dan tidak akan ada kemudahan melainkan dari pada-Nya.
“Mintalah kemudahan pada setiap urusan, bahkan ketika hanya ingin memakai sendal jepit” pesan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha “karena hal itu tidak akan menjadi mudah jika Allah tak memudahkannya.”
Berdoalah karena ada keberkahan pada setiap yang dipinta, ada ketenangan pada setiap kata yang diucap, dan tak ada kerugian selama mengharap kepada-Nya. Dan pada proses menghafal ini mintalah agar Allah memudahkan dirimu dalam mengafal, memahami, dan mengamalkan Al-Quran dan menjadikanmu diantara hamba- hamba-Nya yang istiqomah.
@ismailshodiq
1K notes · View notes
fatmahasanah · 7 years
Photo
Tumblr media
masih mentadabburi surat Dhuha dimana setelahnya ada surat Al insyirah.
Surat Adh Duha memberikan gambaran kepada kita bahwa setelah waktu dhuha yang nikmat, ada malam nan pekat dan sunyi. Sebaliknya, Al Insyirah memberikan kita gambaran bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan.
di sini kita memahami bahwa kelapangan dan kesempitan sejatinya hanya siklus saja dalam hidup. Semua pasti akan mengalaminya.
baik dalam surat dhuha ataupun surat Al Insyirah, Allah memberi petunjuk bahwa setiap permasalahan kita harusnya kita serahkan kepada-Nya.
Kita mungkin tidak setegar nabi Ayyub yang ketika diuji dengan kesusahan justeru memohon “sisakan hati ini untuk mengingat-Mu ya Allah”.
Kita mungkin tidak setegar nabi Ayyub yang ketika diuji dengan kesusahan justeru bersyukur karena kenikmatan yang telah dirasakan selama 80 tahun.
Tapi setidaknya, dalam pekatnya malam, ingatlah selalu waktu dhuha. Bukan sekedar untuk dirindukan dan ditangisi, melainkan untuk selalu disyukuri.
Semoga di setiap episode malam nan pekat, tawakkal dan sabar kita semakin bertambah dan semoga di setiap episode dhuha, kita semakin sadar untuk selalu bersyukur.
dan Dia mendapatimu sebagai orang yang tersesat lalu memberimu petunjuk. dan Dia mendapatimu sebagai orang yang kekurangan lalu Dia mencukupimu.
(QS Ad Dhuha 7-8)
Dan hanya kepada Rabb-mu lah kamu berharap.
(QS Al Insyirah 8)
361 notes · View notes