Tumgik
fawahdah · 5 years
Text
Kadang yang membuat saya kembali tenang yakni keyakinan,
Keyakinan bahwa Allah tak akan pernah salah menuliskan takdir
Semua akan ada hikmah dan pembelajaran yang hebat
Mungkin sekarang,
Atau bisa jadi esok baru aku mengerti.
Klasik memang,
Sebuah kata motivasi yang sudah terlalu biasa di dengar
Tapi saat diposisi terendah itu kadang baru terasa maknanya
Karena setiap kata ada waktunya untuk terasa.
3 notes · View notes
fawahdah · 5 years
Text
235
Kehilangan adalah cara belajar paling tak nyaman.
Suka ataupun tidak, setiap kita pasti akan merasakan kehilangannya sendiri-sendiri, tentu diikuti dengan pemaknaan yang berbeda-beda pula. Ada yang kehilangan harta, kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga, bahkan ada yang kehilangan hak atas dirinya sendiri. Sayangnya kita masih enggan mengerti bahwa apa-apa yang telah hilang sejatinya tengah kembali. Bahkan sebenarnya kita tak pernah kehilangan apapun. Bukankah tiada yang benar-benar kita miliki? Lantas bagaimana bisa kita merasa kehilangan dengan apa-apa yang tak kita punyai?
Sebagian manusia menganggap kehilangan adalah musibah dari Allah, padahal nyatanya tak selalu begitu. Beberapa kehilangan ada sebagai alasan untuk kita belajar. Terkadang hanya dengan kehilangan, seseorang mau mengerti cara bersyukur dan menghargai. Terkadang hanya dengan kehilangan, seseorang jadi tahu arti kerelaan dan berserah diri. Masih banyak titipan yang Allah sisakan sebagai nikmat untuk kita daripada nikmat yang Ia ambil kembali. Maka atas nama kehilangan, Allah menitipkan satu dari sekian wujud cinta-Nya kepada manusia, meski lebih banyak yang salah mengartikannya sebagai malapetaka.
Dengan kehilangan, seorang Ayyub ‘alaihis salaam mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Tuhannya. Tengoklah kisahnya, ia kehilangan harta, keluarga, kesehatan, bahkan kehilangan belas kasih manusia. Namun tersebab sabarnya yang tanpa tapi serta prasangka baiknya kepada Allah, bahkan doa yang terpanjatkan tak sedikitpun meminta untuk dirinya sendiri melainkan hanya puji-pujian bagi-Nya, maka Allah gantikan segalanya dengan apa-apa yang lebih baik daripada sebelumnya. Kesabaran dan keikhlasan buahnya memang selalu bahagia.
Prasangka yang baik adalah hal yang sering terlupa ketika seseorang tengah kehilangan. Padahal dengan berbaik sangka kepada Allah, setiap kehilangan bisa bernilai pahala dan pengampunan. Jangan pernah mengira bahwa dengan didera kehilangan berarti Allah sudah tak menyayangi kita. Justru dengan kehilangan Allah mau kita lebih dekat dengan-Nya, sebab sejatinya tiada yang kita miliki kecuali Dia. Sayangnya lagi, kita tak pernah cukup peka untuk menangkap isyarat langit, curahan rindu Rabb semesta alam kepada hamba-hamba-Nya.
Bagaimanapun, kita tak pernah benar-benar kehilangan, hanya saja ada titipan yang sudah saatnya dikembalikan. Sebab kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.
Jakarta - Pekalongan.
249 notes · View notes
fawahdah · 5 years
Text
Seseorang pernah mengatakan ini setelah aku panjang lebar bercerita tentang dirimu.
“Suatu hari kita akan merasakan rindu, namun bukan berarti kita ingin kembali.
Kita hanya ingin tahu kabar satu sama lain, tanpa perlu saling komunikasi”
Awalnya kupikir itu terlalu lebay,
bagaimana bisa kita sekalah itu dalam mencintai.
Tapi...
Yang ia katakan benar.
Yang ku inginkan hanya tahu bahwa kau baik-baik saja,
Ada perasaan senang sekaligus sedih setelah tahu bahwa kau baik-baik saja bersama dia.
Kau telah menemukan ia yang lebih baik untukmu
Bahkan telah meninggalkan semua hal yang bisa mengingatkanmu tentangku.
Selamat berbahagia tuan.
Semoga tak pernah ada sesal yang menghampiri.
0 notes
fawahdah · 5 years
Text
Terimakasih untuk hari ini,
Terimakasih sudah mampu bertahan sampai sejauh ini.
Jika esok masih ada, kuharap kau lebih kuat.
Untuk diri ini, jangan patah semangat.
0 notes
fawahdah · 5 years
Text
Lupa diri..
Seringkali aku merasa sedih
Merasa hidup ini terlalu tidak adil padaku
Berulang kali aku berusah berdiri berulang kalipun aku harus merasakan jatuh dengan sakit
Kadang aku merasa apa memang takdirku harus setidak adil ini?
Sedihku melihat orang lain hidup dengan mudahnya
Betapa sering aku merasa tidak di adili
Tapi aku lupa..
Aku yang lupa diri
Bahwa sebenarnya bukan hanya aku yang diuji
Bukan hanya aku yang sedang sedih
Bukan hanya aku yang paling hancur
Diluar sana, ada banyak
Banyak sekali
Namun mereka tak ribut,
Mereka tak mengeluh,
Mereka tak ingin dikasihani.
Semua ada jalan sedihnya masing2, tapi tak ingin dipublikasi.
Karena bagi mereka hidupnya tak perlu dikasihani.
0 notes
fawahdah · 6 years
Text
Bukan lagi..
Dulu bahagia sekali rasanya punya pacar, sering kabar2an, punya temen gaul dan sebagainya
Kini, bukan lagi
Sekarang yang membuat bahagia sebahagianya ialah mendapat teman/sahabat yang sama2 berjalan diatas sunnah
Entah itu ummahat, adek dengan umur yang terlampau jauh, maupun yang seumuran.
Terlebih lagi jika keluargamu juga ikut berjalan denganmu
Bahagianya tak dapat kau definisikan.
Dulu sedih sekali rasanya kehilangan dia atau kehilangan sesuatu
Kini, bukan lagi
Sekarang yang membuat sedih dengan amat sangat saat diri ini sadar bagaimana Allah mengatur hidupku dengan sebaik-baiknya
Rasanya berdosa sekali saat dulu diri ini terlalu takut akan hidup ini sampai punya rencana tersendiri
Padahal luar biasanya Allah, saat diri ini sadar bahwa rencana-Nya lah yang terbaik.
3 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Text
Untukmu..
Sesekali kau butuh merenung
Memikirkan kembali waktu-waktu yang telah kau lewati
Memikirkan hal bermanfaat apa yang telah kau lakukan
Terlebih lagi memikirkan kesalahan apa yang sudah kau perbuat.
Kau sendiri tahu bukan bahwa untuk melukai seseorang mudahnya bukan main
Bahkan tak perlu dengan sentuhan fisik, kata-kata dan lisanpun mampu menyakiti mereka dengan sebegitunya.
Kuharap setelah muhasabah ini bisa memberimu banyak pelajaran.
Menjadikanmu pribadi lebih baik dengan tidak melakukan kesalahan yang sama
Dan menjadikanmu manusia yang tidak takut untuk meminta maaf.
Semoga saja:)
1 note · View note
fawahdah · 6 years
Text
Dalam hidup masih banyak hal yang harus kau pelajari,
Salahsatunya ialah belajar menghargai orang lain.
Terlebih lagi dengan perasaannya.
Bukankah kau juga punya perasaan?
Jangan seenaknya menganggap masa bodoh perasaan oranglain,
Inginkah kau diperlakukan dengan hal yang sama?
1 note · View note
fawahdah · 6 years
Text
“Kau terlalu menganggap komedi hatiku sampai-sampai sakit hatiku kau balas hanya dengan tertawaan.‬
‪Tak apa, hanya saja kuharap kau tetap tertawa saat ku benar-benar telah berhenti”
—-
2 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Note
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, bagaimana cara orang awam tau kalau ustadz itu menyimpang aqidahnya dan padahal para penutut ilmu yg mentadzhir seorang ustadz hanya menyambung lidah dari ustadz untuk kebaikan ummat. Karena, ustadz tersebut (yg ditahdzir) penyimpangan sudah tersebar luas takutnya membuat orang awam tersesat akibat penyimpangannya dan cara untuk membantah penyimpangganya dengan menyebarkan tahdzirannya ke umum juga. Bila kita diam saja, lalu kita harus bagaimana?
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, bismillah.
Itu bukan ranahnya para muqallid, walaupun tujuannya “menyambung lidah”. Karena yang terjadi di lapangan, kebanyakan adalah menambah-nambah dengan ungkapan yang tidak semestinya.
Mentahdzir bila tepat sasaran dan dilakukan oleh seorang Ulama maka itu bermanfaat. Seperti mentahdzir orang atau tokoh yang jelas melakukan penyimpangan yang berbahaya dan disepakati para ulama. Seperti pemikiran syi'ah, khawarij, liberal, dan seterusnya.
Tapi mentahdzir yang dilakukan serampangan, oleh orang-orang yang tidak punya kapasitas ilmu, wara’, taqwa, dan adab yang baik, maka bisa MERUSAK.
Tahdzir yang dilakukan seorang muqallid akan menabur benih permusuhan dan seterusnya. Bagaimana tidak? Orang yang masih belajar dan baru “ngaji”   tapi mengambil ranah yang bukan kapasitasnya. Orang yang (maaf), belum memahami dengan baik tapi berani berbicara di luar ilmu dan kapasitasnya.
Saya pernah memposting tahapan dalam mentahdzir, berikut akan saya sampaikan kembali: Fase pertama adalah KHOBAR* (ada berita/info masuk)Fase kedua adalah TATSABUT* (proses klarifikasi/validasi khobar) – check dari berbagai sumber.Fase ketiga adalah TAQWIM* (pelurusan):👉 Kalau berkenaan dengan masalah Ijtihad, maka hukum asalnya adalah tidak boleh melakukan tahdzir terhadap perkara Ijtihad.
👉 Kalau berkenaan dengan masalah Ushuul, maka baru dilakukan fase berikutnya (fase-4).Fase keempat adalah ISHLAH* (perbaikan)Hendaknya Saudara kita yang keliru dinasehati dengan cara yang baik. Ditemui dan diajak diskusi secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui telp, surat menyurat dll), dimana dalam proses ini adalah menyampaikan bayan/ menegakkan iqomatul hujjah terlebih dahulu padanya dengan cara yang baik, dan hikmah.Nah…. apabila, ia menolak bayan, menolak hujjah, baru dilakukan fase kelima.Fase kelima adalah TAHDZIR*  Ini hanya dilakukan terhadap Muslim yang menolak hujjah..Jadi TAHDZIR yang dilakukan TANPA MELALUI PROSES diatas, adalah MENYALAHI SYARIAT.Karena prinsip dari tahdzir adalah untuk meluruskan saudara sesama Muslim yang keliru tersebut, dan bukan untuk meruntuhkan kehormatan/harga dirinya.Tahdzir yang dilakukan secara sembrono justru dapat menyebabkan perpecahan di kalangan kaum muslimin.Siapa yang berwenang mentahdzir?Ulama yang selevel/lebih tinggi levelnya daripada yang ditahdzir. Level yang dimaksud adalah dalam hal:1. ILMU2. TAQWA3. WARA’ (Ulama yang memiliki kehati-hatian dalam menyikapi masalah)Salah dalam mentahdzir berakibat fatal, bisa menjadi penghalang ketika melalui Ash Shirath, dimana dapat menjadi penyebab bangkrutnya seseorang di akhirat.Allahu a'lamSumber tulisan tahapan mentahdzir: Ustadz Achmad Rofi'i
85 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Text
Nyaman.
Ada banyak dari kita menolak kebenaran dengan dalih ‘terlanjur nyaman’
Perihal agama, banyak dari kita masih awam akan ibadah
Tapi sayangnya saat diberitahu ibadah yang kita lakukan keliru maka yang kita lakukan menolak secara halus akan kebenaran tersebut
Berdalih dengan mengatakan ‘aduh susah ngubahnya, udah kebiasaan kayak gini, udah nyaman kayak gitu’
Lupa kita bahwa
nyaman adalah jebakan.
Sama halnya dengan perasaan
Kadang kita tidak ingin meninggalkan dengan alasan sudah terlanjur nyaman
Lupa kita bahwa
Untuk menjadi lebih baik adalah keluar dari zona nyaman.
Maka hati-hatilah dengan kenyamanan.
Bisa jadi itu hanyalah tipuan syaiton agar kau tidak berpindah tempat menjadi lebih baik..
0 notes
fawahdah · 6 years
Text
Maka benarlah katakata yang mengatakan, pulanglah. Dan sebaik-baik tujuan untuk pulang adalah sebuah rumah🧡
Rumah sejatinya adalah keluarga
Iya. Rumah adalah tentang sebuah keluarga.
Tentang apa yang di dalamnya.
Itulah mengapa bagi orang2 yang mengerti, model dan besar sebuah rumah bukanlah sebuah ukuran kebahagiaan
Ada yang punya rumah besar, halaman luas, perabotan serba mewah tapi penghuninya tak bahagia
Tapi ada yang rumahnya sederhana, kadang atap bocor, tidur berdempet-dempetan tapi bahagianya bukan main
Semua karena penghuninya
Sebuah keluarga.
Meski rumah sudah banyak rusaknya, meski kadang sering terkena banjir, meski mampu pindah kerumah yang lebih besar
Tetap akan ada hati yang berat untuk berpindah
Berat untuk meninggalkan kenangan-kenangan hangat yang telah diciptakan
Karena kehangatan keluarga
Sebuah kehangatan yang sangat akan dirindukan saat jauh
Sebuah harga yang tidak dapat dibayar oleh apapun.
3 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Text
Rumah sejatinya adalah keluarga
Iya. Rumah adalah tentang sebuah keluarga.
Tentang apa yang di dalamnya.
Itulah mengapa bagi orang2 yang mengerti, model dan besar sebuah rumah bukanlah sebuah ukuran kebahagiaan
Ada yang punya rumah besar, halaman luas, perabotan serba mewah tapi penghuninya tak bahagia
Tapi ada yang rumahnya sederhana, kadang atap bocor, tidur berdempet-dempetan tapi bahagianya bukan main
Semua karena penghuninya
Sebuah keluarga.
Meski rumah sudah banyak rusaknya, meski kadang sering terkena banjir, meski mampu pindah kerumah yang lebih besar
Tetap akan ada hati yang berat untuk berpindah
Berat untuk meninggalkan kenangan-kenangan hangat yang telah diciptakan
Karena kehangatan keluarga
Sebuah kehangatan yang sangat akan dirindukan saat jauh
Sebuah harga yang tidak dapat dibayar oleh apapun.
3 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Text
Lepaskan dan Biarkan
Jika ada nama yang kamu sebut dalam doamu agar kelak menjadi bagian dari hidupmu, maka melepaskannya adalah sebuah ketenangan. Kamu tidak terikat dengannya, dan ia tidak terikat denganmu. Merugi sekali jika hati dan hidupmu hanya terpaku pada satu orang saja.
Ketahuilah, ada seseorang yang tanpa kamu kenal dan ketahui telah menyebut namamu, ia bahkan tidak mengenalmu. Jangan biarkan keterpakuanmu pada satu orang, menjadi penghalang yang terbaik untuk masuk dan menjemputmu. Ia ingin menemuimu dengan kesiapannya, namun terasa berat saat ternyata hatimu tertawan oleh rasa yang mengeras tersebab cinta buta. Lepaskan saja, dan biarkan yang terbaik untuk menjemputmu.
Benarlah waktu itu seperti permainan, terasa cepat berlalu jika hanya mengisinya dengan mainan dunia, entah sibuk mencari harta, menemukan separuh hati, atau menghias diri untuk mendapatkan pujian. Dunia itu manis dan candu bagi mata yang terpikat padanya.
Berhentilah sejenak, sekedar meregangkan tubuh dari singkatnya perjalanan dunia menuju kematian, merefleksikan hati sudah seberapa banyak usia dan sesiap apa melewati kehidupan berikutnya. Sekedar mengingatkan pada yang lupa, kita.
Jangan takut untuk mengutarakan maksud hati padaNya, jangan takut untuk meminta hidayah padaNya, Dia tau apa yang kamu rasakan, namun ia menunggumu untuk mengadu padaNya, luangkan waktu. Di setiap sholat dan dzikirmu.
Lepaskan ia, jangan takut.
@jndmmsyhd
719 notes · View notes
fawahdah · 6 years
Text
Membalas itu mudah, melakukan hal jahat seperti yang kamu lakukan rasanya mudah sekali hanya saja jika saya lakukan hal yang sama lantas apa bedanya saya dengan kamu? Apa perlu saya sejahat kamu? Rasanya tidak perlu. Toh soal balas membalas itu bukan tugas saya tapi tugas sang Pencipta.
0 notes
fawahdah · 6 years
Text
Anggap saja aku manusia kasihan yang masih tetap berharap tanpa ingin mengganggu.
0 notes
fawahdah · 6 years
Text
Tulisan : Pada akhirnya, cantik itu adalah tentang tiadanya ketakutan.
Mungkin berbeda dengan yang biasanya, saya adalah laki-laki yang takut dengan perempuan. Berada di kerumunan perempuan yang asing selalu berhasil membuat saya tidak nyaman. Seperti ada ancaman, padahal mereka tidak melakukan apapun dan tidak berniat jahat.
Ketakutan yang membuat saya tidak berani menatap, meski harus diakui bagi laki-laki memandang kecantikan perempuan adalah hal yang menyenangkan. Tapi, hati saya tidak pernah tentram untuk melakukan hal bodoh semacam itu. Dan tentu dalam sudut pandang saya, betapa mengherankannya mengapa perempuan bersedia tampil cantik untuk dinikmati sembarang laki-laki? Yang kata teman saya yang kuliah di psikologi, perempuan tampil cantik bukan untuk menarik perhatian laki-laki, tapi kadang itu persaingan antar kaumnya sendiri-sesama perempuan, atau demi kepuasan pribadi. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan keinginan untuk menarik perhatian laki-laki. Meski pada kenyataannya, laki-laki “diuntungkan” dengan hal itu.
Ketakutan yang seringkali membuat saya merenung. Akankah selamanya kecantikan itu menjadi ujian bagi saya untuk menentukan pasangan hidup. Disaat kecantikan begitu menggoda dan melemahkan iman, bagaimana saya bisa menemukan yang baik hatinya di antara yang sibuk berias diri? Dimana saya bisa menemukan yang benar-benar baik hatinya tanpa harus menghaluskan pipi dengan bedak dan menebalkan alisnya dengan pensil?
Ketakutan yang seringkali membuat saya khawatir. Khawatir bila saya nanti memilih seorang perempuan karena kecantikannya. Bukan kebaikan hati yang ada pada dirinya. Padahal saya sangat tahu bahwa kecantikan itu tidak pernah abadi, paling hanya bertahan hingga usia kepala 3. Selebihnya perempuan akan berperang dengan dirinya sendiri, melawan penuaan sel-sel di wajahnya dan segala kekhawatirannya terhadap usia. Saya khawatir, kecantikan itu membelokkan niat yang utama sebagaimana kata baginda rasul tentang bagaimana kita memilih pasangan untuk dinikahi.
Lalu, ketika definisi kecantikan di standarkan pada pakaian, saya adalah laki-laki yang menempatkannya tidak pernah pada urutan pertama. Karena saya meletakkan pada karakter, sesuatu yang menggerakkan perilaku seseorang ke dalam gerak-gerak kebermanfaatan yang mempesona.
Dan ketika definisi kecantikan dijabarkan sebagai riasan kosmetik, saya justru memalingkan pandangan ke alam semesta. Bahwa yang hutan tentu tampak lebih menenangkan daripada taman kota, bahwa lautan tentu lebih mempesona dari kolam. Analogi yang aneh memang, tapi saya ingin menegaskan bahwa campur tangan riasan manusia dalam hal-hal ciptaan-Nya bagi saya adalah sesuatu yang fana.
Dan saya takut dengan yang fana, sesuatu yang tidak nyata dan sementara. Sesuatu yang melenakan dan mengeraskan hati. Benar bila memanjakan mata, tapi tidak pernah sanggup menentramkan hati.
……..
Malang, 30 Agustus 2016 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes