feeziesa
feeziesa
Mahesa Hafeezi
6 posts
siang makan nasi kalo malam minum kopi
Don't wanna be here? Send us removal request.
feeziesa · 2 years ago
Text
#005
Tumblr media
Kalender sudah berganti, jadi tahun 2024.
Apa 2 tahun lagi, aku benar-benar akan menemui kematianku? Seperti di kehidupanku yang sebelumnya?
Seharusnya, aku sudah mati di tahun 2026. Tapi kenapa, alih-alih berada di alam barzah seperti yang dikatakan agamaku, aku malah kembali ke awal 2023?
Hampir satu tahun aku mendapatkan pengalaman hidup kembali. Selama satu tahun ini pula, ada banyak kejadian yang benar-benar berbeda dari kehidupanku sebelumnya, sehingga aku tak bisa memprediksi.
Contohnya saja, kalau di kehidupanku sebelumnya, 2023-ku terkesan sangat biasa. Aku bangun pagi (walau sebenarnya, aku malas), lalu pergi ke kampus dengan menaiki KRL jurusan Bogor, Nambo, atau Depok dari Stasiun Pasar Minggu. Dan ya, kehidupan kuliahku sangat biasa, walau IPK-ku bisa dibilang lumayan. Namun di kehidupanku sekarang, 2023-ku sedikit berwarna. Aku merasakan bangun kesiangan dan buru-buru ke stasiun, berlari saat aku masih men-tap kartu transportasiku sementara kereta baru saja tiba di stasiun. Dan banyak hal menarik lainnya, yang tidak kurasakan di kehidupan sebelumnya.
Dan sebuah kemajuan, aku bahkan punya pacar. Teman masa kecilku menyatakan perasaannya padaku.
Di kehidupan sebelumnya, aku bahkan tak pernah bertemu dengan temanku itu. Ia lebih tua dariku, dan kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.
Dan, rasanya aku tak sabar, melihat hal apa saja yang berbeda di tahun 2024 keduaku. Aku juga berusaha menghindari kematianku, dua tahun lagi.
0 notes
feeziesa · 2 years ago
Text
#004
Tumblr media
21:35, di sebuah rumah sederhana di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Aku masih berbaring di sofa ruang keluarga, sambil memandang ponselku dan senyum-senyum sendiri.
"Aa'! Senyum-senyum aja!! Ada yang lucu?" adikku mengagetkanku, sambil mencubit pelan perutku.
"Gak," jawabku pendek sambil tetap menatap ponselku.
"Ihh mencurigakan! Apaan sih?!" adikku lantas memaksa hendak melihat layar ponselku, namun aku segera menguncinya. Bahaya, kalau dia lihat chat bucinku dengan pacar.
"Aa' akhir-akhir ini aneh, deh," komentar adikku sambil duduk di sisi sofa yang satunya. "Sering senyum-senyum sendiri, walau gak buka hp. Sering nyetel lagu-lagu bucin juga."
"Ya emang kenapa? Lagi pengen aja!"
"Esa punya pacar ya?" tebak ibuku yang baru saja dari dapur, yang membuatku sukses tersedak ludahku sendiri saking kagetnya.
"HAH?! ADA YANG MAU PACARAN SAMA AA'? Aa' kan males mandi, bau!"
"KURANG AJAR KAMU NI!!" protesku sambil menjitak pelan kepala adikku. "YA JELAS ADA LAH!!"
"Ooo, jadi bener Esa punya pacar?" goda ibuku. Aku lantas merubah posisi; dari rebahan, jadi duduk. Agar ibu bisa duduk diantara aku dan Melani.
"Iya— KOK IBU TAHU SIH?!"
"Ibu kan juga pernah muda, Sa. Jelas pernah ngalamin jatuh cinta sama pacaran lah," kata ibu sembari mengusap pucuk kepalaku dengan lembut.
"Oh? Sama bapak?" tebakku.
"Sst, sebelum menikah sama bapakmu, ibu pernah pacaran dua kali," kata ibu setengah berbisik, dengan nada gurauan. Namun jika ayahku mendengar pun, kurasa beliau tidak akan marah. Ayah dan ibuku adalah pasangan paling harmonis yang pernah kujumpai.
"Hooo, kirain."
"Jadi, siapa pacar kamu, Sa? Kok nggak pernah dikenalin ke ibu sih? Ibu kan mau tahu, siapa yang udah bikin anak ganteng ibu jadi lebih bahagia begini."
Aku mengerjap, sedikit heran dengan ucapan ibuku. "Ibu gak marah aku punya pacar? Kan aku masih kuliah?"
"Buat apa ibu marah, Sa? Wajar tho, kamu udah puber. Udah 19 tahun, mau dewasa malah," jawab ibuku. "Justru ibu khawatir kalo kamu nggak pernah suka sama cewek, Sa."
"Khawatir Aa' nggak nikah-nikah Bu?" celetuk Melani.
"Iya, tapi soal menikah, itu balik ke kesiapan Esa sendiri. Nikmatin aja masa muda sambil pacaran, Sa. Kalo udah siap, baru nikah."
"Oke siap Bu," kataku sambil mengacungkan jempol.
"Nah jadi, siapa pacarmu Sa?"
"Aku juga kepo, cewek malang mana yang mau pacaran sama Aa'?"
Kuberi tatapan galak pada Melani, sebelum menjawab pertanyaan yang hampir serupa tersebut.
"Ibu kenal kok orangnya— nanti kalo aku ajak ke rumah, ibu pasti tahu."
"Siapa? Arsy? Yunita? Vinne? Ibu cuma kenal mereka itu, temen cewekmu. Yang sering kamu ceritain."
"Bukaan, pokoknya ibu kenal kok orangnya!! Nanti aku ajak main ke rumah," kataku sok misterius, sambil membetulkan letak kacamataku.
"Oh, yaudah. Yang manapun dia, jangan sampe kamu bikin nangis lho Sa."
"Kalo Esa yang dibikin nangis, Bu?" tanyaku.
"Ya kamu bilang ke ibu, biar ibu marahin!"
Aku hanya merespon dengan sebuah cengiran.
"Ani juga, kalo lagi suka sama cowok, cerita ke ibu ya. Mau pacaran juga gak papa."
Mendengar ucapan ibu yang jelas ditunjukan pada adikku, membuat aku sangat terkejut. "BU?! KOK ANI DIBOLEHIN PACARAN?! KAN DIA MASIH SMP?!"
"Justru anak seumur Ani itu rawan, Sa. Kalo ibu gak izinin pacaran, trus Ani pacaran diam-diam gimana? Kalo Ani cerita, kan ibu jadi bisa mantau, pacarannya melewati batas apa enggak."
Melani pun menjulurlan lidahnya, meledekku. Sementara aku— SUMPAH GAK RELA KALAU ADIK MANISKU PUNYA PACAR!!
Namun, ucapan ibu hanya kubalas dengan, "gitu ya Bu?"
"Anak remaja seumur Ani itu lagi masa puber. Suka pengen tahu. Apalagi jaman sekarang, internet gampang banget akses hal begitu. Makanya daripada dilarang, mending dipantau aja."
Aku dan Melani hanya mengangguk mendengar nasehat ibu.
"Kamu Sa, udah gede. Jadi ibu harap, kamu udah bisa bedain ya. Mana yang boleh dilakuin waktu masih pacaran, mana yant nggak bisa dilakuin waktu pacaran."
"Iya Bu, siap."
"Pacaranmu nggak pernah sampe 'begitu' tho?"
"Enggak Bu, sumpah!!" lagian, aku masih cupu. Pegangan tangan aja masih degdegan.
"Yaudah, ibu percaya sama kamu. Sekarang, sana tidur. Esa sama Ani masih ada ujian kan?"
"Iya hehe. Met tidur Ibu!!"
Aku dan Melani pun mencium pipi ibu, lantas kami berdua menuju kamar masing-masing di lantai dua.
0 notes
feeziesa · 2 years ago
Text
#003
Tumblr media
Sungguh ironi, aku pernah melewati ulang tahunku yang ke-19 ini dua kali, akibat kecelakaan itu. Namun, ulang tahun yang ke-19 sebelumnya tidak seperti yang sekarang.
Apakah ada orang yang mengulang kehidupannya dua kali seperti aku? Rasanya tidak. Bukan bermaksud pick me juga sih, tapi sepertinya, aku ini spesial?
Kalau sebelumnya aku melewati ulang tahun yang ke-19 ini dalam keadaan jomblo, tapi tahun ini aku punya pacar. Walau aku dan pacarku belum memiliki rencana apapun di hari ulang tahunku ini karena UAS-ku masih ada seminggu lagi.
Yeah, persamaan ulang tahun 19 yang dulu dan sekarang adalah: sama-sama dilakukan di minggu pertama UAS.
Mengulang kehidupan, tidak selamanya buruk sih. Walau aku sudah pernah mengalami beberapa seperti UAS, tapi ada sesuatu yang tak pernah kualami.
Satu, aku punya pacar. Padahal di kehidupan sebelumnya, aku jomblo sampai aku memutuskan untuk minum kopi racun.
Dua, banyak hal-hal menyenangkan yang terjadi, yang sebelumnya tak pernah kurasakan. Aku juga mendapat banyak teman baru, padahal di kehidupanku sebelumnya, aku tidak pernah mengenal mereka.
Karena hal inilah, aku bersyukur diberi kesempatan untuk hidup kembali—walau harus mundur empat tahun. Aku akan berhenti menjadi anak ambis, dan lebih menikmati kehidupan kuliahku.
Lagipula, buat apa jadi anak ambis kalau tidak lulus saat sidang skripsi?
Kalau di kehidupanku sebelumnya aku pernah menjadi asisten dosen saat semester empat sampai enam, di kehidupanku sekarang kayaknya enggak dulu deh, hehe.
Tapi, aku sangat menyukai menjadi asisten dosen. Honornya pun bisa kupakai jajan dan menambah uang saku adikku.
Oke, urusan menjadi asisten dosen, dipikir nanti saja.
Aku menghela napas, memandang buku diary yang sudah penuh dengan curhatanku mengenai kehidupan keduaku. Sebenarnya aku bukanlah orang yang suka menulis diary, tetapi untuk hal ini, aku tak bisa menceritakan pada siapapun. Maka itu aku menulis diary agar tidak menjadi beban pikiran.
Oke, hal positif ketiga yang kudapatkan adalah: rajin menulis diary. Catat.
Aku pun mengalihkan pandanganku, dari meja belajar ke arah tempat tidurku. Terdapat Melani, adik perempuanku tengah tertidur dengan lelapnya.
Sebenarnya, kami sudah pisah kamar sejak aku mulai masuk SMA, tetapi karena tadi kami menonton film horor bersama, ia jadi takut untuk tidur di kamarnya sendiri. Aku sih, tak masalah. Toh, aku tidak pernah berpikir untuk melakukan sesuatu yang buruk selama ia tidur. Hanya orang tidak waras yang sanggup berpikir begitu.
Kembali kupandangi buku diary-ku yang masih tergeletak di atas meja belajar. Bingung mau menulis apalagi soal ulang tahun dan kehidupan keduaku ini.
"Aa' Esa—?" tiba-tiba terdengar suara lirih memanggil, dan saat aku menoleh, rupanya adikku terbangun dari tidurnya. "Aa' belum tidur?"
"Belum Ni. Kamu sendiri kenapa bangun? Mimpi buruk?" tanyaku sambil menutup bukuku, lantas duduk di tepi ranjang.
Adikku hanya menggeleng, dengan wajah yang masih mengantuk, "kebangun mau pipis... Tapi nggak berani ke kamar mandi sendirian... Aa' mau nemenin?"
Aku hanya mengangguk, mana mungkin aku menolaknya?
"Yaudah ayo. Sekalian Aa' juga," kataku sambil berjalan lebih dulu.
"Aa'?"
"Kenapa?"
"Selamat ulang tahun!"
Aku tersenyum, mendapati ucapan pertama berasal dari adik kecilku.
Kuusap pucuk kepalanya dengan lembut, lantas mencium pipinya.
"Makasih, Ani!"
Melani pun turut tersenyum, walau wajahnya masih mengantuk. "Walau Aa' nyebelin, tapi Aa' itu cowok paling baik, selain bapak. Makasih udah jadi kakakku ya!"
"Bisa aja kamu! Ani juga, makasih udah jadi adiknya Aa' yang paling manis ya!"
Dipuji begitu, membuat rona merah muncul di pipi adikku.
"Ih si Aa' bisa aja! Yaudah ayo temenin ke kamar mandi!"
Aku hanya tertawa kecil melihat tingkahnya yang malu-malu itu.
0 notes
feeziesa · 2 years ago
Text
#002
Tumblr media
"Esaa!!!"
Teriakan ibuku menggema dari lantai bawah. Aku yang memang sedang rebahan tidak ingin melakukan apapun, mau tak mau harus bangkit atau teriakan itu akan menjadi ceramah panjang di hari yang tenang ini.
"A'a Esaaaa!!!"
Cih, kenapa adikku malah ikut-ikutan manggil, dah?
"Iya bentar! Otw nih!!" sahutku malas. Dengan ogah-ogahan, kuhampiri sumber suara yang rupanya berasal dari dapur. Ibu dan adikku yang sepertinya tengah memasak, kini menatapku dengan tatapan yang sulit aku deskripsikan.
"Enak banget ya A, jadi anak cowok. Bisa tidur sampe siang," cibir Melani, atau yang biasa kupanggil Ani. Adikku yang cantik, kalem, manis, tapi sering banget iseng sama a'a-nya sendiri.
"Iya, enak banget. Jadi, ada apa gerangan Ibunda dan Putri Ani memanggil hamba?" balasku.
"Pasangin gas dong, Sa," perintah ibuku. "Gas habis, tapi tempenya belum pada mateng."
Kutatap objek hijau bantet yang ditunjuk ibuku, dengan tatapan malas. Ya gimana ya, LAGI ENAK-ENAK REBAHAN, EH DISURUH MASANG GAS.
"Bapak kemana, Bu? Nggak minta pasangin bapak aja?" aku malah bertanya.
"Bapak lagi kerja bakti di masjid. Makanya, jangan tidur aja jadi orang. Dasar Kanjeng Ratu," lagi-lagi adikku memberi cibiran. Kuacak-acak saja rambutnya yang sedang dijepit pakai jeday itu. Biarin, berantakan.
"Ibu sama Ani nggak bisa masang?" lagi-lagi aku bertanya, tapi tetap kulakukan juga aksi memasang gas.
"Takut meledak," jawab ibuku pendek.
PLIS. EMANG KALAU AKU YANG MASANG AUTO GAK MELEDAK, GITU?
Tanpa bisa mengutarakan isi hati, aku pun memasang gas dengan sukses tanpa ledakan. Kucomot satu tempe mendoan yang sudah matang, sebelum akhirnya kembali ke kamar.
Di kamar, aku pun lanjut yutuban, melihat-lihat mv itzy sambil mengkhayal kalau Yuna adalah pacarku. Yah, ngehalu dikit nggak apa-apa kan?
"A'a!" panggil Ani sambil menindih tubuhku.
"NI! BERAT WOI! KAMU KAN UDAH SMP!" protesku. Mau dorong, tapi nggak tega.
"Disuruh Ibu benerin genteng tuh, takut bocor pas hujan nanti sore. Bapak kayaknya masih lama kerja baktinya."
"Kenapa harus aku?"
"Ya masa' aku? A'a emang tega biarin aku manjat-manjat genteng?"
Ya aku nggak akan tega juga sih. TAPI PLIS, AKU HANYA INGIN LIBURAN DENGAN TENANG.
0 notes
feeziesa · 2 years ago
Text
#001
Tumblr media
Apa menurutmu mungkin, kehidupan kedua itu benar-benar ada? Terlebih, saat kau mati, kau malah terlempar ke tiga tahun kehidupanmu sebelumnya?
Terdengar tidak mungkin, namun inilah yang terjadi padaku saat ini.
Aku kembali ke tahun 2023, tahun dimana aku masih menjadi mahasiswa semester satu, otw semester 2. Padahal seharusnya, aku sudah mengakhiri hidupku di tahun 2026, karena aku gagal lulus ujian skripsi. Benar, aku membunuh diriku sendiri, di tanggal 29 Desember 2026.
Tapi kenyataannya, saat aku membuka mata, aku malah kembali di tahun 2023.
"A'a Esa udah sadar?"
"Alhamdulillah ya Allah, Esa udah sadar!"
Begitu ucapan yang kudengar. Suara adikku dan ibuku yang mengucap rasa syukur, seolah aku tengah terbangun dari tidur panjangku. Namun, aku masih belum bisa mencerna semuanya. Pandanganku hanya menatap kosong langit-langit ruangan yang berwarna putih, yang kemudian kuketahui kalau aku tengah berbaring di ruang ICU sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
Lalu, setelah beberapa lama, barulah aku sadar kalau aku kembali ke tahun 2023.
Menurut cerita dari orangtuaku, adikku, teman masa kecilku, dan tetanggaku (kenapa ada tetangga? Ya karena mereka datang menjengukku lah!) aku mengalami kecelakaan pada tanggal 29 Desember tahun 2022, saat hendak pergi ke puncak untuk liburan tahun baru bersama teman-temanku. Kondisiku kritis karena aku kehilangan banyak darah. Hingga akhirnya, aku bangun di tanggal 22 Januari tahun 2023.
Apa ini terdengar mungkin? Kalian pasti tidak percaya, kan?
Namun, begitulah faktanya. Mau sebanyak apapun aku menyangkal, keadaan yang kulihat saat ini benar-benar keadaan tahun 2023. Adikku yang masih kelas 1 SMP di tahun 2023. Kalender di rumahku yang memperlihatkan dengan jelas kalau sekarang tahun 2023. Serta, buku catatan kuliahku, tugas kuliahku dari tahun 2024 sampai 2026 tidak ada.
Apa benar, aku mengulang kehidupanku?
0 notes
feeziesa · 2 years ago
Text
Tumblr media
Nama lengkap: Mahesa Surya Hafeezi
Nama panggilan: Mahesa, Esa/Eca, Mahes
Tanggal lahir: 10 Juni 2004
Tinggi: 170cm
Berat: 50kg
Golongan Darah: AB
Pekerjaan: Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Tentang Mahesa
★ Ikut eskul PMR waktu SMP-SMA, makanya memilih jurusan kesehatan masyarakat di lembar SNMPTN-nya. Walau itu iseng doang, siapa sangka lolos.
★ Bukan tipe pemilih makanan.
★ Paling malas kalau disuruh mandi. Motto hidupnya adalah "Mandi Hanya Untuk Orang yang Merasa Bau!"
★ Suka gombal. tapi sering salting kalau balik digombalin
★ Bisa memainkan berbagai alat musik, terutama gitar
★ Suka kopi, tidak begitu suka teh
★ Anak pertama dari dua bersaudara. Punya adik perempuan, dan Mahesa sangat protektif terhadap adiknya.
Kekuatan: ███░░
Kebaikan: ███░░
Bucin: █████
Cemburu: █████
Protektif: ███░░
Kebersihan: ██░░░
Rajin: ██░░░
MBTI: ENTP-A
(Extravert, Intuitive, Thinking, Prospecting)
- Pikiran
85% Ekstrovert ████░░ 15% introvert
- Energi:
67% visioner ███░ 33% realistik
- Sifat
72% rasional ███░ 28% emosional
- Taktik:
12% perencanaan ░██████ 88% improvisasi
- Identitas:
67% tegas ███░ 33% waspada
★ Kacamatanya berlensa minus 7
★ Menguasai olahraga basket, voli, futsal, panahan (terutama kyudo), dan seni bela diri aikido.
0 notes