Tumgik
flaatuff · 4 years
Text
Selama ini aku kira aku sudah baik baik saja, ternyata hanya dengan melihat satu senyumanmu dan mendengar sapaanmu saja sudah membuatku runtuh kembali.
Flaa
030221
3 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Terkadang kita memerlukan hari untuk tidak baik baik saja, tapi cukup hari itu
Esok kembalilah
Flaa
281220
0 notes
flaatuff · 4 years
Text
Tumblr media
Saat diriku berdialog dalam diam, ketika petang mengajakku bercengkrama
Sebuah rumah tua yang sudah usang dan koyak termakan usiapun menjadi saksinya
Gelak tawa terdengar bergema disemua penjuru ruangan rumah tua
Diriku hanya dapat termenung dan menyaksikan semuanya
Beberapa anak kecil berlarian kesana kemari dengan tawa
seakan hanya hari itu ada tawa
Namun ketukan pintu mengambil tawanya
Ia menariknya satu tanpa memulangkannya
Kini tertutup sudah semua jendela
Tertutup sudah semua sela
Tak ada tawa
Bahkan tak ada kata
Rumah yang dirumahkan lenyap dalam tawa
flaa
101120
0 notes
flaatuff · 4 years
Text
lebih nyaman menjadi sosok asing, daripada berada di lingkup bising dengan perbincangan yang tidak selalu masuk ke celah ingatan. aku akan tetap bermukim di rumah bernama sunyi. selalu, karena hanya itu, rumahku.
Ditulis oleh : Venushara.
52 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
bukan berusaha pasif sama lingkungan, terlebih memberi jarak yang lapang. lebih ke merasa kalau diri sendiri lagi gak worth it aja. malas banyak cakap kalau gak berjuntrungan, malas di ajak basa-basi kalau akhirnya dihadap pergi. paham gak? jadi lebih baik pilih diam.
capek
56 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Sosok dengan Payung di Lengannya
Siang hari yang terik kini tergantikan dengan hembusan angin yang sangat dingin, entah kenapa akhir akhir ini cuaca cepat sekali berganti. Langit semula berwarna biru indah kini berganti menjadi kelabu, seakan awanpun sudah tak tahan menahan beban ditubuhnya. Satu persatu awanpun menjatuhkan bebannya, aroma petrichor mulai merayu hidungku dan suara gemericik rindunya air pada tanah mulai terdengar indah di telingaku. Orang orang mulai berlarian mencari tempat untuk berteduh darimu, tapi lain denganku, aku mulai melangkah mendekatimu.
"Aku disini" satu langkahku terhenti oleh sautan lelaki di halte dengan payung dilengannya, aku hanya tersenyum dan melanjutkan langkahku lagi. Ini yang kutunggu tunggu menari dibawah derasnya hujan tanpa beban sekalipun. Luluhnya air hujan ke tanah bersamaan dengan luluhnya beban dipundakku. Orang orang menatapku dengan aneh, tapi aku tak peduli itu, selagi aku bahagia orang lain tak perlu ikut andil dalam bahagiaku. Hujan semakin deras dan angin semakin bertiup kencang, namun aku masih saja asyik menari dibawah hujan tanpa memperdulikan itu.
"Eren sini" teriakku. Ya lelaki dihalte itu bernama Eren, lelaki yang selalu mengerti tanpa sepatah kata dariku. Dia hanya tersenyum dan menggerakkan tangannya seolah berkata "Menarilah aku menunggumu". Kini tubuhku sudah basah tak tersisa, namun diriku masih enggan tuk berhenti menari bersama hujan. Hingga kini langit kelabu sudah menampakkan layung senja, meski hujan enggan tuk reda.
"Kara" teriaknya sambil membuka payung dan berlari ke arahku. "Eren sini" teriakku dengan senang. Kini dia tepat didepanku bersamaan dengan air yang sudah tak menetas lagi di tubuhku. "Ayo menari bersamaku Eren, simpan payungmu" kataku. "Aku tidak akan menari bersamamu Kara" jawabnya. "Lalu mengapa kau menghampiriku?" Tanyaku bingung. "Kau boleh menari sampai puas hingga aku menjemputmu dengan payungku, lihat tanganmu sudah keriput" jawabnya lembut. "Jadi ini alasannya kamu selalu membawa payung?" Tanyaku. "Karena bila hujan datang kau akan menari bersamanya sambil tersenyum indah dan aku suka itu, jika sudah cukup mari pulang" katanya sambil tersenyum dan menggandeng tanganku.
Dingin sore itu tak terasa lagi karena senyuman hangatnya.
'flaa
1 note · View note
flaatuff · 4 years
Text
Warna itu
Temanku hanya kesunyian meski dalam kepalaku sangat berisik. Kata demi kata mereka berperang dalam kepalaku, namun hatiku selalu menang untuk tak mengutarakannya. Katanya diriku dingin, cuek, flat pula, sempurna bukan? Yahh tapi itulah diriku. Namun semuanya berubah ketika ia datang. Lelaki yang penuh akan warna dihidupnya, yang tak mengenal akan kesunyian. Satu persatu warna ia goreskan dalam hidupku. Hingga diriku lupa akan warna diriku yang sebenarnya. Dalam kepalaku mereka selalu berperang, mengapa ia memilihku, mengapa ia mampu bertahan denganku dan mengapa ia datang padaku?. Namun lagi lagi hatiku selalu menang, dan lagi lagi aku tetap bertahan dalam keasingan diriku.
Langkah demi langkah sudah terlewati sangat indah, hingga aku tak berniat untuk menengok kebelakang sedikitpun, langit birupun sudah tergantikan oleh merahnya lembayung senja. Beberapa warna daun sudah pernah kita lihat bersama, hijau, kuning, coklat bahkan pohon yang hanya tersisa rantingnya saja. Semakin lama warna itu semakin banyak yang ia goreskan, namun ruang hidupku tak cukup untuk menampung itu semua. Warna yang sangat indah bila digoreskan satu persatu, kini berubah menjadi kusam yang sudah tak bermakna. Bila sudah begini mau bagaimana? Tak ada yang bisa dilakukan selain menghapus warnanya dalam hidupku.
Flaa
170920
0 notes
flaatuff · 4 years
Text
Terima kasih sudah mau bertahan sejauh ini, menopang dirimu sendiri, mengeluh sesekali, dan kembali bangkit meski tertatih. Menertawakan kehilangan, dan ketika malam datang menjatuhkan tangis selega-leganya.
Terima kasih sudah mau memaafkan kesalahan orang lain, terutama kesalahan dirimu sendiri. Benci sudah pasti ada, tapi agaknya keikhlasan berperan lebih lantang.
Terima kasih sudah mau menjadi dirimu sendiri. Karena kamu istimewa, maka kamu berhak untuk bahagia. Tersenyum, ya?
Ditulis oleh : Venushara.
27 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Aku menulis karena aku ingin, bukan berharap mengenyangkan selera pasaran. Jika mereka damai membacanya, aku bersyukur. Namun jika mereka merasa terpaksa sebab terlalu terbebani dengan bahasa, aku tidak mau memaksa apa-apa.
Ditulis oleh : Venushara.
27 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
" Kau tau mengapa aku menyukaimu?"
"........."
" Karena meskipun kau tak terlihat, namun kau nyata terasa" bisikku pada angin
Flaa
260820
Tumblr media
2 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Tanpa Kata
“Tuk” tanpa sadar aku menjatuhkan sesuatu dari lemariku. Akupun meraihnya, namun seketika tanganku tergantung bersama angin diudara. Benda yang sudah lama ku tak melihatnya. Sebuah syal merah, ahh rasanya sudah lama sekali ku tak mengingatnya. Sosok yang pernah singgah namun tak menetap, apa kabarnya sekarang? Setelah pertemuan singkat sore senja itu kau menghilang, seakan senja ikut membawamu bersamanya. Entah mengapa angin sore ini menghanyutkanku akan kenangan itu.
Aneh bukan rasanya, ketika dua orang yang suka kesunyian bisa bersatu, bukankah lebih asyik bila kesunyian diiringi dengan keramaian. Tapi itulah kita.
“Ga apakah kau tidak bosan?” tanyaku, “Bosan bagaimana?” tanyamu kembali. “Iya, bosan bersamaku” kataku menjelaskan. “Selagi itu bersamamu aku tidak akan pernah bosan ra” jawabmu dengan tersenyum.
Satu kalimat itu yang mampu membuatku bertahan sesunyi apapun kita. Satu kalimat yang selalu membuatku yakin bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku. Kita sering menghabiskan waktu bersama meski tetap dalam kesunyian.
Suatu ketika detik jam seakan mengiringi kegiatan kita masing masing. Aku dengan coretanku dan kau dengan permainanmu. Selalu seperti itu sampai senja menyapa kita. “Ga aku suka senja” kataku. “Mengapa, apa yang kau suka darinya?” tanyamu. “Senja indah, dia datang tanpa kata dan menghilang tanpa kata juga” jelasku. “Lalu” tanyamu kembali “Senja memberitahuku bahwa kapanpun seseorang akan datang dan menghilang tanpa kata, namun setelah itu keindahan yang lain akan muncul, sama halnya dengan senja yang menghilang akan digantikan dengan kerlipnya bintang dimalam hari” terangku. Kau hanya menarik alismu menyimakku seakan berfikir akan hal itu. “Tapi ku tak ingin kau seperti senja ga, jika kau ingin menghilang bilang padaku ya, agar aku tak mencarimu” kataku “Apa sih ra, aku tak akan seperti itu” jawabmu sambil memasangkan syal berwarna merah dileherku. “udaranya dingin” ucapmu.
Dering handphone membangunkanku dari kenangan itu, ahh iya aku lupa. Lalu aku menyimpan syal merah itu kedalam lemariku dan bergegas pergi ke tempat yang akan aku tuju.
Sebuah kedai kopi diujung jalan itu tempat yang akan aku tuju, tempat yang selalu menemaniku setelah kau menghilang. Aku akn berdiam disitu dengan kesunyian sampai senja menyapa padaku. Hanya hal itu yang dapat aku lakukan agar aku selalu merasa bahwa kau bersamaku. Dengan tersenyum pilu aku berkata “aku rindu ga”
Tak terasa kertas yang semulanya kosong sudah penuh dengan coretanku, dan langit senja sudah menyapaku. Waktunya ku beranjak dari kedai kopi itu.
“ahh” teriaknya, “maaf aku tidak sengaja” jawabku. “tak apa” jawabnya sambil tersenyum. Tapi tunggu apa aku mengenal pria itu, “tomy?” tanyaku. “ah, iya aku tomy” jawabnya. Kenapa ya tuhan dari beribu manusia di bumi ini, mengapa kau mempertemukanku dengannya “aurora, apa kabar?” tanyanya kembali. “aku tidak baik baik saja setelah sahabatmu menghilang tanpa kata tom, kau pun tau itu” terangku. Entah mengapa raut wajahnya berubah menjadi lusuh, ada apa dengan mengapa soret mata itu menyorotkan kesedihan didalamnya. Entah dia memiliki indra keenam sehingga dapat membaca pikiranku atau bagaimana, dia menjawabnya “akan aku antar dirimu menuju dia” dengan terheran aku mengikutinya. “aku sudah lama ingin mengajakmu kepadanya tapi aku belum kuat untuk itu dan sekarang sudah waktunya” ucapnya. Aku hanya menatapnya dengan heran.
Sepatah katapun tak ada yang memulai diantara kita, hanya kesunyian yang menemani perjalanan ini. Sampai pada akhirnya kita sampai disebuah bukit yang terdapat pohon besar disebelahnya, tapi tak hanya itu yang menjadi pertanyaanku, melainkan sebuah gundukan tanah kecil yang terdapat batu diatasnya. “Tom mengapa kau membawaku kesini, aku ingin berjumpa galaksi” kataku. “Kita sudah sampai” terangnya. Kini didepanku sudah jelas batu itu bertuliskan nama siapa dan terjawab sudah pertanyaan pertanyaan yang sedari tadi aku pertanyakan dikepalaku. “Aku ingin menemui galaksi tom, bukan ini. Dimana dia jangan kau sembunyikan galaksi. Aku sedang tidak ingin bercanda tom, kumohon” teriakku dengan tangisan yang sangat deras.
“Ra sore itu setelah perjumpaan kalian, kau mengalami kecelakaan saat hendak pulang, kau sempat tidak tertolong hatimu rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Galaksi berlari menghampirimu setelah itu berjalan pergi tanpa kata. Seminggu kemudian akhirnya kau menerima donor hati dan kaupun bisa segera pulih. Tapi setelah itu aku tidak pernah melihat galaksi lagi menemuimu. Dari situ aku mencoba kerumahnya, namun yang ku lihat hanya seorang perempuan yang tersenyum pilu menyambutku. Aku bercerita bahwa dirimu sudah sadar dan tak sabar ingin berjumpa dengan galaksi. Dia tak banyak berkata hanya menyimak, namun satu kalimat yang dia lontarkan membuatku tak berkutik. “Galaksi akan tersenyum mendengarnya, sayang dia tak dapat melihatnya”. Dan malam itupun aku tau ra, bahwa yang mendonorkan hati untukmu itu galaksi. Aku tau dia menghilang dari pintu itu tanpa kembali lagi. Ra galaksi akan selalu bersamamu ingat itu” terang tomy padaku. Bagai sebuah mimpi bagiku, setelah sekian lama mengapa aku tidak mengetahuinya, setelah sekian lama aku merutuknya dalam otakku, semuanya luluh aku sudah tidak dapat berkata apapun lagi, dia yang selama ini menghilang tanpa kata ternyata tidak pernah menghilang, dia selalu bersamaku. Ga ternyata selama ini kau selalu bersamaku, aku tersenyum pilu sambil memegang hatiku “Kau disini kan ga, aku rindu” bisikku.
Dari kejauhan aku melihat bayangmu tersenyum sambil melambaikan tangan dan berkata “Aku pamit ra”
2 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Teruntuk kamu, Warnaku
Terimakasih telah hadir dalam kertas kosong hidupku
Meski kini warna itu sudah tak ada lagi
Teruntuk kamu yang disesali setelah dibiarkan pergi. Terimakasih karena telah mengajarkan betapa berharganya yang ada saat ini.
141 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
"Hobimu apa?"
"Melukiskan lekuk indah wajahmu"
"Hobimu apa?"
"Memaksakan senyum."
344 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Hanya kursi tua disudut jendela itu tempat ternyaman ku
Mengalirnya butiran air karena hujan
Pamitnya siang kepada malam dengan indahnya senja
Sapa rindunya air hujan pada tanah
Tulusnya ranting melepas satu persatu daunnya
Teriknya mentari yang menyorotkan bayangan insan insan
Tawa tawa langkah kaki pada kubangan air sehabis hujan
Dan pusatku, pantulan seseorang yang tengah terduduk di sudut pintu itu
Sangat menenangkan
Flaa
190820
Tumblr media
1 note · View note
flaatuff · 4 years
Text
Tugas saya sudah selesai sebagai Gita Senjani. Terimakasih telah berkenan menjadi bagian terbaik dari kisah ini, Rainsaka. Sebaik-baiknya hujan ialah yang mengalirkan tawamu.
16 notes · View notes
flaatuff · 4 years
Text
Kau tau pagi ini ketika aku mengenang mu
Semesta mendukungku
Ia yang seharusnya bersinar terik
Pagi ini ia mendung bahkan meneteskan air nya
Mungkin begitulah suasana hatiku saat mengenang mu
Flaa
140820
Tumblr media
0 notes
flaatuff · 4 years
Text
Layaknya lembayung pada senja
Semuanya akan kembali pada mulanya
Flaa
120820
Tumblr media
0 notes