Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
"orang lain mah ga punya pacar, seengganya punya temen, punya keluarga yang intimate, nah lo, cuma punya diri sendiri, baek-baek dah jangan masuk angin."
—morning's thought
5 notes
·
View notes
Text
malem ini cengeng banget, nangis-nangis karena menyadari umur udah ga belasan lagi tapi dari dulu sampe sekarang masih sendirian. dan makin tua banyak faktor yang nge-triggered buka Instagram dikit liat orang - orang udah pada berduaan. emang istirahat dari Instagram ga cukup satu bulan deh, mungkin it's better to live without any of social media. back again gue hanyalah budak corporate yang ga bisa hidup sehari tanpa notifikasi grup Whatsapp dan mengurangi ke-kepoan aka perkembangan kehidupan di circle following Instagram gue. yang padahal adalah salah satu sumber anxiety terkuat gue.
seminggu ini lagi kacau banget, lagak gue di awal tahun untuk menjadi 'Independent women' agak fail deh, yang katanya 'i'll left all the shits stays in 2021' kayaknya masih ada beberapa yang nyangkut ni ampe awal tahun ini. kenapa jadi doyan nangis lagi sih ni anak!??
dulu-dulu belum berani doa minta dipertemukan sama what people named it as Jodoh, sekarang udah terang-terangan aja minta sama Tuhan. dulu mah kalo doa selalu kode-kode karena kalo disebut langsung tuh bawaannya takut aja, si-takut-cepet-cepet tapi takut ga dapet-dapet.
kadang mikir, udah tua juga ga gue? diem-diem nanti ga kerasa udah 25. dulu di bayangan gue usia 25 tu udah ideal banget ni gue selesain semuanya, nikah deh. ternyata hidup ga sesederhana pikiran gue ketika SMP. ketika lo udah petik satu-satu akan ada lagi ni satu yang susah banget diambil. ya gitu deh. pokoknya susah. ketika mungkin orang-orang udah hampir komplit, lo masih 80% nya. manusia ini emang ga pernah ngerasa cukup dan sering lupa bersyukur ya (termasuk gue), sukanya kita adalah comparing to others life, liat orang hidupnya enak, liat orang happy, kitanya nge down. padahal ibaratnya kita baru liay kulitnya doang, kita gatau bagian sedihnya mereka gimana, sakitnya mereka kayak apa. enjoy your own company tapi sulit sih itu kayaknya bukan sifat wajar manusia deh HAHA.
gue lagi berusaha trial n error banget ini, untuk live for today. demi mengurangi rasa anxiety dan kepanikan gue terhadap kehidupan. gue pengen nerapin, ya hidup untuk hari ini, gimana nantinya kan gatau jadi gaboleh worry too much, kebiasaan busuk gue adalah worry, takut sama hal-hal yang mungkin belom tentu kejadian. ketakutan itu yang seakan-akan mau ngebunuh gue. gitu terus selama bertahun-tahun, makanya semoga ditahun ini bisa gue kurangin. but bukan berarti live for today, gue ga mikirin konsekuensi bagaimana gue bertindak. tentu sebagai orang dengan kepanikan tinggi gue memikirkan matang-matang apa pun itu, walau tetep ada yg missed. tapi seengganya gue ga terlalu berlebihan untuk takut dan takut.
cuma rasa takut gue akan kesepian kayaknya lagi meningkat, jauh meningkat dari tahun-tahun lalu. gue menyadari usia yang mungkin akan terus berjalan, sementara gue sama sekali tidak mengenal siapapun. sampe ditahap worry dua kali dalam awal tahun ini ada yang bertujuan mengenalkan gue sama orang yg mereka kenal. it shocked me. sambil berpikir, 'apakah orang lain sama worrynya ke gue?' (sedih bgt) termasuk diantaranya Ayah yang tiba-tiba mau ngenalin gue, dari situ gue sadar 'oh gue udah tua ya?' perasaan dulu obrolan sama ayah cuma sekedar gimana sekolahnya, bisa ga ujiannya. tua bgt ya gue?
ada lagi kakak senior dikantor out of nowhere tiba-tiba mau ngenalin ke sepupunya. 'ada apa ya dengan gue?' gue cuma bisa batin gitu kediri sendiri. tapi kesimpulannya, keduanya tidak ada sama sekali yang berhasil. boro-boro kayaknya orang yang ga kenal sama gue aja ga minat:)
sedih banget ya, dulu gue selalu hayal kalo bisa nih gue tumbuh besar dengan kasih sayang yang gue dapet dari orang yang juga gue sayang nantinya, hehe tapi gatau kapannya masalahnya sampe detik ini gaada tanda-tanda apa pun. i'll comeback later ya kalo ada perkembangan dari kisah hidup ini. we'll see. i hope this year bring so much loves.
—01.11 14 maret 2022
1 note
·
View note
Text
"ku kira kita akan bersama,
begitu banyak yang sama,
latarmu dan latarku.
ku kira tak kan ada kendala,
ku kira ini kan mudah"
ditampar berkali-kali setelah dengerin lagu Tulus yang ga akan pernah gagal. Hati-hati di Jalan, kurang lebih lagu yang pas mengiringi kepergian seseorang yang bahkan mungkin belum sempat pamitan.
banyak skenario yang berputar di kepala saat ini, memasuki usia yang mungkin seharusnya dan sewajarnya dihabiskan dengan orang yang disayang, aku justru masih menangis di sudut kasur dengan lampu padam di sunyinya malam. terkadang menyadari tumbuh sendiri dan berdiri sehabis jatuh tersungkur tanpa pegangan jauh menyakitkan dibandingkan melabeli diri si mandiri.
fase berkenalan, lalu ditinggalkan rasanya aku sudah hafal sekali dengan skenario Tuhan yang satu itu. entah apa maksudNya, mengapa harus ku pelajari berulang kali?sampai ada saatnya aku memilih merajuk, menarik diri menutup segala cela rapat-rapat, kembali menjadi aku yang tidak menyenangkan supaya tidak ada yang berani mencoba-coba lalu mematahkannya lagi- dan lagi. disatu sisi aku tidak ingin membiarkan yang lain menyakitiku namun disisi lain aku masih menunggu seseorang yang akan sukarela membenahi segala sesuatu yang lama berantakan ini.
entahlah, tumbuh dewasa dan sendiri memang berat sekali.
2 notes
·
View notes
Text

02.00 AM thoughts. / feb 27, 2022
— dear myself,
it's okay to be alone, it's okay that all you have is yourself. it's okay to wipe your own tears, to get up on your knees right after falling apart. it's okay to stand alone in your rough day. life is already hard, so don't be so hard on yourself, u don't need to force anything to fit in your life if it only going to ruin you. let enjoy the blank space, maybe it tooks a long time for finding the right one, or to be in a healthy relationship. it's not that easy, but just don't waste your time with the wrong one, it's not worth it.
you are enough for yourself. one day the right one will finds its path. just because it takes a long time, doesn't mean you are not worth the wait. you will find it, the right one in the right place and time. so stand up for yourself, let the world be the good friend for you.🖤
0 notes
Text
dua puluh dua tahun hidup di dunia ini, banyak hal yang tlah ku pelajari, banyak hal sudah terlewati tanpa ku tahu bahwa beranjak dewasa pijakan ku harus kuat. dewasa ini, menghabiskan waktu sendirian kadang terasa jauh lebih menyenangkan namun terlalu banyak waktu ku habiskan sendiri banyak pula pikiran yang menari-nari, menyadari aku hanya sendiri jauh dari keluarga, tidak punya banyak teman, relasi hanya sebatas teman di kantor, ketika membuka pintu aku kembali sendiri berteman dengan diriku sendiri. terkadang aku menangis melihat pantulan diriu didalam cermin, aku ingin memeluknya erat sembari berkata 'terima kasih kamu sudah bertahan sejauh ini' wanita didalam cermin itu hanya seorang anak perempuan yang dulunya kehilangan banyak kesempatan berbahagia seperti sebayanya, seorang anak kecil yang harus menyaksikan pertengkaran tiap malam sbelum tidurnya, seorang anak kecil yang tidak punya cerita seru di hari lebaran, perayaan ulang tahun, tahun baru dan sebagainya. bermimpi ketika beranjak dewasa dapat mengubah segalanya, aku pikir dengan beranjak dewasa aku mungkin bisa merasakan apa yang belum sempat ku rasakan, namun justru ini lebih buruk.
ah, rasanya aku malu menangis hal-hal yang memang sedari dulu belum pernah ku rasakan. aku bukan kehilangan moment itu, namun memang tak pernah punyai kesempatan untuk merasakan moment itu.
sedari dulu menghabiskan malam tahun baru ataupun perayaan lainnya hanya ku habiskan didalam kamar sembari berhayal bagaimana indahnya melihat nyalanya kembang api, mengabadikan foto bersama, bersenda gurau. impian ku sederahana sekali, aku ingin menghabiskan malam-malam perayaan seperti yang lainnya. namun 22 tahun hidup didunia ini aku hanya bisa mendengar riuh suara kembang api dari luar jendela kamarku.
alasan mengapa aku selalu tidak menyukai suatu moment ataupun perayaan, apapun itu. karena selama ini tidak pernah ku temui diriku berbahagia. dewasa ini, aku hanya punyai diriku sendiri jauh dari rumah, jauh dari keluarga, tidak punyai teman.
Maaf ya 2022 baru hari pertama tangisku sudah pecah, namun aku janji akan menjaga diri ini baik-baik, kita lalui tahun ini pelan-pelan ya.
0 notes
Text
hari ini aku melihatmu lagi,
setelah tepat dua bulan lalu kamu pergi, meninggalkan aku kebingungan dengan penuh pertanyaan.
hari ini aku melihatmu lagi,
kau duduk ditemani senyuman yang sudah lama tak kau beri.
hari ini aku melihatmu lagi,
tengah berbincang dengan sosok baru, ia yang duduk disebelahmu dan kalian yang saling bertukar cerita, seakan mengingatkanku bagaimana kita dulu.
hari ini aku melihatmu lagi,
walau aku hanya memandangi mu dari jauh, kau selayaknya memberi isyarat seolah baik - baik saja. kau berbahagia.
hari ini aku melihatmu lagi,
ku putuskan untuk melepaskan segala bayangmu di hari ini, dan membiarkan kita berjalan di setapak masing - masing.
menjadi asing seperti ini?
bukankah dulu kita sebelumnya pernah begini. harusnya ini tak terlalu sulit untuk ku lalui lagi.
hari ini aku melihatmu lagi,
aku pergi dan kau yang memang tak akan pernah kembali. sudah selayaknya seperti ini. maaf belum sempat berpamit diri, namun mungkin selama ini hadirku memang tak pernah berarti.
hari ini aku melihatmu lagi.
0 notes
Text
untuk kamu yang akhirnya tidak memilih aku;
semoga kita tidak perlu lagi bertemu, hanya untuk dengar segala omong kosong, bila penyesalan tiba belakangan.
303 notes
·
View notes
Text
"kamu sudah kehilangan saya tepat disaat kamu menyianyiakan kesempatan yang saya berikan"
0 notes
Text
Memasuki usia 22 tahun, aku banyak belajar tentang menemukan dan kehilangan. belajar memaklumi orang-orang yang datang lalu memilih pergi dengan atau tanpa pamit, belajar merelakan apa yang bukan milikku, belajar mengikhlaskan banyak perpisahan. mafhum bahwa segala sesuatu yang datang akan pergi, bahwa selamanya hanyalah sementara.
banyak dihadapi perpisahan aku pikir menjadikanku terbiasa, ternyata tidak. sedih dan kecewa akan selalu menghantarkan kepergian seseorang, sudah tidak terhitung rasanya berapa kali sedih itu datang di tiap-tiap tahun hidup ini, alih-alih sebagai pendewasaan diri, aku lebih tertarik menamai diriku cengeng. aku tidak pernah terbiasa dengan perpisahan dan juga kehilangan. selamanya yang kuyakini dulu ada, beranjak dewasa akhirnya aku paham tidak ada selamanya yang ada hanya sementara.
setiap orang dikehidupanmu akan silih berganti menghadapi fase-fasenya, ada yang pergi karena memang harus, ada yang hilang karena bosan, ada yang menemui rasa nyaman ditempat baru, ada yang dipukul mundur kalah sebelum bertarung. kita tak bisa mengontrol segala sesuatu yang terjadi di kehidupan orang lain, namun kita bisa mengambil kontrol dalam diri kita untuk memilih bertahan atau melepaskan.
kata mereka, jangan jadikan kata terlanjur untuk menggantung dirimu hidup-hidup, lepaskan yang tak mau digenggam. hidup itu seleksi alam, ada yang datang dan pergi namun ada juga yang datang dan terus menetap. sembuh memang bukan suatu proses yang cepat, namun menahan rasa sakit juga bukan cara yang tepat. jangan terluka untuk orang yang memilih menyembuhkan luka orang lain.
17 notes
·
View notes
Text
Rasanya apa tidak terlalu egois untuk minta kepadaNya suatu hari nanti penantian panjang seorang diri ini, digantikan dengan hadirnya seseorang yang mampu merangkap menjadi segalanya, yang dengannya kau merasa tak butuh banyak namun cukup. Mampu menjadi sejatinya pasangan, sahabat, saudara tahu bagaimana cara merespon diri dan segala kerumitan didalamnya. yang dengannya mengeluh pun kau tak punya waktu, yang dengannya setiap detik adalah saling mewarnai, walau pastinya juga akan ada banyak rintangan, ada banyak badai, ombak yang menggulung namun kau selalu dalam genggamannya.
yang dengannya kau tak perlu ragu, bahwa tanpa dirinya kau akan kehilangan semuanya, karena selama masa itu, selama itu juga ia mengajarkan mu caranya berdikari dan dengannya pula kalian saling menemukan tak ada yang harus dilepaskan.
semoga cepat atau lambat, kau datang di waktu yang tepat.
12 notes
·
View notes
Text
Huaah!
sudah lama sekali rasanya tidak menangis tiba-tiba.
ternyata benar, akhir-akhir ini aku rasanya kejam kepada diriku sendiri.
1 note
·
View note
Text
Alasan mengapa kamu selalu marah atas kebahagiaan orang lain adalah karna kamu tidak mengetahui kesusahan apa yang mereka punya. Kamu lupa bahwasanya setiap manusia pasti punya bebannya masing-masing, kamu lupa ada sebagian dari kita yang menganggap bahwa sesuatu yang perlu dibagi hanyalah kebahagiaan, bukan kesukaran.
Kamu terlalu sibuk memusingkan kesenangan orang lain dan merutuk kesusahan sendiri mengapa semua terasa timpang, hingga kamu abai bahwa sejatinya kamu pun punya kebahagiaan yang perlu disyukuri.
10:35 am. Sun, 31 Jan 2021
131 notes
·
View notes
Text
tulisan ini hanya sebatas kenang-kenangan, takut suatu hari nanti lupa.
Minggu-minggu ini aku bertemu seseorsng baru, tadinya hanya sebatas melambaikan tangan.
sampai akhirnya semalam, tanggal 09 april 2021. pukul entah berapa pokoknya sembilan malam.
aku yang tengah duduk didalam ruangan lumayan kaget dengan ada seseorang berdiri diluar sambil tersenyum dan bersuara ketika ku tatap
"eh masih ada orang ternyata" —padahal aku baru saja tiba.
"hehe iya kak" ya, seorang pria tinggi dengan kaus abu-abu yang tadi-tadinya hanya sebatas melambaikan tangan kepadaku.
"udah makan belom? aku belom makan nih" —untuk ukuran seseorang yang baru berbincang, orang ini lumayan to the point, alias ga basa-basi banget!
"hah? udah sih kak sebelum berangkat"
"oh gitu yaa, aku mau nitip tau itu"
"eh go food apa ya yang enak" dan obrolan pun singkat hanya berupa makan.
beberapa menit kemudian hujan turun dan kami berpisah, ia masuk keruangannya lanjut dengan komputernya.
setelah setengah jam berlalu aku kembali keruangan, ku lihat lampu ruangannya yang persis disebelah ruanganku masih terang menyala pertanda masih ada orang didalam, dan sayup-sayup ku dengar suara seseorang bersenandung.
aku mengambil remot ac, mematikannya. kemudian lagi seseorang itu muncul diambang pintu, sambil berkata setelah aku melihatnya.
"eh ada ibu" —(ibu????)
"eh iya kak"
"udah?"
"iya ini mau pulang"
"oh yaudah bareng aja" belum sempat aku menjawab ia langsung hilang dari pandanganku.
aku lalu mengunci pintu dan meninggalkan ruangan, setiba melewati toilet, ia memanggilku
"mau kemana?"
"pulang"
"ga makan dulu? mcd yok?"
"ah ngga deh kak, aku masih kenyang"
lagi ia masih kekeuh mengajakku.
"yaudah tunggu dulu" aku terdiam, sementara ia masuk kedalam ruangannya buru-buru.
beberapa menit ku tunggu, ia sudah siap mengunci pintu ruangannya.
menyamai langkahnya denganku, masih dengan pembahasan McD.
singkat cerita, akhirnya ia berhasil mengajakku setidaknya untuk pulang bersama.
sampai tiba parkiran, ia lupa meletakkan kunci mobilnya.
perlu ku perjelas, orang yang berdiri dihadapanku ini masih terlihat muda mungkin beberapa tahun diatasku. ia tinggi, berkacamata dengan tas tentengan yang buanyak. orangnya asik dan ramah untuk pertemuan pertama.
aku masuk ke mobilnya,
"kamu tau ga aku tinggal dimana?"
"dimana?"
"itu disitu" ucapnya menunjuk pintu mess dihadapan parkiran. lalu tertawa, karena sebelumnya ia bilang kami searah.
"eh jadi ga enak"
"haha engga, kan mau ke McD, ayo sih"
"ga deh"
"lagi diet?"
"ngga sih udah kenyang"
masih pembahasan perihal makanan. tampaknya orang disamping ku ini emang sedang amat lapar.
kami bercerita sepanjang jalan, tentang pekerjaan. sampai hal-hal yang bisa ditertawakan bersama lainnya. keadaan tidak sunyi, kami sama-sama saling berbicara, sampai membicarakan hal tidak penting. sampai ia melewati gang kosan ku, lalu tertawa
"yaudah bodoamat kalo gitu ikut, gas lah"
—aku tidak bisa berkata apa-apa.
"ga takut diculik kan?"
"tadinya sih takut"
"—dih"
"hahaha"
sampai di Mcd aku hanya memesan McFlurry dengan topping oreo kesukaanku, menolak tawaran nugget darinya karena aku memang benar kenyang.
dan aku menemukan seseorang yang tidak menyukai kaefci.
"oh ada ya yang ga suka kfc?"
"suka si suka" —"tapi kayak milih aja"
diperjalanan itu mungkin cukup panjang karena kami bercerita tiada hentinya, ia menceritakan adik perempuannya yang tengah merantau, aku sesekali menceritakan kakak laki-laki ku.
"aku tuh punya ade perempuan, jadi harapan aku kalo ade aku disana juga ada aja yg nganterin kalo pulang nya kemaleman" —haha iya.
diperjalanan itu pun ia menasehatiku, yang sempat putus kuliah.
"apapun kalo kamu ga ikhlas ngejalaninnya, kamu ga bakal nyaman. apapun itu"
aku tertegun, benar.
sekarang aku tengah diposisi itu lagi. dan seolah pertemuan pertama kami kali ini, memang merupakan takdir tuhan untuk memberikan ku sebuah pesan berupa 'ikhlas'.
aku tidak berpikir macam-macam, aku hanya menganggapnya seorang kakak yang baik. dan penyampai pesan dari tuhan.
Terima kasih Tuhan.
0 notes
Photo

If Allah ﷻ put you to it He can get you through it
Besides, He knew you could handle it He has faith in you. If He does, so should you. ﷻ
561 notes
·
View notes
Text

Dalam perjalanan untuk mencintai diri sendiri ternyata kita harus melepaskan beberapa hal, membiarkan beberapa orang pergi dan terkadang kita yang harus meninggalkan orang yang tidak seharusnya ada di hidup kita. Pada akhirnya kita harus memilih diri kita sendiri.
Ada yang nulis di medium?
41 notes
·
View notes
Text
Aku selalu berharap dapat merasakan kasih sayang dari orang lain suatu hari nanti.
karena ketidakberuntungan ku yang tidak mendapatinya dari dalam rumah.
mungkin orang-orang beruntung diluar sana harus dapat mewajari bahwa sejatinya tidak semua rumah itu hangat, tidak semua rumah dipenuhi oleh cinta.
Aku.
aku hidup dan tumbuh dengan atau tanpa kehangatan dan kasih sayang,
aku dipaksa mengerti bahwa keluarga tidak sepenuhnya tempatmu pulang dan merasa nyaman.
Dewasa ini, aku belajar banyak bahwa dengan diriku sendiri aku tidak pernah merasa kecewa.
Seandainya mereka tahu, aku hanya anak perempuan pada umumnya,
aku ingin tahu bagaimana teduhnya pelukan seorang Ibu.
bagaimana nyamannya disisi seorang Ayah.
_
Sampai akhirnya aku mempunyai ketakutan tersendiri,
Jikalau suatu hari nanti datang seseorang yang dengan baiknya mengajari aku apa itu rasa aman dan nyaman, hingga akhirnya ia tau kondisi rumahku yang sedari dulu memang tak berpondasi.
_
"because when they meet my family, they'd understand."
_
Aku merasa bahwa aku tidak akan pernah tega berbagi rasa sakit ku kepada orang lain.
itu terlalu egois.
Aku hanya tidak ingin berbagi derita kepada orang baik disekitarku.
1 note
·
View note