Tumgik
frqnton · 23 days
Text
Gimana Cara Naik Kelas
Langkah-Langkah Naik Kelas
Latar Belakang
Bayangkan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai impian mereka, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi mereka. Dunia ini bukan hanya utopia, tetapi sesuatu yang dapat dicapai melalui peningkatan mobilitas sosial. Menurut Social Mobility Index dari World Economic Forum (WEF), mobilitas sosial mengacu pada kemampuan individu untuk bergerak ke atas dalam hierarki sosial-ekonomi. Negara-negara dengan tingkat mobilitas sosial yang tinggi cenderung lebih makmur dan stabil. Raj Chetty, seorang ekonom terkemuka, meneliti upward mobility dan menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih kesuksesan di masa depan. Namun, bagaimana kita dapat memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk naik kelas?
Seneca: Luck Is What Happens When Preparation Meets Opportunity
Menurut filsuf Romawi Seneca, "Keberuntungan adalah apa yang terjadi ketika persiapan bertemu dengan kesempatan." Untuk naik kelas, kita memerlukan kombinasi antara persiapan yang matang dan kesempatan yang tepat. Kesempatan ini bisa datang dari berbagai program yang dirancang untuk mendukung mobilitas sosial.
Mencari Kesempatan (Monopoli aja ada kartu kesempatan, masa hidup kita engga?)
Program Lembaga Internasional: Organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki berbagai program yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ekonomi. Program seperti Sustainable Development Goals (SDGs) berfokus pada mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup, yang secara langsung berdampak pada mobilitas sosial.
Program Pemerintah Indonesia: Pemerintah Indonesia memiliki berbagai inisiatif untuk mendukung pendidikan dan pengembangan diri. Contoh program yang terkenal adalah Bidikmisi, yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Di tingkat daerah, terdapat beasiswa seperti Beasiswa Jawa Barat yang membantu siswa-siswa berprestasi melanjutkan pendidikan tinggi.
Program Lembaga NGO: Banyak NGO yang menawarkan program pengembangan diri, seperti kursus gratis di platform seperti Coursera. Program-program ini memungkinkan individu untuk meningkatkan keterampilan mereka tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Menyiapkan Diri: Meningkatkan Semua Segmen Diri
Seperti dalam permainan video RPG, kita perlu meningkatkan berbagai aspek diri kita untuk siap menghadapi peluang yang datang.
Strength (Kekuatan): Fokus pada empat hal ini untuk meningkatkan kekuatan fisik dan mental:
Tidur: Pastikan tidur yang cukup dan berkualitas.
Makan & Minum: Konsumsi makanan sehat dan hidrasi yang cukup.
Nafas: Latihan pernapasan untuk mengurangi stres dan meningkatkan fokus.
Olahraga: Rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Wisdom (Kebijaksanaan): Tingkatkan pengetahuan dengan membaca tiga buku ini:
Naval Book: Mengajarkan prinsip-prinsip kebijaksanaan dan kebebasan finansial.
Atomic Habits: Membantu membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk.
Master Your Time, Master Your Life: Manajemen waktu yang efektif untuk mencapai tujuan.
Agility (Kelincahan): Menjadi lebih lincah dan adaptif dengan menggunakan tiga platform ini:
ChatGPT/Gemini: Untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dengan cepat.
Canva: Untuk mendesain materi visual dengan mudah.
Google Platform: Untuk berbagai alat produktivitas dan kolaborasi.
Luck (Keberuntungan): Tingkatkan keberuntungan dengan fokus pada tiga hal gratis ini:
Podcast: Dengar podcast yang menginspirasi dan edukatif.
Micro Adventure: Petualangan kecil yang memperkaya pengalaman hidup.
Kegiatan Sosial: Terlibat dalam kegiatan sosial untuk memperluas jaringan dan membuka peluang baru.
Intelligence (Kecerdasan): Tingkatkan kecerdasan dengan tiga langkah ini:
Baca Buku Harian: Konsumsi bacaan yang memperkaya pengetahuan.
Cari Cara Naik Kelas di Sekolah atau Kejar Beasiswa: Terus mencari peluang pendidikan dan beasiswa.
Belajar Stoik: Filosofi stoik untuk meningkatkan ketahanan mental dan emosi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita tidak hanya siap untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang datang, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Naik kelas bukanlah hal yang mustahil; dengan persiapan yang tepat dan memanfaatkan kesempatan yang ada, kita bisa mengubah nasib kita dan membuka jalan bagi generasi berikutnya.
0 notes
frqnton · 23 days
Text
Kenapa harus naik kelas?
Dulu kita pernah mimpi jadi dokter.
Bayangkan seorang anak kecil yang tumbuh di lingkungan yang serba kekurangan. Dia bersekolah di sekolah negeri dengan fasilitas minim dan kesempatan terbatas. Namun, anak ini memiliki impian besar—ia ingin menjadi dokter, ingin membantu orang lain, dan mengubah dunia. Namun, tanpa akses ke pendidikan berkualitas dan dukungan yang memadai, mimpi-mimpinya tampak jauh dari kenyataan. Ini adalah kenyataan yang dihadapi oleh jutaan anak di seluruh dunia.
Tapi apa sih yang buat susah?
Menurut Social Mobility Index dari World Economic Forum (WEF), kemampuan seseorang untuk berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lebih tinggi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendidikan, kesehatan, kondisi ekonomi, dan lingkungan keluarga. Indeks ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat mobilitas sosial yang tinggi cenderung memiliki masyarakat yang lebih sejahtera dan stabil. Sementara itu, penelitian dari Raj Chetty, seorang ekonom terkemuka, menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk mencapai kesuksesan ekonomi dan sosial di masa depan.
Jadi perlu ga sih naik kelas?
Mengapa kita harus naik kelas? Karena dengan naik kelas, kita tidak hanya mengubah nasib pribadi, tetapi juga membuka pintu bagi generasi berikutnya untuk meraih mimpi mereka. Pendidikan yang lebih baik berarti kesempatan kerja yang lebih baik, yang pada akhirnya berarti kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian Chetty menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan lingkungan yang mendukung memiliki pendapatan yang lebih tinggi di masa dewasa dan berkontribusi lebih banyak pada ekonomi nasional.
Terus sekarang ngapain?
Kita harus bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung mobilitas sosial. Ini berarti berinvestasi dalam pendidikan yang berkualitas untuk semua, meningkatkan akses ke layanan kesehatan, dan menciptakan kebijakan ekonomi yang inklusif. Kita perlu mendorong kebijakan yang mengurangi kesenjangan dan memberi kesempatan yang sama kepada setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi mereka.
Mobilitas sosial bukan hanya tentang memperbaiki kehidupan individu, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan naik kelas, kita membantu menciptakan dunia di mana setiap anak, tanpa memandang asal-usul mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka. Mari kita bekerja bersama untuk memastikan bahwa setiap anak dapat bermimpi besar dan mencapai impian mereka, demi masa depan yang lebih baik bagi kita semua.
0 notes
frqnton · 9 months
Text
Benarkah kita setara saat berpijak di bumi yang sama, dan melihat langit yang sama.
Padahal rindu ini kau ucap berbeda, sampai bertebaran oleh hembusan angin selatan.
Benarkah kita perlu meninggalkan sarang untuk membumbui rasa tawar
Ketika sudah tak ada lagi rindang pepohonan untuk bernaung di sepanjang jalan.
0 notes
frqnton · 11 months
Text
Akhirnya resign lagi Ternyata pekerjaan memang hanya sebuah tempat untuk mendapatkan rejeki Apabila menempelkan identitas, kita akan krisis identitas bukan? Bersyukurlah menjadikan diri ini identitas tersendiri, bukan terikat di suatu institusi. Sebuah kebahagiaan untuk bisa meningkatkan diri di kesempatan baru,
0 notes
frqnton · 11 months
Text
Setelah melewati penolakan di Undangan dan SMBT, akhirnya adik saya mendapatkan kabar bahagia Lega rasanya mendapatkan info bahwa adik saya dapat masuk melalui ujian mandiri ke Unsoed Ekonomi Pembangunan dan Unpar Teknik Industri, semoga adik saya mendapat kabar baik untuk Unpad ataupun ITB. Sehingga bisa memilih yang terbaik, aamiin.
1 note · View note
frqnton · 1 year
Text
He who cannot obey himself will be comanded.
Diri ini rasanya terpukul oleh ketidakberdayaan Tiap ketidakdispilinan diri berimbas ketidakmerdekaan Seakan membebaskan masa kini untuk belenggu masa depan
Sudah beberapa hari ini kekhawatiran muncul lagi, saya kembali ke keadaan terlalu bebas hingga rasanya waktu tidak pernah cukup dalam sehari
Saya menjadi reaktif dari tugas-tugas pekerjaan yang tak pernah habis, bahkan tak pernah ada yang menjadi kepuasan diri sendiri.
Mulai dari deadline pekerjaan yang lupa untuk ditangani, hingga permintaan dari rekan-rekan kerja tanpa saya buat prioritisasi.
Padahal sebelumnya saya bisa mengendalikan hari demi hari, hingga saya rasa tiap waktunya berarti. Dapat menerapkan 80:20 dari waktu diri sendiri, untuk bisa memberikan hasil yang lebih berarti. Makna rasanya sangat dekat saat saya semua terkendali. Pekerjaan yang jauh dari dampak yang saya harap, tetap dapat berarti dengan personalisasi serta peningkatan jati diri.
Saya coba refleksi hari ini apa yang terjadi, apa yang berbeda antara kemarin dengan saat ini.
Ternyata disiplin tidak saya lakukan di kebiasaan-kebiasaan baik yang saya lakukan tiap hari, seperti:
Biasa menuliskan side quest harian di https://lvluplife.com/ Melakukan to do list harian di https://asana.com/ Membaca beberapa artikel di https://getpocket.com/my-list Serta melacak mood sehari hari di Pixels dan menulis 2 halaman tiap pagi
Namun, hari ini saya coba lagi. Ternyata hidup saya terlalu menjemukan bila berkutat hanya dengan pekerjaan. Memang hidup saya perlu hal hal membahagiakan dan disiplin diri.
Judul diambil dari postingan yang saya coba bookmark hari ini:
https://www.instagram.com/reel/Ct6-V_3gpuX/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
0 notes
frqnton · 1 year
Text
Khawatir terhadap hal lain, lupa apresiasi diri. Sungkan untuk mengemukakan kegembiraan hati.
0 notes
frqnton · 1 year
Text
Ketika kekhawatiran menyerang
Dengan pindah kerja dengan maksud meresignkan istri, ternyata berdampak kekhawatiran di diri sendiri.
Ternyata saya masih memikirkan hal-hal seperti:
Bagaimana Impact dari pekerjaan saya ke hal layak ramai
Hal ini karena pekerjaan saya sekarang rasanya hanya mementingkan kepentingan pemilik perusahaan dan teman-teman kantor, karena bekerja di perusahaan yang utamanya ada di tambang membuat saya merasa impact ke orang sekitar tidak sebegitunya.
Kehilangan arah saat bekerja
Sebagai research dan implementator teknologi baru. Hanya goals akhir yang dilihat, dimana BOD hanya melihat apa saja return of investment. Namun ternyata banyak obstacle yang saya hadapi, tanpa arahan dari atasan yang mana terlalu mempercayakan atau memang baru terjun di tempat yang sama juga.
Tidak ada teman diskusi
Sebagai seorang yang bukan decision maker tapi secara tidak langsung memiliki arahan untuk menentukan sesuatu. Teman diskusi seperti di kantor sebelumnya rasanya tidak didapat saat ini, ada hal-hal yang biasa saya hindari, seperti harus chitchat dengan orang di meeting yang sebearnya tidak perlu saya ada jadi tidak bisa saya hindari. Sehingga dengan kurang anggota grup dan teman diskusi, energi saya rasanya habis.
Management waktu
Dengan jadwal kerja strict di jam 8 -17 (saya 8.30-17.30 hehe) membuat saya kesulitan untuk memange waktu, yang mana saya biasa beberapa hari WFH dan menentukan jam kerja sendiri. Sekarang karena terlalu banyak meeting, saya sulit switch fokus. Namun memang waktu pulang dan weekend saya sangat minim terganggu.
Pemrioritasan
Dengan adanya target untuk shifting kembali (sebagai prioritas pertama saya). Meningkatkan bahasa menjadi hal mutlak yang perlu saya pelajari. Evironmentnya memang cukup mendukung untuk hal ini, tetapi untuk fokus mengerjakan prioritas saya cukup kelelahan. Akhirnya saya meminta ChatGPT untuk menjadi psikolog yang objektif dalam curhat curhat ini. Sehingga yang didapat adalah memang step back, tentukan prioritas, buat manage waktu dan belajar fokus di waktu yang sempit. Sisanya masalah komunikasi dan teman diskusi ini memang saya perlu sedikit egois untuk lebih banyak berkata tidak.
Semoga ini pembelajaran bagi saya dimasa yang akan datang, bahwa setiap pilihan akan ada konsekuensi dan kamu perlu belajar dari konsekuensi-konsekuensi yang pernah kamu terima. 
7 notes · View notes
frqnton · 2 years
Text
Biarkanlah saya berimaji untuk 5 tahun yang akan datang
Dengan segala hormat, kepada Furqon Kamu sudah melalui 5 tahun setelah lulus dari kampus yang kau banggakan. Bagaimana tidak, kamu bisa mendapatkan kesempatan yang tersedia ini tidak lain adalah karena kamu sudah pernah berada di kampus itu, ditemani teman-teman disana, dan keluarga yang mendukung dari rumah.
Apabila diingat, memang sudah memaksimalkan hari-hari di rumah Cimahi di kala aktivitas, yang saya buat-buat sendiri tentunya, cukup melegakan. Bersenda gurau dengan orangtua, kakak juga adik. Tapi sampai sekarang saya rasa belum penuh juga rasa puas tersebut, karena entah kenapa keluarga memang menjadi prioritas utama, dari kini hingga nanti.
Ini memberi nasihat bagi saya sendiri untuk tetap mementingkan keluarga diatas semua (pekerjaan, hobi, dan lain sebagainya) Sayapun tanpa disangka bisa memberikan Furqon 20 tahun angan-angannya setelah lima tahun, sekarang 7 tahun malahan https://at.tumblr.com/frqnton/ini-adalah-suatu-tulisanan-angan-angan-yang-saya/omryo7i1bggz Jadi bolehkah saya berimaji bahwa sekarang saya dengan keluarga sebagai pusatnya, bukan lagi karir seperti Furqon di 20 tahun. Kepada Furqon di umur 32 tahun yang sedang berada di ruangan bacanya sambil melihat scenery yang selalu menakjubkan menurut kita. Masih saja mendengar the beatles atau lagu-lagu indie Indonesia dengan minuman kopi menamaninya. Kita saat itu membaca buku dengan riuh suara keluarga inti terdengar sayup-sayup namun biarkan mereka menikmati me-timenya begitu pula kita. Menikmati untuk tinggal di tempat yang dingin tanpa perlu AC, dan bisa bertemu orang tua di hari kerja tanpa terkekang oleh jam kerja untuk membawakan makanan dan juga sedikit berceloteh tentang masa-masa kita ataupun kondisi tetangga disana. Seperti biasa jumat malam dengan kebiasaan kita, sabtu siang bersilaturahmi, dan minggu beristirahat me-time bersama keluarga. Ternyata prioritas membuat kita memahami apa yang perlu di tuju, bagaimana iri kepada orang lain pupus sudah. Pesan terakhir: Menyesallah bila tidak bisa melakukan apa-apa, dibandingkan gagal karena mencoba banyak hal. Terimakasih 27 tahun sudah berusaha. Bahagiakanlah diri sendiri ya.
3 notes · View notes
frqnton · 2 years
Text
Keberuntungan
Dengan kondisi saya sampai saat ini yang bisa banyak memilih, dari yang beda banget sama dulu kondisinya apa-apa serba terbatas. Sebenarnya ga jauh dari keberuntungan, kalau disimpulkan keberuntungan-keberuntungan yang saya dapat ini ada 3 kayanya: 1. Suka Matematika 2. Lokasi Rumah 3. Teman-teman baik Ketiga hal ini jadi penambah leverage saya di sistem Negara Dunia Ketiga ini. Padahal kalau dilihat dari statistik untuk dapat kondisi punya opsi banyak gini, mungkin ga bisa didapat dari orang lain, padahal sama sama lokasi rumah yang sama ataupun pendidikan yang ditempuh sama. Ini patut disyukuri dan dijadikan *cheat* kalau di game tuh, atau mungkin bisa disebut *life hack* walaupun kondisinya ga sama tiap-tiap orang, tapi mungkin untuk sistem Indonesia yang masih seperti ini ya masih berlaku. 1. Suka matematika
Suka matematika sangat terasa untuk saya bisa ningkatin taraf hidup sebenarnya, matematika ini untuk Indonesia seperti kunci inggris, yg bisa dipakai di mur mana aja (Tapi ya kalau untuk ketok paku bisa tapi effort ya). Sehingga saya entah kenapa dimudahkan ke SMP, SMA, Kuliah, Kerja, Tes-tes sana sini yang pasti pakai TPA. Walau bukan yang terpintar, karena sampai sekarang saya merasa teman saya Dwiki di SMP adalah yang paling pintar untuk matematika, ini cukup untuk meloloskan saya di sekolah sekolah dan masuk kerja. Biologi penting, Sejarah penting, geografi penting dsb. Tapi matematika jadi jalan untuk saya bisa mengubah kondisi hidup, sedangkan yang lain perlu kondisi yang spesifik. Hal ini berlaku untuk bahasa inggris ya, yg sekarang sudah dianggap menjadi hal yang harus dimiliki, padahal kesempatan orang untuk belajar bahasa inggris berbeda-beda. Begitupun saya. 2. Lokasi Rumah
Sama halnya seperti sistem pendidikan yang dimiliki di Indonesia, mulai ingin memeratakan tapi sebenarnya masih belum rata (tergantung fasilitas dan pendidiknya, jangan lupa lulusan dan lingkup sosial di sekolah tersebut. Lokasi rumah yang masih radius 3 km dari SD, SMP, dan SMA membuat penilaian untuk masuk lebih tinggi. Secara sistem memang saya tidak tahu mendapatkan benefit tersebut atau tidak, tetapi adik saya bisa masuk ke sekolah-sekolah yang sama seperti saya (kecuali SD saya SD yang berbeda) ya karena alasannya adalah penilaian tambahan dari lokasi rumah yang dekat sekolah. Selain itu, rumah saya depan benteng dari komplek perumahan elit, sehingga hiruk pikuk yang tidak perlu sedikit terminimalisir, udara baik dari banyaknya pepohonan yang ada, dan akses ke tempat-tempat yang diinginkan bisa dekat dengan berjalan kaki. (Saya sampai setiap hari kegiatannya adalah ke Taman Bacaan Garuda untuk menyewa komik, saking bisa ditempuh dengan berjalan kaki belum lagi fasilitas dan entertainment yang sebenarnya tidak begitu jauh sehingga memudahkan untuk ke rumah sakit atau belanja tanpa harus memikirkan cost dari transportasi dan pusingnya kemacetan yang ada.
3. Teman-teman baik
Ini adalah penambah leverage paling wahid menurut saya. Dikelilingi oleh teman-teman yang baik di circle pertemanan SD, SMP, SMA, Kuliah, dan Kerja. Menambah opportunity untuk saya yang orangnya extrovert. Banyak decision making yang saya lakukan dikarenakan kelompok teman-teman saya melakukan hal yang sama. Bisa dibilang saya ikut-ikutan, tapi tetap selama ini baik jalannya dan menuju visi saya kedepannya mengapa tidak bukan? Dengan network ini bisa memberi informasi, berkeluh kesah, dan juga memperbaiki visi-visi yang sudah saya bangung dengan kondisi point of view saya yang terbatas. Sehingga dengan begitu, saya bisa mempertimbangkan segalanya lebih luas. Di sisi lain, teman-teman baik ini atau mungkin komunitas apabila lebih besarnya, bisa menuntun kita ke arah yang lebih baik. Dengan kehidupan yang serba tidak tentu ini kita perlu mentor dalam mengambil keputusan, agar tidak terjerumus hal yang salah. Saya pikir orang tua bisa menjadi mentor yang baik, tapi jaman yang sudah berbeda jadi perlu mentor yang mungkin selangkah dua langkah didepan kita. Sehingga dengan adanya kondisi ini, saya merasa teman-teman saya menjadi mentor dalam kehidupan saya juga.
Ketiga hal inilah yang saya rasa menjadi pondasi keberuntungan yang saya miliki terus menerus sampai dengan saat ini. Tentu saja hal ini di support dengan hati yang damai dari orang terdekat (keluarga) sehingga bisa berpikir jernih dan matang. Apakah setuju, ataukah ada yang lain yang membuat beruntung sampai sekarang ?
2 notes · View notes
frqnton · 2 years
Text
Learning to Write
I remembered that I listen and read in english will improve my ability to speak confidently. I tried to stick my past habit or activity to improve this skill. I tried to listen audiobook on my morning routine. On the sameday when I commute to go to work I listen english podcast. Even I tried to bought some book with english version, but just being as unfinished business.  I try to understand how they speak and how they collect vocabulary. But when the times come that need to speak english very well. I just speaking without grammar, repeat my speak to correncting my speak. Until I found some experience with my friends that end up with speak confidently in english.
They said if we want to speak english well, we’ve must write in english structurally. Then your brain will automate structure your speak. It will more beneficial for met rather than translate english to indonesia and I have to anwer in my mind. I think this 1 year ahead, I have to learn english fundamentally to write and speaking.
1 note · View note
frqnton · 4 years
Text
Aku kehilangan semangat, padahal rasanya arah yang dituju sudah ditentukan, namun seperti orang yg bepergian tapi kehabisan bensin dan tak ada pengisian bensin terdekat, dan rasanya tak ada orang yg bisa dimintai bantuan
Seharusnya aku melangkah ke kegelapan, namun karena ada hal lain yg aku bawa, aku tak boleh jatuh sembarangan. Katanya beranilah gagal, namun apakah definisi gagal tersendiri, sepertinya apapun yg aku lakukan tidak akan mengarah ke kegagalan.
Aku tidak akan kehilangan banyak hal, memulai sesuatupun karena ada hal yg aku bawa, tak mungkin aku berikan segalanya dengan resiko semaksimalnya.
Bila nyatanya ada yg mesti saya lakukan, kenapa tidak bisa tergerak oleh hati, jiwa dan raga. Saya ketinggalan kereta memang, itu sudah tak perlu dipungkiri. Tapi bukankah saya memang seorang yg ketinggalan kereta sedari kecil? Kenapa khawatir dengan ketinggalan kereta.
Ketika menulis untuk diri sendiri tulisan ini yang saya dapat
Furqon kamu itu sudah gagal, sudah banyak kegagalan yang tidak pernah kamu rasa. Kamu merasa jalanmu sampai hari ini mulus, karena kamu tidak mau merasakan kegagalan-kegagalan yang sebenarnya kamu perbuat di sisi lain diri kamu sendiri. Kamu tidak perlu khawatir ketinggalan kereta. Furqon yang aku tahu mencari kendaraan seadanya, secepatnya, semaksimalnya untuk sampai ke destinasi yang seharusnya. Mungkin memang bukan kereta yang yang perlu kamu tumpangi. Mungkin ayuhan sepeda, atau malah langkah kaki dan sepatu kusam yang kau punya.
Furqon, kamu memang tidak seistimewa orang lain. Namun bila tidak bisa jadi yang terbaik tidak apa-apa. Sedari dulu kamu memang tak pernah jadi yang terbaik bukan? Jadilah yang paling otentik. Jadilah seorang yg biasa kamu lakukan, jadilah yang tidak menyia-nyiakan waktu.
Furqon, ayo belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar. Entah kenapa aku nangis menulis paragraf ini.
Ya Rabb, maafkan hambamu ini. Berkeluh kesah sejenak.
0 notes
frqnton · 4 years
Text
"Sudah dua tahun kamu tanya yg sama Qon, kamu tuh gamau cape Qon, harusnya kamu lakuin"
- Tito, terimakasih saya sudah diingatkan
0 notes
frqnton · 4 years
Quote
Becomes the Mentor you never had
0 notes
frqnton · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Modelling rumah dengan dasar denah karya @seike_shugo
Hari ini kuberanikan render walau tak sempurna. Nyatanya yang mesti dilakukan bukan sebagaimana selesainya, atau bagaimana memenuhi ekspektasi yang tangan sendiri belum mampu memenuhinya. Sekarang saya belajar untuk tambahkan saja beberapa hal per harinya. Setidaknya walaupun belum mampu memenuhi ekspektasi diri, kamu sudah bisa berjalan sedikit demi sedikit.
Sedikit di kurasi tiap waktunya, akan membuat semuanya lebih baik sedikit demi sedikit.
Oh iya tidak lupa kutambahkan kaligrafi, seperti rumah sendiri bukan ? Hehehe
3 notes · View notes
frqnton · 4 years
Text
Tumblr media
Malam ini jakarta mulai hujan , ada yang mulai bersiap pulang sebelum hujan atau menunggu hujan reda .
Tiap orang punya waktunya masing-masing, tak perlu dikhawatirkan waktumu bergerak. Suatu saat kamu akan tahu bahwa kita ini punya alasan masing-masing. Walau kita tak tahu apa-apa mengenai banyak hal tak mengapa, sesungguhnya memang kita perlu tidak tahu apa-apa agar lebih banyak tahu. Lupa bahwa game wayout di handophone siemens 2 warna jaman dahulu , selalu seru menemukan jalan keluar melihat peta untuk tahu bahwa tidak balik lagi ke jalan yang sama , agar tahu bahwa jalan ini jalan terus kedepan
Tumblr media
0 notes
frqnton · 4 years
Text
Tumblr media
Jalan ke kantor proyek yang ditutup
Hari ini dimulai masa PSBB kedua. Saya sekarang tinggal di ibukota. Daerah kosan saya sudah memberlakukan ini, hingga jalan yang biasa saya lewati saja di portal, bukti bahwa warga-warga juga ingin masa corona berakhir. Saya tidak tahu seperti apa *lockdown* yang seharusnya. Apakah seperti di film-film series tentang zombie agar kita bertahan hidup selama mungkin dirumah, atau seperti the martian saat keluar dari tempat tinggal mrmang tidak akan ada oksigen (dia ketinggalan di mars).
Namun saya tahu kalau pergerakan yang tidak perlu saat di luar rumah harus diminimalisir. Definisi ini menjelaskan bahwa kita menjadi manusia yang lebih efektif.
Virus ini memang tak terlihat dan sangat tidak diketahui bagaimana kedatangannya dan mengapa bisa datang namun sebagai masyarakat awam mengenai dunia kesehatan Saya yakin ikhtiar paling sesuai adalah mencoba melakukan psbb dengan taat, dan tidak banyam melakukan pergerakan yang tak berguna.
Disini semakin jelas prioritas kita. Seberapa besar kesehatan dan emosional menjadi salah satu prioritas diri. Semakin jelas rezeki itu tidak hanya materiil, waktu senggang, nikmat sehat menjadi rezeki yang tak bisa dipungkiri.
Sebagai orang yang sedang pada masa PSBB ini saya ucapkan.
Selamat menunaikan PSBB dengan taat dan selalu dijaga kesehatannya ya semua. Sesungguhnya saya sungguh senang mendengar kabar bahagia dari teman-teman saya semua. Bukan kabar duka. Aamiinn
1 note · View note