Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Seiring bertambahnya usia, aku semakin sering bertanya pada diriku sendiri: apa arti cinta yang sesungguhnya?
Dulu, aku mengira cinta hanya soal perasaan terhadap seseorang, tentang hubungan yang memberi warna dalam hidup. Dan itu tidaklah salah. Hanya saja, seiring waktu dan perjalanan hidup—termasuk warna hitam dari hubungan-hubungan masa lalu—aku menyadari bahwa cinta itu tidak terbatas hanya pada mereka yang datang dan pergi.
Cinta itu berevolusi, beriringan dengan semua laki-laki yang pernah hadir dalam hidup, memberikan kita pengetahuan tentang diri sendiri. Sakit hati yang mereka tinggalkan bukan hanya pelajaran tentang kehilangan, tetapi juga cara untuk lebih mengenal diri sendiri: apa yang kita mau dan apa yang tidak kita inginkan dalam sebuah hubungan. Dari mereka, aku belajar bahwa kepekaan yang kumiliki tidak hanya untuk mencintai mereka, tetapi juga untuk mencintai sesuatu yang lebih besar—tanah air ini.
Untuk semua laki-laki yang pernah menjadi bagian dari cerita hidupku, terima kasih. Karena kalian, aku menemukan bahwa kepekaan yang kumiliki ternyata lebih luas, lebih dalam, dan lebih berarti.
Cinta yang aku rasakan hari ini adalah cinta kepada TANAH AIR.
Namun, cinta ini bukan tanpa syarat, bukan pula tanpa kritik. Perasaan itu tumbuh dari kesadaran bahwa aku hidup di tengah bangsa yang penuh tantangan, di mana kebijakan sering kali terasa berat sebelah, meninggalkan rakyat kecil berjuang sendiri. Padahal, sebuah negara ada untuk rakyatnya, bukan sebaliknya. Rakyat bisa merasakan sakit; negara tidak bisa merasakan sakit.
Di tengah hiruk-pikuk kebijakan dan ketidakadilan, ada satu hal yang tidak bisa diabaikan: bagaimana perpolitikan di Indonesia saat ini seakan tergerus oleh standar hedonisme yang terpampang di media sosial. Diskusi yang seharusnya berpusat pada kebijakan publik, kesejahteraan rakyat, dan masa depan bangsa malah tertutupi oleh hiruk-pikuk kehidupan glamor yang sangat tidak relevan. Generasi kita lebih sering terjebak dalam membandingkan diri dengan gaya hidup mewah daripada memikirkan arah negara kita.
Nilai-nilai kesederhanaan perlahan hilang dari wujud pemikiran generasi kita. Padahal, kesederhanaan bukanlah tanda kemiskinan. Kesederhanaan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kepedulian dan kepekaan terhadap keadaan di sekitar kita.
Di usia akhir 20-an ini, aku mulai menyadari bahwa perjuangan kita tidak selalu tentang mengejar kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang tanggung jawab kita terhadap negara.
Sebagai rakyat, kita tidak boleh terjebak dalam narasi bahwa negara ini hanya milik segelintir elit. Kita harus menjadi individu yang berani mempertanyakan kebijakan yang tidak adil dan melawan sistem yang tidak berpihak kepada rakyat. Cinta kepada negara tidak berarti diam menerima semuanya, tetapi berani mengkritik dan memperjuangkan apa yang benar.
Kenaikan PPN 12% hanyalah salah satu contoh dari ketimpangan yang terjadi. Sementara itu, janji-janji pemerintah untuk “kemajuan negara” sering kali hanya menjadi retorika kosong, meninggalkan rakyat kecil berjuang sendirian. Namun, aku percaya, perubahan tidak pernah datang dari diam.
Dulu, air mataku adalah simbol dari sakit hati yang kudapatkan dari cinta liar untuk seseorang. Sekarang, meskipun tidak kurang berharganya, air mataku adalah simbol perjuangan. Ketika aku melihat kondisi bangsa ini, aku tahu bahwa waktu kita, tenaga kita, dan bahkan kesedihan kita lebih berguna untuk memperbaiki negeri ini daripada sekadar mencari kebahagiaan sementara.
Sebab, kebahagiaan sebuah negara yang sejati hanya bisa lahir dari rasa adil dan sejahtera untuk semua.
0 notes
Text
bingewatching will never come close to bingereading. there is nothing like blocking out the entire Earth for ten hours to read a book in one sitting no food no water no shower no bra and emerging at the end with no idea what time it is or where you are, a dried-up prune that's sensitive to light and loud noises because you've been in your room in the dark reading by the glow of a single LED. it's like coming back after a three-month vacation in another dimension and now you have to go downstairs and make dinner. absolutely transcendental
113K notes
·
View notes
Text

— Jay Vespertine
Text ID: “Maybe in a parallel universe i was not betrayed so poetically.”
13K notes
·
View notes
Text
harus legowo, gada yg benar2 peduli sama kita
6 notes
·
View notes
Text
kombinasi terbaik, hati jadi tenang banget. makasih tuhan. maaf kalo tujuanku agak berharap balasan..


0 notes
Text
tuhan tolong biarkan ini jadi air mata terakhirku untuknya
0 notes
Text
ew ew ew, satu2 tuhan tunjukin semenjijikan apa kamu
0 notes
Text
ada cowo yg setiap kasian sama cewe, pasti jadi cinta? ada
0 notes
Text
hal yang paling buat tenang adalah ketika kita tau sepenuhnya tentang apa yang kita inginkan. tidak berkelahi dengan pikiran sendiri.
0 notes
Text
pernah ga sih dengerin omongan orang tapi masuk ke telinga tuh omongannya jadi kek alasan semua..
0 notes
Text
TAPI,
kenapa? kenapa? kenapa?
hatiku lembut sekali? kenapa tuhaaan?
aku tidak ingin lagi!
0 notes
Text
bersyukur seiring jalannya waktu, tuhan kasih tau gimana sifatnya. iya mungkin skrg aku masih sayang dan peduli sama dia, tapi aku yakin nantinya perasaan ini akan hilang dengan sendirinya.
0 notes