Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Silam
Silam. Silam. Silam. Dan silam.
Mabok mengapresiasi? Atau belum sepenuhnya siap pergi?
Seperti bangga dengan apa yang kerap diceritakan. Mencipta definisi ini dan itu guna menjustifikasi realita. Sebegitunya kah?
Apa ini yang dirasakan orang-orang dengan kisah cinta pertama yang kelewat indah? Mohon maaf, tolong hapus kata ‘kelewat’-nya, diri ini sepertinya berlebihan.
Memang seindah itu? Apa iya tidak bisa dilepaskan dari ingatan?
Bukannya ingin direlakan. Barangkali diri ini menempatkannya terlalu tinggi.
Ini kah yang harus dibayar dari sebuah kisah yang indah? Sebegitu kejamnya dunia.
Memangnya apa yang dibayar? Tidak ada, lagi-lagi berlebihan.
Kisahnya indah sesuai porsinya. Perasaan yang timbul hangat, namun tidak sehangat kasih sayang orang tua. Sudah diapresiasi pula kok.
Tidak perlu khawatir, wahai anak muda. Mungkin kamu sedang merindu. Atau mungkin pikiran lewat jam dua belas malam. Mungkin kamu sedang bersiap melangkah, sehingga perasaan-perasaannya kembali hinggap, mempersiapkan.
Memang setan efek nonton film romansa anak muda ini. Mari lanjutkan.
2 notes
·
View notes
Text
Apa?
Selalu ada perasaan hangat acap kali mengingat masa asmara kala lepas dari SMA.
Sebuah rasa syukur pernah merasakan suatu kisah nyata bak di dalam penggalan novel romansa. Oh indahnya.
Apa itu memang bukan segalanya? Atau hanya menghindari kenyataan yang hadir di depan mata? Entahlah. Rasanya masih gemar menyelam nostalgia, menikmati desiran perasaan hangat dan gembira.
Apa benar sudah siap? Atau takut yang menjelang tidak seindah waktu silam? Apa mungkin begitu, Kapten?
Ah, tidak tahu. Kapten-pun masih sibuk menggeluti waktu. Seakan-akan tidak ada hari esok untuk menuai. Semuanya terasa lamban dan inginnya instan.
Apa yang diharapkan dari berdiam diri? Berharap mendapatkan permata? Jelas itu yang diinginkan. Seperti waktu silam bukan?
Apakah kisahnya tidak bisa direplika? Jalan awalnya saja, ketika berlarinya biar Saya kendalikan. Kalau persis, sial Saya mengulang cerita yang sama. Tidak belajar kah?
Ada-ada saja memang kemauan Kapten ini. Terlalu banyak berbicara dengan kaca, barangkali. Seakan paling paham tentang dirinya, padahal nyatanya sedang membangun perangai.
Aduh-alah memang. Ini siapa salah? Kapten? Saya? Kalau sudah ketahuan siapa salah, mau diapakan?
Penuh tanya. Tidak sabar menerima jawabannya segera. Padahal sedang dirangkai. Dasar manusia. Modern. Berharap serba instan.
0 notes
Photo
The Lord of the Rings: The Two Towers (2002) dir. Peter Jackson
61K notes
·
View notes
Text
Lebaran & Kutipan
Hola Amigos, Familia, barcelona, real oviedo!!
Sangat senang bisa kembali menulis setelah punya niat buat nulis tetapi selalu tertunda karena keadaan hidup yang tidak pernah sepi.
Sebelumnya selamat lebaran untuk para pembaca.
Selamat makan ketupat yang god knows udah dipanasin berapa kali, atau barangkali udah abis ketupatnya? Alhamdullilah.
Selamat juga buat makan kue-kue lebaran yang tak kunjung habis hingga akhirnya harus dikasihin ke tetangga.
Selamat menikmati uang THR juga, silahkan habisin karena nanti juga dapet lagi.
Selamat & semangat untuk kalian, umat, yang melaksanakan ibadah puasa sunnah syawal.
Kebanyakan selamat jadi lupa minta maaf nih. Minal aidzin ya lads, mohon maaf lahir & batin.
Jangan lupa untuk selalu berbuat kesalahan, karena kesalahan itu mendewasakan, kalau dipelajari, kalau engga goblok namanya.
Jangan lupa juga untuk senantiasa selalu berdosa, karena Tuhan a.k.a Allah itu maha pengampun ko. Jadi kalau udah berdosa ya jangan lupa bertaubat, atau nunggu lebaran tahun depan biar suci lagi. Karena apalah artinya hidup tanpa dosa.
Btw kemarin denger sebuah podcast, tapi lupa yang mana. Bahasan-nya lebaran, dan mereka bilang kalau lebaran itu adalah ‘tempat sirkus anak’. And that’s so accurate, kumpul lebaran mana yang engga ada bocah diomongin dan diagung-agungkan, ga ada woy. Makanya kalau bukan ‘tempat sirkus anak’ ya berarti ‘pameran anak’.
Oke cukup tentang lebaran-nya, ini ada satu topik yang pengen banget ditulis. Yaitu tentang kutipan atau quotes.
Menjadi (seorang) remaja dan melihat keadaannya di dunia nyata atau di sosial media. Mustahil kalau ga ada yang bahas dan posting tentang quotes, pasti ada.
Kecuali kalau hari-harinya dihabisin di bunker bekas perang dunia atau following kalian 0.
Jadi ceritanya uka sempet kritis ama orang-orang yang suka share begituan teh.
Maksudnya untuk apa gitu kalian share gituan teh, da moal matak jadi sampeu.
Belum lagi sama orang yang melakukan tindakan berdasarkan quotes, aduh.
Belum lagi yang tentang cinta, aduh-aduh. Kek udah paling sakit hati dan bahagia yang share-nya teh.
Pemikiran bahwa seseorang melakukan sesuatu setelah mereka membaca sebuah quotes teh bagi aku mah teu pisan.
PIRAKU SEBUAH TINDAKAN TERJADI KARENA SEBUAH KUTIPAN, pan teu kitu euy.
Jadi seperti kehidupan teh dikontrol dan dimotivasi ku quotes weh.
Udah siap mau ngepret umat-umat yang demikian, Saya malah dikepret duluan oleh realita, aduh-aduh-aduh.
I come to realise that basically our lives are guided by the quotes.
Mau segimanapun Saya nge-despise quotes, mereka emang penuntun hidup umat.
Banyak idealisme yang aku pegang itu awalnya hanya kutipan dari buku.
Al Quran juga itu isinya quotes semua. Kitab lain juga sama geura sok.
Jadi emang betul berarti quotes mengontrol dan menuntun hidup kita.
Begitu hebatnya berarti quotes itu. Hanya untaian kata, tapi kemampuannya luar biasa. Memengaruhi hidup manusia coy.
Kesadaran itu datang tatkala sedang merefleksikan diri bahwa secara tidak langsung akupun suka menyuarakan kutipan-kutipan tersebut.
Apalagi pas lagi nge-gosip mah, udah pasti bilangnya mah dari orang lain.
Biar kalau salah bisa ngelak, bilang aja tau dari angin lalu.
Ya jadi selain agama, sains, dan budaya, satu lagi unsur peradaban adalah kutipan/quotes.
Oke segitu dulu cuap-cuapnya. Semoga sepi semakin sering mampir ya biar sering nulis. CIAO BELLA!
P.S. Ini nulis sambil denger ‘Isyana Sarasvati - Tetapi Dalam Jiwa’ yang secara kebetulan shuffle to ‘Isyana Sarasvati - Tetap Dalam Jiwa (Piano Version).
0 notes
Text
APA KABAR MAR!?
Sehat boi sehat, Terima Kasih loh sudah bertanya.
Cuman nanya kabar doang nih? Ga minat nanya yang lain?
Aku jawab aja ya walaupun kalian ngga nanya.
Hidup saat ini lagi ‘meh’. Lagi berusaha mendayung ditengah tingginya ombak samudera. Sepertinya emang hidup seperti itu kali ya. Mendayung terus sampe ombaknya makin tinggi. Sudah berkali-kali terjatuh. Untung pake pelampung, jadi ngga tenggelam deh.
Jarang terjadi sebetulnya keadaan ‘meh’ kayak gini. Mungkin ini akibat dari kondisi hidup masa kini yang polanya ‘assignment-to-assignment’. Untung aja bukan ‘paycheck-to-paycheck’, amit-amit. Tugas itu kayaknya emang manifestasi dari dosa yah. Selama dosa masih ada tugas terus ada sepertinya.
Untung sebentar lagi puasa guys, Alhamdullilah.
RAMADAN TIBA
RAMADAN TIBA
RAMADAN TIBA
TIBA TIBA RAMADAN
TIBA TIBA RAMADAN
Itu siapa sih yang nyiptain? Gokil Anda, sungguh.
Asli guys untung Senin dah puasa. Kangen weh vibes puasa. Aku kangen bukber sih, pengen bertemu dengan kawan lama. Berasa diperpanjang gitu umur pertemanan kita kalau bertemu tuh. Walaupun engga pernah kadaluarsa juga sih. Ya pokoknya Ramadan segera datanglah!
Gimana menjawab pertanyaan kalian kah? Udah engga penasaran lagikan?
Dengarkan lagu Timur oleh The Adams. Insyaallah bikin kalian semangat lagi!
0 notes
Text
INI JUDUL YANG BIASANYA NGEBALES RESEARCH QUESTION
Menulis adalah aktifitas yang jujur.
Ketika menulis, ada konflik dalam batin yang bergemuruh. Kata apa yang paling tepat untuk dituliskan, realita apa yang akan kamu sampaikan, siapkah kamu ketika orang lain membaca tulisanmu?
Setidaknya itu adalah tiga kalimat yang mewakili perasaan ketika menulis.
Aku tidak punya keluasan dan kemampuan diksi bak pujangga, yang aku punya hanya ketidaktahuan.
Mari akhiri drama ini, intinya Aku mau mulai menulis. Dari tahun 2018 punya target untuk beli buku kecil, buat nulis kutipan-kutipan dan apa yang sedang dirasa. Tapi ga jadi beli karena males ke Gramedia, males parkir motor, turun, masuk ke dalem, nyari buku, bayar, lalu keliling nyari buku yang tau ga bakal dibeli, baru ke bawah, ke parkiran, naik motor, terus cabut. Kebayangkan kenapa males? Liat itu prosesnya panjang, gila.
Pokoknya bakal rame tulisan Aku mah, juara. Nanti tiap Aku beres nulis bakal aku share di Twitter yah. Dadah, anggap aja ini awal dari sesuatu yang baru.
0 notes
Photo




Memotret foto amatir untuk kepuasan diri sendiri.
0 notes
Quote
If this life should end too soon, It would still be sweet ‘cause it was spent with you.
“Paris In June” - Johnnyswim (via lyricsinwonderland)
90 notes
·
View notes
Photo
This will be how I parent
Full Image Facebook Twitter
11K notes
·
View notes
Text
Loyalty is more than just a word, it’s a way of life.
1K notes
·
View notes