geanawl-blog - Tumblr blog

[geanawl-blog]

Sayang, kau itu perindu hujan.

Bagaimana aku dengan tega memberimu payung saat rintik mulai jatuh ke bumi ?

Biarlah, aku tidak seegois itu untuk mengajakmu berteduh.

Geanawl

[geanawl-blog]

"Aku menatap langit tanpa bintang. Memeluk malam dengan rindu yang menumpuk. Aku bertanya kepada angin, adakah engkau sekali saja memikirkanku? Ah, entahlah. Gerimis justru hadir ditengah2 lamunanku. Membuyarkan setiap jengkal cerita yang pernah tercipta"

Hujan dini hari

[geanawl-blog]

01:52. Jadilah aku perindu yang tak tahu malu. Sedari tadi masih saja memikirkanmu yang telah lama menjadi kenang yang gagal.

[geanawl-blog]

Di Persimpangan Dilema

Waktu telah benar-benar berlalu

Kau memilih pergi

Oh, mungkin aku yang membiarkanmu pergi

Melangkah bersama kenangan kita

Aku tetap disini, menunggu yang tak pasti

Menelan pahitnya hari-hari setelah kau memilih berhenti

Rupanya kau telah lebih dulu sembuh dari luka yang kau ciptakan

Luka yang kau goreskan pula ke hatiku

Lalu bagaimana dengan hatiku?

Pernahkah sekali saja kau memikirkannya?

Kau tahu,

Setelah peristiwa itu hatiku kelabu

Langit tak lagi bersama kerlip bintang

Ada gerimis yang tak mau mereda

Ada mendung yang menghiasi isi kepala

Aku gamang,

Bisa apa aku ? Memaksamu kembali pada hidupku?

Aku tak seegois itu

Biarlah,

Perlahan semuanya akan biasa saja

Kau dengan pilihanmu, dan aku yang tetap disini

Mendoakanmu, menjadi perindu garis waktu.

-Dari Gea-

[geanawl-blog]

Tetap saja. Semakin aku memikirkannya, semakin pula aku terlihat bodoh. Tak apa. Terkadang cinta memang harus senaif itu. Kau memilih menghabiskan hari bersamaku, namun tetap kau memilih dia sebagai rumah ternyaman untuk kau pulang.

Geanawl

[geanawl-blog]

Kau itu pembohong besar. Mengatakan bahwa langit akan selalu indah. Tapi tidak selepas kau memutuskan pergi, itu kelabu.

Geanawl

[geanawl-blog]

Mohon tinggalah sejenak, lupakan segala yang terjadi di antara kita berdua, persetan status kita sekarang; Kemarilah, aku benar-benar sedang membutuhkanmu. Peluk aku. Dengar tangisku.

(via mbeeer)

[geanawl-blog]

Tenang saja. Kekecewaan telah mengajarkan aku, tentang bagaimana caranya membatasi diri dari harapan-harapanku sendiri. Kamu, tak akan kujadikan sebagai yang disalahkan. Apalagi, sebagai yang menyesal. Demikian, aku mengasihimu.

(via elsasyefira)

Tak apa. Aku mengasihimu, jangan hiraukan.

[geanawl-blog]

Sepasang Rindu

Selamat malam, kunang.

Kiranya hanya kerlip kunang yang dapat kusapa.

Bagaimana kabarmu ?

Sakura telah mekarkah ?

Atau bahkan salju kini menyapamu ?

Kau tahu tuan, ratusan malam telah kulalui tanpa sapaan hangatmu.

[geanawl-blog]

Silahkan jatuh cinta tanpa membuat gaduh ‘masa lalu’ yang telah lama baik-baik saja.

Geanawl

[geanawl-blog]

Angin musim kemarau menyapaku sore tadi, memeluk seluruhku tanpa permisi. Kau tau? ada yang perlu diikhlaskan, bahwa cerita musim hujan telah usai, kering bersama jutaan rasa yang telah lama dulu memudar.

Geanawl

[geanawl-blog]

Ada yang tak perlu dijelaskan. Lewat kata, lewat sajak senja bahkan puisi fajar sekalipun.

Geanawl

[geanawl-blog]

Teruntuk rasa yang pernah ada. Aku bahagia kemudian tertatih. Kumohon jangan datang lagi hanya karena bersama pemeran yang berbeda. Perihal itu, aku benar-benar tidak baik-baik saja.

Geanawl

[geanawl-blog]

Hujan mengingatkanku akan hadirmu, bayangan itu; kala air menetes begitu derasnya, angin berhembus begitu kencangnya, dan suara gemuruh riyuh yang seakan menyerukan namamu. Aahh ini hanya rindu.

S A N D I

[geanawl-blog]

Bersamamu aku mengenal rindu. Lagi, aku mengucap kata yg mungkin membosankan. Lagi, aku dengan rela menunggu pesan singkat hingga denting jam mengisyaratkan bahwa hari telah berganti.

Geanawl

[geanawl-blog]

Kala itu, ketika kau masih berada di sampingku. Saat senyuman keluar dari raut wajahmu. Aku masih mengenangnya, sebagai kenangan terindah tentangmu.

Geanawl

[geanawl-blog]

Aku pernah jatuh, sedalam palung laut. Lalu mati, tenggelam bersama jutaan rasa yg tak tersampaikan.

Geanawl