gelasgelaskaca - Tumblr blog

[gelasgelaskaca]

seringkali, perkataan ini memenuhi isi kepalaku, "mungkin ini bukan rejekiku" untuk segala hal yg terlepas, terlewat, terlupakan, tertinggal.

Lalu, husnudzonku sampai pada sebuah penerimaan bahwa...

Tidak semua Hak kita nikmati disini, beberapa atau sebagian besarnya sengaja Allaah tunda. Untuk bisa kita nikmati bersama di syurgaNya, bersama dengan orang-orang yg juga mengikhlas atas semua kehendakNya..

[gelasgelaskaca]

Menjadi istri sholehah tidak sesederhana katanya...

Aku kira menjadi istri sholehah itu mudah. Seperti menyiapkan keperluan suami, dari bangun sampai tidur lagi. Seperti memasakkan untuknya makanan yg sehat dan nikmat, seperti merawat rumah agar tetap terlihat bersih dan wangi, seperti mencuci dan menyetrika pakaiannya, melayani semua keperluannya.

Aku kira menjadi istri sholihah itu cukup dgn membahagiakan suami, ternyata menjadi istri sholehah juga harus membahagiakan orang-orang yg suami sayangi. Entah istri bahagia atau tidak, entah istri lelah atau tidak, entah orang-orang yg istri sayang bahagia atau tidak.

[gelasgelaskaca]

Mengevaluasi kesalahan bukan berarti mengajak untuk membenci. Bukan juga mengajak untuk berhenti berbakti.

Tidak ada yg salah mengakui bahwa itu salah, lalu berusaha meluruskan dgn memberi banyak pemakluman.

Bukan bersembunyi dari kata "itu hanya pikiran kotormu saja", "terserah dengan apa yg di otakmu".

Padahal setiap manusia berpotensi melakukan salah, sekalipun itu orangtua kita.

Kalau segala sesuatu di penuhi fikiran positif, lalu untuk apa Allaah menciptakan hal unik di setiap ciptaanNya sbg bentuk pertahanan diri?

[gelasgelaskaca]

Hanya dari beberapa nominal uang, kita jadi tau karakter seseorang.

Beberapa hari lalu, kita menyengaja untuk bilang kalau minta bergantian menanggung 1 biaya keperluan yg mendesak. Meskipun pada dasarnya kita masih mampu, tapi kita menginginkan sebuah kerjasama yg tanpa diminta sudah peka.

Respon awalnya baik, tapi setelah tau kita liburan waktu itu jadi seperti ada yg tidak biasa. Ya, kita juga perlu melepas penat dari semua beban yg berusaha kita atasi sendiri. Seandainya kalau bisa diganti jadwalnya, mungkin lebih memilih lain hari. Tapi qodarullaah, hanya ada hari itu yg senggang.

Hehe, itu baru 1 keperluan yg kita minta sendiri. Apalagi semua hal kita minta bergantian utk menanggungnya...

[gelasgelaskaca]

Entah merasa lebih nyaman berbagi cerita sendu, meski perasaan sedang baik-baik saja atau malah mungkin bahagia. Seperti sedang menjaga diri dari hati-hati yg seringkali cemburu di kehidupan orang lain yg nampak selalu bahagia.

Padahal, ada banyak beban yg berusaha utk tidak dipikirkan.

~

[gelasgelaskaca]

Oranglain tidak pernah mengerti, seberapa jauh langkahan kaki kita tertatih. Tidak pernah mencoba utk sekadar menyemangati, bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

Seperti kita tidak berhak berbahagia dengan cara kita sendiri, seperti kita selalu baik-baik saja, hanya karena tidak pernah berbagi perihal duka...

Allah yang lebih tahu sampai mana batas kemampuanmu

Kalau merasa sudah berlelah lelah, sudah hampir mencapai titik putus asa, tapi belum juga terlihat hasilnya. Barangkali sebab Allah percaya bahwa atas izin-Nya kamu kuat untuk sekali lagi berupaya.

_aku kepada diriku.

[gelasgelaskaca]

Hidup ini ritmenya sama, berpindah dari satu ujian ke ujian yg lain. Maka bahagianya pasti juga berbeda-beda...

Yang awalnya jomblo kesepian terus menikah bahagia udh ngga kesepian, eh ujiannya beda lagi. Menanti kehadiran anak, misalnya.

Belajar menikmati apa yg sudah Allaah gariskan, semoga ujian-ujian yg ada tidak meruntuhkan keimanan dan ketakwaan.

Sebesar apapun ujiannya, jika bukan perihal agama yg diuji bukanlah apa-apa.

Hidup gak kaya cerita2 di drakor. Kadang bukan pelangi yang kamu lihat setelah badai. Melainkan banjir atau bahkan pohon tumbang yang akan menghalangi langkahmu 🍃

[gelasgelaskaca]

Untuk kalian, yang sebetulnya mampu beli ini dan itu. Tapi memilih menyisihkan rejeki untuk menanggung beban keluarga, kalian luarbiasa. Allaah memilih punggung kalian, raga dan waktu kalian, meski terkadang merintih sendirian.

Kuat-kuat ya, semangat terus ya.

Jangan iri sama pencapaian oranglain, mungkin Allaah menginginkan hisab yang mudah untukmu.

Jika bukan karena keyakinan bahwa kelak bertemu denganNya, dan oleh sebab bahagia dari segala bahagia adl melihat wajahNya.

[gelasgelaskaca]

Dunia memang bukanlah Rumah, bukan tempat menetap selamanya.

Tapi izinkan aku memiliki rumah, yang didalamnya aku bisa merebahkan doa-doa. Tempat yang nyaman untukku beribadah, memujiMu, bahkan tersedu-sedu memanggilMu.

~

[gelasgelaskaca]

Perempuan harus aktif, harus punya skill. Karena katanya ngga semuanya jadi tanggungjawab suami, termasuk menyenangkan hati orangtuamu, menafkahi orangtuamu.

Istri yg sholihah adl hasil kerja keras orangtuanya, wanita yg tangguh lahir dari rahim yg tidak banyak mengeluh.

[gelasgelaskaca]

Suami, mungkin benar engkau tidak akan ditanya Allaah perkara duniawi, materi. Tapi dari harta itu engkau akan ditanya tentang keadilanmu. Hak-hak siapa yg tumpang tindih...

[gelasgelaskaca]

Buat aku yg punya suami terlalu husnudzon 😁, terlalu berlapang dada, terlalu memperjuangkan kebahagiaan oranglain padahal dirinya itu sedang tertatih, yang hampir ngga pernah mengeluh. Sedangkan aku yg terlalu vulgar, "nek gak seneng ngomong gak seneng"

Intinya perasaan ngga enakan itu bikin ngga enak,

Sampe akhirnya aku mendominasi suami wqwq, ngajarin untuk nolak dgn baik, ngajarin untuk berani bilang kalau ini keputusannya.

Perempuan Dominan

Sebenernya pengen bahas ini dah lamaaa banget, tapi bingung nulisnya kayak gimana. Sampai akhirnya aku terpantik dari story tehdin sekitar minggu lalu, yangmana belio dapat nasihat jangan terlalu dominan

Aku agak gemes, karena dominan seringkali konotasinya negatif. Padahal tidak selalu seperti itu

Oh iya, sebelum menulis ini, aku tanya dulu sama suamiku, "Aku ini dominan nggak sih mas?". Dia jawab, "Iya".

"Definisi dominan menurut mas itu kaya gimana?", tanyaku. "Unggul, kuat", jawabnya

"Hmm masa? Kayanya lebih ke berpengaruh gitu nggak sih mas?", tanyaku. "Hmm gak juga. Tapi iyasih, membawa pengaruh", jawabnya

"Akupun juga terpengaruh beberapa hal dari mas. Buktinya aku sekarang lebih calm dan gak se-sangar dulu", kataku. "Trus mas nyesel gak nikah sama aku? Aku kan dominan. Biasanya cowo-cowo gak mau tuh sama cewe yang suka ngatur", tanyaku

"Enggak. Meski kamu sering reaktif, bawel, tapi itu kan juga perhatian. Aku suka sama orang yang bisa diajak diskusi dan ngasih saran. Trus kadang kalo aku sudah maunya A, kamu juga gapapa, bisa terima aja", jawabnya

Perempuan dominan memang cocok sama laki-laki yang perlu dukungan dan validasi; yang perlu diajak negoisasi dan diskusi. Dominan seringkali dianggap negatif, padahal bukan berarti angkuh dan berkuasa, justru dominan itu memiliki kontrol kuat dalam dirinya, sehingga mudah menempatkan diri pada kondisi

Namun bukan berarti nantinya tidak ada konflik, pasti ada karena dua individu berbeda. Biasanya kita mencari yang minim potensi konflik

___

Dulu sebelum menikah, yang paling khawatir ialah mamaku, karena beliau tau aku orangnya dominan, tidak mau diatur, kuat pendirian dan keras kepala. Padahal aku merasa diriku gak semenakutkan itu. Terbentuk seperti itu karena keluargaku memang keras, ceplas ceplos, no baper-baper. Aku merasa diriku ini diplomatis, gak saklek, tapi ketika orang-orang menilai berbeda. Ya slow aza

Kayanya udah biasa ya, cewe-cewe dominan dan independen selalu dapat nasihat dari orang lain yang intinya jangan terlalu dominan. Tapi aku selalu skeptis. Why? Ya nggak apa-apa dong, asalkan paham dengan kapasitas diri, paham dengan peran berdasarkan prinsip masing-masing, bisa mengatur ego

Gak masalah menjadi perempuan yang dominan, strong, independen atau apa lah sebutannya. Justru itu harus, daripada nggak punya pendirian, gak tau tujuannya apa, cuma ngikut alur dan mudah terwarnai. Manut-manut ae, dikon nyemplung kali moro gelem sisan wkwk candaa ini perumpamaan aja

Kalau istri cenderung dominan dari suami, tetap harus bisa menghargainya sebagai kepala keluarga; juga sebagai suami. Beri ruang, dan turunkan ego. Pahami love language pasangan. Dua tahun ini, aku juga akhirnya belajar, bahwa memang benang yang mbulet itu harus diluruskan (dibicarakan baik-baik dan belajar memvalidasi apa yang sedang dirasakan)

Sekalem-kalemnya suami, tentu ia tetap ingin diperlakukan sebagai kepala keluarga yang punya andil besar dalam setiap keputusan. Istri mendampingi, menemani dan keduanya saling support

Jadi.. pasangan itu bukan saingan, justru saling mendukung. Siapapun yang lebih dominan, sebisa mungkin mau memposisikan diri dalam hal satu atau hal yang lainnya. Kedudukan suami di atas, dan istri di bawah suami, bukan berarti ada penindasan atau sebagainya. Dikarenakan suami memiliki peran dan tanggungjawab paling besar di dalam keluarga

Semoga Allah lembutkan hati kita untuk terus berbaiksangka, juga saling mendukung orang-orang di sekitar kita

Jakarta, 1 Agustus 2023 | Pena Imaji

[gelasgelaskaca]

Saat kamu tertatih, justru bukan orang terdekatmu yg membantumu. Tapi oranglain yang Allaah gerakkan hatinya untuk membantumu.

Saat masih single bagiku itu fase kehidupan pertama, setelah menikah menjadi fase kehidupan kedua. Alurnya sama, karena kehidupan dunia ini semu, permainan, dan senda gurau.

Ngga ada kesedihan yg terus menerus, ngga ada kebahagiaan yg selamanya.

Dari dulu sebelum menikah sampai sudah menikah, selalu Allaah kirimkan oranglain yg awalnya jauh jadi dekat, jadi peduli.

Emang ya, kehidupan ini hanya untuk dilewati. Bukan jadi tempat untuk menetap...

[gelasgelaskaca]

Bertawakal lah duhai diri, kepada Dazt Yang meniupkan ruh kedalam rahim Maryam yang suci, Dzat Yang menjadikan api itu dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim. sampai-sampai orang mengira hidupmu selalu bahagia, sampai-sampai oranglain mengira engkau tidak butuh siapa-siapa kecuali Rabbmu.

Orang yang Tidak Menceritakan Masalah/Musibah pada Orang Lain Akan Mendapatkan Keutamaan yang Besar

"Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, "Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hambaku yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahananku (penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir)."

HR. Al Hakim, shahih

[gelasgelaskaca]

Peka,

Jalan kebaikan itu banyak, meski orang kaya diberi keleluasaan utk bisa bersedekah sedangkan orang miskin tidak. Allaah tidak meletakkan besarnya pahala terletak pada kuantitas, melainkan pada kualitas.

Jika kamu melihat temanmu berdagang, sedangkan engkau tidak mampu untuk membeli. Maka bantulah dia dengan menyebarkan info dagangannya, jika tidak mampu maka beri semangat dan doakan kebaikan untuknya.

Sayangnya, tidak semua orang 'peka' akan hal ini.

Dijaman ini, orang-orang justru banyak yg sibuk membanding-bandingkan kehidupannya dengan oranglain. Menambah hasad, dan berkurangnya rasa syukur.

[gelasgelaskaca]

Wanita karir..

Beberapa teman(perempuan ya hehe) memutuskan tetap bekerja meskipun sudah menikah. Sebagian yg lainnya ada yg jualan online, ada yg tidak. Full jadi istri dan ibu bahagia...

Dari beberapa teman itu, ada yg pernah bercerita padaku.

Dia memaksakan dirinya terlihat "berpenghasilan sendiri" atau memaksakan dirinya untuk bekerja, dgn berdagang, ataupun yg lainnya.

Kenapa jadi terpaksa? Karena seringkali wanita selalu disudutkan, sebagai pelaku utama yg menghabiskan uang suaminya.

Dan yang menyudutkan seperti ini ya perempuan juga, entah kenapa wanita seringkali menyakiti wanita yg lain hmmm

Jadi, kalau kalian lihat temanmu jualan, bekerja, padahal sebetulnya dia sedang tidak kekurangan dlm hal finansial. Barangkali keadaan ini salah satu alasannya..

Jangan dijulidin dgn julukan "cinta dunia", karena kita tidak tau apa yg sedang diperjuangkannya.

Cukup dikuatkan, di doakan, menasehati tanpa menggurui...

[gelasgelaskaca]

Penantian

Di sebuah akun IG yang gw lupa, ada sebuah kalimat,

“perempuan hamil itu kuat, tapi perempuan yang menanti kehamilan yang tak kunjung tiba itu lebih kuat.”

Barangkali ada yang membantah, ah ga gitu juga. Ya bebas. Buat gw yang pernah berada di kedua posisi itu, menanti kehamilan memang jauh lebih sulit. Hamil memang banyak keluhan, tapi ada hiburan bahwa sebentar lagi akan datang kebahagiaan. Menanti kehamilan adalah penantian yang tidak tahu kapan akan mendapat jawaban. Belum lagi mulut tanya sana sini, ketakutan akan gangguan kesehatan, banyak uang yang harus dikeluarkan untuk program kehamilan, dan gangguan psikis lain.

Segala penantian itu selalu butuh kesabaran dan kekuatan, menjadi ujian di setiap detiknya. Menanti anak, menanti jodoh, menanti rezeki yang belum kelihatan hilalnya, menanti mantan putus sama pacarnya yang baru (eh, jangan atuh).

Ya Allah, jadikanlah penantian itu sebagai penebus dosa-dosa kami yang bak buih beranak setiap detik.