Tumgik
gilmoremores · 9 months
Text
Time is a gunshot to the heart, a puzzle framed for cloudy skies that snooze on seasonal wishes. I hope your days are soft, your thoughts are kind to you, and your heart grows lighter with each new thing it holds. There will never be a day where I don’t want to hold every piece of you in my hands, feel you like a quiet morning rain, look at you like the brightest star. I get through my days a little easier just knowing that you exist.
Our story may not be perfect, but it’s ours, and that’s what I love about it.
162 notes · View notes
gilmoremores · 1 year
Text
Tumblr media
build a home in someone.
aku berjalan lagi di trotoar yang tak pernah kuinjak beberapa tahun masanya. jejak-jejak disini semakin marak dan meriah. kotanya semakin ramai, berlainan dengan aku yang kini sedang kosong-kosongnya. berkunjung kemari sudah layaknya labirin yang pernah aku tempati dengan penuh kebingungan. bedanya cuma saat itu aku bersamamu.
saat itu aku tidak punya keberatan untuk berteriak hingga meriak sebab selalu ada kamu. saat itu aku tidak punya khawatir untuk tidak dipeluk di penghujung hari sebab ada kamu. saat itu aku tidak punya takut untuk tertawa keras-keras sambil menari dan bercerita banyak hal kecil sebab ada kamu. sebab ada kamu yang menjadi ruangku dimana semua aman.
kepalaku meriuh tanpa redam meski hanya menatap satu dua lampu jalan. aku pikir aku mulai tidak waras saat menemukan kamu di setiap sudut jalan sehingga aku memutuskan untuk mencari bangku untuk duduk. bangku tempatku duduk menghadap bianglala. komedi putar, kalau kamu yang menyebutnya meski saat kutanya dimana letak komedinya kamu pun tidak tahu. aku pernah menaikinya, bersama kamu, tapi entah kapsul yang mana. semuanya terlihat sama meski warnanya berbeda. katamu kita sudah naik semua kapsulnya. padahal seingatku kita cuma tujuh kali naik bianglala dan disana ada dua belas kapsul.
di salah satunya pernah memuat seorang gadis yang menangis di pelukanmu sebab menyerah untuk bahagia. malu untuk kuakui, tapi aku bersyukur saat itu punya lenganmu. meski muka jelekku saat menangis pasti menghantuimu sampai malam, aku tidak peduli. ah, aku rindu bisa se-tidak peduli itu.
karena terakhir kali kamu mengajarkanku peduli, ternyata aku tidak mau peduli.
aku pergi.
dibalik kaca kapsul itu kamu pernah mengajakku buat bikin rumah. karena menurutmu aku ahli bikin rumah yang nyaman, kamu. katamu aku banyak menaruh barang lucu dan suka menghias. aku pandai memilih furnitur yang nyamannya serupa dekap. aku pintar meluaskan ruang-ruangnya. aku membangun kamu dengan begitu apik sehingga kamu senang.
tapi aku lari karena aku tidak peduli—atau aku terlalu peduli. sebab aku jahat—atau aku terlalu baik. sebab aku hanya mata kayu, cacat, permanen. terlalu kepalang congkak dan nyalang untuk ditaklukan olehmu. aku terlalu baik, tentu.
kini aku jadi gelandangan karena rumahnya aku suruh kamu bawa lari. aku suruh kamu berikan ke wanita yang pastinya punya mimpimu yang menembus atap dan lebih terang dari lampu teras. seseorang yang mengganti barang-barang lucuku dengan miliknya. seseorang yang akan punya anak perempuanmu yang berlari riang di ruang televisi. seseorang yang mendengar tawamu mencapai halaman belakang.
seseorang yang bukan aku mau, tapi yang kita butuh.
Tumblr media Tumblr media
4 notes · View notes
gilmoremores · 2 years
Text
Ibu selalu punya cerita di setiap jalan-jalan di kota.
Ibu selalu hafal diluar kepala tentang apa-apa yang terjadi di jalanan hingga gang-gang yang memuat rerumah orang yang penghuninya sering menjumpai salam sapanya. Ibu tahu toko-toko baru dan lama layaknya pelanggan berpengalaman. Ibu tahu gedung mana yang menjadi baru atau renovasi bekas gedung lain. Ibu kenal para pedagang camilan yang kerap berjualan di depan sekolah layaknya kawan lama.
Ibu memahami seisi kota layaknya anak-anaknya sendiri.
Bu, aku akan selalu menjadi anakmu yang kau pahami luar dalam bagaimana pun perubahannya. Rambutku adalah jalan-jalan yang kau sisir dengan jari jemarimu. Kulitku adalah tembok-tembok toko dan gedung yang kau tahu setiap jejak tanda lahir, luka lama, dan luka baru. Aku adalah seorang yang kau kenal melebihi kawan lama, melainkan bagian dirimu yang kau selipkan di setiap sorot dan kecup di pelipisku.
Bu, maaf aku masih belajar sedikit dari dunia. Sehingga hiruk pikuknya yang seringkali teruk memberisiki inderaku masih membuatku menangis. Bu, maaf kau tak bisa menemukan perak atau bahkan emas di jelujur kulitku melainkan lebam. Bu, maaf aku masih sering terjatuh meski sudah kau ajari berjalan dengan benar sejak kecil.
Ibu bilang ia paham betul seluruhnya sebab ibu pernah menjadi aku.
Ibu adalah yang paling yang diperbolehkan marah diatas segala tangis dan lemahku. Namun yang selalu diberikan adalah dekapan dan teh hangat. ditiupnya kesedihan-kesedihan serupa mendinginkan secangkir teh hitam favoritnya.
Bu, untuk segala semoga yang kau letakkan di telapakmu dan aku, aku harap dapat menemui kemudahan semudah meniup teh hangat. untuk segala sakit agar mudah menemui sembuh dan raga yang nyaman di sepanjang waktu. untuk segala yang baik agar selalu menemui hal baik.
Bu, aku masih berjalan dan berlari sejak kau mengajari dua hal itu. Meski kakiku tersandung dan terluka. Meski jauh dari tempatku pulang. Boleh ya, tunggu aku sampai berhenti dan mati?
Tumblr media
1 note · View note
gilmoremores · 2 years
Text
Tumblr media
– Ariel Dimitri, Instagram account "dimoetry"
[TEXT ID: I cook rice the way my mother taught me when I was ten years old. I peel my apples before I eat them because that's how my father did it. I watch movies differently now because a friend I haven't seen in four years once told me that every scene could have an implied message, and I enjoy hearing some of 'the father's jokes' just because he used to tell me the whole way home. There are songs I can't listen to anymore because they remind me of the people I used to love. We are somehow a little part of everyone we have met in our life, and even if they leave, there are some pieces of them that are still inside us; as a home, a lesson, or maybe a story worth telling- it's kind of our choice now. END ID]
863 notes · View notes
gilmoremores · 2 years
Text
Kalau aku bisa minta maaf seribu kali setiap hari, aku akan kasih semua ujaran minta maaf ini ke semua orang terutama dia.
Maaf karena bertemu versi cacat dari diriku. Yang jika aku jabarkan satu-satu unsurnya tak lebih dari badai dan puing-puing yang meruntuh. Yang tumbuh dari gempa dan petir di tanah yang tak subur. Yang di masa hidupnya punya banyak tanya yang tidak pernah menemui jawaban. Yang tiap detiknya ramai kesepian.
"Buat apa minta maaf atas ketangguhan?"
pertanyaan barunya membuat alisku mengerut, menyatu bersama kebingungan. "Aku penakut. Aku kucing got yang penakut." tantangku kemudian.
"Terus? Ya aku ambil, bersihin di rumah. Ku kasih makan yang banyak biar gendut."
Aku sama sekali bukan orang yang menunjukkan borokku pada sembarang orang. Aku tahu pandangan orang-orang atas sisiku yang satu ini. Aku juga tahu dirinya paling tidak suka melihat diriku mengorek-ngorek luka yang sudah menutup. Yang meski sudah kering, tetap menyatu pada tubuhku. Aku melihatnya setiap mandi layaknya bagian tubuh lain. Kalau saja ia tahu, hidup dengan borok seperti ini, untuk memikirkan hal lain sepatutnya mencintai sudah tidak punya porsi.
Mencintai sudah tidak punya tempat duduk disini. Romantisme sama halnya selebaran brosur pil pelangsing yang cuma menyebar mimpi dan janji semu. Kutumpuk semuanya jadi satu lalu menjadi alas gelas kopi.
Bertemunya sama halnya bertemu selebaran brosur biasa lainnya, awalnya. Sebelum kepalaku yang selalu saklek menolak perhatian dan berusaha menjauhi tali-tali yang punya melodi halus. Lalu entah bagaimana aku berubah menjadi gadis penurut yang menyisir rambutnya untuk kemudian dikecup keningnya sebelum tidur.
"Kamu tahu tanaman yang tumbuh di kawah gunung, di lingkungan ekstrim, punya prosentase hidup lebih kuat daripada tanaman yang tumbuh di tanah landai tanpa terpaan panas lahar." Rambutku yang mencapai bahu kini diselipkan di belakang telinga. Hangat tangannya menyisir rambutku yang menyentuh punggung.
"Biasanya tanah disana, di lingkungan ekstrim lebih asam. Udaranya bau belerang. Lalu dengan segala kemasuk-akalan tuhan ciptakan bunga edelweis yang bisa tumbuh deket kawah. Yang tumbuhnya kuat."
"Bunga abadi." Seloroh dua bibir bersamaan saat hening di sela-sela menyapa. Tawa kecil berkembang-kembang disana. Duduk bersama teh tubruk dan singkong keju.
"Nggak semua tanaman bisa tumbuh sebegitu tangguh. Tapi kamu selalu jadi edelweis yang tangguh dan sabar bertahan di situasi yang nggak bisa disalahkan. Meski baru berbunga saat matahari punya waktu banyak buat dia."
Menjadi lemah dan menangis bukan menjadi rencana nomor satuku jika bertemu seseorang. Tapi biarkan aku buang skala prioritas yang memuat gengsiku karena hari ini dia betulan mampu membuatku menangis karena dicintai.
"matahari," panggilku. Dia kebingungan. "Matahari,"
"aku?"
Aku mengangguk.
"Nggak, hahahaha. Bukan dong. Aku datengnya aja belakangan. Matahari itu bentuk kesabaran dan ketangguhan kamu mau menunggu dan akhirnya menerima cinta. The love you deserves."
Kuluman senyum ini rasanya manis. Manis sekali meski air mata sudah masuk lewat sudut-sudut bibirku. Kelopak mataku menemui ibu jarinya, dihapusnya air mata yang terus keluar.
"Jangan minta maaf, tapi suruh aku berterimakasih karena sudah menunggu edelweisnya mekar."
Tumblr media Tumblr media
0 notes
gilmoremores · 2 years
Text
My heart has always been a sunflower, blindly turning towards warmth, coiling around thoughts that only cover my toes at night. How many nights do I have left in me? How many more stars will I lose to your name? Do your fingers still wander when you think of me? Of all the places I don’t belong, your heart is the only one that hurts. there are many moments in my life where I have to remind myself to appreciate something before it ends rather than worry about when it will. I ask how you are, but what I really mean is I miss you. Darling, there’s no wound deeper than too late.
Not everyone will be careful with your heart.
537 notes · View notes
gilmoremores · 2 years
Text
Tumblr media
Yang mendapat porsi rinduku paling banyak dari sebuah rumah adalah meja makan. Tempat dimana pagi-pagi sekali sudah dihiasi oleh teh hitam milik ibu bersama roti yang ia beli kemarin. Biasanya roti mentega-ujungnya dicelup ke dalam teh yang hampir tawar itu gaya makan roti favoritnya. Pagi sekali. Cucian masih terlalu pagi untuk diindahkan. Sementara ayah sudah bernyanyi di kamar mandi, adikku masih berada di sirkuit balap mobil yang ia kunjungi setiap malam bernama mimpi.
Biasanya kutemukan lembut suara ibu bersenandung lagu 80an yang tidak aku tahu judulnya. Atau kalau beruntung atau tidak akan kudengar cerita masa mudanya yang sudah ia bicarakan ribuan kali. Tentu bersama gelak yang penuh sarat kenangan. Lembut diselimuti kabut pagi di depan sana.
Aku memilih menceritakan tentang segalanya kemarin. Tentang teman, cinta, jalan raya, tawa, tabah, dan kesabaran. Aku bilang, tabahku mungkin tidak seperti hujan bulan juni yang dibilang oleh penyair diluar sana. Kesabaranku tidak selapang lautan pasifik seperti orang alim. Tapi ibu selalu meminta agar aku selalu punya keduanya meski tidak besar. Meski tidak bisa menerima maaf dengan mudah. Meski tidak bisa membuatku tidak menangis.
arsip 22/02/2022
0 notes
gilmoremores · 2 years
Text
hitam putih
arsip : 28/03/2022
Tumblr media Tumblr media
0 notes
gilmoremores · 2 years
Text
anak laki-laki
Tumblr media
Anak laki-laki bertanya pada dunia tentang mengapa dia tidak punya seratus hari minggu agar dirinya dapat bermain tanpa khawatir pekerjaan rumah matematika.
Anak laki-laki itu bertanya lagi tentang mengapa waktu istirahat sekolah tidak bisa selama jam belajar agar dirinya bisa bertemu pujaan hatinya di jam makan siang.
Anak laki-laki itu bertanya lagi tentang mengapa waktu tidurnya tidak bisa lebih lama agar dirinya bisa memuat pikiran-pikiran yang tumbuh atas keraguan sekaligus memeluk mimpinya yang tumbuh atas angannya.
Anak laki-laki itu bertanya lagi. Kali ini tentang mengapa waktu sembuhnya luka tidak bisa lebih cepat dari jatuhnya. Mengapa selalu ada banyak waktu sedih. Ia tidak suka sensasi air mata yang menjejak di pipinya, mata memanas, dan pusingnya menahan jeritan tangis. Ia tidak mau membuat ibu khawatir. Ia tidak mau kalah dengan sakitnya.
Karena baginya, menangis berarti ia kalah oleh luka.
Anak lelaki itu tumbuh dewasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu disimpannya. Berharap ia temukan serpihan jawabannya di jalan setapak yang ia lalui. Ia tumbuh dengan banyak luka yang selalu menemui kekhawatiran ibu. Jadi ia selalu taruh berita-berita buruk itu di belakang punggungnya.
Lambat laun ia mengerti. Luka bukan untuk dikalahkan. Sebagaimana ia bisa menahan, ia tidak bisa menolak untuk merasa. Kecuali jika syaraf melumpuh dan ia mati rasa. Itu lain cerita yang bisa membuatnya lebih kerepotan. 
Karena jika tak bisa menemui rasa sakit, ia juga tak dapat menemui apa rasanya sembuh.
2 notes · View notes