Tumgik
girlnextyourdoor · 9 months
Text
Tumblr media
Hey, it's rinda berulang tahun ke-6 hari ini!
0 notes
girlnextyourdoor · 9 months
Text
Gue sama sekali gak mengharapkan apapun lagi. Gue gak berharap lo akan jadi temen gue atau kita akan hang out. Nggak sama sekali. Gue harap kita seperti biasa aja, lo yang selalu telat bales chat dan chat seperlunya aja. Atau kalau mau sama sekali nggak ngehubungin gue juga gak masalah. Se enak nya lo aja. If it makes you happy, do it.
0 notes
girlnextyourdoor · 9 months
Text
Memang gak semua orang akan cocok sama kita. Tapi bukankah kita bisa berusaha yang terbaik? Apakah saat tidak cocok lo akan cuekin aja gitu? Saat lo ngajar dan nggak cocok sama murid lo juga gak mungkin kan lo menyerah? Di dunia orang dewasa kita ketemu ratusan orang yang gak cocok sama kita dan kita gak akan sengaja kan membuat dia bingung dan membuat mereka tidak nyaman. Kita punya adab dan etika because we’re adult.
0 notes
girlnextyourdoor · 1 year
Text
After All These Years
Akhirnya balik lagi ke tumblr karena ingin nulis tapi gak tau mau nulis apa. banyak banget hal yang terjadi dan gak tau mau mulai dari mana. Tanpa disadari, dulu pas awal-awal kenal blog. Periwtiwa se-gak-penting apapun aku tulis. Tapi bagusnya, dalam menghadapi berbagai drama dan kejadian yang silih berganti, aku jadi memproses semuanya satu-satu karena sudah aku niatkan dari awal untuk ditulis di blog. Itu dulu, pas masih muda. 
Tiba-tiba tring, sekarang umur udah 26. Prioritas berubah, banyak hal baru dan banyak tanggung jawab baru yang mana membuat aku jadi lupa rutinitas lama. Apalagi ada pandemi, yang bener-bener mengubah banyak hal dalam diri aku. Padahal, setelah dipikir lagi ternyata nggak semua perubahan itu bagus. Salah satu perubahan yang nggak bagus itu adalah adalah gak pernah nulis lagi. 
Well, Rinda you should write more often, sih for your own self 
0 notes
girlnextyourdoor · 3 years
Text
Prinsip Hidup
Lagi kesel sama orang-orang yang sering kali upload atau mengumbar prinsip hidupnya di sosial media. Buat apa sih? Sebagai manusia yang mudah tersinggung, prinsip hidup yang anda suarakan membuat aku jadi terpelatuq.
Bisa gak sih kalau punya pendapat yang pribadi di keep aja? hahah. Soalnya aku jadi merasa salah ketika prinsip hidup aku beda sama kamu. Kadang aku merasa dijudge hanya dari tulisan doang. Salah gak sih?
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Si Keling
Jadi dulu waktu kuliah dapet kepercayaan orang tua untuk bawa mobil sendiri. Karena kampus gue jauh dan gue gak nyampe kakinya kalau naik mobil bapak, akhirnya dikasih lah mobil ini. Honda jazz idsi keluaran tahun 2006. Bukan yang terbaru tapi gue suka. Gue kasih nama si keling. Warnanya item, kaca film item, headlamp nya juga gelap banget plus velg nya juga keren banget. Sesuai sama penampilan. Gue nggak ingin merasa sombong, jadi nggak banyak yang tau juga kalau gue sempet bawa mobil kecuali temen-temen gue. Gue ngak foto dia karena “ah buat apa”. Si keling jadi sahabat dan satu satunya hal yang menemani suka dan duka sekaligus menjadi saksi banyak peristiwa dalam hidup gue. Dan masih ga pernah gue foto karena, “ah buat apa”. Gue rasa hubungan gue dan keling adalah cinta sejati. Gue tau si kelimg kadang suka nyebelin. Dia gabisa dibawa ngebut karena setirnya nggak stabil, kalau nyetir malem agak serem karena kaca film item dan lampunya nyalanya kurang benderang, pernah lampu sein mati di tengah hujan angin, pernah juga tem tangan susah turun padahal gue lagi nyetirin Pak irfan. Kan tengsin 😑. Udah gitu klaksonnya kaya angkot lagi. Mana plat nomornya terakhirnya WC.
Tapi meskipun begitu gue tetap mencintai keling. Masih mencintai penampilannya yang keren, velg nya yang keren, knalpotnya yang gerung, semuanya aku suka. Karena keling satu-satunya yang aku punya.
Sampai akhirnya keling dijual dan gue ga punya foto dia. Nyesel kenapa dulu gak pernah di foto. Setidaknya buat sendiri. Kadang penyesalan datangnya di akhir. Namun ternyata papa ku ngefotoin si keling. Dia kirim fotonya beberapa hari lalu. Dan jadi lah postingan ini.
Hargai apa yang kamu punya! Sebelum kamu nyesel dan cuma bisa puter balik kenangan itu di otak. Abadikan. Bukan berarti harus disebar, setidaknya kamu punya dokumentasi untuk dirimu sendiri.
Tumblr media
1 note · View note
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Aku : apa yang kamu rasain setelah pake skincare?
Pak Irfan : hmm..... males .
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Photo
Tumblr media
feelings so blessed lately karena udah hampir nggak pernah banget bertengkar gede sama Pak Irfan. Bersyukur banget udah bisa ngalah kalau ada yang ngambek. Makin lama, makin baik juga sikap Pak Irfan ke gue. Gue happy dengan situasi kita sekarang yang meskipun tidak bergelimang harta, semuanya selalu cukup dan tetep bisa bersyukur. 
Banyak sekali hal yang gue teladani dari Pak Irfan. Ketika gue yakin orang-orang mungkin menganggap dia nakal banget wkwkw, dia adalah orang yang menginspirasi gue dalam banyak hal baik. Belajar buat berdoa terus tiap melakukan sesuatu, dan mengucap syukur kalau kita seneng. Terus karena Pak Irfan juga, gue ngerti nggak semua hal harus dirayain berlebihan. Kita nggak punya tanggal anniversary, jadi apa itu kado anniversary? Kita juga jarang rayain ulang tahun. Tapi hal tersebut tidak membuat kita jadi kesel satu sama lain. 
Dari dia gue ngerti kalau perhatian dan tanda sayang itu tidak harus spektakuler. Dulu, waktu gue kuliah dan dia dapet nasi box enak dari kantir pasti dia kasih ke gue sedangkan dia makan telor dadar dan nasi beli di kantin. Padahal gue udah bilang biar dia aja yang makan, tapi katanya dia inget gue. Haha. Ga penting tapi gue baper. 
Terus setiap punya makanan enak pasti dia simpen sebagian supaya gue juga nyobain. Dia tau tangan gue kering jadi dia kemarin beliin hand cream buat gue. Dia dengerin lagu didi kempot karena itu favorit gue. Dia juga sering kali bikin vn kalau denger lagu favorit gue di radio. Kalau nyetir, kadang suka sengaja ngefotoin now playing nya jadi gue tau kalau dia nyetir sambil dengerin lagu queen favorit gue. Sederhana banget menuju nggak penting tapi gue tau dia selalu inget gue kemanapun, hahaha rasain. 
Pak Irfan selalu support gue dalam mencari ilmu. meskipun doi males baca buku, doi selalu mendengarkan pertanyaan-pertanyaan gue dan ocehan gue tentang buku yang baru gue baca. Gue sering kali cerita seisi buku dan dia tetep ngedengerin. Nggak ngomel dan nyimak. Bahkan ikut penasaran. 
Mungkin ‘our relationship’ tidak mahal seperti orang-orang. Relationship gue sama Pak Irfan juga gak punya sesuatu untuk dibanggain. Gue nggak menemani dia dari nol dan berjuang bersama secara heroik dan spektakuler. Gue nggak mencoba mengubah dia jadi dia yang baru, dan lebih baik. I’ll let him be him, yang penting dia bahagia dan nggak bikin ibunya sedih. Nggak ada yang spesial dari hubungan kami sampai harus seluruh dunia tau kalau kami bareng. Mungkin nggak semua orang di instagram gue tau muka Pak Irfan. Lagian tau juga buat apa? Meksipun banyak keterbatasan dan nggak ada romantisnya sama sekali. 
Kita baik-baik aja. 
Setelah bersama kurang lebih hampir 3 tahun gue paham kalau yang penting bisa support satu sama lain. Sama-sama mau maju dan belajar. Terus bisa saling ngalah kalau lagi krisis. Mungkin di masa depan cobaan tambah banyak, tapi gue sangat berharap kita bisa terus kaya gini. Tetep bareng dan seneng dengan perasaan yang sama dan nggak menuntut apa-apa. 
3 notes · View notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Coping with obstacles in basicaly everything
Kalau dipikir heran nggak sih? Jadi orang dewasa artinya masalah tambah banyak tapi kita dituntut sabar dan menyikapinya seperti orang ‘dewasa’. Mungkin capek, ya wajar. Tapi menurut gue, semakin banyak masalah hidup pasti pada akhirnya kita bisa meraa ‘terbiasa’ dan takes everything easier. jadi, semakin lama semakin tau diri sendiri dan nggak akan membiarkan hal-hal gak penting jadi masalah besar dan menggangggu kehidupan. 
Di usia segini, gue udah bisa menerima kalau gue sedih. Kalau gue seneng, bimbang, khawatir. Semuanya normal. Namanya hidup, ups and downs nya pasti banyak banget. Yang perlu kita ingat adalah kalau setiap ups pasti ada downs nya, supaya nggak sombong dan nggak takabur. Terus harus ingat juga kalau setiap downs pasti ada ups nya. Supaya kalau sedih nggak berlarut-larut. Yang penting, jangan sampai perasaan apapun itu, mengganggu dan bikin kita nggak produktif. 
Belajar juga untuk tidak mengumbar terlalu jelas perasaan entah senang atau sedih, jangan juga terlalu pamer kalau lagi bahagia dan kalau ada  masalah sebisa mungkin jangan sampai orang lain tau. Ya boleh aja tau, tapi jangan sampe seluruh dunia harus tau gitu lo. Buat apa juga. 
Karena hidup kita cuma kita yang paling tau, dan hidup kita cuma kita doang yang peduli, jadi yang paling tepat untuk mengatasi semua masalah kita adalah dengan belajar mengenal diri kita terus menerus dan mengurangi melibatkan orang lain di hidup kita. 
Semoga kita bisa sama-sama dewasa semuanya. 
Cheers
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Photo
Tumblr media
foto terbaik minggu kemarin. 
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Conversation
Pak Irfan : Keep shining baby, you're a star
Aku: o okay
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Aku: Pak irfan PVJ dah buka loh
Pak Irfan : teu kabita
Aku: Oke baik.
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Rinda dan balada mencari ilmu agama
Beberapa waktu lalu gue terperanjat ketika mendengar keponakan gue yang masih kelas 6 SD nanya ke guru ngajinya. Kebetulan, mamanya manggil guru ngaji ke rumah. Nanya nya kurang lebih begini: 
“Pak, ai poligami teh apa sih?” 
Jujur kaget. Ya kaget banget, sih. Anak kelas 6 SD yang harusnya masih baca komik siksa kubur, udah nanya soal poligami. Gue jadi berpikir, kira-kira mengapa bisa anak-anak terpapar informasi mengenai poligami? Ya menurut hemat saya, hal itu tidak seharusnya terjadi. Anak se-kecil kelas 6 SD tidak seharusnya memikirkan pernikahan apalagi poligami. 
Ya gue di sini nggak bisa menuding siapapun, tapi logikanya kalau misalkan anak kecil aja bisa tau kata poligami, artinya kata-kata ini terlalu sering diangkat nggak sih? Coba orang-orang dewasa tidak bahas-bahas poligami terus, mungkin ekosistem dakwah jadi bersih dari perkara poligami. Kenapa gue bawa-bawa dakwah? Karena dia nanya poligaminya ke guru ngaji. Coba kalau nanyanya ke gue, ya berarti poligami ada hubungannya sama matematika. 
Setelah dipikirkan kembali, ya mungkin pernyataan gue di atas tentang ekosistem dakwah yang terlalu sering bahas poligami adalah benar. Karena di usia gue yang sekarang, gue lagi lumayan rajin mencari bacaan dan pengetahuan soal agama. Permasalahan dalam mencari ilmu agama buat gue adalah tidak adanya panutan yang bisa gue sukai. Kadang ada yang fokus bahas aurat, gue gak cocok karena aurat masih dipamerin. Ada juga yang bahas soal pernikahan, gue belom minat nikah. Ada juga yang bahasnya soal bidadari mulu, ya kali gue dengerin yang begitu. 
Mungkin keponakan gue ini juga sama. Kebetulan aja lagi mencari ilmu agama tetapi isinya terlalu tersegmen. Padahal, gue rasa sih lebih enak kalau dakwah terang-terangan mending kita bahas soal kebaikan, budi pekerti, sopan santun, gimana cara bersikap dan amalan-amalan kecil yang bisa langsung dipraktekin serta kebermanfaatannya jelas buat umat. 
Gila. Gue ngomong udah kaya orang bener aja. Tapi serius sih, semoga kedepannya dakwah-dakwah bisa jadi bimbingan buat umat agar supaya bisa jadi khalifah yang memimpin dan menjaga bumi buat sesama manusia dan buat sesama mahluk hidup. Gue rasa dakwah soal menjaga lingkungan dan menyayangi tetangga lebih kerasa ‘anget’nya gak sih dibanding ngomongin poligami dan kawin melulu? 
2 notes · View notes
girlnextyourdoor · 4 years
Conversation
Aku : Pak irfan, boleh gak sih aku pamer?
Pak Irfan : Pamer apa?
Aku :Ya pamer itu. Aku itu
Pak Irfan : Ya gapapa dong, kan itu kebanggaan
Aku : Hmmm oke
Pak Irfan: Jangan lupa tapi pake Alhamdulillah
WKWKWKKWKWKWKWKWKWK NGAKAK SEKEBON. BERUJUNG GA JADI PAMERNYA.
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Mencoba membaca buku lagi. Biar nggak overthinking terus
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Text
Life as Javanese #1
Gue mungkin tinggal di lingkungan sunda, tapi kedua orang tua gue datang dari suku jawa. Sedikit banyak, pandangan hidup dan kebiasaan gue mengikuti leluhur gue. Kadang, meskipun tidak dicontohkan, gue yang nyari-nyari sendiri tentang bagaimana orang jawa berpikir serta bagaimana cara orang jawa hidup. Simply karena gue tidak mau kacang lupa kulit, dan ingin melestarikan budaya leluhur gue yang bagus-bagusnya. Setelah dipikir, mungkin leluhur kita secara tidak kita sadari menuntun jalan hidup kita dan kita terbantu banyak sekali dengan hal itu. Makanya kita tetep harus melestarikan nilai-nilai dari leluhur. Yang bagus. Karena tanpa mereka juga kita nggak akan ada dan kalau nggak dilestarikan generasi selanjutnya kehilangan tuntunan. iya gak sih? Ya iya in aja lah biar cepet. 
Salah satu yang gue sangat percayai adalah berbagai pepatah berbahasa jawa. Yang kebetulan emang sering kali betul. 
“Witing tresno jalaran soko kulino” misalnya. Katanya cinta ada karena dari terbiasa. Dan betul sih. Tapi bukan ini yang bakal gue bahas. Yang bakal dibahas adalah pepatah favorit gue : 
‘Urip kui mung sawang sinawang’
 Maksudnya kurang lebih, hidup itu tergantung gimana cara kita memandangnya. Kalau kita pikir hidup kita seru, ya seru lah hidup kita. kalau kita memandang hidup kita boring, ya itulah yang terjadi. Termasuk dengan cara kita memandang hidup orang lain. Sering kali ada perasaan ‘kok dia hidupny enak sih?’ ‘kok dia gini?’ ‘Kok dia gitu?’, percayalah pikiran kaya gitu cuma ada di pikiran kita doang. Banyak juga struggle dan obstacle yang orang lain hadapi. Cuman ya nggak ditunjukin aja. 
Tapi tantangan buat kita cukup berat sih. Kalau jaman dulu tidak ada wadah untuk pamer kehidupan, sekarang sudah ada instagram yang bisa menyalurkan hasrat pamer kita. Jadi kita pasti makin sering bandingin diri kita sama orang lain. Hebatnya, meskipun zaman berubah pepatah di atas masih tetap bisa diterima dan terasa pas aja. 
Di era seperti ini, kita harus belajar bahwa hidup kita seru dan akan ‘hidup’ kalau kita hidupkan. Jadi ayo sama-sama sibuk menghidupkan hidup. Supaya rumput tetangga nggak terlihat lebih hijau lagi. Pun kalau lebih hijau, setidaknya kita bisa berbahagia dengan apa yang kita miliki. 
Cheers ! 
0 notes
girlnextyourdoor · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Suatu hari di Surabaya. Nggak tau kenapa selalu kepengen ke Surabaya. Aku kira ada alasan romantis, tapi ternyata ya ngga juga ya. HAHA. Yang ada malah alasan komedi. DI Surabaya banyak melakukan hal konyol. Yang pertama makan soto di Bandara pas bayar melotot karena seporsi seratus ribu padahal tempatnya biasa aja. Yang kedua, muterin tunjungan plaza dari luar naik motor ada kali tiga puteran karena gatau mau parkir dimana.
Sebenernya yang bikin seru bukan kemananya, sih. Tapi sama siapanya. Lagi-lagi. Tapi gue harap meskipun nggak kemana-mana pun, semoga kita tetep happy dan melawak terus. 
0 notes